Episode 3 Kembali

Setelah hari yang panjang dan melelahkan, Dona dan Tyo beserta putri bungsunya kembali ke Jogja dengan penerbangan malam. Di saat itulah kesempatan Dona untuk mengajak Tyo bicara empat mata dari hati ke hati dengan suasana yang tenang.

"Mas, maafin aku yang nggak peka atau pun tidak paham akan kebutuhan Mas, tapi tolong jangan begini caranya."

"Maafin mas juga, maaf WA yang kemarin," ucap Tyo dengan nada penyesalan.

Tyo pun menarik nafasnya, kemudian menggenggam erat tangan Dona dan berucap, "Mas akan mulai lagi di Jogja, nanti mas akan coba cari-cari lowongan pekerjaan di Jogja. Tadi sempat lihat ada perusahaan baru di Jogja yang sedang membutuhkan karyawan. Nanti mas coba apply kesana, semoga segera diterima, jadi bisa langsung pindah."

"Aamiin, semoga kita bisa kumpul bersama lagi, ya Mas," ucap Dona penuh harap.

"In syaaAllah."

Dona pun tersenyum bahagia, mendengar rencana Tyo. Keduanya pun saling berpegangan tangan selama perjalanan.

Beberapa saat kemudian, mereka telah sampai di Bandara Internasional Adisucipto Jogja. Kedatangan mereka disambut dengan rintik-rintik hujan yang mengguyur kota pelajar itu. Mereka pun segera pulang menuju rumah orang tua Dona dan sesampainya disana, Tyo segera meminta maaf kepada ibu Dona.

"Maaf Bu, maafin Tyo, maafin Tyo ya Bu."

"Iya, iya ibu maafin. Alhamdulillah kamu pulang, ibu bahagia kamu bisa pulang," ucap ibu Dona penuh haru dan berlinang air mata.

Keduanya berpelukan dan menangis, membuat ayah Dona yang menyaksikan hal itu pun mengurungkan niatnya untuk memarahi menantunya itu.

Setelah itu, Tyo dan Dona menuju ke kamarnya untuk membersihkan diri, lalu keduanya pun berbicara dengan orang tua Dona.

"Pak, Bu maafin saya, saya khilaf," ucap Tyo sambil meneteskan air matanya.

"Bapak dan ibu sudah maafkan kamu. Kamu mau pulang ke Jogja, sudah bapak hitung niat baikmu untuk kembali bersama Dona," ucap ayah Dona.

"Yang penting kamu sudah pulang, bapak minta kamu segera pindah ke Jogja saja. Anak-anak juga sudah sekolah disini semua. Kerjaan kan banyak, kamu mempunyai ijazah S2 dengan pengalaman kerja lebih dari sepuluh tahun, seharusnya tidak sulit untuk mencari pekerjaan," tambah ayah Dona.

"In syaa Allah Pak. Saya akan urus pengunduran diri dari kantor secepatnya, setelah kembali ke Jakarta. In syaaAllah saya cuti dua pekan, sampai Idul Adha," ucap Tyo penuh keyakinan.

"Alhamdulillah, anak-anak bisa puas ketemu ayahnya lagi. Ya sudah kalian segera istirahat saja, pasti kalian berdua cukup lelah. Jangan lupa makan dulu," ucap ibu Dona.

"Baik, Bu," jawab Dona dan Tyo.

Malam itu Tyo dan Dona tidak banyak bicara, setelah makan malam, mereka memilih untuk segera beristirahat karena kelelahan yang mereka rasakan baik fisik maupun non-fisik.

Keesokan harinya, Dona kembali disibukkan dengan rutinitasnya sehari-hari, yaitu dengan membangunkan ketiga anaknya untuk shalat shubuh dan kemudian menyiapkan ketiganya untuk ke sekolah.

Di tengah persiapan itu, anak-anak Dona mulai menanyakan tentang ayah mereka.

"Bu, Ayah pulang?" tanya Ara, anak kedua Dona.

"Iya," jawab Dona singkat.

"Sampai kapan?" tanyanya lagi.

"Insyaallah sampai Idul Adha."

"Asyiik, sampai idul Adha, Bu ? Beneran ?"

"Insyaallah, kata ayah sih begitu. Ayo, segera sarapan biar tidak terlambat," ucap Dona.

Sementara itu, Aisha, anak pertama Dona terlihat diam saja. Aisha memang lebih pendiam ketimbang kedua adiknya. Tetapi diamnya Aisha kali ini sedikit berbeda dan Dona pun merasakan perbedaannya.

"Cha, ayo cepat sarapannya," Dona mengingatkan dengan lembut.

"Iya, Bu. Bu, yang antar sekolah, ibu atau ayah ?" tanya Aisha

"Tadi malam ayah bilang mau antar jemput kalian selama di sini," jawab Dona.

"Ibu panggil ayah dulu, kalian cepat selesaikan sarapannya," ucap Dona sambil menuju kamarnya di lantai atas. Dilihatnya Tyo sedang tiduran sambil beraktivitas dengan gawainya.

"Mas, sudah ditunggu anak-anak, katanya mau nganter ke sekolah ?"

"Oiya, sebentar," jawab Tyo dan bersiap untuk mengantarkan putrinya ke sekolah.

Beberapa saat kemudian, terdengar teriakan kedua putrinya dari lantai bawah, sementara Dona sedang membangunkan Zalfa yang masih tertidur nyenyak.

"Bu, aku berangkat !"

