Seorang supir yang diperintahkan daichi untuk menjemput sakura telah menunggunya di loby, dia langsung bergegas turun kebawah untuk menghampiri supir itu. Kimi yang memiliki kencan malam ini membuatnya tidak bisa mengantar atasannya itu seperti biasanya dan sakura sama sekali tidak mempermasalahkannya.
"Silakan nona", kata supir itu yang telah membukakan pintu mobil untuknya.
"Terima kasih", jawab sakura, senyum.
Dia menutup pintu itu, berlari kecil masuk kedalam mobil. Dinyalakannya mesin mobil itu nyaris tanpa terdengar suara mesin, lalu melajukan mobil itu meninggalkan loby menuju ke jalan raya.
"Kita singgah ke supermarket dulu ya, di ujung jalan ada supermarket", kata sakura.
"Baik, nona", jawab pria itu.
Sore ini sakura memutuskan untuk berbelanja untuk membeli bahan - bahan makanan yang hampir habis di kulkas dan bahan- bahan makanan yang dibutuhkannya untuk menu makan malam hari ini. Malam ini dia memutuskan untuk memasak sendiri makan malam karena sejak kehadirannya bibi mori dan ditambah lagi dengan kehamilannya membuatnya hampir jarang bahkan sama sekali tidak pernah memasak untuk daichi yang dulu adalah rutinitasnya.
"Tunggu saja disini, saya akan menelepon nanti", kata sakura.
"Baik nona", jawab supir itu.
Dia berjalan menuju pintu masuk supermarket itu, rasanya menyenangkan sekali setelah cukup lama dia sama sekali tidak pernah lagi berbelanja bulanan dan akhirnya dia bisa kembali melakukannya. Dia mengambil troli belanjaan dan mulai mengitari super market yang cukup luas di daerah itu untuk mencari bahan - bahan yang diperlukannya. Waktu yang tidak banyak dimilikinya,mengharuskannya hanya membeli barang- barang yang diperlukannya saja saat ini karena sebentar lagi daichi akan kembali.
Sesampainya dirumah, bibi mori yang kaget dengan kedua tangan sakura yang penuh dengan kantongan plastik langsung membantunya dan membawanya ke dapur
"Astaga, kenapa kamu membawa barat- berat", gumamnya.
"Tidak apa-apa bi", kata sakura.
"Daichi akan memarahi mu, jika dia tahu kalau kamu pergi berbelanja sendirian", kata bibi mori, cemas.
"Kalau begitu daichi tidak perlu tahu, supaya dia tidak memarahiku", kata sakura, tersenyum menggoda.
Bibi mori hanya menggelengkan kepalanya, dia mulai mengeluarkan semua barang - barang belanjaan yang dibawa sakura.
"Banyak sekali daging", kata bibi mori.
"Ahh, aku ingin memasak steak untuk malam nanti", kata sakura
"Kamu ingin memasak?"tanya bibi mori.
"Ia bi", kata daichi.
Bibi mori menghela napas menatap sakura yang berdiri berhadapan dengannya. "Jika bibi melarang mu, kamu pasti tidak akan menurutinya, bukan?"tanyanya.
"Benar sekali, tidak akan", jawab sakura, tertawa.
"Yasudah, lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan", kata bibi mori, tertawa.
"Terima kasih bi, yasudah aku mandi dulu ya", kata sakura.
"Baiklah, bibi yang akan membereskannya, mandilah dulu", kata bibi mori.
Sakura langsung pergi ke kamarnya, membersihkan tubuhnya yang berkeringat, mengeramas rambutnya yang lembab. Setelah selesai melakukannya, dia kembali menuju ke dapur untuk mulai memasak karena hari semakin gelap saat dia menatap keluar jendela.
"Bibi, bisa tolong ambilkan kentang nya", pinta sakura.
Wanita itu langsung memberikannya kepada sakura. "Ini semuanya sudah bibi cuci bersih".
Sakura tersenyum. "Terima kasih bi."
Dia mulai memotong kentang - kentang itu menjadi beberapa bagian, setelah itu dia mulai mencampurkan susu dan telur.
"Bisa ambilkan aku tepung terigu ", kata sakura.
"Tentu saja sayang. Ini tepungnya", kata bibi mori.
"Terima kasih", ucapnya, dia mulai membumbui kentang itu dan menggorengnya.
