Andin dan Gerald berbaikan #4

Setelah berbelanja kebutuhan sehari-hari dan mengantarkan Andin kembali ke rumah, Gerald pamit pergi karena ada kerjaan di luar katanya. Sedangkan Andin langsung beberes belanjaan bersama Bi Sumi di dapur.

Setelah selesai menata makanan di lemari dan di kulkas,Andin masuk ke ruangan kerjanya untuk menyelesaikan pekerjaan yang belum dia selesaikan dari pagi tadi. Di kantor hanya ada Ica, yang lain sedang pada absen.

"Udah makan siang,Ca?" Tanya Andin, memecahkan keheningan di ruang kerja yang hanya ada mereka berdua.

"Ga tau nih, bingung mau makan apa?"

"Pesan online aja, mau?" Tanya Andin menawarkan ide.

"Ga ah, males gw! Suka lama kalau online.Gw mau ke depan komplek ajalah,cari makanan yang aneh." Jawab Ica dengan polos.

Andin tersenyum geli mendengar Ica menyebutkan mau mencari makanan yang aneh.

"Emang ada makanan aneh?" Kata Andin pada dirinya sambil tersenyum senyum sendiri.

***

Sore harinya, Gerald baru terlihat memarkirkan mobilnya di depan garasi. Dia bergegas ke kantor untuk melihat Ica dan Andin yang masih tampak bekerja.

"Ayang, ko hapemu ga bisa di telpon?" Kata Andin pada Gege yang baru saja masuk lalu duduk.

"Matilah hape ku, kemarin aku lupa cas!" Jawab Gege sembari memulai membuka jaket dan sepatu nya.

"Oh." Andin hanya terlihat mengangkat bahu.

"Ayang, tolong ambilkan aku minuman! Aku haus!" Kata Gerald pada Andin.

Gerald terlihat berkeringat dan kehausan padahal cuaca tidak begitu panas.

"Ok." Jawab Andin seraya bergegas keluar untuk mengambil minuman dingin dari dalam kulkas.

Ketika Andin sedang keluar tiba-tiba telpon Andin bergetar.Gerald melirik ke arah hape Andin yang tepat di samping mejanya.Panggilan suara dari Yoga tampak dari layar hape yang menyala. Gerald tampak agak ragu ragu akan meraih hape Andin.Tapi tiba-tiba Andin datang dengan membawa sebotol minuman dingin kemudian di berikan nya pada Gege. Dan serentak Hape Pun berhenti bergetar.

"Panggilan tak terjawab tuh hapemu!" Kata Gege sambil meraih minuman yang di berikan Andin kepadanya.

Andin meraih hapenya, kemudian mematikannya kembali setelah melihat siapa yang menelponnya.

"Ada hubungan apa sih kamu sama si Yoga ini, Yang?" Gerald mencoba menanyakan kembali hal yang sama yang di tanyakan nya kemarin pada Andin.

Gerald penasaran karena sudah beberapa hari ini, orang yang bernama Yoga ini terlihat sering menelpon Andin.

"Kan kemarin aku sudah bilang, Yoga itu temanku,Yang! Kok Ayang bahas lagi sih?"

"Kau bilang teman, tapi dia telponin kamu lebih banyak daripada aku telpon kamu?" Nada suara Gerald mulai terdengar naik.

Andin tak menjawab.

"Teman ya teman! Krisna,Agung, Fadil, aku tau itu temen Ayang. Karena mereka bersikap seperti layaknya seorang teman. Bukan seperti si Yoga ini yang bersikap seperti layaknya seorang selingkuhan. " Kata Gege dengan raut muka yang tampak kesal lalu meninggalkan Andin dan Ica.

Ica dan Andin Saling menatap, kemudian Ica memberi isyarat agar Andin menyusul Gege dan bicara padanya.Menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.

Tapi Andin, tak terlihat beranjak dari tempat duduknya. Andin tau siapa Gerald, apapun yang akan dikatakannya hari itu, pasti Gerald tidak akan memperdulikannya. Andin lebih memilih untuk mendiamkan Gerald untuk beberapa waktu.

Gerald menjatuhkan dirinya di kasur, menengadah kan wajahnya sembari melihat ke langit langit kamarnya. Terlihat beberapa kali dia memegangi kepalanya, kemudian menutupi wajahnya dengan bantal. Dia masih tidak habis pikir dengan apa yang ada di pikiran Andin. Gerald sudah sering kali marah pada Andin gara gara pria yang bernama Yoga yang sering menelponnya. Tapi Andin tetap saja masih menyimpan nomor nya bahkan masih berhubungan dengan pria tersebut.Dan itu membuat Gerald sangat kesal.

***

Beberapa hari setelah itu Gerald terlihat masih mendiamkan Andin. Dia masih tampak begitu kesal dengan kejadian waktu itu. Gerald masih mengacuhkan Andin walau Andin sudah berulang kali berusaha meminta maaf kepada dirinya.

Karena Andin sadar kalau dirinya tengah di acuhkan.Andin membiarkan Gerald agar tenang dulu. Andin tak begitu banyak mengganggu Gerald apalagi memang minggu minggu ini Gerald tengah sibuk dengan pekerjaannya.

Banyak pekerjaan yang memang harus sesegera mungkin dia selesaikan.Andin hanya datang ke kantor untuk bekerja dan pulang ke kosannya setelah pekerjaannya selesai.

Sampai di hari ke sepuluh barulah Andin tersadar kalau Gege telah mengacuhkan nya begitu lama. Padahal biasanya Gerald hanya mendiamkan nya beberapa hari saja, tidak akan sampai seminggu apalagi lebih.Andin mulai berpikir, apakah kali ini ia sudah benar benar keterlaluan. Apakah kali ini Gerald sudah benar-benar kesal padanya, hingga dia mengacuhkan Andin begitu lama.

Jam delapan malam terdengar pintu kost -nya di ketuk dari luar. Andin terbangun dari kasurnya kemudian bergegas membukakan pintu.

Tampak Gerald sedang berdiri di depan pintu.

"Ayang!" Kata Andin tampak bahagia melihat Gerald yang sudah ada di hadapannya. Kemudian menarik tangan Gerald untuk masuk ke dalam kamarnya.

"Ayang sudah tidak marah sama aku kan ?" Tanya Andin lagi.

Andin tidak menyangka kalau Gerald akan datang menemuinya di kost-an.

Gerald menatap Andin yang begitu tampak bahagia. Gerald yang masih terlihat dingin akhirnya memeluk Andin dengan erat, kemudian menciumnya beberapa kali.Dia tak tega mengacuhkan Andin lebih lama lagi.

Dia juga sebenarnya tidak bisa hidup tanpa Andin. Apalagi tanpa bicara kepadanya seperti beberapa hari yang lalu. Sebenarnya ia juga tersiksa, tapi karena ia begitu marah, jadi terpaksa harus mendiamkan Andin untuk sejenak. Juga sejenak mendinginkan hatinya yang sudah beberapa hari terakhir sering di bakar api cemburu.

"Dasar ga ada otak!" Kata Gerald sambil memukul sedikit kepala Andin yang masih ada di pelukan nya." Kenapa kau ga berusaha telpon atau video call aku bodoh!"

"Aku kira Ayang ga mau aku telpon! Aku takut Ayang tambah marah sama aku. " Jawab Andin masih dengan sikap yang manja.

"Tiap malam aku tungguin kamu telpon,atau video call. "

"Kenapa ga Ayang yang duluan telpon aku? " Andin malah membalikkan pertanyaan.

"Aku itu lagi marah sama kamu Andin, pacarku yang bodoh! Masa aku pula yang harus telpon kamu duluan."

"Ya ga pa pa, demi cinta Ayang sama aku! "Kata Andin sambil tertawa.

Gerald greget mendengar jawaban dari Andin, "Udah lah percuma berdebat sama kamu, aku kalah terus! Cewek selalu menang! Cewek selalu terdepan!" Kata Gerald sembari melepaskan pelukannya. Kemudian duduk di satu satunya sofa yang ada di kamar Andin.

"Kayak slogan iklan motor, Yang!" Ucap Andin bercanda.

Terdengar mereka berdua tertawa.

"Kapan Ayang mau pindah ke rumah ku?" Tanya Gerald sembari memandangi ke seluruh ruangan kost Andin yang tampak sumpek penuh dengan barang.

"Entar aja, kalau kita udah halal,Yang!" Jawab Andin sambil tersenyum simpul.Lalu terdengar mereka berdua kembali tertawa.

"Di sini kecil banget ruangannya, Yang! Barang mu banyak,ga muat !" Kata Gerald kembali mengalihkan pembicaraan sambil masih tampak memandangi ke seluruh ruangan di kamar kost Andin.

"Mau cari kost yang lebih gede mah gampang, yang susah itu nyari waktu nya, aku kan sibuk! Ga sempet nyari nyari rumah kontrakan baru. Males packing packing barang. "

"Sibuk ngapain emangnya?" Gerald tampak memandangi wajah Andin yang sedang tampak serius.

"Sibuk pacaran sama Ayang!" Jawabnya dengan polos.

Terdengar kembali gelak tawa dari mereka berdua. Tawa bahagia dari pasangan yang baru saja berbaikan.Rasanya hidup ini indah jika sedang akur seperti ini.

