PART 2

Door..

Door..

Suara tembakan menggema. Leo memperhatikan garis muda berkerudung putih yang tengah berlatih menembak

Teringat peristiwa pertemuan pertama mereka beberapa tahun silam saat gadis itu masih duduk di Sekolah Taman Kanak-kanak.

Flashback on

Leo sedang berjalan sembari mencari satu lokasi lewat HPnya saat melihat seorang gadis kecil di gandeng oleh seorang pria. Tiba-tiba gadis kecil itu menyenggol HP Leo sehingga terjatuh

Leo terkejut lalu menatap mata gadis itu. Sekilas ia bergetar melihat sebuah kemiripan pada mata gadis itu

"Maafkan aku, uncle. Aku tidak sengaja.." kata gadis kecil itu. Terlihat ketakutan di matanya, namun sikapnya amat tenang

Gadis itu memungut HP Leo dan mengetikkan sebuah nomor

"Masih bisa berfungsi uncle, walau sedikit retak.." kata gadis itu sambil menyerahkan HP Leo. Leo menerima HPnya dan kembali menatap gadis itu

"Kau ini benar-benar!" Kata pria yang bersama gadis kecil itu. Dengan kasar ia menarik gadis kecil itu. 

"Tunggu dulu!" Teriak Leo menghentikan pria tadi.

"HP ini baru saja saya beli, dan sekarang retak seperti ini. Anda harus ganti rugi." Kata Leo pada pria itu

"Siapa anda sehingga saya harus bertanggung jawab pada HP anda?" Tanya pria itu kasar

"Anda ayah anak ini bukan? Anak anda sudah menyenggol HP saya. Anda lah yang harus bertanggung jawab. Kecuali kalau anda bukan ayahnya." 

Pria itu sedikit panik

"Te...tentu saja saya ayahnya! Berapa harus saya ganti?!"

"15 juta saja." Kata Leo

Pria itu terbelalak. "Anda ingin memeras saya?! Ini gara-gara kecerobohanmu!!"

Gadis kecil itu sedikit meringis saat pria iti mencengkram lengannya.

"Baik, saya akan pergi ke ATM mengambil uangnya." Kata Pria itu sambil menarik gadis kecil itu

"Tidak! Anda pikir saya bodoh?! Tinggalkan anak anda di sini dan silahkan pergi ambil uang anda. Saya tunggu disini. Atau saya ikut anda ke ATM." Kata Leo

"Kenapa saya harus percaya meninggalkan anak ini pada anda?" Kata pria itu

"Karena.. saya akan telepon polisi untuk kasus sepele ini. Mungkin anda lebih ingin menyelesaikannya di kantor polisi." Kata Leo

Pria itu pucat seketika. Ia mendengkus lalu meninggalkan gadis kecil itu pada Leo

Gadis kecil itu menghela nafas lega, lalu mendongak menatap Leo

"Terima kasih, uncle."

Leo membelai kepala gadis itu.

"Gadis pintar. Dari mana kau tahu nomor darurat polisi? Bagaimana bisa kamu ikut om tadi?" Tanya Leo sambil berlutut mensejajarkan tingginya dengan gadis kecil itu

"Bunda yang mengajarkan. Tadi om itu mengaku pada bu guru sopir ayah. Ina belum sempat bilang apa-apa sydah di tarik. Sepanjang jalan di ancam tidak boleh berteriak." Kata gadis kecil itu bergetar

Leo menghela nafas.

"Namamu Ina? Uncle antar ke sekolah ya, mungkin..bundamu sedang mencarimu sekarang." Kata Leo

Ina mengangguk dan menunjukkan jalan ke sekolahnya. Tiba di dekat sekolah Ina, Leo menghentikan langkah saat melihat seorang wanita tengah panik sambil menelepon seseorang. Terlihat pula beberapa guru ikut menunduk di sana

"Soraya.." desis Leo

Ina menatap Leo

"Uncle kenal bunda? Namanya Tsurayya, bukan Soraya." Ralat Ina

Leo tersenyum sambil membelai kepala Ina

"Sana, bunda pasti khawatir sekali." Kata Leo

Ina mengangguk lalu segera berlari ke arah Aya

Leo bersembunyi di balik pepohonan. Terlihat Aya memeluk Ina erat sambil menangis. Lalu Aya melihat tempat yang Ima tunjukkan. 

Leo segera bersembunyi berharap Aya tidak melihat dirinya. Aya terlihat seperti mencari sesuatu. Leo makin merapatkan dirinya di balik pohon besar

Merasa tidak menemukan yang di cari,  Aya pun menggendong Ina dan pergi menuju mobilnya

Leo mendesah..

"Kita berjumpa lagi, Soraya.."

***

"Unclee!" Teriak Ina

Leo membuyarkan lamunannya dan menoleh ke arah Ina. Gadis itu menunjukkan hasil latihan menembaknya. Semua tepat di sasaran "triangle" bahu kanan, kiri dan kepala

Leo tersenyum melihat Ina yang menaikkan alisnya sambil tersenyum lebar

"Well.. kau sudah lumayan mahir sekarang." Kata Leo sambil melihat hasil tembakan Ina

"Kapan kita main paintball lagi uncle? Aku siap sekarang melawan Ian." Kata Ina bersemangat

"Kita lihat jadwal dulu. Lean sangat sibuk akhir-akhir ini." Kata Leo

Ina tertunduk. Sudah lama sekali ia tidak melihat Lean. Sedikit rindu menyeruak di dadanya

Lean.. entah bagaimana pemuda itu datang mengusik mimpi-mimpinya. Semenjak pertama bertemu Leo dan dikenalkan pada Lean, semua biasa saja. Tidak ada yang istimewa

Lean lebih tua tiga tahun darinya. Dia adalah anak angkat Leo. Sikapnya tenang, cool dan jarang tertawa. Namun Ina merasa perhatian Lean berbeda dengan perhatian saudara lelakinya, terutama saat ia menginjak usia remaja

Teringat dulu saat SMP Lean menghajar seorang preman yang selalu mengganggu Ina dan teman-temannya saat melintas. Sejak saat itu, preman tersebut tidak pernah terlihat batang hidungnya

Ina tersenyum mengingat kejadian itu. Saat ekspresi Lean berbeda dari biasanya. Lean yang serius, Lean yang tenang, Lean yang tampan, Lean yang...

Leo menepuk bahu Ina, membuyarkan lamunannya

"Sudah sore, bunda pasti sudah nyariin kamu." Kata Leo

"Uncle, kenapa tidak mau bertemu dengan ayah dan bunda?" Tanya Ina

"Nanti, kalau waktunya tepat uncle akan bertemu mereka." Kata Leo

"Baiklah..aku pulang ya uncle." Kata Ina pamit. Gadis itu segera mengambil ransel dan masuk ke lift rahasia

Leo memandang punggung gadis itu hingga menghilang di dalam lift

Di dalam lift, Ina mendesah pelan. 

Semenjak pertemuan pertamanya, Leo sering mengunjungi Ina di jam istirahat. Hubungan mereka menjadi lebih akrab, terlebih saat Ian pun ikut masuk ke dalam grup mereka.

Ina dan Ian pun tahu tentang kejadian masa lalu yang melibatkan Leo beserta kedua orangtuanya

Leo melarang keduanya untuk bercerita tentang Leo pada keluarganya, terlebih ayah bunda nya. Walau hubungan mereka berjalan baik terakhir kali bertemu, tapi Leo masih belum bisa menyiapkan hati bertemu kembali dengan Aya dan menghadapi tatapan cemburu dari Ardhi

Ina dan Ian faham betapa ayah mereka sangat protektif terhadap keluarga, dan bisa dikategorikan bucin kalau sudah menyangkut bunda mereka.

Walau kerap di tertawakan, di sudut hati Ina juga menginginkan seorang lelaki seperti ayahnya.. Lean mungkin?

Ina tersenyum sambil menggelengkan kepala mengusir pikiran-pikirannya. Pintu lift terbuka, segera gadis itu memasang aplikasi untuk memanggil ojek online

***

Ina berjalan mengendap-endap sambil memperhatikan sekeliling. Adzan maghrib baru saja selesai menggema. Sudah dipastikan semua lelaki di keluarganya pergi ke masjid

Rumah terlihat sepi, lampu taman dan depan sudah menyala. Ina menengok ke kanan dan kiri memastikan tidak ada Aya yang menunggunya

Segera ia menyelinap masuk dan berlari menuju kamarnya yang berada di seberang kamar utama

Jantungnya hampir copot saat melihat Aya berdiri di depan kamar utama sambil bersedekap

"Baru pulang, sayang?" Tanya Aya

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

semakin kagum sama author, yang bisa bikin cerita menarik kek gini.

2022-01-14

0

Li Permana

Li Permana

Aku mampir kak

2021-11-07

1

R.F

R.F

cemungut 2 like, like balik iya

2021-07-25

1

lihat semua
Episodes
1 PART 1
2 PART 2
3 PART 3
4 PART 4
5 PART 5
6 PART 6
7 PART 7
8 PART 8
9 PART 9
10 PART 10
11 PART 11
12 PART 12
13 PART 13
14 PART 14
15 PART 15
16 PART 16
17 PART 17
18 PART 18
19 PART 19
20 PENGUMUMAN
21 PART 20
22 PART 21
23 PART 22
24 PART 23
25 PART 24
26 PART 25
27 PART 26
28 PART 27
29 PART 28
30 PART 29
31 PART 30
32 PART 31
33 PART 32
34 PART 33
35 PART 34
36 PART 35
37 PART 36
38 PART 37
39 PART 38
40 PART 39
41 PART 40
42 PART 41
43 PART 42
44 PART 43
45 PART 44
46 PART 45
47 PART 46
48 PART 47
49 PART 48
50 PART 49
51 PART 50
52 PART 51
53 PART 52
54 PART 53
55 PART 54
56 PART 55
57 PART 56
58 PART 57
59 PART 58
60 PART 59
61 PART 60
62 PART 61
63 PART 62
64 PART 63
65 PART 64
66 PART 65
67 PART 66
68 PART 67
69 PART 68
70 PART 69
71 PART 70
72 PART 71
73 PART 72
74 PART 73
75 PART 74
76 PART 75
77 PART 76
78 PART 77
79 PART 78
80 PART 79
81 PART 80
82 PART 81
83 PART 82
84 PART 83
85 PART 84
86 PART 85
87 PART 86
88 PART 87
89 PART 88
90 PART 89
91 PART 90
92 PART 91
93 PART 92
94 PART 93
95 PART 94
96 PART 95
97 PART 96
98 PART 97
99 PART 98
100 PART 99
101 PART 100
102 PART 101
103 PART 102
104 PART 103
105 PART 104
106 PART 105
107 PART 106
Episodes

Updated 107 Episodes

1
PART 1
2
PART 2
3
PART 3
4
PART 4
5
PART 5
6
PART 6
7
PART 7
8
PART 8
9
PART 9
10
PART 10
11
PART 11
12
PART 12
13
PART 13
14
PART 14
15
PART 15
16
PART 16
17
PART 17
18
PART 18
19
PART 19
20
PENGUMUMAN
21
PART 20
22
PART 21
23
PART 22
24
PART 23
25
PART 24
26
PART 25
27
PART 26
28
PART 27
29
PART 28
30
PART 29
31
PART 30
32
PART 31
33
PART 32
34
PART 33
35
PART 34
36
PART 35
37
PART 36
38
PART 37
39
PART 38
40
PART 39
41
PART 40
42
PART 41
43
PART 42
44
PART 43
45
PART 44
46
PART 45
47
PART 46
48
PART 47
49
PART 48
50
PART 49
51
PART 50
52
PART 51
53
PART 52
54
PART 53
55
PART 54
56
PART 55
57
PART 56
58
PART 57
59
PART 58
60
PART 59
61
PART 60
62
PART 61
63
PART 62
64
PART 63
65
PART 64
66
PART 65
67
PART 66
68
PART 67
69
PART 68
70
PART 69
71
PART 70
72
PART 71
73
PART 72
74
PART 73
75
PART 74
76
PART 75
77
PART 76
78
PART 77
79
PART 78
80
PART 79
81
PART 80
82
PART 81
83
PART 82
84
PART 83
85
PART 84
86
PART 85
87
PART 86
88
PART 87
89
PART 88
90
PART 89
91
PART 90
92
PART 91
93
PART 92
94
PART 93
95
PART 94
96
PART 95
97
PART 96
98
PART 97
99
PART 98
100
PART 99
101
PART 100
102
PART 101
103
PART 102
104
PART 103
105
PART 104
106
PART 105
107
PART 106

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!