"Ray, acara amal kita berjalan lancar. Dari survey, terlihat popularitas kita unggul dari Phoenix." Kata Marvin sambil mengangsurkan beberapa kaleng soda kearah teman-temannya
"Sudah gue duga begitu. Setidaknya golongan hippie kampus sudah kita kuasai." Kata Ray sambil tersenyum
"Ada lima golongan lagi, Ray. Nerd science, Mapala, Overtune dan Fabulous Sorority." Kata Agus sambil melihat Ipadnya
Ray berfikir sejenak
"Vin, cek kira-kira ada berapa dana nganggur dari Rektor untuk penelitian?" Tanya Ray.
Marvin langsung mengecek laptop di depannya
"Sekitar.. 100 juta." Kata Marvin
"Good...Nanti kita main ke Lab Timur. Sepertinya Farris sedang meneliti sesuatu." Kata Ray
Mike menghela nafas berat
"Coba kita mainnya ke Hall Sorority dong Ray. Akan lebih banyak pemandangan bagus dibanding Lab Timur." Kata Mike
Hall Sorority, tempat semua gadis-gadis cantik anggota cheerleaders kampus. Mereka bukan sekedar cantik, tapi juga punya pengaruh di kalangan para gadis
"Hahaha..bener Mike. Lagian Ray, di sana ada Zalynda Navulia. Bintang nya Fabulous Sorority yang naksir berat sama elo." Goda Marvin
Ray mendengkus mendengar nama seorang gadis di sebut.
"Janganlah..Ray itu mother complex banget." Agus tambah menggoda
"Bisa diem nggak pada?!" Gertak Ray. Disambut derai tawa teman-temannya
"Sorry boss. Becanda dikit untuk mengendurkan syaraf nih." Kata Marvin
"Waktu pemilihan tinggal beberapa bulan lagi. Suara bulat harus kita peroleh karena kita tidak boleh kalah dari Phoenix sang Pengkhianat." Kata Ray geram
Ketiga temannya tidak bersuara. Mereka faham betapa Ray sangat menginginkan posisi itu.
"Well.. tau nggak, ada cafe dekat sini. Cukup terkenal juga karena tempatnya enak, harganya terjangkau, musiknya asik. Gimana kalau ke sana Ray?" Tanya Agus
Ray nampak menimbang-nimbang
"Boleh lah. Kita ke sana siang ini. Sekalian undang Ghea sama Farris." Kata Ray.
"Ghea hippie? Kenapa bukan Zalynda, boss?" Keluh Mike
"Biar konsen elo nya Mike." Kata Ray sambil tertawa
***
Ina dan Ian sampai di pekarangan rumah. Mereka melihat sebuah mobil yang sangat mereka kenal. Segera mereka menghambur ke dalam
"Opaaa.. Uncle Saam.." teriak mereka berbarengan. Nampak Tuan Erik dan Sam tengah duduk di ruang keluarga bersama Aya dan Endra
"Heeii..salamnya mana? Kata Aya
"Ahehe.. Assalamu'alaykum." Kata Ian dan Ina berbarengan
"Wa'alaykumussalam. Sehat cucu-cucu Opa?" Tanya tuan Erik
"Alhamdulillah Opa. Gimana kabar Opa?" Tanya Ina sambil bergelayut manja di lengan tuan Erik
"Tinggal rutin kontrol saja. Opa sudah bisa nih ikutan marathon sama kalian." Kata tuan Erik
"Papa.. jangan berlebihan. Jaga kesehatan saja." Kata Aya mengingatkan
"Jangan khawatir, sis. Papa di sana sudah ngeluh terus pengen pulang ke Indonesia. Kangen masakan Indonesia katanya." Kata Sam sambil tertawa
"Kak Kia sama ummi sehat, uncle?" Tanya Ian
"Alhamdulillah. Kapan kalian mau ke London?" Tanya Sam
"Pengeen.." ucap Ian
"Aiish.. baru juga liburan ke Belanda dan keliling Eropa kemarin." Kata Aya
Sam memegang Frederick Groups Company di London yang merupakan pusat Perusahaan keluarga Frederick. Sedangkan Ardhi memegang Frederick Groups Company yang berada di Jakarta.
Sam kini tinggal di London bersama tuan Erik, Alifah dan Dzakia. Kyai Asyhari, Ummi Fathiya dan bu Aisha sudah meninggal beberapa tahun silam
Kini pesantren Daarul Syifaa dikelola oleh adik Kyai Asyhari yang juga paman dari Alifah.