Terlalu berbahaya saat melihat sakura berhadapan dengan wajan yang berisikan minyak goreng yang panas, dia langsung mengambil alih bagian itu karena tidak ingin sakura terkena percikan minyak.
"Biar bibi yang melakukannya, lebih baik kamu memanggang dagingnya", katanya.
"Ia bi", kata sakura.
Bibi mori terus mengawasi segala pergerakan sakura, dia langsung dengan sigap membantu sakura saat dia membutuhkan sesuatu. Dia sama sekali tidak membiarkan sakura terlalu banyak bergerak di usia kandungannya yang masih muda, bayi yang ada di dalam kandungannya saat ini adalah pewaris keluarga tama dan sangat dinanti - nanti. Menjaga kehamilan sakura pun menjadi salah satu tanggung jawab yang terpenting baginya saat dirumah, ditambah lagi daichi telah mengatakan kepadanya bahwa kandungan sakura sangat lemah membuatnya semakin berjaga- jaga.
Ting..Tong...Ting...
"Sepertinya daichi sudah pulang", kata sakura.
"Biar bibi saja yang membukakan pintu ", kata bibi mori.
Ting...Tong...Ting..Tong...
"Sebentar", kata bibi mori yang berjalan kearah pintu.
Daichi akan terus menekan bel sampai seseorang membukakannya pintu, dia lebih memilih menunggu pintu itu dibukakan dari pada membuka pintu itu sendiri dengan kode password yang dia sendiri tahu.
"Daichi, kenapa kamu selalu saja terus menekan bel?"gumam bibi mori.
Daichi hanya tersenyum. "Karena aku senang melakukannya", mencium wanita itu.
"Dasar, masuklah putra ku", ucap wanita itu.
"Dimana sakura?"tanya daichi, berjalan masuk kedalam.
"Istrimu itu benar- benar keras kepala, dia ngotot ingin memasak makan malam. Bibi sudah melarangnya, tapi sakura tetap memaksa ingin melakukannya sendiri", keluh bibi mori.
"Itukah keistimewaan istriku bibi", kata daichi, tersenyum merangkul bibi mori berjalan menuju ke dapur.
"Sayang", kata daichi, berjalan menghampiri sakura.
"Hei, sudah pulang?balas sakura, tersenyum menatap sesaat kearah daichi.
"Ya", jawabnya dengan posisinya yang berdiri di samping sakura, memperhatikan sakura yang sedang memberikan bumbu di daging yang akan di oven nya.
"Sedang memasak apa?"tanya daichi.
"Steik dan kentong yang sedang aku goreng", jawab sakura yang mengarahkan tangganya ke arah daging yang masih di oven dan kentang goreng yang masih di atas wajan.
Daichi berjalan kearah kompor yang menyala diata
"Sepertinya sangat enak, aku tidak sabar untuk mencicipinya", ucap daichi.
"Mandilah dulu, setelah itu kita makan malam bersama -sama", kata sakura.
"Oke", jawab daichi. Dia pun pergi ke kamar untuk mandi, sementara sakura masih bekerja di dapur ditemani bibi mori. Setidaknya keduanya merasa lebih nyaman saat memasak di dapur tanpa kehadiran daichi yang akan membuat mereka lama saat bekerja.
"Baiklah, kentang sudah selesai digoreng semua", kata bibi mori, mematikan kompor.
"Ia, dagingnya juga 1 menit lagi masak", kata sakura.
"Lalu sayur-sayur ini?"tanya bibi mori mengangkat sebuah mangkuk yang telah berisi beberapa jenis sayuran yang telah selesai dipotong- potong sakura.
"Yaampun, aku hampir lupa bi. Aku ingin membuat salad tadinya", kata sakura.
"Baiklah, biar bibi yang membuatnya. Sepertinya dagingnya sudah matang", kata bibi mori saat mendengar bunyi Timer.
Sakura langsung mengambil sebuah alas untuk melindungi tangannya, mengeluarkan daging yang telah masak itu pelan-pelan untuk ditata di atas piring.
"Sakura, bagaimana apa rasanya pas?"tanya bibi mori yang menyuapinya sedikit salad.
"Sempurna ", jawab sakura.
Ketika semuanya telah selsai dan sudah ditata rapi di atas meja, sakura pergi kekamar untuk memanggil daichi makan malam. Mereka berjalan bersama menuju ruang makan dan duduk untuk menikmati makan malam mereka.
