Syaqina masih setia menunggu kepulangan sang Ayah tanpa terasa jarum jam Sudah menunjuk angka 23.15 menit, perasaan Syaqina semakin tak karuan, kecemasannya kini sudah diambang wajar.
"yah...kenapa tak pulang pulang sih, tadi udah janji nggak akan terlalu malam"
"ayah kemana sih yah ?"
tak biasanya Syaqina panik dan khawatir sampai begini, perasaan Syaqina sangat tidak enak beberapa hari terakhir ini. jarum jam telah menunjuk pada angka 23.50 entah sudah berapa puluh kali ia mencoba menelpon Ayah namun tak juga terhubung. sampai pada akhirnya telpon Syaqina tersambung
"hallo assalamualaikum yah..ayah dimana?"
"hallo.." namun suara itu berbeda dengan suara pemilik telphon itu
"kok suara ayah berbeda?"
"maaf ini sa...saya"
"kamu siapa? kenapa handphone ayah saya bisa sama kamu, atau jangan- jangan kamu maling handphone ayah saya?"
"tolong dengarkan saya dulu !!"
bentak suara yang di seberang sana
"dengar dulu.. bapak yang memiliki nomer ini saat ini sedang mengalami kecelakaan dan sekarang di Rumah Sakit Kasih Bunda"
DEGGG
dunia seakan berhenti berputar seiring dengan detak jantung Syaqina yang turut berhenti sesaat setelah mendengar berita Ayahnya mengalami kecelakaan, dengan langkah terhuyung ia berlari keluar dan segera memacu motornya menembus kegelapan malam, yang ada di pikirannya saat itu hanyalah dapat bertemu dengan Ayahnya.
setelah sampai di Rumah Sakit Syaqina pun langsung menuju ke ruang IGD dan disana sudah ada 3 orang lelaki 1 diantaranya mungkin adalah tuan muda dari kedua orang yang penampilannya seperti body guard
"dimana Ayah saya ... dimana Ayah saya ?"
tanya Syaqina sambil menangis
"maaf nona ayah anda masih ditangani oleh dokter "
jawab salah satu dari dua orang yang berpakaian safari tersebut.
"kalian ini siapa ? kenapa bisa sama Ayah saya?"
Syaqina semakin tak mengerti dengan semua ini
"nona sebaiknya tenang dulu, kami yang menolong ayah nona?"
jawab lelaki yang satunya lagi
" kalau anda yang menolong ayah saya berarti anda tahu siapa pelaku yang menabrak ayah saya ? apa kecelakaan ini sudah di laporkan polisi?"
mendengar kata polisi lelaki yang kemungkinan besar tuan muda itu terbelalak dan gugup
"mohon maaf nona..sebaiknya anda tenang dulu fokus saja dengan kondisi Ayah anda"
jawabnya lagi. sementara pemuda yang sedari tadi berdiri di ujung koridor itu hanya diam tanpa kata,kelihatannya dia pemuda yang angkuh. tak seberapa lama pintu IGD terbuka dan seorang dokter keluar dari saya
"keluarga pasien korban kecelakaan"
dokter Indria memanggil keluarga pasien
Syaqina pun secepatnya berlari munuju dokter tersebut.
"saya...anaknya dok. bagaimana keadaan Ayah saya dok ?ayah saya baik baik saja kan dokter ?"
"anda tenang dulu, keadaan Ayah anda kritis untuk menyelamatkan nyawanya kami harus melakukan tindakan operasi, dan kami butuh persetujuan keluarga pasien"
dokter Indria menerangkan kondisi pak Damiri yang mengharuskan tindakan operasi, Syaqina sangat terpukul, sebegitu parahnya keadaan ayahnya sampai harus operasi.
"mari silahkan ke ruangan saya untuk menandatangani surat persetujuannya, dan mohon Tuan yang tadi membawa korban untuk mendampingi keluarga pasien"
setelah menjelaskan dokter pun beranjak masuk ke ruangannya diikuti oleh Syaqina dan pemuda yang dari tadi hanya diam mematung
"begini ya mbak sebelumnya saya jelaskan untuk biaya operasinya sekitar 20 juta dan itu harus dibayar 50% baru pasien bisa ditangani"
Syaqina terdiam tak dapat berkata kata sesaat setelah mendengar jumlah nominal yang disebutkan dokter Indria
"apa dok dua puluh juta ?! , dokter saya memang belum memiliki uang sebanyak itu tapi tolong saya mohon selamatkan nyawa Ayah saya dulu dokter saya mohon"
Syaqina sampai berlutut di hadapan dokter Indria
"kami mohon maaf mbak tapi seperti itulah prosedurnya dan kami tidak bisa berbuat apa apa, sebelum dilakukan pembayaran kami tidak bisa menangani pasien"
dokter pun tampak iba dengan kondisi Syaqina saat ini.
"saya yang akan menanggung semua biaya pasien dokter segerakan lakukan tindakan operasi "
Akhirnya pemuda itu bersuara, mendengar itu Syaqina merasa sedikit lega yang terpenting baginya saat ini adalah nyawa Ayahnya
pemuda itupun menugaskan anak buahnya untuk segera menuju bagian administrasi mengurus semua biayanya. surat pernyataan pun telah di tanda tangani Operasi pun segera dilakukan.
sementara Syaqina menunggu di depan ruang operasi dengan perasaan yang tak karuan, pandangannya tertuju pada sesosok pria asing yang sedari tadi ikut menunggui sang Ayah. Syaqina pun baru teringat atas kebaikan orang tersebut. perlahan Syaqina berjalan mendekat ke arah lelaki yang tengah duduk di bangku ruang tunggu Rumah sakit.
"perkenalkan saya Syaqina " ucapnya sambil menyodorkan tangan mengajak bersalaman
lelaki itu menatap sekilas wajah Syaqina kemudian tersenyum mengkal membalas jabatan tangan Syaqina sambil menyebutkan namanya
"Shaka..."
"hah.. serius kok nama kita mirip ?"
"Shaka Ibrani Darmawan " sambungnya lagi
"terimakasih Tuan..untuk bantuannya kalau tidak ada Tuan mungkin Ayah saya belum bisa menjalani operasi"
Syaqina merasa sangat berhutang budi setelah apa yang dilakukan tadi sebelum operasi, namun Shaka masih bersikap dingin.
"panggil Shaka saja! aku bukan majikanmu tidak perlu panggil aku dengan sebutan tuan"
jawabnya datar
"iya..bang Shaka ?"
"bang ?! emang aku terlihat seperti abang abang?"
"jadi apa dhonk mas, kak, atau pak?"
"aku sudah bilang panggil Shaka saja! susah bener di kasih tahu"
ucapnya lagi dengan bersungut sungut
"ya ok ..baiklah Shaka "
"Shaka..kita memang tidak saling mengenal, namun karena kamu sudah berbaik hati menolong dan membantu Ayah saya siapapun kamu saya sangat sangat berterima kasih, dan saya akan melakukan apapun untuk membalas kebaikanmu itu, dan untuk uang yang kamu pinjam kan untuk biaya operasi Ayah secepatnya saya akan kembalikan meskipun harus dengan cara menyicilnya. sekali lagi terimakasih karena kamu sudah menjadi malaikat untuk ayahku"
Syaqina terus berucap dengan deraian air mata, sementara Shaka semakin merasa bersalah mendengar ucapan Syaqina yang sangat berterimakasih dan menganggap dia sebagai malaikat
"seandainya kamu tahu yang sebenarnya mungkin kamu akan sangat membenciku"
Ucapnya dalam hati batin Shaka kini bergejolak tidak karuan rasa bersalahnya semakin menghantuinya, rasa trauma dari apa yang dia alami beberapa jam yang lalu sungguh sangat mengerikan
Flash back on
Kejadian tabrakan itu bermula ketika Shaka yang tanpa sengaja memergoki Camila sedang berselingkuh dengan pria bule tanpa sengaja Shaka melihatnya sedang makan malam romantis disebuah restaurant berbintang lima. kemudian Shaka mengikutinya keduanya chek in di sebuah hotel Z dan menurut informasi mereka sangat sering menginap di hotel tesebut, karena hotel Z merupakan salah satu hotel keluarga Darmawan Mahantara. Melihat itu semua hati Shaka terbakar cemburu dengan perasaan hancur Shaka pun pergi meninggalkan hotel itu. Camila gadis manja dan keras kepala namun berparas sangat cantik nyaris sempurna dengan tinggi badan yang proposional kaki jenjang bak body seorang model, kulit putih bersih hidung mancung ditambah lagi status sosialnya sebagai anak salah satu kolomerat di kota ini. menyaksikan semua itu Shaka kalap emosinya tak terkontrol ia melajukan mobilnya dengan sembarang tanpa tujuan hingga pada saat melintas di jalanan yang telah sepi ia menabrak seorang pengendara sepeda motor tua yang tak lain adalah bapak Damiri ayah Syaqina. motor pak Damiri terpental hingga belasan meter dan pak Damiri terluka demikian parah di sekujur tubuhnya, sadar dia telah menabrak dan tak mau kena masalah apalagi kalau sampai polisi tahu bisa hancur reputasi keluarga Darmawan Mahantara Shaka pun langsung menelpon anak buahnya yang kebetulan sedang berada tak jauh dari lokasi kejadian dengan cepat mereka mengamankan motor pak Dam dan Shaka membawa pak Dam kerumah sakit kemudian di susul oleh kedua anak buahnya.
Pada saat di bopong ke dalam mobil pak Dam masih sempat sadar kan diri dan menitipkan pesan terhadap Shaka
"pak..pak... saya minta maaf ya pak saya..saya tidak sengaja saya akan bawa bapak ke rumahsakit " ucap Shaka dengan terbata bata
melihat orang yang ditabraknya terluka cukup parah berlumur darah
"te..te..makasih..to..long sa...mmpaikan pa..da an..nak sa..ya..ji..ji ..ka ter..ja..di..se..sss tu de..ngan ssa..ya ..titi..p ja..ga..dia"
ucap pak Dam dengan kata terputus putus dan nafas tersengal sengal
"iya pak sa..saya janji akan menjaga anak bapak, tapi kita harus ke rumahsakit supaya bapak baik baik saja"
Shaka sangat panik dan ketakutan terlebih saat melihat bapak tua sekitar 60 tahuanan itu tak sadarkan diri namun detak jadinya masih ada Shaka pun melajukan mobilnya ke arah rumah sakit terdekat
flash back off
Hay..haay para READERS yang baik hati terimakasih untuk DUKUNGANYA, like , dan komentarnya agar AUTHOR lebih semangat lagi menulisnya. mohon maaf jika terdapat banyak kesalahan dan ceritanya tidak sesuai dengan keinginan pembaca 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Ummi Alfa
Andai Syaqina tau kalau Shaka yang menabrak ayahnya bukan kata terima kasih yang keluar dari mulutnya tapi pasti dia akan sanga membencinya .
2022-10-16
0
M Pandeka Sutan
Mohon maaf thor, klo bisa tokoh orang kayanya jngan berlebihan donk, klo bisa kaya tpi yg natural gitu kekayaannya... thanks...
2021-10-27
0
Abu Alfin
Semangat Thor
Syaqina yg tabah ya
Salam manis dari
Cinta Asteria &Isyaroh
🙏🙏🙏
2021-06-18
0