Malam berlalu dan pagi menyambut suasana dingin yang menyentuh telapak kaki Nandin karena tidak tertutupi selimut. Mata masih terpejam tetapi pikiran sudah mulai berjalan diluar posisi nyaman, akhirnya Nandin pun memaksakan diri untuk bangun.
07.30 Nandin bareng dengan Tama karna hari ini ia harus berangkat pagi untuk persiapan menyambut CEO baru perusahaan nya.
Jam sudah menunjukan 09.00 dan seluruh karyawan sudah berjejer menjambut jalan masuk CEO baru.
Seseorang membuka pintu mobil yang berhenti depan lobby lalu seorang lelaki keluar dari mobil tersebut memakai Jas layak nya para direksi yang datang ketika mau rapat besar, semua meneger sudah berdiri paling depan
Nandin ada di bagian paling akhir dekat lift karna seluruh karyawan berdiri sesuai jabatan, dan ia adalah karyawan biasa saja sehingga posisi nya juga di bagian staf yang berdiri paling akhir.
Seluruh staff kira calon CEO nya sudah berumur ternyata dia masih muda sekitar usia 25 atau 26 tahunan.
Setelah sang CEO lewat dan masuk lift eksekutif seluruh karyawan disuruh berkumpul di Aula untuk acara selanjut nya.
Meneger sudah mengambil alih mic di atas panggung Aula untuk memberi penyambutan.
"Seperti yang kalian ketahui hari ini kita kedatangan atasan baru kita yang akan menggantikan pak Sakseno CEO kita sebelum nya yang tidak lain adalah ayah nya CEO baru dikantor kita PT.HOPE tercinta, kita sambut bapak Aditya sakseno putra pertama bapak sakseno yang sebelum nya CEO PT.HOPE" Ucap kata sambutan dari Meneger yang di ikuti suara tepuk tangan yang riuh bergemuruh menyambut CEO baru yang kemudian menaiki panggung Aula.
Lalu CEO baru pun mengambil alih posisi panggung yang membuat semua pasang mata menatap nya.
"Perkenal kan Nama saya Aditya Sakseno
saya CEO baru disini dan saya menantikan kerja sama dengan kalian terimakasih," Pidato saat penyambutan yang terlontar dari mulut Aditya yang membuat semua pasang mata yang menatap nya saling melirik karena mereka merasa ini adalah pidato tersingkat.
Setelah itu suara tepuk tangan kembali bergemuruh, yang bicara di depan adalah seorang CEO jadi mau tidak mau, terima tidak terima tetap lah karyawan akan memberikan sikap itu sebagai bukti penghargaan dan menghormati nya.
Nandin tidak fokus karna matanya masih sembab dan kepalanya sedikit pusing ia hanya kembali ke meja tempat kerja untuk melakukan semua pekerjaan nya dengan cepat agar bisa pulang.
Pukul 12.05 adalah jam istirahat karyawan untuk makan siang semua karyawan pergi keluar kecuali Nandin ia ingin menyelesaikan pekerjaan nya dengan cepat agar bisa pulang untuk istirahat. Ditambah mood nya yang sedang rusak membuat nya tidak terlalu bernafsu untuk makan.
Ketika sedang fokus dengan pekerjaan nya ia sampai tidak sadar ada seseorang memperhatikan di depan mejak kerja nya yang membuatnya hampir ersentak dan jatuh karena kaget ketika menyadari nya.
"Maaf pak ada yg bisa saya bantu?," Nandin terbata Seorang lelaki yang baru saja di Sah kan sebagai pemimpin baru perusahaan nya masuk ke ruangan karyawan biasa.
"Kenapa kamu tidak istirahat?,"
"Saya, saya, maaf pak saya sedang mau menyelesaikan pekerjaan saya," Jawab Nandin menundukkan kepala nya karena dia gugup takut dikira berbuat kesalahan menyadari yang ada di ruangan itu hanya mereka.
"Kamu kenapa biasa saja kenalkan nama saya Aditya?," Jawab Aditya lalu menyodorkan tangan.
Nandin menggigit bibir nya. Berusaha menyembunyikan kegugupan nya. "Nandini pak,".
Mereka saling memandang ketika tangan nya berjabatan.
"Kamu pucat sekali apa kamu sakit? jangan lupa minum obat jangan memaksakan pekerjaan jika sakit, dirimu mahal daripada pekerjaan ini,"
"Baik pak, terimakasih,"
"ini roti untukmu lumayan untuk ganjal," Aditya memberikan roti dan juga slai nya pada Nandin.
Nandin tampak menerima dengan gestur gugup dan serba salah nya.
"Terimakasih pak, tapi saya tidak enak menerima nya barangkali merepotkan,"
"Kamu karyawan saya berarti di area sini saya harus bertanggung jawab, baiklah kalo begitu saya pergi ya Bey," Ucap Aditya yang kemudian berlalu.
Nandin kebingungan atas panggilan akhir yang di ucapkan Aditya Bey rasanya seperti pernah mendengar dan familiar dengan panggilan itu atau ia salah dengar kata kata itu berdengung terus menerus di kepala nya.
"Baik pak,"
Sepulang dari jam kerja Nandin langsung pulang karna sakit kepala, rupanya sakit hatinya membawa nya pada drop badan yang menyerang , apakah sakit hati menyerang imun tubuh?
Tama memasakan Nandin telur dadar meskipun dia lelaki mereka cukup kompak dalam berbagai hal di rumah, membagi pekerjaan apapun.
Matahari pagi sudah malu malu menampakan diri nya, memberi cahaya pada tetesan embun yang tersisa dari dingin nya malam, pagi ini adalah hari sabtu Nandin memutuskan bebenah karna ini hari libur, sedangkan Tama masuk sekolah dia hanya libur hari Minggu.
Nandin membenahi kamar tidur sampai laci dan semua sela sela jendela, saat ia melihat dinding yang penuh dengan foto nya dengan Zain ia kembali meneteskan air mata lagi dan dengan tekad bulat putuskan untuk menyimpan fotonya dengan Zain di dalam kardus atau kotak apapun setidak nya jangan di tempat yang terlihat oleh nya.
Setelah bebenah kemudian memasak untuk menyediakan Tama makan sepulang dari sekolah.
Mereka selalu makan sederhana agar uang gaji Nandin cukup untuk 1 bulan dan biyaya sekolah Tama, maklum lah jaman sekarang kan tidak murah sekolah apalagi dikota.
Setelah semua selesai Nandin melihat HP nya sambil merebahkan diri di atas kasur lalu membuka WhatsApp dan tidak sengaja terfokus pada kontak teratas yang berarti adalah orang yang di hubungi nya terakhir, Foto propil Zain, sudah berubah rasa penasaran nya membuat nya harus mengklik foto bulat di samping Chat nya itu betapa terkejut nya Nandin melihat foto Zain menjadi dia dan perempuan yang ia lihat di lobby,
"Secepat itu Zain hatiku masih terluka bahkan namamu dikontaku masih Love," Lirih Nandin seraya menatap ponsel nya itu, lagi lagi air mata nya masih mengalir, hati nya lagi lagi belum kuat membiasakan diri dengan apa apa yang baru menimpa nya itu.
Nandin kemudian menaruh kembali HP nya sekaligus mematikan layar nya itu, lagi lagi niat kuat yang baru saja ia tekad kan langsung gugur lagi karena menerima serangan kilas yang menorehkan lagi luka pada luka yang masih sama.
Berusaha mendoktrin diri dengan spekulasi positif, mengingat kembali alasan nya untuk hidup dan mandiri membuat gadis itu mendapat aura positif setelah menyelesaikan tangis nya yang menyayat hati, walau sebenar luka nya saja belum benar benar membaik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Peraaaa
Aditya baik bener kamu😍
2020-06-09
2
vie na Ai
Entah q paling benci dnngn wanita yg lemah karena cinta udah d khianati masih tetep menangisi
2020-06-05
2
mrs caffeine
di eps ini aQ nemu byk kata yg tanpa imbuhan pada narasi, kesannya kaya buru-buru nulisnya shayy...pndptQ sbg pembaca, aQ jd kurang bisa nangkep feelnya. coba lebih diteliti lagi, semoga membantu 😊
2020-05-11
6