"Wah, aromanya sangat lezat, sayang."
"Terima kasih, selamat makan", kata sakura.
Selama berlangsungnya makan malam, mereka hanya diam dan fokus menikmati makanan yang ada dihadapan mereka. Sampai akhirnya, daichi yang awalnya ragu untuk membahas ini saat sedang makan dalam situasi yang tampak tenang akhirnya memecahkan keheningan dan memulai obrolan santai dengan sakura.
"Sayang, apa tidak apa-apa jika kamu makan daging?"tanya daichi.
Sakura tersenyum. "Tidak apa-apa selama daging itu dimasak matang."
Daichi kembali diam dan melanjutkan makannya.
"Sayang, apa kamu ingat luna. Teman semasa SMA ku yang aku pernah bilang sekarang seorang dokter?"tanya daichi, hati-hati.
"Hmm, tentu saja. Ada apa dengan dia?"tanya sakura, dia terlihat tampak tenang dan sama sekali tidak merasa terganggu mendengar daichi membahas wanita lain dengannya.
"Dia tadi sore datang kekantor ku", jawabnya, ragu-ragu. Daichi tidak ingin menyembunyikan apapun dari sakura, karena dia tidak ingin terjadi ke salah pahaman lagi seperti saat kehadiran sera yang mencoba merusak rumah tangga mereka.
Sakura terdiam, tangannya terhenti beberapa detik saat ingin memotong daging dengan pisau di tangannya.
"Apa yang membuat seorang dokter kandungan datang mengunjungi seorang pengusaha?"tanya sakura, tersenyum menatap daichi.
"Aku juga tidak tahu, dia hanya ingin berkunjung katanya", jawab daichi.
Sakura hanya mengangguk saat mendengar penjelasan daichi, dia sama sekali tidak terusik dengan kehadiran teman lama daichi itu. Hanya saja dia sedikit penasaran bagaimana sosok luna yang hanya dia ketahui namanya saja tanpa pernah bertatapan langsung....
"Sayang, bagaimana kalau kita mengundangnya untuk makan malam di apartemen kita weekend ini", kata sakura.
"Mengundangnya?"tanya daichi, seolah tak percaya dengan apa yang barusan di dengar nya.
"Kenapa kamu terlihat kaget begitu, daichi?"tanya bibi mori yang dari tadi berada diantara mereka dan menyimak pembahasan yang terjadi.
"Bukan bi, maksud ku untuk apa harus mengundangnya kesini", sergah daichi, yang merasa tidak setuju dengan ide diberikan sakura, wajar saja daichi bersikap seperti itu karena hubungan yang dimilikinya dengan luna tidaklah sedekat itu saat mereka duduk di bangku SMA. Selama 3 tahun berada di kelas yang sama mereka jarang bahkan hampir tidak pernah berbicara satu sama lain, bahkan bertegur sapa saat keduanya bertemu karena itu saat pertemuan pertamanya kemarin daichi sempat tak menyangka bahwa luna mau menegurnya duluan saat di cafe.
"Itu perlu daichi, setidaknya itu tidak akan menimbulkan ke salah pahaman antara kamu dan sakura nantinya, jika sewaktu-waktu tanpa sengaja sakura melihat kamu bertemu dengan wanita itu", tambah bibi mori.
"Apa yang dikatakan bibi, benar suamiku", kata sakura tersenyum.
Daichi sama sekali tak berkutik saat berada diantara dua wanita yang seolah janjian untuk menentang dirinya. Menyetujui mereka adalah pilihan yang terbaik jika tidak ingin perdebatan terus terjadi di meja makan, karena mereka akan selalu bersama-sama membantah semua pendapat yang dilontarkannya.
"Baiklah, aku akan mengundangnya", kata daichi, pasrah.
Dua wanita itu saling memandang, menunjukkan senyum indah yang terlukis di wajah mereka, merasa sangat puas saat daichi akhirnya menyerah dan menyetujuinya Mereka kembali dalam diam, menikmati makanan,sebelum mereka beristirahat selepas ini.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Miskalenni Katsir
thor, buat daichi utk tdk memberi celah ke luna supaya tidak jd pelakor,.sehatkan dan kuatkan kandungan sakura,.
2021-05-16
0
Osie
da8chi jgn kasih celah utk luna ..jgn biarkan dia meruaak RT kamu m sakura
2021-05-13
0