Esok harinya,pagi pagi sekali Andin sudah datang ke tempat Gerald.Tentu saja Gege belum bangun dari tidurnya. Gege sudah terbiasa bangun jam sembilan pagi.Dan akan mulai masuk ke tempat kerja setelah jam sepuluh setelah dia bersiap dan rapi.Tidak lupa juga setelah sarapan pagi tentunya.
Pagi itu masih jam delapan pagi ketika Andin datang.Andin bergegas pergi ke dapur menghampiri Bi Sumi.Di dapur Bi Sumi tampak sibuk dengan pekerjaannya memasak dan mencuci piring.
"Gege masih belum bangun ya,Bi ?" Tanya Andin sembari membuka kulkas kemudian mengambil roti tawar beserta selai coklatnya.
"Belum neng. "Jawab Bi Sumi sambil mengerat erat ikan kembung yang akan di bumbui untuk di goreng ketika Gege nanti minta makan.
"Masak apa aja,Bi ?" Tanya Andin sambil memasukan roti tawar yang sudah di olesi selai coklat ke dalam mulutnya.
"Ga ada apa apa di kulkas, cuma tinggal ikan kembung ini doang, Neng. " Jawab Bi Sumi, sambil menunjukkan ikan kembung yang sedang di pegang nya.
"Ya udah biarin masak ikan aja,nanti siang kita belanja!" Kata Andin lagi kemudian meninggalkan Bi Sumi yang sedang beberes dapur sambil masak sendirian.
Bi sumi adalah asisten rumah tangga di rumah Gerald yang telah cukup lama mengabdi di sana. Sudah sekitar 5 tahun Bi Sumi bekerja di rumah Gerald. Selain menjadi asisten rumah tangga, Bi Sumi juga menjadi satu-satunya teman Gege kalau semua teman temannya menghilang dari rumahnya karena sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Rumah Gege menjadi tempat berkumpul teman temannya juga teman teman Andin.Juga menjadi kantor tempat mereka bekerja. Gege hanya tinggal sendiri di rumah itu dan sudah setahun ini, Bi Sumi mulai nginap di sana.
Tadinya Bi Sumi kerjanya datang pagi kemudian pulang sore hari ketika pekerjaannya sudah selesai.Tapi karena Gerald merasa sering sendirian di rumah, akhirnya Gerald meminta Bi Sumi untuk tinggal bersamanya.Dan tentu saja Bi Sumi dengan senang hati mau tinggal bersama Gege dengan catatan Bi Sumi bisa pulang setiap hari minggu.
Dari hari senin sampai dengan hari jumat rumah biasanya selalu rame. Tak pernah sepi karena di studio selalu ada orang yang bekerja. Ada Ica, Krisna, Agung, Angga,Fadil juga Andin.
Tapi sudah seminggu ini rumah sepi karena mereka semua sedang pulang ke rumah atau kosannya masing-masing.Hanya tertinggal Gerald dan Bi Sumi saja serta Andin yang masih bolak balik datang ke rumah.
Suara laci yang di tutup Andin agak keras membangunkan Gerald dari tidurnya.Matanya berusaha terbuka, melihat siapa yang ada di kamarnya yang membuat suara bising hingga membuatnya terbangun.
"Cari apa sih Ayang? Berisik ah!" Kata Gege sembari berusaha menutup telinga dengan bantalnya.
"Aku cari cincin berlian yang baru aku beli beberapa minggu lalu,Yang! Perasaan aku simpan di laci ini deh! Kok bisa hilang?" Jawab Andin sembari mencoba membuka laci yang di bawahnya lagi.
Gerald mulai terlihat menggeliat dari kasurnya kemudian berusaha membuka matanya yang masih terlihat mengantuk. Kemudian dia berusaha berdiri dan masuk ke kamar mandi.
Terdengar suara kran air menyala.
"Ayang tau nggak dimana cincinnya?" Teriak Andin dari depan pintu kamar mandi.
"Dah aku kasihlah ke cewek lain, Ayang nggak tau kan kalau aku punya selingkuhan!" Jawab Gege berteriak dari dalam kamar mandi.
Setelah beberapa saat akhirnya Gerald keluar dari kamar mandi. Terlihat wajahnya tampak cerah dan segar setelah ia membersihkan diri.Dia melangkah mendekati ke arah lemari bajunya.
