Setelah selesai mengedit video kemudian tepat jam satu siang Andin upload ke YouTube. Setelah itu lalu Andin bergegas membersihkan diri, karena kebetulan dari pagi Andin belum sempat mandi dan sarapan.
Sarapan mie instan yang tadi pagi dia buat, ga jadi dia makan karena keburu ribut dengan Gege, kemudian Gege meninggalkan nya sendirian di Studio.Kebetulan hari itu memang di studio tampak sepi karena semuanya sedang libur kerja, karena kebetulan sedang tanggal merah.Jadi hanya Andin sendiri yang sedang kerja lembur di hari libur.
Pagi itu adalah pagi yang buruk yang tidak mengenakan bagi Andin, dimana harusnya dia sibuk kerja tiba-tiba harus ribut dengan Gege karena keteledoran nya. Andin lupa menghapus semua pesan Yoga beberapa hari yang lalu.
Biasa, dia dan Yoga memang sering bercanda ga jelas, padahal memang mereka tidak punya hubungan apapun kecuali hanya teman.
Andin dan Yoga memang pernah berpacaran ketika masih di SMA dulu, tapi karena sesuatu hal, akhirnya mereka memutuskan untuk berteman saja. Setelah putus dari Andin dan lulus sekolah, Yoga memutuskan untuk pergi ke Jogja untuk kuliah di sana.
Sebenernya bukan kali ini saja Andin sering berbalas chat atau pun ketemuan sama Yoga.Dari semenjak mereka putus sampai akhirnya Yoga memutuskan kuliah di jogja, sebenarnya mereka sering bertemu secara rutin setiap Yoga pulang untuk berkunjung ke Bandung ke rumah ibunya. Tapi dulu situasinya memang Andin tidak punya pasangan, jadi mereka bisa bebas bertemu ataupun jalan bareng tanpa ada kendala.
Dulu Tidak ada perasaan yang harus mereka jaga.Tidak seperti beberapa tahun ini Andin sudah berpacaran dengan Gerald sudah hampir 4 tahun lamanya. Pertemuan dan kirim pesan dengan Yoga pun terpaksa harus di sembunyikan untuk menjaga perasaan Gerald agar tidak tersakiti dan salah faham.
Andin tau, sekarang dia sudah punya pasangan dan dia mempunyai tanggung jawab untuk menjaga perasaan pasangannya. Tapi dia juga tidak bisa mengabaikan Yoga yang telah ada di kehidupan nya lebih dulu jauh sebelum Gerald datang di hatinya.
Dimasa yang lalu Yoga banyak membantu di saat dia tengah berada dalam kesusahan. Bertahun-tahun telah menjadi sahabat nya dalam susah maupun senang. Jadi ketika hari ini Yoga membutuhkan dirinya sebagai teman dia seperti mempunyai kewajiban untuk membantu ataupun menemaninya.Andin tidak bisa mengatakan tidak kepada Yoga yang sedang membutuhkan bantuannya.
Andin bukan tidak tau, suatu hari apa yang dia lakukan akan jadi boomerang buat dirinya sendiri.Tapi Andin selalu yakin cinta Gerald pada dirinya akan menghadang segala kesulitan yang akan mereka hadapi kelak.Kendati mungkin akan banyak terjadi salah faham diantara mereka.
Setelah rapih dan wangi kemudian dia bersiap siap untuk pergi menemui Yoga di tempat biasa mereka bertemu. Setelah menyelendangkan tas pinggang di bahunya kemudian dia bergegas mengambil kunci motor vespa maticnya yang tergantung di atas paku di dinding di luar studio Gege.
Setelah mengunci pintu rumah dan menutup pintu gerbang, Andin terlihat memanaskan dulu mesin motornya sebentar di luar pintu gerbang.
Dari kejauhan, Gerald menyalakan Klakson mobilnya dengan keras.Iya,kebetulan sekali Gerald sudah kembali tepat sesaat sebelum Andin pergi.
"TOT, TOT, TOT!" Suara klakson mobil Gerald berbunyi dengan keras.
Andin dengan cepat meminggirkan motornya lalu membukakan pintu gerbang untuk Gerald.
"Baru pulang Ayang?" Sapa nya, sembari mendorong kembali pintu gerbang.
Gerald tak menjawab pertanyaan Andin, dia langsung memasukan mobilnya ke garasi. Kemudian mencari kunci pintu rumah yang sudah tau pasti sudah di simpan di bawah keset yang ada di depan pintu rumahnya.
