Tak terasa sudah pagi lagi, 07.00 pagi yang segar saat Nandin membuka jendela kamar dan sinar matahari langsung menyentuh kulit nya memberikan kehangatan sekaligus kesejukan dari angin yang juga mengikuti nya,
rumah kecil yang menerima cahaya matahari dari surga, rasa nya menenangkan.
Semua orang memang sedikit lebih santai jika hari minggu beda dengan orang orang yang akan menyambut hari keesokan nya, berlaku juga bagi Nandin dan Tama yang juga menikmati hari libur mereka
Setiap hari Minggu Nandin pergi olahraga untuk memberikan peregangan pada tubuh nya dan rileks dari masalah pekerjaan juga kegiatan sehari hari nya,
Saat baru keluar dari pagar rumah, ia melihat sebuah mobil terparkir di samping pagar, tetapi tidak memastikan siapa pemilik nya juga ia tidak melihat orang di sana, meskipun dia penasaran dengan mobil yang di lihat nya itu ia tetap memutuskan untuk berolahraga saja.
Sampai di taman joging dekat dengan rumah nya hanya berjarak 100 M saja membuat Nandin memutuskan rutin berolahraga minimal seminggu sekali.
Nandin mulai melakukan peregangan. melihat suasana kiri dan kanan yang asri juga sejuk melihat keluarga yang juga banyak berolahraga.
Nandin akhir nya menyelesaikan olahraga nya setelah peregangan dan berlari mengelilingi taman itu. Sebelum pulang ia selalu menikmati angin sekaligus istirahat di kursi dekat air mancur.
Dan seseorang menyapa nya,
"HAI ,Din ?!,"
Dia replekk menengok dan tersentak kaget, mendapati siapa yang berdiri di depan nya.
"Pak, selamat pagi," Ucapnya berdiri dan bingung akan bilang apa lagi.
CEO perusahaan PT.HOPE berdiri didepan nya, sungguh wajar saja dia kaget bukan, seorang CEO perusahaan besar sedang berada di sekitaran rumah nya pada jam segini.
" Bey, jika kita berdua kamu panggil nama ajah, Adit! saya males kalo diluar kantor dipanggil pak,"
" Baik pak, eh mas,,eh kak, maaf saya gak bisa pak, gak enak,"
"kaya sama siapa ajah sih Bey,panggil kak Adit juga gapapa kok,".
"iya kak," Nandin memastikan ia tidak salah dengar atau apa, beberapa kali Aditya memanggil nya dengan kata Bey rasanya familiar sekali,"
"Kamu sudah sarapan Bey?,"
"Pak maaf ,kak maksud saya, saya mau tanya,kenapa kakak panggil saya Bey?,"
"Karena?," Adit menatap Nandin tapi berhenti berucap,
" gapapa mungkin sudah kebiasaan,yasudah ayo kita makan?,"
"Kebiasaan? kepada perempuan?," Nandin tertawa menutup mulutnya.
"Aku sudah terbiasa melakukan dengan orang yang sudah tidak asing,"
"Maaf pak maksud nya?," kata kata pak Adit membuat Nandin bertanya tanya.
"Ayo kita makan?," Aditya menegaskan.
"Iya kak silahkan, saya harus pulang juga, adik saya belum sarapan, jadi saya harus pulang,"
"Aku antar Din,
"Tidak usah kak, saya akan lari kan olahraga hehe,"
"Sekalian aku ke arah sama tidak apa apa,"
Nandin kaget Aditya membuka pintu mobil untuk nya dan juga mobil yg tadi pagi terparkir depan pagar nya adalah mobil yang iya naiki sekarang.
"Din,boleh aku mampir ,"
Setelah tiba di depan rumah pak Aditya mengajukan pertanyaan itu. Sedangkan Nandin masih heran pak Aditya bahkan tidak bertanya arah rumah nya, dia sudah tau.
Nandin gelagapan bingung di tolak gimana diterima bagaimana.
"Saya tidak masalah pak tapi rumah saya kecil dan berantakan,"
"Tidak apa apa rumah mu dapat sinar dari surga, boleh kan mampir?,"
Nandin heran kenapa bahkan Aditya tau kata kata itu, padahal hanya ia dan ayah yang bilang begitu,
"Baik pa silahkan masuk,"
Adit pun kemudian memasuki ruang tamu yang kecil itu namun terlihat nyaman, Aditya termangu melihat Poto keluarga Nandin seperti terharu seperti melihat seseorang yang sudah dikenal nya.
"Silahkan duduk kak, saya kebelakang dulu,"
"Ok Din,"
Tidak lama kemudian Nandin kembali untuk memberi segelas teh.
"Silahkan pak, saya belum sempat masak , baru ada teh,"
"Terimakasih Din,
"Maaf pak apa sebelum nya kakak pernah ke daerah sini? tadi pagi saya liat mobil kakak terparkir di depan?,"
Aditya diam menatap Nandin yang mengajukan pertanyaan itu.
"Pernah, dulu saya sering kesini sebelum sekolah ke Amerika 5/6 tahun lalu mungkin ,"
"Oh pantes saja bapak sudah hapal daerah sini,"
Nandin bingung mau bicara apa lagi
Kemudian Tama keluar kamar dan bertemu Aditya, Nandin izin kebelakang untuk membuat sarapan, Tama menemani Aditya dan bercengkrama seperti kedua sahabat mereka terlihat gampang akrab.
Nandin memasak sesuatu yang bisa dimakan ada nasi hangat yang sudah ia masak sebelum lari pagi lalu aku menggoreng nya karna hanya ada telur, kecap, bawang merah karena belum sempat belanja.
Tidak lama Nandin memanggil Tama juga Aditya untuk makan di meja makan rumah nya yang juga nyambung dengan dapur bersih itu juga bisa melihat area ruang tamu secara langsung.
Aditya terpaku melihat hanya ada nasi goreng di meja makan.
"Maaf pak kami biasa sarapan berat atau bapak mau saya cari kan roti?,"
"Tidak Din, saya akan coba masakan kamu,"
"Sudah lama sekali," Ucap Aditya meneteskan air mata saat suapan pertama masuk ke mulut nya.
Nandin dan Tama hanya saling melirik menyadari apa yang mereka lihat, dan Nandin pun tidak berani bertanya.
"Entah apa yang akan terjadi besok ketika seorang CEO makan nasi goreng biasa di rumah karyawan biasa," Pikir Nandin memekik dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Peraaaa
Benih-benih Cinta Mulai tertanam nihh uhuyyy😁
2020-06-09
2
Sasa (fb. Sasa Sungkar)
hi thor..
cerita nya baguuus..
aq mampir bawa boomlike, komen dan rate5..
feedback ke cerita ku yaa..
ditunggu.. 🤗
2020-06-05
1
mrs caffeine
aQ dah baca sampe sini shayy, semoga kedepannya semakin bagus dan karya² kamu makin banyak pendukungnya. Tetep semangattt 💪😉
2020-05-11
3