Tampak di tepi kasur Andin memasang wajah masam dan cemberut. Kemudian menatap ke arah Gerald yang juga sedang memperhatikannya.
"Ayang!" Rengek Andin dengan manja.
Gege tak mengindahkan rengekan Andin, dia berjalan menuju lemari pakaiannya kemudian memilih milih baju yang akan dia pakai.Setelah mendapatkan baju dan celana yang ingin dia pakai, kemudian dia mengeluarkan sesuatu dari dalam laci lemarinya, kemudian memberikannya pada Andin.
"Aku simpan di lemari karena Ayang letakan di mana aja tuh cincin. Kau bilang simpan di laci, aku menemukannya di lantai,bodoh!" Kata Gege sambil memulai berpakaian.
Andin tersenyum kemudian mencoba memakai cincin yang di berikan Gege padanya.Di tatapnya jari tangannya yang tampak begitu cantik memakai cincin berlian yang baru saja dia beli itu.
"Bagus kan,Yang?" Tanya Andin minta pendapat Gege sembari menatap dengan bangga jari tangannya yang sudah di hiasi cincin berlian nya itu.
"Baguslah!" Jawab Gerald biasa saja.
"Kok pakai lah ngomongnya?"
"Ya bagus. Harganya juga bagus,kan? Kau kuras isi dompet ku!" Jawab Gerald sembari mulai menyisir rambutnya yang masih basah dan berantakan.
"Ayang ko ngomongnya gitu,Yang? Ga ridho duit mu aku pakai,Yang?" Kata Andin sambil melotot ke arah Gerald yang tengah bersolek di depan kaca.
"Gajian bulan ini, ga usah Ayang transfer ke aku lah,biar ku ganti semua duit Ayang!" Kata Andin lagi kemudian berlalu meninggalkan kamar.
Pintu kamar terdengar di tutup dengan keras oleh Andin.
Gerald hanya tersenyum geli melihat Andin yang tampak kesal padanya.
Setelah selesai bersolek, Gerald pergi ke dapur untuk sarapan pagi.
"Pagi,Bi Sumi!" Terdengar suara Gege menyapa Bi Sumi yang sedang membereskan piring.
"Pagi." Jawab Bi Sumi, sambil menoleh.
Tampak di meja makan Andin tengah menyantap ikan goreng dengan nasi panas dan sambal bawang kesukaannya. Mukanya masih tampak cemberut dan ketus apalagi ketika melihat Gege menghampiri nya.
Sebuah ciuman mesra mendarat di pipi Andin,kemudian Gege duduk di sebelah Andin dan ikut makan bersama Andin.
"Ayang bener ga akan gajian bulan ini?" Goda Gege pada Andin dengan sedikit senyuman.
Andin tidak menjawab, dia berusaha tak memperdulikan ucapan Gege padanya. Andin terus saja menyantap makanannya dengan lahap.
"Jangan kan cuma cincin berlian seharga sepuluh juta, Ayang kuras habis tabungan aku pun, aku ikhlas. Ga akan aku potong gaji Ayang!" Kata Gege sembari mencubit pipi Andin dengan manja.
"Bener,Yang?" Raut muka Andin berubah seketika.
Gerald mengangguk.
"Bi Sumi jadi saksi ya kalau Ayang pernah bilang gitu sama aku! Ya kan, Bi ?" Kata Andin sambil melirik ke arah Bi Sumi yang sedang membereskan piring yang sudah di cuci nya tadi.
Bi Sumi hanya tersenyum sambil geleng geleng kepala.Kedua pasangan ini memang lucu, begitu pikir Bi Sumi. Sebentar sebentar akur, sebentar sebentar berantem seperti anjing dan kucing yang saling ga mau kalah.
"Jadi ga Ayang pergi ke Majalengka minggu ini?" Tanya Andin berganti topik pembicaraan.
Dia menanyakan rencana Gerald yang sudah beberapa minggu ini di planning tapi selalu gagal karena banyak hal.
"Tak taulah aku!" Jawab Gege seperti tidak bersemangat.
"Kenapa Ayang bilang tak tau, malas kah Ayang untuk pergi ?" Tanya Andin lagi.
"Minggu ini, Krisna sama Agung ga bisa ikut katanya."
