PART 3

"Eh...bunda.." kata Ina

Aya berjalan menghampiri Ina. Ina memilin ujung kerudungnya sembari menunduk

"Dari mana?" Tanya Aya

"Ng..dari rumah teman bunda. Ada kerja kelompok." Kata Ina. 

Ia tidak sepenuhnya berbohong. Leo adalah temannya, dan untuk kerja kelompok, belajar menembak juga termasuk kerja kelompok saat permainan paintball nanti

Aya memindai Ina

"Sana, mandi dulu. Sholat Maghrib lalu kita makan bersama. Bunda tunggu ya." Kata Aya sembari berbalik masuk ke kamar utama

Ina menghela nafas lega. Segera gadis itu masuk ke kamarnya lalu bersiap membersihkan diri

***

Denting alat makan terdengar nyaring di ruang makan keluarga Al Farobi. Endra dengan semangat menceritakan kejadian di sekolahnya

Aya dan Ardhi menyimak cerita Endra sesekali menimpali. Ian dan Ina pun menceritakan kejadian di sekolah seharian ini

Hanya Ray yang belum hadir

"Ohya Na, tadi kamu kerja kelompok di rumah siapa?" Tanya Aya

Ina terdiam sejenak

Ardhi memandangi putrinya yang terlihat berfikir

"Ina ke rumah Cici.." kata Ina pelan

Aya hendak bersuara saat Ardhi menyela

"Oh iya, tadi Om Fathur bilang kamu mampir." 

"Kapan ketemu Fathur?" Tanya Aya

"Telepon, sayang. Ada urusan sedikit " Kata Ardhi

Ina diam-diam menghela nafas lega. Setidaknya bunda lebih percaya ayah ketimbang dirinya karena akan sangat ketahuan kalau dirinya berbohong

***

"Na.."

Ina menoleh. Nampak Ardhi duduk di ruang televisi saat dirinya melintas. Ardhi mengisyaratkan agar ia duduk disamping ayahnya

Ina menurut dan duduk di samping Ardhi.

"Benar tadi kamu ke Cici?"

Pertanyaan yang sudah Ina duga. Gadis itu mengangguk pelan. Ia memang sempat ke rumah sahabatnya tadi sebelum ke Apartemen Gading

Ardhi membelai kepala Ina yang tidak tertutup kerudung.

"Ayah merasa, Ina menyembunyikan sesuatu. Boleh cerita ke ayah?" Tanya Ardhi lagi

Ina memandang Ardhi. Ina memang kerap kali bercerita tentang segala hal pada Ardhi dan Aya. Tetapi untuk menceritakan tentang Leo, rasanya Ina belum boleh membukanya pada ayah dan bundanya sendiri

"Ina.. belum bisa cerita ke ayah. Tapi ayah jangan khawatir, bukan masalah atau rahasia besar kok." Kata Ina

Ardhi tersenyum

"Ayah hanya ingin anak-anak ayah berbagi cerita dengan ayah. Kalau memang Ina belum mau cerita tidak masalah. Tetapi ayah sangat senang ketika Ina ataupun anak-anak yang lain mempercayai ayah sebagai tempat bercerita."

Ina tersenyum

"Iya, yah."

Pembicaraan ayah-anak itu terputus saat mendengar suara motor Ray memasuki pekarangan. Tak lama pemuda itu memasuki rumah

"Baru pulang, bang?" Sapa Ina

"Eh, ayah..Ina. Iya nih. Ray ke kamar dulu ya Yah. Gerah, mau mandi." Kata Ray

Ardhi memperhatikan putra sulungnya menaiki tangga menuju kamarnya

"Sudah malam. Ina juga istirahat ya. Besok kan sekolah." Kata Ardhi

Ina mengangguk, lalu mengecup pipi Ardhi

"Malam, ayah.."

"Malam, sayang.."

Sepeninggalan Ina, Ardhi mengambil hp nya dan mulai menghubungi seseorang

"Hallo Beno..."

***

Ray menghempaskan tubuhnya ke kasur king size miliknya. Badannya terasa letih hari ini. 

Drrt..drrt..

Ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk

"Ketua, kelompok Phoenix mulai beraksi. Mereka melakukan Black Champaign dengan menyebar brosur menjelek-jelekkan kelompok Iron Eagle"

Ray mendengkus. Dilemparnya HPnya ke samping

"Andre.. kau pikir bisa mengalahkan aku?!" Desisnya

Sejenak berfikir, Ray kembali mengambil hpnya lalu menghubungi seseorang

"Vin, elo coba turunin anggota untuk menangkap siapa yang nyebarin brosur kampanye itu. Besok kita lakukan program charity di kampus. Jangan sampai peta kekuasaan pindah ke Phoenix."

Ray langsung mematikan HP nya saat mendengar ketukan di pintunya

"Masuk.."

Terlihat Ina melongokkan kepalanya

"Bang, bunda tanya udah makan belum? Kalau belum mau di buatin apa?" Tanya Ina

Ray tersenyum lembut

"Abang udah makan tadi bareng teman-teman, Na. Thanks ya.."

Ina masih berdiri di depan pintu. 

"Ada apa Na?" Tanya Ray

"Ng.. Ina mau tanya sesuatu."

"Sini masuk."

Ina pun masuk dan duduk di tepi tempat tidur Ray

"Bang.. beberapa hari lalu Ina sempat lihat abang di jalan. Abang sepertinya sedang bertengkar.."

Ray mengenyitkan keningnya. Beberapa hari lalu ia memang sempat adu mulut dengan Andre, ketua geng Phoenix. Kalau saja Marvin tidak melerai, mungkin sudah terjadi baku hantam di pinggir jalan

"Akhir-akhir ini abang memang lagi ngurusin pemilihan ketua Dewan Mahasiswa di kampus. Mungkin Ina lihat abang lagi ngasih pengarahan, bukan marah-marah." Kata Ray

"Ooh.. nggak siy. Ina mau tanya, orang yang abang kasih pengarahan itu siapa. Soalnya rada mirip sama kenalan Ina." Kata Ina

Ray tertegun. Ina kenal Andre? Dimana?

"Siapa namanya bang?" Tanya Ina lagi

Ray menatap mata bulat Ina yang berharap. Sebersit rasa khawatir hinggap di hatinya

"Hmm.. seingat abang pernah ngasih pengarahan itu sama Marvin, Agus, Mike.. Andre.."

Ina memanyunkan bibirnya

"Bukan berarti, Ina nggak kenal."

Ray tersenyum lega. Jangan sampai adik cantiknya berteman dengan musuh nya

"Ya deh, Ina keluar dulu ya bang. Met rehat." Kata Ina sambil keluar kamar

Ray kembali menatap HP nya. Menyetel alarm lalu mematikan lampu kamarnya untuk beristirahat

***

Leo sedang memeriksa email dari beberapa anak buahnya saat sesosok pemuda masuk ke dalam apartemen

"Lean.." panggil Leo

Pemuda bernama Lean menghentikan langkahnya

"Yes Daddy?"

"Kau darimana?" Tanya Leo

"Ada sedikit urusan Daddy." Kata Lean sambil duduk di sofa di dekat Leo

Leo memperhatikan Lean yang menyenderkan badannya di sofa sembari memejamkan matanya.

"Sibuk terus ya. Kapan kau meluangkan waktumu sebentar?" Tanya Leo

Lean menghela nafas

"Kurasa daddy sekarang cerewet mirip emak-emak di kantin kampusku."

Leo terbahak. Mana ada emak-emak ganteng dan bertatto banyak seperti dirinya

"Luangkan waktumu. Kita mau main paintball bareng Ina dan Ian." Kata Leo

Lean menoleh saat mendengar nama Ina di sebut. Leo tersenyum lebar melihat tingkah Lean

"Tadi dia kesini, cuma kamu sibuk terus." Kata Leo

"Kalau saja daddy bilang, tentu aku akan pulang lebih cepat." Kata Lean

"Daddy juga tidak tahu, dia muncul setelah liburan kenaikan kelasnya."

Lean mendesah.

"Kalau daddy ijinkan, aku bisa main ke rumah Ina.."

"Jangan! Jangan sekarang. Daddy.."

Lean tertawa

"Kenapa? Daddy masih belum bisa move on dari nyonya Aya kan?"

Leo melempar sekaleng cola pada Lean. Pemuda itu dengan sigap menangkapnya lalu membuka minuman cola itu

"Nasibku tidak akan sama dengan Daddy dan tuan Shankur." Kata Lean sambil meneguk cola nya

"Hahaha.. buktikan saja nanti. Jangan pikir kau tinggal menghadapi tuan Al Farobi. Masih ada kakak dan adik Ina selain Ian." Kata Leo terkekeh

Lean melirik sambil tersenyum

"Ada saudara selain Ian? Ternyata aku tidak begitu tahu banyak tentangmu, Ina.." bathin Lean

Terpopuler

Comments

Siti Mariam Shafiee

Siti Mariam Shafiee

Z

2022-04-22

0

Li Permana

Li Permana

lanjut!

2021-11-07

1

lihat semua
Episodes
1 PART 1
2 PART 2
3 PART 3
4 PART 4
5 PART 5
6 PART 6
7 PART 7
8 PART 8
9 PART 9
10 PART 10
11 PART 11
12 PART 12
13 PART 13
14 PART 14
15 PART 15
16 PART 16
17 PART 17
18 PART 18
19 PART 19
20 PENGUMUMAN
21 PART 20
22 PART 21
23 PART 22
24 PART 23
25 PART 24
26 PART 25
27 PART 26
28 PART 27
29 PART 28
30 PART 29
31 PART 30
32 PART 31
33 PART 32
34 PART 33
35 PART 34
36 PART 35
37 PART 36
38 PART 37
39 PART 38
40 PART 39
41 PART 40
42 PART 41
43 PART 42
44 PART 43
45 PART 44
46 PART 45
47 PART 46
48 PART 47
49 PART 48
50 PART 49
51 PART 50
52 PART 51
53 PART 52
54 PART 53
55 PART 54
56 PART 55
57 PART 56
58 PART 57
59 PART 58
60 PART 59
61 PART 60
62 PART 61
63 PART 62
64 PART 63
65 PART 64
66 PART 65
67 PART 66
68 PART 67
69 PART 68
70 PART 69
71 PART 70
72 PART 71
73 PART 72
74 PART 73
75 PART 74
76 PART 75
77 PART 76
78 PART 77
79 PART 78
80 PART 79
81 PART 80
82 PART 81
83 PART 82
84 PART 83
85 PART 84
86 PART 85
87 PART 86
88 PART 87
89 PART 88
90 PART 89
91 PART 90
92 PART 91
93 PART 92
94 PART 93
95 PART 94
96 PART 95
97 PART 96
98 PART 97
99 PART 98
100 PART 99
101 PART 100
102 PART 101
103 PART 102
104 PART 103
105 PART 104
106 PART 105
107 PART 106
Episodes

Updated 107 Episodes

1
PART 1
2
PART 2
3
PART 3
4
PART 4
5
PART 5
6
PART 6
7
PART 7
8
PART 8
9
PART 9
10
PART 10
11
PART 11
12
PART 12
13
PART 13
14
PART 14
15
PART 15
16
PART 16
17
PART 17
18
PART 18
19
PART 19
20
PENGUMUMAN
21
PART 20
22
PART 21
23
PART 22
24
PART 23
25
PART 24
26
PART 25
27
PART 26
28
PART 27
29
PART 28
30
PART 29
31
PART 30
32
PART 31
33
PART 32
34
PART 33
35
PART 34
36
PART 35
37
PART 36
38
PART 37
39
PART 38
40
PART 39
41
PART 40
42
PART 41
43
PART 42
44
PART 43
45
PART 44
46
PART 45
47
PART 46
48
PART 47
49
PART 48
50
PART 49
51
PART 50
52
PART 51
53
PART 52
54
PART 53
55
PART 54
56
PART 55
57
PART 56
58
PART 57
59
PART 58
60
PART 59
61
PART 60
62
PART 61
63
PART 62
64
PART 63
65
PART 64
66
PART 65
67
PART 66
68
PART 67
69
PART 68
70
PART 69
71
PART 70
72
PART 71
73
PART 72
74
PART 73
75
PART 74
76
PART 75
77
PART 76
78
PART 77
79
PART 78
80
PART 79
81
PART 80
82
PART 81
83
PART 82
84
PART 83
85
PART 84
86
PART 85
87
PART 86
88
PART 87
89
PART 88
90
PART 89
91
PART 90
92
PART 91
93
PART 92
94
PART 93
95
PART 94
96
PART 95
97
PART 96
98
PART 97
99
PART 98
100
PART 99
101
PART 100
102
PART 101
103
PART 102
104
PART 103
105
PART 104
106
PART 105
107
PART 106

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!