Dua tahun berlalu sejak perceraian Meisya dan Rudra, akan tetapi Rudra masih sangat frustasi atas perpisahannya dengan wanita yang sangat dicintainya tersebut.
Terlebih setelah dua minggu ia dan Meisya bercerai, Meisya tak bisa dihubungi sedikitpun. Bahkan keluarganya Meisya tak pernah mengangkat telepon dari Rudra.
"Mei, dimana kau sekarang? Kenapa tidak ada kabar sedikitpun darimu? Apa kau baik-baik saja?" Ucap Rudra sambil menatap fotonya bersama Meisya di dalam ponselnya.
Air mata Rudra selalu meluncur deras jika merindukan Meisya, wanita yang sudah hampir lima tahun ini selalu menjadi pemilik hatinya. Wanita yang selalu menerima kekurangannya. Bahkan, Rudra sendiri selalu menerima kekurangan Meisya.
"Harusnya aku tidak langsung menceraikannya, jika tahu akan seperti ini." Ucap Rudra mengingat hari dimana ia menceraikan Meisya.
Keputusan Rudra memang terbilang sangat cepat tanpa dipikirkan kembali terlebih dahulu. Ia tak memikirkan bahwa dengan menceraikan Meisya, hari-harinya menjadi sendu.
Dalam keheningannya, ponsel Rudra berbunyi. Rudra hanya melirik ponselnya yang terletak diatas meja kantornya, karena saat ini ia sedang berada di kantor.
Ia tahu bahwa yang meneleponnya adalah keluarganya. Karena Rudra membuat nada telepon khusus untuk telepon dari keluarga.
Tiga kali ponselnya berdering, akhirnya Rudra mengangkatnya.
"Hallo, bu?"
"Pulanglah, sudah berapa bulan kau tidak pulang? Sekarang pulanglah ke rumah!" Ucap Indri, ibunya Rudra.
"Ya, bu. Besok aku akan pulang."
Setelah mematikan sambungan ponselnya, Rudra bergegas keluar kantor bermaksud untuk pergi ke kantin kantornya.
Selama perjalanan menuju ke kantin, Rudra tidak memperhatikan jalan, ia fokus dengan ponsel di tangannya.
Brak..
Tiba-tiba ia menabrak seseorang yang berjalan berlawanan arah dengannya.
"Maaf, maaf, aku tidak sengaja." Ucap Rudra sopan sambil mendongakan kepalanya, mencoba melihat siapa yang di tabraknya.
Terlihat seorang wanita yang tengah memandangnya tajam. Rudra membereskan beberapa kertas yang mungkin milik wanita itu yang berhamburan di lantai.
"Maaf, ini milikmu!" Ucap Rudra sambil menyerahkan kertas itu.
"Maaf kau bilang?!" Wanita itu berbicara dengan nada kesal dan sinis.
"Kau sudah membuat berkasku berantakan! Kau juga membuatku terlambat lima menit!" Hardiknya dengan nada kesal.
Rudra mulai kesal, ia membalas tatapan wanita dihadapannya dengan tatapan tajam.
"Aku sudah minta maaf, nona! Jangan membuatku mengusirmu dari kantor ini!"
Wanita dihadapannya terdiam, menatap Rudra dari ujung kaki hingga ujung kepala. Kemudian tertawa sinis dan mengubah tatapannya menjadi tatapan mengejek pada Rudra.
"Mengusirku?" Wanita itu tertawa kembali, membuat Rudra semakin kesal.
"Kau pikir kau ini siapa? Lihat saja, sebelum kau yang mengusirku, kau yang akan diusir!"
Rudra menghela napas panjang, lalu menghembuskannya kasar.
"Terserah! Pergilah dari hadapanku, kau tidak tahu siapa aku!"
"Hei! Memangnya siapa juga yang ingin berada di hadapanmu? Aku kesini untuk bertemu CEO perusahaan ini, bukan bertemu dengan karyawan rendahan yang tidak punya sopan santun sepertimu!" Ketus wanita tersebut sambil berlalu meninggalkan Rudra yang masih menatap kesal padanya.
"Apa dia bilang? Karyawan rendahan? Lihat saja, akan aku buktikan siapa yang sebenarnya rendahan! Aku atau kau?!" Gumam Rudra pelan sambil melangkah menuju kantin.
...----------------...
Mayada Vyas, putri kedua dari keluarga terpandang pemilik perusahaan KuHu Group. Maya, seperti itulah keluarga dan orang-orang terdekatnya memanggilnya. Ia baru saja menginjak umur dua puluh lima tahun, di umurnya yang terbilang masih muda Maya sudah memiliki bakat besar di perusahaan milik ayahnya.
Terbukti, hari ini berkat kerja keras Maya ia terpilih menjadi rekan bisnis perusahaan yang lebih besar dari perusahaan milik ayahnya, yaitu perusahaan Golden Group dengan CEO yang bernama Rudra.
Akan tetapi, harinya berubah menjadi buruk ketika dalam perjalanan menunu ruangan Rudra tiba-tiba seorang pria menabraknya.
"Laki-laki tidak waras! Memangnya dia siapa? Beraninya mengancam akan mengusirku dari kantor ini!" Gerutu Maya.
"Untung saja, hari ini aku akan bertemu dengan CEO Golden Group, jika tidak sudah aku lempar dia dari atas gedung ini!"
Maya memasuki ruangan Rudra, karena resepsionis kantornya Rudra sedang berada di ruangannya.
Namun, Maya merasa bingung karena kenyataannya Rudra tidak berada di ruangannya.
"Permisi, Pak Rudra!" Panggil Maya namun tak ada yang menyahutinya. Maya terdiam sebentar, lalu mulai memikirkan sesuatu yang sangat membuatnya terkejut.
Resepsionis bilang Pak Rudra ada diruangannya? Dan tadi... Pria itu keluar dari ruangan ini, apa artinya dia adalah....
Matanya membelalak, jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya. Perasaan Maya pun mulai was-was, takut dugaannya benar bahwa pria yang tadi ia hina adalah orang yang akan Maya temui.
"Jangan-jangan memang benar pria tadi itu dia adalah..."
"Rudra Raizada, CEO dari Golden Group!" Sahut seorang pria dari arah pintu tiba-tiba. Maya sangat terkejut, ia mengenali suara tersebut.
Suara itu...
Maya membalikan tubuhnya, memastikan sosok pemilik suara yang baru saja menyahutnya.
Matanya membulat sempurna ketika dugaannya menjadi benar bahwa pria yang tadi ia hina ternyata adalah orang yang akan ia temui.
"Silahkan pergi dari kantor ini, aku mengusirmu!" Sinis Rudra sambil berjalan menuju kursi kerjanya dan duduk disana tanpa melihat ke arah Maya terlebih dahulu ia langsung terfokus pada laptopnya.
Lima menit, Maya masih terdiam karena terkejut.
"Kau tidak dengar? Keluar dari kantorku!" Bentak Rudra yang membuat Maya terkejut.
Ya Tuhan, bagaimana ini? Ayah pasti akan marah jika aku gagal hari ini!
"Pak, maaf tadi aku tidak mengenalimu, jadi..."
"Keluar!" Bentak Rudra dengan sangat keras.
"Pak, aku mohon aku kesini untuk menemui anda dengan tujuan menjadi rekan perusahaan anda. Aku kesini mewakili perusahaan ayahku, kau pasti mengenalnya kan? Perusahaan KuHu Group, ini dia berkas-berkas dari perusahaan kami," Jelas Maya sambil menyodorkan berkas yang dibawanya kedepan wajah Rudra.
Rudra terdiam, ia menutup matanya untuk mengontrol emosinya.
"Perusahaan apa tadi kau bilang?" Ucap Rudra masih dengan mata tertutup.
"KuHu Group, Pak." Jawab Maya sambil menunduk. Hatinya masih tetap kesal pada Rudra, karena ia beranggapan Rudra tidak sopan berbicara sambil menutup matanya.
"Simpan berkasnya disana, bilang pada ayahmu temui aku di aula kantor jam tiga sore!" Perintah Rudra masih dengan mata tertutup.
Tidak sopan, berbicara tapi matanya tertutup!
"Baik, Pak. Semoga anda mau menjadikan kami rekan bisnis anda," Ucap Maya dengan suara yang disopan-sopankan akan tetapi hatinya merasa kesal.
Entah mengapa, sejak pertama kali bertemu Rudra ia telah membuat cap untuk Rudra sebagai pria paling arrogant di hidupnya dan sebagai CEO yang tidak tahu sopan santun.
"Tunggu apalagi? Pergi dari ruanganku, aku tidak suka melihat wajahmu yang tidak ada istimewanya itu!" Ketus Rudra. Kali ini ia berbicara dengan posisi duduk tegak dan mata terbuka.
Maya mendengus sebal sambil memicingkan matanya pada Rudra. "Memangnya anda pikir saya suka berhadapan dengan anda?" Sinis Maya.
"Kupikir kau suka," Kata Rudra sambil mengibas-ibaskan tangannya serta memberikan senyum sinis pada Maya.
Maya yang sudah malas berhadapan dengan Rudra tidak ingin membuang-buang waktu lagi. Ia keluar dari ruangan Rudra dengan pintu yang dibantingnya dengan sangat keras.
Hal itu tentu saja kembali memancing amarah Rudra, akan tetapi Rudra masih bisa mengontrolnya.
"Wanita gila! Jika aku memiliki istri sepertinya pasti dalam satu minggu darahku akan naik dengan sangat tinggi!" Gerutunya.
**Bersambung...
Bismillah, author menyapa kalian nih jangan lupa ya dukung cerita ini 😉😉**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Hidayah Airiz
mula2 Galak...
lama2 Jadi Bucin thor.
2021-09-26
0