"Minta duit mu lah, Yang!" kata Andin, yang tiba-tiba sudah berada di belakang nya. Andin masuk kembali ke dalam rumah setelah melihat Gerald juga masuk rumah.
"Duit apa? Ga ada duit ku!" Kata Gerald sembari mengeluarkan uang dari saku celananya. Dia memberikan selembar uang lima puluh ribuan.
"Mana cukuplah, Yang!" Rengek Andin manja, sembari memberikan kembali uang yang tadi Gege berikan padanya.
"Ga ada duit ku, bodoh!" Kata Gege sembari berusaha membuka jaketnya. "ATM kan kau yang pegang, kenapa kau masih minta duit ku?" Tambah Gege lagi.
"Kan seminggu yang lalu Ayang gesek uang, buat beli kamera yang baru, ATM-nya belum kau kasih lagi ke aku."
"Iya kah?" Jawab Gege sembari mengingat ingat ATM yang beberapa hari yang lalu ia pakai. "Pakai kartu kredit mu dulu lah!" Kata Gege lagi kemudian melangkah masuk ke kamar sambil melemparkan jaket yang dipakainya ke kursi.
"Udah limit lah.Ayang kan belum bayar tagihannya ! Dari kemarin aku ga bisa pakai kartu kreditnya lo, Yang." Andin terlihat merengek kepada Gerald.
Gege tampak memegangi kepalanya. Dia terlihat sudah begitu pusing dengan segala yang di katakan Andin kepadanya.
"Oke oke. " Katanya sembari memegangi dadanya sendiri.
Gerald terlihat seperti sedang menahan emosinya.
"Kenapa Ayang pegang dada, Ayang? Sakit kah?" Tanya Andin khawatir melihat Gerald tiba-tiba memegangi dadanya.
Gerald menepis tangan Andin yang mencoba meraihnya.
"Engga lah, aku ga sakit!" Bantahnya,tampak mulai agak kesal. "Sebenernya kau mau kemana? Apa yang mau kau beli?" Tanya Gerald agak kesal tapi penasaran Andin akan pergi kemana.
"Mau pergi belanja bulanan lah,Yang! Semuanya sudah pada habis." Jawab Andin yang juga mulai terlihat kesal pada Gerald.
"Aku lupa dimana aku simpan kartu ATM nya, pakai dulu duit mu lah.Ntar aku ganti duitnya!" Kata Gerald seperti yang sudah pusing melihat Andin yang terus menerus bicara tentang uang kepadanya.
Sedangkan dia sedang tidak memegang uang cash dan dia lupa dimana dia menyimpan kartu ATM yang kemarin dia pinjam dari Andin.
Andin merajuk kemudian berbalik meninggalkan Gerald yang sedang menyandarkan diri di sofa depan TV di ruang tamu tanpa berkata kata lagi.
"Ayang!" Gerald mencoba memanggil Andin yang berlalu meninggalkannya.
Tapi Andin tidak menyahut ataupun menoleh lagi hingga akhirnya terdengar mesin motornya menyala kemudian pergi.
"Dasar cewek aneh!" Gerutu Gege sembari mencoba memejamkan matanya.Dia berusaha mengingat dimana ia menyimpan kartu ATM yang tadi ditanyakan oleh Andin. Gege memang mempunyai kebiasaan lupa menyimpan barang.Gerald sering ribut dengan Andin juga gara-gara barang yang lupa ia letakan dimana.
Setelah beberapa saat mengingat,akhirnya dia terlihat terbangun dari duduknya kemudian terlihat bergegas masuk ke dalam kamar.
***
Di tempat lain.
Sesampainya di kafe, tempat Andin dan Yoga janjian. Ternyata Yoga telah sampai lebih dulu di sana.Yoga sudah terlihat duduk menunggunya.
"Hai." Sapa Andin pada seorang pria berbaju hitam yang sedang duduk di kursi paling depan di kafe Sahabat,tempat langganan mereka bertemu. "Udah lama?" Tanyanya.
"Lumayan." Jawab pria itu dengan sebuah senyuman kecil di bibirnya.
Pria itu tampak begitu bahagia saat Andin datang menghampirinya. "Aku datang agak cepat, biasa sambil selesaikan dulu kerjaan." Jawabnya, seraya mendaratkan sebuah ciuman di pipi kiri dan kanan Andin.
Pria itu adalah Yoga, teman sekaligus sahabat sekaligus mantan pacar Andin pada Zamannya.Sudah hampir dua tahun penuh mereka tidak saling bertatap muka, kecuali hanya di video call saja kadang-kadang kalau memang Yoga sedang ada waktu senggang.Mereka selalu ngobrol dan saling curhat di Video Call.
