Episode 4 Misi rahasia

Setelah meminta izin ke orang tuanya, Dona pun kembali ke Jakarta dan kali ini ia dampingi oleh adik bungsunya, Wawan. Ita yang telah sampai di Jakarta sehari sebelum Dona, telah mengkoordinasikan misi 'mata-mata' ini ke kantor Tyo, agar keberadaan Dona di Jakarta tidak diketahui oleh Tyo. Maka Tyo diberikan pekerjaan lebih dari biasa, agar ia tetap berada di kantor hingga malam.

Selasa pagi, Dona telah sampai di Jakarta dan langsung di jemput oleh Ita bersama teman dekatnya.

"Assalamu'alaikum, Mbak!" salam Dona ketika melihat Ita di kerumunan para penjemput.

"Wa'alaikumsalam, yuk buruan langsung ke mobil, nanti kita ngobrol di mobil aja," jawab Ita.

Setelah masuk ke dalam mobil, Ita dan Dona saling memperkenalkan pendampingnya.

"Kenalin, ini Nada teman wiskul (wisata kuliner)ku juga. Tadi aku sempet cerita sedikit tentang masalah kamu ya Don, karena Nada bakalan jadi driver selama kita disini. Mobilnya cukup besar buat angkutin barang-barang kamu dan tenang aja, kaca film mobilnya gelap, kamu aman nggak bakalan keliatan," jelas Ita.

"Wah, berasa jadi detektif-detektif di film Hollywood !" seru Dona.

"Oiya kenalin juga, ini adikku namanya Wawan, tenaga tambahan buat beresin barang-barang nanti," lanjut Dona.

"Wah cocok yaa, badannya gede!" sahut Ita.

"Makanya karena besar, dia aku bawa," ucap Dona.

"Yowes, kita langsung ke kontrakan, kita ketemu Ratna di sana," ajak Ita.

Mereka pun segera meluncur ke rumah kontrakan milik Ratna yang di kontrak oleh Tyo dikawasan Rawamangun, Jakarta Timur. Sesampainya disana, Ratna telah menunggu di depan rumahnya.

"Yuk, kita langsung aja !" ajak Ratna.

Ratna segera membuka pintu rumahnya dan mereka berlima pun mulai melakukan pengecekan barang-barang.

"Hmmm hebat! lihat ini semua kardusnya masih lengkap! padahal tinggal dikirim!" geram Dona yang melihat tumpukan kardusnya yang masih seperti saat ia tinggalkan beberapa pekan yang lalu.

"Don, ambil barang-barang yang memang dibutuhkan aja, sisanya nanti bisa dikasih ke Om Iyan," kata Ita.

"Oiya, nanti biar nggak over bagage, bawa barang-barang yang urgent aja, sisanya nanti biar aku yang kirim," tambah Ratna.

"Oke Mbak, makasih ya," ucap Dona penuh haru.

"Wan, kamu bantuin urusan kardus ini ya, kita pilah-pilah lagi," pinta Dona.

"Oke, Mbak."

Di saat Dona dan Wawan merapikan isi kardusnya, Ita dan Ratna memeriksa ke seluruh ruangan dan Ita menemukan sebuah mainan manik-manik yang ia tahu pasti, Dona tidak pernah membelinya untuk anak-anaknya.

"Don, sini deh!" panggil Ita dari ruang keluarga.

"Kenapa Mbak?" jawab Dona sambil menghampiri Ita.

"Ini mainan Zalfa ? kayaknya bukan deh," tanya Ita sambil menunjukkan mainan aksesoris manik-manik.

"Bukan banget, aku nggak pernah mau beliin mainan model gini buat anak-anak," jawab Dona yang tampak geram dengan penemuan mainan itu.

"Difoto Don, bisa untuk barang bukti," usul Ita

"Oke, Mbak," jawab Dona yang segera mengambil foto mainan manik-manik tersebut.

Setelah itu, mereka berkeliling memasuki seluruh ruangan dan kembali merapikan isi kardusnya. Kemudian, Ratna mengajak Dona dan Wawan untuk menemui Bu Asri tetangga sebelah rumah.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam, eee Bu Dona, apa kabar ? Ibu balik lagi ?" tanya Bu Asri.

"Alhamdulillah baik Bu. Saya cuma mampir sebentar, nggak balik lagi, kok. Oiya Bu, maaf saya ganggu sebentar," jawab Dona

"Ih nggak ada yang namanya mengganggu, masuk dulu yuk," ajak bu Asri.

"Nggak usah Bu, kita nggak lama kok, cuma mau tanya-tanya aja," tolak Dona.

Sementara itu, Ita dan Wawan telah siap dengan handphonenya masing-masing untuk merekam pembicaraan ini.

"Gini Bu, saya mau tanya, apa setelah saya pindah ke Jogja, ada kejadian yang nggak biasa di rumah sebelah?" tanya Dona.

"Aduh maaf Bu Dona, saya bukannya cari masalah atau apa gitu yaa, hmmm tapi sekitar dua pekan setelah ibu pindah, Pak Tyo kedatangan tamu yang tinggal disitu juga. Saya pikir itu mungkin saudara ibu atau Pak Tyo, tapi kok agak beda yaa sikapnya kalau sama saudara," jawab bu Asri.

"Hmmm memangnya siapa Bu, trus beda gimana maksudnya ?" tanya Dona.

"Perempuan bawa anak kecil seumuran Zalfa, makanya tadinya saya kira ibu balik lagi, karena sepintas mirip ibu, tapi kalau dilihat lagi beda banget, ibu kan selalu pakai gamis atau rok, jilbabnya juga panjang, tapi yang kemarin itu jilbabnya pendek, bajunya juga ketat. Aduh maaf Bu, saya bukannya mau memberi informasi nggak benar, tapi ini benar Bu, saya nggak bohong, tapi saya nggak enak ngomongnya," jawab bu Asri.

"Hmm bedanya gimana, ya ? Aduh saya benar-benar nggak enak ngomongnya," ucap bu Asri yang terlihat gugup.

"Bu, ibu tenang saja, semua informasi yang ada, dapat membantu saya," ucap Dona yang paham akan posisi bu Asri, yang takut menjadi pemecah hubungan keluarganya.

Dengan menarik nafas panjangnya, bu Asri mulai bercerita, "Jadi saya dan beberapa tetangga disini sempat bingung dengan kedatangan wanita dan anak kecilnya di rumah pak Tyo, tapi kami tidak bertanya dan memilih diam saja, tidak mau ikut campur. Kami tidak mau suudzon, jadi kami mengira wanita itu saudar pak Tyo. Tetapi, kalau saudara kan tetap ada batasannya, sedangkan mereka berdua terlihat mesra seperti pasangan suami istri. Ya pokoknya, mereka berdua tampak selalu mesra," jelas bu Asri.

Dona tidak terkejut lagi dengan jawaban bu Asri, ia dengan mudahnya dapat mengontrol emosinya dan tetap terlihat tenang.

"Nggak Bu, informasi dari ibu sudah cukup membantu saya. Terima kasih banyak ya Bu. Maaf mengganggu, kami pamit dulu," ucap Dona.

"Sekali lagi maaf ya, Bu," ucap bu Asri sambil memegang tangan Dona.

Dona pun tersenyum, lalu berkata, " Nggak Bu, kami sangat berterima kasih dengan informasi yang ibu berikan. Kami jadi tahu kebenarannya dan ini sangat membantu saya untuk memutuskan kedepannya bagaimana."

"Maafkan kalau perilaku suami saya membuat resah komplek ini dan terima kasih banyak atas informasinya. Kalau begitu kami permisi dulu," pamit Dona.

Mereka bertiga kembali ke rumah Ratna, sementara itu Ratna menghubungi Bu Ivo, tetangga depan rumah untuk mengkonfirmasi informasi dari bu Asri.

Tak lama kemudian, Ratna kembali dengan membawa informasi yang sama.

"Don, aku sudah ngontak tetangga depan, Bu Ivo, dia kan sudah pindah dua pekan yang lalu. Keterangannya sama persis dengan bu Asri."

Semua memandang Dona dengan tatapan prihatin, tetapi Dona tidak terkejut sama sekali. Ia telah memprediksikan yang terburuk, sehingga hal itu tidak membuatnya hancur.

"Baiklah, kita segera selesaikan packingnya yuk, trus lanjut sarapan," ucap Ita memecahkan keheningan.

Dona dan Wawan pun bergerak cepat memilah-milah isi kardusnya, yang terbagi menjadi tiga kardus.

"Alhamdulillah, dah beres semua!" seru Dona.

"Nggak ada yang ketinggalan lagi kan, Don ?" tanya Ita.

"In syaa Allah nggak Mbak, tadi aku sudah dobel cek di semua ruangan dan kardus juga sudah beres semua," jawab Dona.

"Makasih ya Mbak, maaf jadi ngerepotin," lanjut Dona.

"Nggak lah, di sini kita saling bantu. Aku juga perempuan, tahu banget rasa yang kamu rasakan saat ini, tapi aku salut, kamu kuat ngadepinnya," ucap Ita.

"Alhamdulillah, berkat do'a kalian semua dan aku juga dikelilingi para wanita kuat disini, tambah kuat dong !"

"Trus aku apa, Mbak ?" canda Wawan.

"Kamu pelengkap penderita !" canda Dona balik yang memecahkan suasana.

"Yee sudah dibantuin!"

Suasana pun mencair dengan canda kakak dan adik ini.

"Oiya, aku ke kantor dulu, sudah siang. Nanti kalau ada apa-apa telpon aja," pamit Ratna setelah semua barang milik Dona terangkut ke dalam mobil Nada.

"Makasih ya, Na," ucap Dona.

"Sama-sama, maaf aku duluan, assalamu'alaikum," pamit Ratna.

"Wa'alaikumsalam."

Setelah mobil Ratna berlalu, Ita mengajak untuk mencari sarapan pagi.

"Sudah kerja, timbullah lapar. Yuk, kita beli sarapan dulu !" ajak Ita.

"Ayuuuk !" seru Dona.

Mereka berempat pun mencari sarapan di sekitar rawamangun sebelum pulang ke rumah Nada di kawasan Kayu Putih.

"Yuk, beres-beres!" seru Dona penuh semangat.

Mereka berempat mengambil kardus-kardus seukuran 100x80x100cm sebanyak empat buah, dari dalam mobil Nada.

Setelah menurunkan tas dan kardus, Dona dan Wawan melanjutkan merapikan isi kardusnya.

"Don, ini kan banyak banget, nggak mungkin kamu bawa empat box segede ini naik pesawat. Kita pilah seminimal mungkin, sisanya bisa aku kasih ke Om Imran (supir antar jemput sekolah), nanti bisa disalurkan sama dia," usul Ita.

"Boleh tuh mbak, yo wes ku pilihin lagi yaa. Wan, yang dibawa hanya perlengkapan sekolah dan sebagian mainan aja. Cukup di satu kardus aja." ucap Dona.

"Oke, Mbak."

Sekitar tiga puluh menit kemudian, Dona dan Wawan telah selesai membereskan kardusnya. Tak lama handphone Ita berbunyi dan setelah selesai berbicara di telepon, Ita menyampaikan pesan dari telepon tadi

"Don, Bu Irma ngajak ketemu kamu di rumahnya sekitar jam satu nanti. Dia ada info tentang Tyo yang kamu harus tahu."

"Baik Mbak, siap laksanakan!"

"Oiya, Pak Reynold juga mau ketemu kamu, Don. Tadi Ratna WA aku, katanya Pak Reynold minta kita ke rumahnya ba'da Isya, sekitar jam setengah delapan," lanjut Ita.

"Duh, sampai direktur minta ketemu?" tanya Dona.

"Iya, nanti malam kita bertiga ke sana, pinjam mobil Nada aja. Wan, kamu bisa nyetir kan?" tanya Ita

"Bisa lah, siap ! nanti malam aku bertugas sebagai supir," jawab Wawan.

"Okelah kalau begitu, sekarang kita istirahat dulu. Nanti setelah makan siang kita ke rumah Bu Irma, kamu masih ingat kan rumahnya Don ?" tanya Ita.

"In syaa Allah masih, Mbak."

"Oke deh. Urusan kardus sudah selesai yaa?" tanya Ita memastikan.

"Sudah, ini yang aku bawa, ini yang ke Om Imran dan ini yang minta dikirim nanti," jawab Dona sambil menunjuk kardus-kardus yang telah tertutup rapat dan diberi nama.

"Sip, aku telpon om Imran sekarang ya."

Ita pun menelpon om Imran, yaitu supir antar jemput sekolah anak mereka berdua.

Beberapa saat kemudian, om Imran telah sampai di rumah Nada.

"Om, ini ada barang-barang bekas layak pakai, ada buku-buku juga. Om Imran tolong salurkan yaa, seperti biasa," ucap Ita sambil memberikan dua kardus kepada om Imran.

"Makasih Bu, apa ada yang perlu saya bantu lagi?" tanya om Imran.

"Nggak ada Om, ini aja. Makasih ya Om," jawab Dona.

"Sama-sama, Bu. Kalau begitu, saya permisi. Assalamu'alaikum," pamit om Imran.

"Wa'alaikumsalam."

Kendaraan om Imran pun berlalu dan perlahan menghilang setelah melewati tikungan.

.

Terpopuler

Comments

tinta hitam

tinta hitam

ka aku jadi kepedean sendiri sebut tokoh Ita itu, moga" sifatnya baek ya ka 🤭🤭

2022-11-23

1

Sri Rahayu

Sri Rahayu

kayak detektif Conan pakai misi rahasia

2021-09-21

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Ada Apa dengan Tyo ?
2 Episode 2 Selingkuh
3 Episode 3 Kembali
4 Episode 4 Misi rahasia
5 Episode 5 Konfirmasi
6 Episode 6 Cerai
7 Episode 7 Ke Jakarta
8 Episode 8 Serangan Fajar
9 Episode 9 Gugatan dan Informasi
10 Episode 10 Menghadiri Sidang Perceraian
11 Episode 11 Mediasi
12 Episode 12 Keterangan Saksi
13 Episode 13 Kembali Menghilang
14 Episode 14 Kedatangan Mas Deni
15 Episode 15 Rindu yang Terobati
16 Episode 16 Dia Datang
17 Episode 17 No More Tyo!!!
18 Episode 18 Presentasi Katering
19 Episode 19
20 Episode 20 Sarapan Bersama
21 Episode 21 Aku Mau Nikah Lagi
22 Episode 22 Kunjungan Perdana
23 Episode 23 Anak Instant
24 Episode 24 Perkenalan Awal Keluarga
25 Episode 24
26 Episode 25 Outbound dan Family Gathering
27 Episode 26 They looks like a real family
28 Episode 27 Pulang ke Rumah
29 Episode 28 Persiapan Menyambut Kedatangan Keluarga Khalis
30 Episode 29 Lamaran
31 Episode 30 Dona dan Nadia
32 Episode 31 Pasca Lamaran
33 Episode 32 Rencana Pernikahan
34 Episode 33 Menjelang Akad Nikah
35 Episode 34 Akad Nikah
36 Episode 35
37 Episode 36 Makan Malam aka Reuni Tim Investigasi
38 Episode 37
39 Episode 38 Resepsi
40 Episode 39 Perkenalan di Keluarga Besar Dona
41 Episode 40
42 Episode 41
43 Episode 42 Shopping Perdana
44 Episode 43 Makan Malam di Bukit Bintang
45 Episode 44 Back to Work
46 Episode 45 Ke Jakarta
47 Episode 46
48 Episode 47 Fly to Turki
49 Episode 48 Indahnya Turki
50 Episode 49 Umroh
51 Episode 50 Positif
52 Episode 51
53 Episode 52
54 Episode 53
55 Episode 54
56 Episode 55
57 Episode 56 Dimas dan Rahma
58 Episode 57 It's a Boy!!!
59 Episode 58 Pulang ke Rumah
60 Episode 59 Lamaran Dimas dan Rahma
61 Episode 60 Pindah
62 Episode 61
63 Episode 62
64 Episode 63 Pertemuan Bekasi
65 Episode 64 Goes to Qatar
66 Episode 65 Berkeliling Kota
67 Episode 65 Berkeliling Kota
68 Episode 66 Back to Routine
69 Episode 67 Bersosialisasi
70 Episode 68
71 Episode 69 Pulang Ke Jogja
72 Episode 69 Pulang Ke Jogja
73 Episode 70 Ke Jakarta
74 Episode 71 Back to Doha and Goes to Dubai
75 Episode 72
76 Episode 73 Back to Jakarta
77 Episode 74 Tiba di Jakarta
78 Episode 75 Rencana Restoran dan Cafe
79 Episode 76 Dona's Kitchen
80 Episode 77 H-1
81 Episode 78 Grand Opening Dona's Kitchen
82 Episode 79 He's Jealous
83 Episode 80 Pertemuan Akhwat SMU dan Kejutan Kecil dari Doha
84 Episode 81
85 Episode 82 Renovasi Bengkel
86 Episode 83
87 Episode 84 Salah Paham
88 Episode 85
89 Episode 86
90 Episode 87 Ada Apa dengan Al
91 Episode 88 Leukemia
92 Episode 89 Fighting!!
93 Episode 90 Lelah
94 Episode 91 Recharge
95 Episode 92 We are Fighters
96 Episode 93 Welcome Back Home
97 Episode 94 Perjodohan
98 Episode 95
99 Episode 96
100 Episode 97 Akhirnya
101 Episode 98 Persiapan Pernikahan
102 Episode 99
103 Episode 100 Pernikahan Dobel Rafif dan Aisha
104 Episode 101
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Episode 1 Ada Apa dengan Tyo ?
2
Episode 2 Selingkuh
3
Episode 3 Kembali
4
Episode 4 Misi rahasia
5
Episode 5 Konfirmasi
6
Episode 6 Cerai
7
Episode 7 Ke Jakarta
8
Episode 8 Serangan Fajar
9
Episode 9 Gugatan dan Informasi
10
Episode 10 Menghadiri Sidang Perceraian
11
Episode 11 Mediasi
12
Episode 12 Keterangan Saksi
13
Episode 13 Kembali Menghilang
14
Episode 14 Kedatangan Mas Deni
15
Episode 15 Rindu yang Terobati
16
Episode 16 Dia Datang
17
Episode 17 No More Tyo!!!
18
Episode 18 Presentasi Katering
19
Episode 19
20
Episode 20 Sarapan Bersama
21
Episode 21 Aku Mau Nikah Lagi
22
Episode 22 Kunjungan Perdana
23
Episode 23 Anak Instant
24
Episode 24 Perkenalan Awal Keluarga
25
Episode 24
26
Episode 25 Outbound dan Family Gathering
27
Episode 26 They looks like a real family
28
Episode 27 Pulang ke Rumah
29
Episode 28 Persiapan Menyambut Kedatangan Keluarga Khalis
30
Episode 29 Lamaran
31
Episode 30 Dona dan Nadia
32
Episode 31 Pasca Lamaran
33
Episode 32 Rencana Pernikahan
34
Episode 33 Menjelang Akad Nikah
35
Episode 34 Akad Nikah
36
Episode 35
37
Episode 36 Makan Malam aka Reuni Tim Investigasi
38
Episode 37
39
Episode 38 Resepsi
40
Episode 39 Perkenalan di Keluarga Besar Dona
41
Episode 40
42
Episode 41
43
Episode 42 Shopping Perdana
44
Episode 43 Makan Malam di Bukit Bintang
45
Episode 44 Back to Work
46
Episode 45 Ke Jakarta
47
Episode 46
48
Episode 47 Fly to Turki
49
Episode 48 Indahnya Turki
50
Episode 49 Umroh
51
Episode 50 Positif
52
Episode 51
53
Episode 52
54
Episode 53
55
Episode 54
56
Episode 55
57
Episode 56 Dimas dan Rahma
58
Episode 57 It's a Boy!!!
59
Episode 58 Pulang ke Rumah
60
Episode 59 Lamaran Dimas dan Rahma
61
Episode 60 Pindah
62
Episode 61
63
Episode 62
64
Episode 63 Pertemuan Bekasi
65
Episode 64 Goes to Qatar
66
Episode 65 Berkeliling Kota
67
Episode 65 Berkeliling Kota
68
Episode 66 Back to Routine
69
Episode 67 Bersosialisasi
70
Episode 68
71
Episode 69 Pulang Ke Jogja
72
Episode 69 Pulang Ke Jogja
73
Episode 70 Ke Jakarta
74
Episode 71 Back to Doha and Goes to Dubai
75
Episode 72
76
Episode 73 Back to Jakarta
77
Episode 74 Tiba di Jakarta
78
Episode 75 Rencana Restoran dan Cafe
79
Episode 76 Dona's Kitchen
80
Episode 77 H-1
81
Episode 78 Grand Opening Dona's Kitchen
82
Episode 79 He's Jealous
83
Episode 80 Pertemuan Akhwat SMU dan Kejutan Kecil dari Doha
84
Episode 81
85
Episode 82 Renovasi Bengkel
86
Episode 83
87
Episode 84 Salah Paham
88
Episode 85
89
Episode 86
90
Episode 87 Ada Apa dengan Al
91
Episode 88 Leukemia
92
Episode 89 Fighting!!
93
Episode 90 Lelah
94
Episode 91 Recharge
95
Episode 92 We are Fighters
96
Episode 93 Welcome Back Home
97
Episode 94 Perjodohan
98
Episode 95
99
Episode 96
100
Episode 97 Akhirnya
101
Episode 98 Persiapan Pernikahan
102
Episode 99
103
Episode 100 Pernikahan Dobel Rafif dan Aisha
104
Episode 101

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!