"Papa..tinggal sama Aya yuk. Sejak ibu nggak ada, Aya kesepian kalau anak-anak dan Ardhi sudah pada berangkat." Bujuk Aya
"Ay, Papa tetap tinggal sama kakak. Selain kewajiban anak lelaki pada orangtuanya, juga Papa akan lebih mudah mendapatkan pengobatan dan kontrol kesehatan di sana. Kita sudah bicarakan ini berkali-kali kan." Kata Sam lembut
Tuan Erik membelai lembut kepala Aya.
"Papa akan di sini beberapa hari sebelum kembali lagi ke London. Kasihan Alifah sendirian di sana." Kata tuan Erik
Aya mendesah
"Tenang bunda, kalau nanti bunda sudah tua. Bunda akan tinggal sama Endra. Kan Endra lelaki, kewajiban lelaki pada orangtuanya, kan Uncle?" Kata Endra sambil memeluk Aya
"Eiit, ayah bunda tinggal sama Bang Ian lah. Siapa kamu?" Goda Ian yang sukses bikin Endra cemberut
Aya tersenyum melihat tingkah putra-putranya
"Nyonya,makan siang sudah siap." Kata Sumi
"Iya. Ayo Pa, kak, anak².. Kita makan dulu yuk." Ajak Aya
***
Malam itu, rumah keluarga Al Farobi nampak ramai. Aya berinisiatif mengadakan pesta barbeque dadakan di halaman belakang menyambut Sam dan tuan Erik
Tampak Sam dan Ardhi membakar daging serta sayuran, sementara Aya menyiapkan minuman buah dan cemilan
"Naah, siap. Ayo sini makan. Kalau hasil grill uncle Sam pasti tiada dua nya." Kata Sam menyombongkan diri
"Ya..ya..ya..perlu diingat siapa ya memarinasi dan ngasih bumbunya ya uncle." Goda Ardhi
Mereka duduk melingkar di gazebo sambil menikmati hasil panggangan Sam dan Ardhi
"Bagaimana perusahaan, Dhi?" Tanya tuan Erik.
Tuan Erik hanya basa-basi menanyakannya karena semua laporan perusahaan langsung dikirimkan ke email Sam dan dirinya sebagai komisaris tertinggi
"Alhamdulillah Pa. Sekarang sedang mentarget daerah Timur Indonesia. Agak sulit tembusnya, tapi In syaa Allah bisa." Kata Ardhi optimis
"Berarti lembur terus dong ya. Sekretarismu siapa sekarang?" Tanya Sam
"Masih Arion." Jawab Ardhi
"Kasihan dia, bisa jomblo terus. Coba cari bantuan sekretaris sambil merubah ruanganmu jadi pemandangan segar. Gadis usia 25 tahunan.." Sam melirik ke Aya yang langsung melotot
Ardhi tertawa, namun terdiam saat melihat Aya menatap galak padanya
Ina tergelak melihat reaksi Ardhi di pelototi Aya
"Kenapa Na?" Tanya Ray
"Nggak, lihat ayah sama bunda lucu aja. Ayah cinta banget sama bunda ya?" Tanya Ina
"Hoho tau nggak Na, Arion itu pilihan bundamu lho karena nggak mau sekretaris ayahmu perempuan." Kata Sam tertawa
"Ooh liat aja, nanti Aya bilang ke kak Alifah kalau kak Sam mau ganti sekretaris perempuan usia 25 tahun di kantor." Kata Aya tidak mau kalah
"Yaa..Ayah bersyukur bunda pilihkan Arion. Kalau nggak nanti ayah bakal pulang terus karena lihat sekretaris perempuan yang seksi. Kerjaan nggak bakal beres." Kata Ardhi sambil mengedipkan mata nakal pada Aya di sambut pelototan Aya
"Maksudnya?" Tanya Ian, Ina dan Endra berbarengan
Sam dan Ray tegelak. Tuan Erik hanya menggelengkan kepalanya sambil tertawa
"Hmm.. Ina jadi pengen deh punya suami kayak ayah.." kata Ina
"Emang udah ada calonnya?" Tanya Ardhi
Sekilas Ina teringat kata-kata Lean saat di danau. Lean hampir mirip seperti Ardhi yang serius, tidak banyak bicara, apa adanya. Apa nanti Lean juga akan bersikap romantis seperti sikap Ardhi pada Aya?
Tiba-tiba wajahnya merona
"Na..muka elo kok merah gitu?" Tanya Ian tiba-tiba
"Ha? Masa'?" Tanya Ina sambil memegangi pipinya
"Iya, pas ayah tanya udah punya calon wajah elo merah kayak tomat gitu." Kata Ian cuek
Ina segera memandang Ardhi yang lekat memandangnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Maliqa Effendy
Ina belum tahu aja dulu ayahnya ga tegas sm perempuan..walau bucin sm bundanya..
2022-07-18
0
Emma The@
5 like mendarat kak
2021-06-29
1