"Mau pesan minum atau makan?" Tanya Yoga sembari menyodorkan menu makan dan minuman kepada Andin.
"Samain aja. " Jawab Andin, kemudian dia tiba-tiba mengeluarkan ponselnya dari dalam tas yang terdengar berdering.
Andin terlihat menjawab telponnya kemudian duduk tepat di hadapan Yoga.
"Halo,kenapa?" Tanya Andin agak ketus.
"Ini kartu ATM-nya sudah ketemu, Ayang dimana biar aku susul. Tadi Ayang bilang mau belanja!" Jawab suara dari dalam telepon.
Ternyata Gerald yang nelpon.Dia sudah menemukan kartu ATM-nya.
"Ga jadilah!" Jawab Andin tidak perduli.
"Kok ga jadi,Yang? Ayang tadi bilang mau belanja, sekarang bilang ga jadi.Gimana sih? Aku bela belain nyari dulu ATM-nya lo demi Ayang. Ko Ayang ga kasihan sama aku, aku lagi marah lo sama Ayang!" Terdengar suara Gerald agak meninggi lagi dari dalam telpon.
Gerald kesal karena Andin seperti yang sedang mempermainkannya.
"Ya udah, ga jadi aja! Besok aja lah kita pergi!" Jawab Andin tampak seperti ingin mengakhiri pembicaraan.
"Ayang, kok gitu? Ya udahlah, terserah!" Terdengar suara Gege seperti kesal, kemudian mematikan telponnya.
Yoga menengadahkan wajahnya dan bertanya dengan perlahan. "Siapa?"
"Gerald." Jawab Andin seraya meletakan ponselnya di atas meja. "Udah di pesan makanannya?" Andin berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Udah." jawab Yoga sembari menutup kembali buku menu dan menyimpannya kembali di atas meja.Lalu memanggil pelayanan kafe dan memberikan pesanannya.
"Kenapa di telpon? Kalian mau pergi ya?" Tanya Yoga penasaran karena melihat ekspresi Andin tadi yang seperti sedang menolak di ajak pergi oleh Gerald.
"Nggak pa pa, kita bisa pergi besok lagi." Jawab Andin meyakinkan Yoga agar ia tidak merasa bersalah karena telah mengajaknya pergi saat itu.
"Sampai kapan di Bandung? Masih lama?" Tanya Andin memulai pembicaraan tentang mereka.
"Besok pagi aku balik ke Jogja ." Jawab Yoga sembari memulai mencicipi makanan yang baru saja datang di mejanya.
"Terima kasih." Kata Yoga pada pelayan kafe yang telah mengantarkan makanan di mejanya. Sang pelayan mengangguk dan tersenyum kemudian berlalu.
"Kok sebentar,Ga?" Tanya Andin juga sembari memulai mencicipi makanan yang telah di sajikan di atas meja.
"Iya, Aku cuma waktu punya jatah tiga hari buat cuti. Udah lama banget tidak ketemu mama, kangen pengen ketemu jadi maksain datang walaupun cuma tiga hari."
"O iya, gimana kabarnya tante? Sehat?" Tanya Andin yang juga tiba-tiba teringat mamanya Yoga.
"Alhamdulillah, sehat. Pengen ketemu Andin katanya, tapi aku belum sempat bawa kamu temui mama, ga cukup waktunya. " Kata Yoga seperti agak kecewa karena kedatangannya kali ini tidak bisa mengajak Andin bertemu dengan mamanya.
" Ya udah ga pa pa, lain kali kita cari waktu yang tepat untuk ketemu."
Tak terasa sambil ngobrol,bercengkrama, bercerita ke sana kemari waktu terasa begitu cepat berlalu.Makanan yang tadi tersaji begitu banyak di atas meja pun akhirnya makanan dan minuman itu telah habis semua bahkan tak tersisa sedikitpun.
Berbicara dengan Yoga memang tak pernah membosankan.Dari jaman dulu memang Yoga mempunyai aura kenyamanan ketika berlama-lama bersama dia. Waktu pun tak terasa begitu cepat berlalu. Berbicara dengan Yoga seperti tak pernah habis bahan pembicaraan.Yoga selalu punya cara untuk membuat pembicaraan nya menjadi tak membosankan.
Sesekali mereka tampak tertawa, kemudian berbicara serius kembali dan tertawa kembali.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments