Episode 5 Konfirmasi

Ba'da dzuhur Dona, Ita dan Wawan dengan menggunakan mobil Nada menuju ke rumah bu Irma.

Bu Irma adalah salah satu karyawati senior di tempat Tyo bekerja yang memiliki banyak koneksi baik untuk kepentingan pekerjaan maupun di luar itu. Dona sudah beberapa kali mengunjungi rumah Bu Irma, karena beliau selalu mengundang rekan-rekan dan kerabat di setiap hari besar agama Islam.

Sesampainya di kediaman Bu Irma, mereka bertiga disambut Bu Irma langsung di teras rumahnya.

"Assalamu'alaikum," salam Dona dan Ita.

"Wa'alaikumsalam, ayo silahkan masuk," ajak Bu Irma ke ruang tamu.

"Apa kabar, Don?"

"Alhamdulillah baik, Bu. Oiya, kenalin adik saya, Wawan," jawab Dona sekaligus memperkenalkan Wawan.

"Adik ? Gede ya, adiknya!" celetuk Bu Irma yang membuat Dona dan Ita tertawa.

"Makanya saya ajak dia, Bu. Lumayan tenaganya," canda Dona.

"Makasih, Mbak atas pujiannya," sarkas Wawan yang memecahkan suasana.

"Baiklah, saya langsung aja ya. Sebelum saya mulai, saya mau kamu cerita dulu, saya mau dengar apa yang kamu tahu, setelah kamu cerita, baru saya bisa cerita juga," ucap bu Irma.

Dona pun menceritakan dari awal kepindahannya sampai ia datang ke Jakarta hari itu kepada bu Irma.

"Baik, mungkin Tyo pernah cerita ke kamu, di sekitar bulan Mei, saya tanya ke dia kalau katanya dia sudah nikah lagi, trus dia jawab, aaamiiinn sudah dido'ain sama Bu Irma."

"Iya Bu, Tyo cerita ke saya. Trus saya bilang, ngaco diaminin emangnya mau nikah lagi? dia jawab, ya kan dido'ain, do'a nya nggak salah yaa diaminkan aja. Ya saya diam aja, saya pikir bercanda lah," jawab Dona.

"Nah, tahu nggak kenapa saya tanya itu ke dia ? karena saya sudah dengar hubungannya sama perempuan itu, kebetulan tetangga rumahnya itu teman saya. Dia cerita, katanya salah satu karyawan disini ada ganggu istri orang, sampai ramai rumahnya karena perertengkaran suami istri itu, kebun binatang dan bahasa kasar keluar semua," ucap bu Irma.

Dona hanya diam dan mendengarkan dengan seksama penjelasan bu Irma.

"Nah, suami si perempuan ini, teman kerja kawan saya juga, ceritalah dia ke saya, tentang salah satu karyawan disini yang selingkuh sama istri temannya, intinya sampai orang-orang di kantor suami si perempuan ini juga tahu," lanjut bu Irma.

"Tapi ada satu hal yang saya nggak tahu, gimana mereka kenalnya, karena kan nggak ada hubungan perkenalan yang nyambung. Kalau Tyo cerita ke kamu gimana?" tanya Bu Irma.

"Katanya, Uma itu orang tiketing Garuda, makanya dia tahu nama saya dan anak-anak, karena kalau pesan tiket ke dia. Terus, katanya Uma mau dipindahkan ke Timur Tengah dan Uma akan mengiyakannya kalau Tyo nggak segera memberikan keputusan antara saya dan Uma," jawab Dona.

"Hmm, kamu sudah baca status FB Tyo, yang komen bukan kamu lho? makanya orang kantor heboh dan beberapa statusnya itu sahut-sahutan sama perempuan itu," tanya Bu Irma lagi.

"Iya Bu, saya pikir cuma teman biasa, karena saya juga sering lihat beberapa teman sekolah atau kuliahnya juga ngobrol di FB, jadi saya nggak curiga, walaupun aneh karena bahasa yang dia pakai nggak seperti biasanya," jawab Dona.

"Tapi saya nggak mau curiga, sampai saya dikirimin screenshot dari FB-nya, awalnya saya pikir status itu untuk saya, tetapi setelah saya baca komen di bawahnya, saya sadar, itu bukan untuk saya," lanjutnya lagi.

"Baiklah, saya mau atur pertemuan dengan Tyo sore nanti di KGM. Saya akan tanyakan tentang masalah yang kalian hadapi saat ini karena semua orang sudah tahu kalau Tyo selingkuh. Saya mau tahu isi hatinya dan bagaimana perasaannya ke kamu saat ini. Nanti kamu siap-siap aja, kalau saya minta kamu datang temui Tyo. Bicaralah empat mata dengannya, saya nggak ingin keluarga kalian hancur. Gimana Don, kamu siap?" tanya bu Irma.

"In sya Allah, siap Bu," jawab Dona dengan tegas.

Kemudian Dona, Ita dan Wawan kembali ke rumah Nada, sementara Bu Irma pergi bertemu dengan Tyo.

"Don, paling sekitar satu jam aja ketemunya. Aku rasa nggak bakalan lama-lama," prediksi Ita.

"Mudah-mudahan, kita tinggal nunggu Bu Irma telpon aja," ucap Dona.

Satu jam pun berlalu, tetapi belum juga ada kabar dari bu Irma, bahkan hingga dua jam kemudian.

"Kayaknya diskusi mereka alot nih Don, aku rasa Tyo bikin alasan-alasan lagi," ucap Ita sedikit cemas.

"Kita tunggu aja, Mbak," ucap Wawan mencoba menenangkan, sementara Dona tampak tetap tenang.

Hingga akhirnya sekitar pukul setengah delapan malam, bu Irma pun menghubungi Ita. Ita segera mengaktifkan loud speaker HP-nya, agar Dona dan Wawan dapat mendengar langsung apa yang akan disampaikan Bu Irma.

"Ta, ada Dona disitu?"

"Ada Bu, mau aku panggilkan?" jawab Ita.

"Nggak usah, lebih baik dia jangan dengar," ucap bu Irma dengan nada khawatir.

"Memangnya kenapa Bu?" tanya Ita.

"Tadi saya sudah bicara ke Tyo, saya coba mempersatukan mereka kembali tapi dia menolak. Tyo kembali menjelek-jelekkan Dona yang saya tahu benar itu kebohongannya lagi. Saya nggak tega, anak-anaknya masih kecil-kecil kan. Tadi juga saya tantangin, kalau kamu mau, saya panggil Dona untuk datang dan bicara langsung dengan kamu, saat ini juga, gimana? jawabnya muter-muter, intinya dia nggak mau ketemu Dona. Saya nggak tega, saya pikir dapat merubah pendirian Tyo, tapi dia benar-benar sudah menghapus Dona dari hatinya. Saya benar-benar nggak nyangka, kalau hasilnya seperti ini."

"Aduh saya takut, kalau Dona dengar dia bisa pingsan," lanjut bu Irma.

Dona tersenyum mendengar perhatian Bu Irma.

"Nggak Bu, in syaa Allah Dona kuat kok, Bu," jawab Ita dengan suara yang sedikit bergetar.

"Ya sudah, tolong sampaikan maaf saya ke Dona ya, maaf saya tidak dapat membantu mempersatukan mereka lagi."

Tak berapa lama, bu Irma pun menyudahi pembicaraannya dengan Ita.

Berbeda dengan Dona yang telah mempersiapkan hatinya jauh-jauh hari akan kemungkinan-kemungkinan terburuk dalam pernikahannya, Ita ternyata cukup shock dengan berita dari Bu Irma akhirnya menangis. Melihat kesedihan yang dirasakan Ita, Dona pun menghampiri dan memeluknya, seraya berkata, "Mbak, nggak pa-pa, aku nggak pa-pa, aku sudah siap kok. Aku ke sini untuk yang kedua kalinya dan aku sudah mempersiapkan untuk kemungkinan yang terburuk. Kalau memang jalannya sudah berakhir, ya sudah. Aku nggak mau maksa Tyo untuk mau terima aku lagi."

"Tapi kasihan anak-anak, Don. Aku nggak bisa ngebayangin mereka kehilangan ayahnya, gimana nanti perasaan mereka, kalau tahu ayahnya ternyata mencintai wanita lain !"

"Ga pa-pa Mbak, aku ikhlas, ini mungkin yang terbaik dari Allah," ucap Dona yang masih memeluk Ita.

Wawan hanya dapat melihat kakaknya dengan hati yang panas dan marah yang ia pendam untuk Tyo. Entah apa yang akan ia lakukan jika bertemu dengan Tyo nanti.

Beberapa saat kemudian, pesan WA di hp Ita pun berbunyi yang berisikan pesan dari Pak Reynold, yang meminta bertemu Dona di kediamannya, di kawasan Sunter. Tanpa menunggu lebih lama, mereka bertiga kembali keluar menuju rumah mewah nan megah dengan gaya minimalis milik pak Reynold.

"Assalamu'alaikum Pak."

"Wa'alaikumsalam, mari silahkan masuk," jawab pak Reynold yang telah menunggu kedatangan mereka bertiga di teras rumahnya.

"Maaf Pak, mengganggu," ucap Dona.

"Nggak lah, kan saya yang minta kalian datang "

"Oiya Pak, kenalkan ini adik saya, Wawan."

Setelah saling bersalaman, Pak Reynold mulai berbicara.

"Don, kita semua sudah dengar kabar nggak enak ini dan terus terang saya sangat terganggu, karena kantor jadi tempat gosip, sementara yang digosipkan tidak perduli."

"Maaf Pak, saya juga gerah dengan perilaku Tyo yang sekarang kasar dan tidak perduli dengan anak-anak," ucap Dona.

"Oiya, tadi saya dengar kamu sudah beresin barang-barang yang harus Tyo kirim ya?"

"Iya, Pak. Alhamdulillah tadi sudah selesai," jawab Dona.

"Kalau ada barang yang besok nggak bisa dibawa ke Jogja karena over baggage, kamu titip ke Ratna, nanti biar Ratna yang kirim. Tenang Don, kamu disini banyak yang mendukung," ucap pak Reynold.

"Terima kasih, Pak."

"Nah, intinya gimana nih, kamu mau Tyo pindah ke Jogja atau bagaimana?"

"Kayaknya sih keputusan saat ini yang terbaik saya pisah, nggak mungkin saya terima dia lagi," jawab tegas Dona.

"Oke, baik. Oiya, kamu buat surat pengaduan atas perilaku yang bertentangan dengan norma susila, ini harus istri yang buat suratnya. Kalau kamu bingung format suratnya bagaimana, nanti kamu hubungi mbak Yani, HRD. Nanti bisa di kasih contohnya sama dia. Secepatnya ya, saya tunggu setelah kamu kembali ke Jogja," pinta pak Reynold.

"Oiya, untuk rencana pulang ke Jogja, besok pesawat jam berapa?" tanya Pak Reynold.

"In syaa Allah besok jam dua siang, Pak."

"Oke, baik. Selamat jalan ya. Hati-hati. Maaf saya tidak bisa membantu lebih banyak," ucap pak Reynold.

"Bantuan Bapak selama ini sudah lebih dari cukup, kalau Ratna tidak menghubungi Mbak Ita, saya nggak akan pernah tahu kebenarannya," jawab Dona.

"Baiklah kalau begitu, saya tunggu suratnya. Semoga perjalanan esok hari lancar, selamat sampai di rumah kembali."

"Terima kasih Pak."

Terpopuler

Comments

tinta hitam

tinta hitam

semangat Dona, gak usah peduli laki-laki kaya Tyo, buang aja langsung ke laut, biar dimakan hiu, abiss

2022-11-23

0

♕FiiStory_

♕FiiStory_

Saya mampir Thor, salam kenal dari my Dream High dan Mencintai Tuan kulkas 😊 mampir juga ya Thor di karyaku 😊

2021-07-25

3

shofia

shofia

Be strong 💪 💪 Dona...

2021-05-03

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Ada Apa dengan Tyo ?
2 Episode 2 Selingkuh
3 Episode 3 Kembali
4 Episode 4 Misi rahasia
5 Episode 5 Konfirmasi
6 Episode 6 Cerai
7 Episode 7 Ke Jakarta
8 Episode 8 Serangan Fajar
9 Episode 9 Gugatan dan Informasi
10 Episode 10 Menghadiri Sidang Perceraian
11 Episode 11 Mediasi
12 Episode 12 Keterangan Saksi
13 Episode 13 Kembali Menghilang
14 Episode 14 Kedatangan Mas Deni
15 Episode 15 Rindu yang Terobati
16 Episode 16 Dia Datang
17 Episode 17 No More Tyo!!!
18 Episode 18 Presentasi Katering
19 Episode 19
20 Episode 20 Sarapan Bersama
21 Episode 21 Aku Mau Nikah Lagi
22 Episode 22 Kunjungan Perdana
23 Episode 23 Anak Instant
24 Episode 24 Perkenalan Awal Keluarga
25 Episode 24
26 Episode 25 Outbound dan Family Gathering
27 Episode 26 They looks like a real family
28 Episode 27 Pulang ke Rumah
29 Episode 28 Persiapan Menyambut Kedatangan Keluarga Khalis
30 Episode 29 Lamaran
31 Episode 30 Dona dan Nadia
32 Episode 31 Pasca Lamaran
33 Episode 32 Rencana Pernikahan
34 Episode 33 Menjelang Akad Nikah
35 Episode 34 Akad Nikah
36 Episode 35
37 Episode 36 Makan Malam aka Reuni Tim Investigasi
38 Episode 37
39 Episode 38 Resepsi
40 Episode 39 Perkenalan di Keluarga Besar Dona
41 Episode 40
42 Episode 41
43 Episode 42 Shopping Perdana
44 Episode 43 Makan Malam di Bukit Bintang
45 Episode 44 Back to Work
46 Episode 45 Ke Jakarta
47 Episode 46
48 Episode 47 Fly to Turki
49 Episode 48 Indahnya Turki
50 Episode 49 Umroh
51 Episode 50 Positif
52 Episode 51
53 Episode 52
54 Episode 53
55 Episode 54
56 Episode 55
57 Episode 56 Dimas dan Rahma
58 Episode 57 It's a Boy!!!
59 Episode 58 Pulang ke Rumah
60 Episode 59 Lamaran Dimas dan Rahma
61 Episode 60 Pindah
62 Episode 61
63 Episode 62
64 Episode 63 Pertemuan Bekasi
65 Episode 64 Goes to Qatar
66 Episode 65 Berkeliling Kota
67 Episode 65 Berkeliling Kota
68 Episode 66 Back to Routine
69 Episode 67 Bersosialisasi
70 Episode 68
71 Episode 69 Pulang Ke Jogja
72 Episode 69 Pulang Ke Jogja
73 Episode 70 Ke Jakarta
74 Episode 71 Back to Doha and Goes to Dubai
75 Episode 72
76 Episode 73 Back to Jakarta
77 Episode 74 Tiba di Jakarta
78 Episode 75 Rencana Restoran dan Cafe
79 Episode 76 Dona's Kitchen
80 Episode 77 H-1
81 Episode 78 Grand Opening Dona's Kitchen
82 Episode 79 He's Jealous
83 Episode 80 Pertemuan Akhwat SMU dan Kejutan Kecil dari Doha
84 Episode 81
85 Episode 82 Renovasi Bengkel
86 Episode 83
87 Episode 84 Salah Paham
88 Episode 85
89 Episode 86
90 Episode 87 Ada Apa dengan Al
91 Episode 88 Leukemia
92 Episode 89 Fighting!!
93 Episode 90 Lelah
94 Episode 91 Recharge
95 Episode 92 We are Fighters
96 Episode 93 Welcome Back Home
97 Episode 94 Perjodohan
98 Episode 95
99 Episode 96
100 Episode 97 Akhirnya
101 Episode 98 Persiapan Pernikahan
102 Episode 99
103 Episode 100 Pernikahan Dobel Rafif dan Aisha
104 Episode 101
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Episode 1 Ada Apa dengan Tyo ?
2
Episode 2 Selingkuh
3
Episode 3 Kembali
4
Episode 4 Misi rahasia
5
Episode 5 Konfirmasi
6
Episode 6 Cerai
7
Episode 7 Ke Jakarta
8
Episode 8 Serangan Fajar
9
Episode 9 Gugatan dan Informasi
10
Episode 10 Menghadiri Sidang Perceraian
11
Episode 11 Mediasi
12
Episode 12 Keterangan Saksi
13
Episode 13 Kembali Menghilang
14
Episode 14 Kedatangan Mas Deni
15
Episode 15 Rindu yang Terobati
16
Episode 16 Dia Datang
17
Episode 17 No More Tyo!!!
18
Episode 18 Presentasi Katering
19
Episode 19
20
Episode 20 Sarapan Bersama
21
Episode 21 Aku Mau Nikah Lagi
22
Episode 22 Kunjungan Perdana
23
Episode 23 Anak Instant
24
Episode 24 Perkenalan Awal Keluarga
25
Episode 24
26
Episode 25 Outbound dan Family Gathering
27
Episode 26 They looks like a real family
28
Episode 27 Pulang ke Rumah
29
Episode 28 Persiapan Menyambut Kedatangan Keluarga Khalis
30
Episode 29 Lamaran
31
Episode 30 Dona dan Nadia
32
Episode 31 Pasca Lamaran
33
Episode 32 Rencana Pernikahan
34
Episode 33 Menjelang Akad Nikah
35
Episode 34 Akad Nikah
36
Episode 35
37
Episode 36 Makan Malam aka Reuni Tim Investigasi
38
Episode 37
39
Episode 38 Resepsi
40
Episode 39 Perkenalan di Keluarga Besar Dona
41
Episode 40
42
Episode 41
43
Episode 42 Shopping Perdana
44
Episode 43 Makan Malam di Bukit Bintang
45
Episode 44 Back to Work
46
Episode 45 Ke Jakarta
47
Episode 46
48
Episode 47 Fly to Turki
49
Episode 48 Indahnya Turki
50
Episode 49 Umroh
51
Episode 50 Positif
52
Episode 51
53
Episode 52
54
Episode 53
55
Episode 54
56
Episode 55
57
Episode 56 Dimas dan Rahma
58
Episode 57 It's a Boy!!!
59
Episode 58 Pulang ke Rumah
60
Episode 59 Lamaran Dimas dan Rahma
61
Episode 60 Pindah
62
Episode 61
63
Episode 62
64
Episode 63 Pertemuan Bekasi
65
Episode 64 Goes to Qatar
66
Episode 65 Berkeliling Kota
67
Episode 65 Berkeliling Kota
68
Episode 66 Back to Routine
69
Episode 67 Bersosialisasi
70
Episode 68
71
Episode 69 Pulang Ke Jogja
72
Episode 69 Pulang Ke Jogja
73
Episode 70 Ke Jakarta
74
Episode 71 Back to Doha and Goes to Dubai
75
Episode 72
76
Episode 73 Back to Jakarta
77
Episode 74 Tiba di Jakarta
78
Episode 75 Rencana Restoran dan Cafe
79
Episode 76 Dona's Kitchen
80
Episode 77 H-1
81
Episode 78 Grand Opening Dona's Kitchen
82
Episode 79 He's Jealous
83
Episode 80 Pertemuan Akhwat SMU dan Kejutan Kecil dari Doha
84
Episode 81
85
Episode 82 Renovasi Bengkel
86
Episode 83
87
Episode 84 Salah Paham
88
Episode 85
89
Episode 86
90
Episode 87 Ada Apa dengan Al
91
Episode 88 Leukemia
92
Episode 89 Fighting!!
93
Episode 90 Lelah
94
Episode 91 Recharge
95
Episode 92 We are Fighters
96
Episode 93 Welcome Back Home
97
Episode 94 Perjodohan
98
Episode 95
99
Episode 96
100
Episode 97 Akhirnya
101
Episode 98 Persiapan Pernikahan
102
Episode 99
103
Episode 100 Pernikahan Dobel Rafif dan Aisha
104
Episode 101

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!