Tapi sayangnya cinta tak selalu indah. Kadang ada waktu dimana cinta itu membuat kita terluka dan sakit hati.Terkadang cinta juga membuat sebuah pasangan harus saling menyakiti tanpa di sadari.

***

Episodes
1 Pertengkaran #1
2 Yoga #2
3 Cincin Berlian Andin #3
4 Andin dan Gerald berbaikan #4
5 Keraguan Gerald #5
6 Andin Tidak Bisa Di Hubungi #6
7 Kemarahan Gerald #7
8 Air Mata Andin #8
9 Andin Memutuskan Untuk Pergi #9
10 Penantian Gerald #10
11 Gerald Datang Ke Rumah Andin #11
12 Gerald Bertemu Seseorang #12
13 Andin Tiba-tiba Datang #13
14 Andin Akhirnya Kembali #14
15 Andin dan Gerald Berbaikan #15
16 Andin dan Gerald kembali tertawa#16
17 Gerald bingung, Ia tak mau menyakiti Ica#17
18 Gerald sebenarnya tidak tega #18
19 Gerald Cemburu pada Yoga #19
20 Kekesalan Gerald #20
21 Gerald pergi mengantar Ica #21
22 Gerald mulai menyerah #22
23 Gerald Minum kembali #23
24 Ayu #24
25 Masalah yang tidak ada ujungnya #25
26 Gerald pasrah #26
27 Marisa #27
28 Putus #28
29 Andin Sakit Hati #29
30 Permintaan Maaf Gerald Yang Terlambat #30
31 Kehidupan baru #31
32 Ica dan Gerald #32
33 Pertemuan Empat Sekawan #33
34 Masih membahas soal Andin #34
35 Marisa Melahirkan #35
36 Bayi Arjuna #36
37 Andin Marah Kepada Yoga #37
38 Ungkapan Hati Yoga #38
39 Sarapan Untuk Yoga #39
40 Pertemuan dengan Gerald #40
41 Padahal Andin bahagia #41
42 Rumah Duafa #42
43 Akhirnya Andin Datang #43
44 Kemarahan Andin #44
45 Andin Terbaring Sakit #45
46 Yoga Dan Gerald #46
47 Gerald Akan Tetap Berusaha #47
48 Hati Ica Terluka #48
49 Gerald Mengunjungi Adinda #49
50 Keluh Kesah Andin Yang Menyayat Hati #50
51 Gerald Mengajak Andin Menikah #51
52 Hati Ica Yang Tersakiti #52
53 Andin Ingin Menenangkan Diri #53
54 Gerald Berubah #54
55 Pertemuan Setelah Terpisah begitu lama #55
56 Gerald Dan Andin Berbaikan
57 Gerald Harus Jujur Pada Ica
58 Ica Bertanya Tentang Pilihan?
59 Andin Tak Tega
60 Yoga Bercerita Tentang Kisahnya #60
61 Luka Yoga Yang Terpendam #61
62 Andin Sedikit Berubah #62
63 Hati Gerald Cemburu #63
64 Ica Sengaja Bertanya #64
65 Gerald Dan Ica Putus #65
66 Yoga Menghilang #66
67 Yoga Masih Terdiam #67
68 Yoga berusaha menghindari Andin #68
69 Yoga Pergi Jalan sama Andin#69
70 Percikan Api Di Mulai Kembali #70
71 Masih Tentang Perdebatan#71
72 Gerald Tetap Berusaha Sabar #72
73 Gerald Berusaha Mengalah #73
74 Kegelisahan Hati Gerald #74
75 Andin Cemburu #75
76 Gerald Melarang Andin Beli Mobil #76
77 Gerald Mencoba Memahami #77
78 Andin Hanya Terdiam #78
79 Yoga Menangis #79
80 Kekecewaan Terdalam Yoga #80
81 Kerinduan Mendalam Yoga#81
82 Yoga Merasa Buruk Menjadi Suami #82
83 Andin Datang menemui Yoga #83
84 Yoga Memecat Andin Dari Panti #84
85 Pertemuan Gerald Dan Yoga #85
86 Yoga Berusaha Pasrah #86
87 Akhirnya Yoga Resmi Menjadi Mualaf #87
88 Akhirnya Yoga Meninggalkan Andin #88
89 Andin Datang Saat Yoga Sedang Sholat # 89
90 Yoga Mengejar Andin #90
91 Akhirnya Yoga Ciuman Andin #91
92 Andin Mendatangi Yoga Di Panti #92
93 Apa Alasan Gerald Membawa Ayu Untuk Bekerja Padanya
94 Gerald Datang Menjemput Andin Di Kosan
95 Gerald Menjemput Andin Part2
96 Gerald Dan Fadil Minum Bersama
97 Andin Sangat Kesal Pada Gerald
98 Andin Sakit
99 Andin Cemburu
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Pertengkaran #1
2
Yoga #2
3
Cincin Berlian Andin #3
4
Andin dan Gerald berbaikan #4
5
Keraguan Gerald #5
6
Andin Tidak Bisa Di Hubungi #6
7
Kemarahan Gerald #7
8
Air Mata Andin #8
9
Andin Memutuskan Untuk Pergi #9
10
Penantian Gerald #10
11
Gerald Datang Ke Rumah Andin #11
12
Gerald Bertemu Seseorang #12
13
Andin Tiba-tiba Datang #13
14
Andin Akhirnya Kembali #14
15
Andin dan Gerald Berbaikan #15
16
Andin dan Gerald kembali tertawa#16
17
Gerald bingung, Ia tak mau menyakiti Ica#17
18
Gerald sebenarnya tidak tega #18
19
Gerald Cemburu pada Yoga #19
20
Kekesalan Gerald #20
21
Gerald pergi mengantar Ica #21
22
Gerald mulai menyerah #22
23
Gerald Minum kembali #23
24
Ayu #24
25
Masalah yang tidak ada ujungnya #25
26
Gerald pasrah #26
27
Marisa #27
28
Putus #28
29
Andin Sakit Hati #29
30
Permintaan Maaf Gerald Yang Terlambat #30
31
Kehidupan baru #31
32
Ica dan Gerald #32
33
Pertemuan Empat Sekawan #33
34
Masih membahas soal Andin #34
35
Marisa Melahirkan #35
36
Bayi Arjuna #36
37
Andin Marah Kepada Yoga #37
38
Ungkapan Hati Yoga #38
39
Sarapan Untuk Yoga #39
40
Pertemuan dengan Gerald #40
41
Padahal Andin bahagia #41
42
Rumah Duafa #42
43
Akhirnya Andin Datang #43
44
Kemarahan Andin #44
45
Andin Terbaring Sakit #45
46
Yoga Dan Gerald #46
47
Gerald Akan Tetap Berusaha #47
48
Hati Ica Terluka #48
49
Gerald Mengunjungi Adinda #49
50
Keluh Kesah Andin Yang Menyayat Hati #50
51
Gerald Mengajak Andin Menikah #51
52
Hati Ica Yang Tersakiti #52
53
Andin Ingin Menenangkan Diri #53
54
Gerald Berubah #54
55
Pertemuan Setelah Terpisah begitu lama #55
56
Gerald Dan Andin Berbaikan
57
Gerald Harus Jujur Pada Ica
58
Ica Bertanya Tentang Pilihan?
59
Andin Tak Tega
60
Yoga Bercerita Tentang Kisahnya #60
61
Luka Yoga Yang Terpendam #61
62
Andin Sedikit Berubah #62
63
Hati Gerald Cemburu #63
64
Ica Sengaja Bertanya #64
65
Gerald Dan Ica Putus #65
66
Yoga Menghilang #66
67
Yoga Masih Terdiam #67
68
Yoga berusaha menghindari Andin #68
69
Yoga Pergi Jalan sama Andin#69
70
Percikan Api Di Mulai Kembali #70
71
Masih Tentang Perdebatan#71
72
Gerald Tetap Berusaha Sabar #72
73
Gerald Berusaha Mengalah #73
74
Kegelisahan Hati Gerald #74
75
Andin Cemburu #75
76
Gerald Melarang Andin Beli Mobil #76
77
Gerald Mencoba Memahami #77
78
Andin Hanya Terdiam #78
79
Yoga Menangis #79
80
Kekecewaan Terdalam Yoga #80
81
Kerinduan Mendalam Yoga#81
82
Yoga Merasa Buruk Menjadi Suami #82
83
Andin Datang menemui Yoga #83
84
Yoga Memecat Andin Dari Panti #84
85
Pertemuan Gerald Dan Yoga #85
86
Yoga Berusaha Pasrah #86
87
Akhirnya Yoga Resmi Menjadi Mualaf #87
88
Akhirnya Yoga Meninggalkan Andin #88
89
Andin Datang Saat Yoga Sedang Sholat # 89
90
Yoga Mengejar Andin #90
91
Akhirnya Yoga Ciuman Andin #91
92
Andin Mendatangi Yoga Di Panti #92
93
Apa Alasan Gerald Membawa Ayu Untuk Bekerja Padanya
94
Gerald Datang Menjemput Andin Di Kosan
95
Gerald Menjemput Andin Part2
96
Gerald Dan Fadil Minum Bersama
97
Andin Sangat Kesal Pada Gerald
98
Andin Sakit
99
Andin Cemburu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!