"Kenapa?"
"Yang satu mamaknya di rumah sakit, yang satu ada kawinan harus balik ke Medan. Ga mau aku pergi sama kalian cewek cewek!" Jawab Gerald sambil melirik ke arah Andin.
"Jadi Ayang ga mau pergi sama aku, Yang ?" Tanya Andin sembari mendekatkan wajahnya ke wajah Gege kemudian mencubit pipinya dengan keras.
"Ya mau, tapi bukan buat bikin syuting horor lah, Yang!" Jawab Gege mencoba melepaskan cubitan Andin kepadanya. "Pergi sama kamu itu harusnya ke mall, ke bioskop, ke tempat yang bagus buat pacaran, bukan ke hutan atau ke tempat angker yang banyak hantunya. Takut aku kalo pergi sama Ayang sama Ica doang mah." Tambah Gerald tetap kekeh bilang tidak mau pergi dengan Andin.
"Ih, tak tau Ayang.Kalau hantu itu takut sama aku,loh!"
"Iyalah, karena Ayang lebih menakutkan daripada hantu!" Jawab Gege sambil nyengir. Kemudian meninggalkan Andin yang masih duduk menikmati makanannya di meja makan.
"Kurang ajar!" Gerutu Andin tampak kesel karena Gerald mengejek dirinya lebih menakutkan dari pada hantu.
Gerald masuk ke studio, tempat dimana ia biasanya main game, ngedit video, juga tempat dia mengerjakan pekerjaan yang lainnya.
"Pagi." Sapa seseorang yang baru saja membukakan pintu.( Ica baru saja datang)
Gerald menoleh kemudian tersenyum "Pagi juga." Jawabnya.
"Jadi kah kita pergi minggu ini ke Majalengka,Ge?" Kata Ica sembari mulai berbenah meja kerjanya yang berantakan.
"Pending lagi, Ca." Jawab Gerald, tak menoleh.Ia tetap duduk sambil memainkan ponselnya.
"Kok pending lagi, aku kan sudah bikin jadwalnya." Kata Ica dengan raut muka bingung.
"Belum booking tempat kan ?" Tanya Gerald.
"Belum." Ica menggeleng.
"Ya udah, pending ajalah dulu!" Kata Gerald memastikan untuk menunda kepergiannya ke Majalengka beberapa hari lagi.
"Ca,jangan lupa gajian anak anak di transfer hari ini.Sudah di hitung kan rinciannya?" Kata Gerald lagi, sembari membereskan meja kerjanya juga.
Gerald terlihat bersiap siap akan pergi.
"Udah."
"Ya udah, aku mau keluar dulu sama Andin." Katanya, lalu berdiri sambil tersenyum.
"Ok, bos!"Jawab Ica.
Gerald kemudian bersiap diri, memakai kacamata hitam kemudian menyeledangkan tas pinggangnya di bahu. Lalu memakai sepatu yang biasa dia pakai yang sudah tersedia di bawah meja tempat kerjanya. Kemudian keluar studio untuk memanggil Andin yang masih berada di dapur.
"Ayang!" Teriak Gerald yang sudah berada di luar. Gerald terlihat sedang menyalakan mesin mobil. "Jadi nggak hari ini Ayang belanja? Kemarin kau bilang mau belanja!" Teriak Gerald untuk kedua kalinya.
Terlihat Andin berlari dari arah dapur menghampiri Gerald ke luar. " Tunggulah,Yang! Belum selesai aku makan!" Kata Andin sambil terlihat masih mengunyah sesuatu di dalam mulutnya.
"Ayolah cepetan, aku banyak kerjaan hari ini! Lama kali Ayang,makan! Kau masukan semua makanan ke dalam perut.Tak sadar kah Ayang, kalau Ayang ini tambah gendut. Dari makan roti, makan nasi, sekarang kau makan mie! Tambah banyak lah lemak mu,Yang!" Gerald terlihat sedikit menggerutu karena Andin terus saja makan dari pagi.
"Ga pa pa lah banyak lemak asal jangan banyak dosa, kayak Ayang!" Bantah Andin sambil mendelik.
"Ih,mana ada aku dosa! Aku adalah manusia paling baik dan tak punya dosa di dunia ini." Jawab Gerald sambil masuk ke dalam mobil.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments