PART 4

SMU XYZ

Ramai anak-anak keluar gerbang sekolah saat jam bubar sekolah. Ina dan Ian nampak berjalan beriringan

"Ina.." sebuah suara yang sangat Ina hafal memanggil namanya. Kepalanya segera menoleh mencari sumber suara. Bibirnya tersenyum saat melihat seseorang yang dikenalnya duduk diatas motor di bawah pohon

"Bang Lean.." teriak Ina sambil menghampiri Lean. Ian pun ikut menghampiri pemuda itu

"Apa kabar bro?" Tanya Lean sambil merangkul Ian

"Baik bang. Lama nggak jumpa. Sibuk terus abang?" Tanya Ian

"Biasa lah, urusan anak muda." Kata Lean, lalu menatap Ina lembut

"Apa kabar Na? Mana oleh-oleh dari Belanda?" Tanya Lean

"Udah habis. Bang Lean sibuk terus sih. Jadi oleh-olehnya Ina kasih ke Uncle." Kata Ina sambil manyun

Ian segera membekap bibir Ina. Menurut yang ia baca, lelaki akan makin tertarik saat perempuan bermain-main dengan bibirnya. Entah itu menggigit bibur, mengerucut atau apalah itu

Ina memberontak saat Ian membekap mulutnya

"Ian apaan sih." Kata Ina marah saat Ian melepaskan bekapannya

"Sengaja.." kata Ian cuek

Lean tersenyum melihat interaksi keduanya

"Yan, abang ijin mau ngajak Ina jalan-jalan sebentar. Boleh? Nanti pulangnya abang antar sampai rumah. Nggak sampai sore kok." Kata Lean

Ian tampak berfikir sejenak. Ia agak ragu melepas Ina. Apalagi bundanya sudah mewanti-wanti untuk selalu menjaga Ina

"Ng.. gimana ya bang.." Ian menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"Ian.. " Ina mulai merajuk

Ian nampak menimbang-nimbang. Sebelum beres berfikir, Ina sudah lebih dulu naik ke motor Lean. Lean pun menyalakan motornya

"Dadaah Iaan.." kata Ina

"Eh..Naa.. Duduul! Waduuh, parah ih si Ina." Gerutu Ian

Perlahan di langkahkan kakinya menuju mobil. Yudi, sudah menjemput keduanya

"Den, sendiri aja? Non Ina mana?" Tanya Yudi

"Ina pergi sama temennya, Om." Kata Ian sambil merebahkan badannya di jok belakang

Sekarang ia harus cari alasan yang tepat pada Aya, mengapa ia tidak pulang bersama Ina

"Ih Ina ngerepotin gue aja dah." Desisnya

"Ng..gimana Den?" Tanya Yudi

"Nggak gimana-gimana, Om. Kita pulang aja deh.." kata Ian pasrah

***

Angin semilir menerpa. Ina dan Lean sedang duduk sembari menikmati eskrim di gazebo pinggir danau buatan

"Bang Lean sibuk apa sih? Dari Ina pulang liburan, baru ini bisa ketemu." Kata Ina

"Biasa Na. Sibuk tugas kampus, ngelola cafe juga.." kata Lean

"Eh, bang Lean jadi buka cafe? Daerah mana?" Tanya Ina sambil menoleh ke arah Lean. 

Lean tersenyum lalu mengelap ujung bibir Ina yang belepotan eskrim dengan tisu

Jantung Ina hampir copot diperlakukan seperti itu oleh Lean. Gadis itu sedikit memundurkan kepalanya. Lean tersenyum melihat reaksi Ina

"Kayak anak kecil, makan eskrim belepotan." Kata Lean

"Biasanya nggak sih bang. Udah lama nggak makan eskrim jadi kalap begini." Kata Ina membela diri

Lean tertawa kecil memperlihatkan deretan giginya yang rapi

"Abang belum jawab ih. Cafe mana?" Tanya Ina lagi

"Cafe dekat kampus. Sasarannya memang anak-anak kampus. Yah hitung-hitung memulai bisnis lah." Kata Lean

"Boleh lah sesekali Ina mampir sana makan gratis." Kata Ina sambil tertawa

"Boleh. Nanti sekalian Ina koreksi masakan di cafe ya. Ina kan jago masak, indera perasanya juga jempolan." 

"Ooh.. ada maunya nih ajak jalan-jalan terus traktir Ina es krim. Suruh jadi tim pencicip makanan cafe." Kata Ina manyun

"Boleh kan ya Na." Kata Lean

"Hehehe.. boleh lah bang. Masa nggak boleh."

Keduanya kembali terdiam menikmati es krim

"Na.. kapan kira-kira abang bisa main ke rumah ya?" Tanya Lean

Ina menoleh menatap pemuda yang menatap lurus ke danau

"Abang main aja ke rumah. Nanti kenalan sama anggota keluarga yang lain." Kata Ina

"Daddy.. Daddy belum ijinkan abang buat main ke rumah kamu. Sampai sekarangpun abang cuma bisa lihat rumah kamu dari jauh." Kata Lean sambil menatap Ina

"Abang nurut banget sama Uncle ya. Kalau Ina lihat, type-type abang ni sebetulnya nggak bisa nurut sama siapapun." 

Lean tersenyum

"Abang berhutang budi sama Daddy, Na. Cuma Daddy yang abang punya di dunia." Kata Lean sambil menerawang

"Makanya abang cari pacar biar nambah orang yang abang punya di dunia.. hehehe" kata Ina bercanda

Lean menatap Ina

"Kamu mau jadi pacar abang, Na?"

Eh….

Ina terbelalak menatap Lean. Gadis itu berusaha mencairkan suasana

"Bang Lean becandanya kelewatan nih! Hehehe.."

Ina menanti reaksi Lean yang juga ikut tertawa, tanda ucapannya hanya gurauan semata. Namun tidak ada tanda-tanda Lean tertawa. Mata itu intens menatap Ina

Lean serius ternyata. Tiba-tiba Ina merasa panas dingin. Gadis itu tertunduk

"Inaaa.." teriak sebuah suara

Ina mendongak. Tampak Ian sedang melambaikan tangan dari mobil

"Ketemu juga. Ayo pulang. Gue udah laper ini muter-muter nyari elo!" Kata Ian lagi

"Iyaa.." kata Ina. Gadis itu menghadap ke arah Lean yang masih menatapnya

"Bang, Ina pulang dulu ya.." kata Ina bersiap beranjak.

"Ina belum jawab pertanyaan abang." Kata Lean

Ina menghentikan gerakannya, lalu berbalik menatap Lean

"Ina…"

"Oeeee..buruan Naa." Teriak Ian lantang

Ina menatap Ian jengkel. Kembali ia menghadap Lean

"Ina jawab nanti ya bang..boleh?" Tanya Ina

Lean tersenyum, pandangannya lembut ke arah Ina

"Iya, take your time Na.." kata Lean

Ina mengangguk, lalu bergegas menuju mobil.

"Lama amat, ngobrol apa sama bang Lean?" Tanya Ian kepo

Ina meleletkan lidahnya

"Mau tahu aja apa mau tahu bangeet?" Tanya Ina

Ian mendengkus sebal

"Ayo Om Yudi, kita pulang aja." Kata Ian lagi

***

Ardhi sedang membaca laporan proyek baru. Pria itu dengan cermat meneliti setiap kata dan hitungan yang ada dalam laporan dari anak buah nya

Tok tok

"Masuk…" kata Ardhi sementara matanya tidak lepas dari laptopnya

"Permisi pak, Pak Beno mau bertemu." Kata Arion, sekretaris pribadinya. Tampak Beno berada di balik tubuh Arion

Ardhi mengangguk. Beno masuk dan menghampiri Ardhi

"Duduk Ben." Kata Ardhi

"Terima kasih, mas. Saya ke sini mau menyerahkan laporan yang kemarin." Kata Beno sambil memberikan tablet pada Ardhi

Ardhi melihat tablet itu dengan seksama

"Ray sedang sibuk dalam pemilihan ketua Dewan Mahasiswa di kampus. Dia termasuk kelompok mahasiswa yang menamakan dirinya Iron Eagle. Kelompok ini sudah beberapa tahun memegang kekuasaan di dalam kampus.

Rivalnya, Andre. Kelompok Phoenix. Dua kelompok besar ini yang selalu berseteru dalam pemilihan Dewan Mahasiswa." Kata Beno

"Hmm..Dewan Mahasiswa ini yang akan mengatur kampus dan menggerakkan mahasiswa ya." Kata Ardhi

"Betul mas. Selain itu, beberapa koneksi penting pun terbuka untuk mereka. Rektor Universitas dan beberapa dekan juga berasal dari kelompok Iron Eagle. Sementara wakilnya berasal dari kelompok Phoenix. Bertahun-tahun mereka tidak akur sebenarnya." Lapor Beno lagi

"Politik kampus… Awasi Ray, Beno. Saya terus terang khawatir." Kata Ardhi

"Baik mas. Sejauh pengamatan saya, Ray tidak melakukan tindakan macam-macam. Dia juga bersih dari catatan kriminal kampus." Kata Beno lagi

Ardhi mengangguk

"Lalu,Ina?" Tanya Ardhi

"Saya masih mengumpulkan informasi, mas. Belum lengkap kalau Ina." Beno menunduk. Ia sebetulnya curiga dengan seseorang yang pernah ia lihat saat bersama Ina

"Baik, tolong secepatnya kabari saya ya Ben.." kata Ardhi

Beno mengangguk

Episodes
1 PART 1
2 PART 2
3 PART 3
4 PART 4
5 PART 5
6 PART 6
7 PART 7
8 PART 8
9 PART 9
10 PART 10
11 PART 11
12 PART 12
13 PART 13
14 PART 14
15 PART 15
16 PART 16
17 PART 17
18 PART 18
19 PART 19
20 PENGUMUMAN
21 PART 20
22 PART 21
23 PART 22
24 PART 23
25 PART 24
26 PART 25
27 PART 26
28 PART 27
29 PART 28
30 PART 29
31 PART 30
32 PART 31
33 PART 32
34 PART 33
35 PART 34
36 PART 35
37 PART 36
38 PART 37
39 PART 38
40 PART 39
41 PART 40
42 PART 41
43 PART 42
44 PART 43
45 PART 44
46 PART 45
47 PART 46
48 PART 47
49 PART 48
50 PART 49
51 PART 50
52 PART 51
53 PART 52
54 PART 53
55 PART 54
56 PART 55
57 PART 56
58 PART 57
59 PART 58
60 PART 59
61 PART 60
62 PART 61
63 PART 62
64 PART 63
65 PART 64
66 PART 65
67 PART 66
68 PART 67
69 PART 68
70 PART 69
71 PART 70
72 PART 71
73 PART 72
74 PART 73
75 PART 74
76 PART 75
77 PART 76
78 PART 77
79 PART 78
80 PART 79
81 PART 80
82 PART 81
83 PART 82
84 PART 83
85 PART 84
86 PART 85
87 PART 86
88 PART 87
89 PART 88
90 PART 89
91 PART 90
92 PART 91
93 PART 92
94 PART 93
95 PART 94
96 PART 95
97 PART 96
98 PART 97
99 PART 98
100 PART 99
101 PART 100
102 PART 101
103 PART 102
104 PART 103
105 PART 104
106 PART 105
107 PART 106
Episodes

Updated 107 Episodes

1
PART 1
2
PART 2
3
PART 3
4
PART 4
5
PART 5
6
PART 6
7
PART 7
8
PART 8
9
PART 9
10
PART 10
11
PART 11
12
PART 12
13
PART 13
14
PART 14
15
PART 15
16
PART 16
17
PART 17
18
PART 18
19
PART 19
20
PENGUMUMAN
21
PART 20
22
PART 21
23
PART 22
24
PART 23
25
PART 24
26
PART 25
27
PART 26
28
PART 27
29
PART 28
30
PART 29
31
PART 30
32
PART 31
33
PART 32
34
PART 33
35
PART 34
36
PART 35
37
PART 36
38
PART 37
39
PART 38
40
PART 39
41
PART 40
42
PART 41
43
PART 42
44
PART 43
45
PART 44
46
PART 45
47
PART 46
48
PART 47
49
PART 48
50
PART 49
51
PART 50
52
PART 51
53
PART 52
54
PART 53
55
PART 54
56
PART 55
57
PART 56
58
PART 57
59
PART 58
60
PART 59
61
PART 60
62
PART 61
63
PART 62
64
PART 63
65
PART 64
66
PART 65
67
PART 66
68
PART 67
69
PART 68
70
PART 69
71
PART 70
72
PART 71
73
PART 72
74
PART 73
75
PART 74
76
PART 75
77
PART 76
78
PART 77
79
PART 78
80
PART 79
81
PART 80
82
PART 81
83
PART 82
84
PART 83
85
PART 84
86
PART 85
87
PART 86
88
PART 87
89
PART 88
90
PART 89
91
PART 90
92
PART 91
93
PART 92
94
PART 93
95
PART 94
96
PART 95
97
PART 96
98
PART 97
99
PART 98
100
PART 99
101
PART 100
102
PART 101
103
PART 102
104
PART 103
105
PART 104
106
PART 105
107
PART 106

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!