Dona segera turun, kedua putrinya pun menghampiri untuk berpamitan.

"Yang pinter yaa, Shalihah," ucap Dona kepada keduanya sambil bersalaman dan tak lupa ia mencium kedua pipi Aisha dan Ara.

"Iya Bu, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

"Yang, mas nganter sekolah dulu, ya. Assalamu'alaikum," pamit Tyo dari dalam mobil.

"Iya, wa'alaikumsalam."

Dona tersenyum bahagia karena pemandangan seperti ini, ia temui beberapa bulan yang lalu, sebelum mereka pindah ke Jogja. Tetapi ia berharap, sesaat lagi setelah Tyo mengundurkan diri dari pekerjaannya, keluarganya akan menjadi keluarga yang utuh dan normal seperti pada umumnya.

Sepekan pun berlalu, di tengah malam Dona terbangun dan tidak mendapati Tyo disampingnya. Dona pun merasakan keanehan. Lalu ia mulai membuka pintu kamar-kamar yang kosong, tetapi Tyo tidak ada, hingga ada satu kamar yang terkunci dari dalam.

"Mas, Mas di dalam ?" tanya Dona sambil mengetuk-ngetuk pintu.

Tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Dona pun mencobanya kembali dan kali ini, dengan wajah panik, Tyo membuka pintunya.

"Gawat, gawat ! Mas harus segera kembali ke Jakarta !"

"Ada apa, Mas ? Apa yang gawat ?"

"Pokoknya mas harus segera kembali ke Jakarta, tadi Ratna nelpon," ucap Tyo tanpa penjelasan lebih lanjut.

Dona merasakan ada sesuatu yang disembunyikan Tyo, tetapi Dona memilih untuk tidak menanyakannya. Di pagi harinya, Tyo telah bersiap untuk kembali ke Jakarta guna mengurus kegawatdaruratan yang terjadi di tempat kerjanya, sekaligus untuk mengurus surat pengunduran dirinya.

"Mas ke Jakarta dulu ya, sekalian untuk ngurus proses resign, in syaa Allah nggak lama, setelah itu langsung kembali lagi kesini."

"Sekalian bawa barang yang ada di kontrakan, kemarin aku lupa, ada buku-buku sama mainan anak-anak," Dona mengingatkan.

"Iya, in syaa Allah nanti dibawain," ucap Tyo penuh senyum.

"Aku anter ke Bandara, sekalian jemput Zalfa, ya," ucap Dona.

"Iya, makasih Sayang."

"Sama-sama, Mas."

Setelah berpamitan dengan kedua orang tua Dona, mereka pun segera menjemput Zalfa di TK yang tak jauh dari tempat tinggal mereka sebelum menuju Bandara Adisutjipto.

Sesampainya di bandara, tibalah saat untuk berpisah kembali. Tyo pun memeluk Zalfa dan mencium kedua pipinya.

"Ayah ke Jakarta dulu ya, Zalfa baik-baik di rumah sama ibu dan mbak ya," pamit Tyo.

"Ayah kapan pulangnya?" tanya Zalfa penuh harap.

"Insyaallah secepatnya, ayah belum tahu kapan bisa pulangnya, tergantung kerjaan ayah di Jakarta. Zalfa do'ain ayah ya, biar urusan ayah di Jakarta bisa cepat selesai."

"Iya, Yah. Nanti aku do'ain biar ayah cepat pulang ke sini lagi."

"Makasih ya, Sayang."

Setelah selesai berpamitan dengan putrinya, Tyo beralih ke Dona. Ia menggenggam erat kedua tangan Dona dengan wajah yang menunjukkan keengganan hatinya untuk berpisah.

"Yang maafin, Mas harus kembali ke Jakarta. Do'ain Mas yaa. Makasih sudah mau nunggu, Mas," ucap Tyo sambil memeluk erat dan mencium pipi Dona.

"Iya Mas, fii amanillah," ucap Dona yang juga merasa berat untuk melepas kepergian Tyo.

Setelah beberapa saat berpelukan, Tyo dan Dona sama-sama melepaskan pelukannya.

Dona kemudian mencium tangan Tyo, kemudian keduanya pun berpisah.Dona pun kembali melajukan kendaraan milik ayahnya itu untuk kembali ke rumah.

"Bu, ayah kapan pulang lagi ?" tanya Zalfa yang masih berharap untuk bersama dengan Tyo lebih lama.

"Hmm baru berangkat sudah ditanya kapan pulang. Ibu juga nggak tahu, tapi tadi ayah kan bilang nggak lama, kok. Do'ain aja urusan ayah di Jakarta cepat selesai, jadi bisa segera pulang ke Jogja, trus kumpul sama kita lagi," jawab Dona.

Tanpa terasa, dua pekan pun berlalu, tetapi Tyo belum juga kembali ke Jogja dengan alasan proses resign-nya yang membutuhkan waktu yang cukup lama.

"Maaf Yang, urusan resign butuh waktu sekitar tiga bulan, karena Mas harus mencari pengganti untuk proyek Mas," itulah alasan yang diutarakan Tyo, walaupun Dona meragukan ucapannya.

Hingga Dona mendapat telepon dari Ita, istri dari Farhan, atasan Tyo di kantor dan juga senior sewaktu kuliah dulu.

Mereka berdua sempat bertetangga selama lima tahun di Jakarta, sampai akhirnya Farhan, dipindahtugaskan ke cabang Surabaya, setahun sebelum Dona pindah ke Jogja.

"Don, Tyo belum balik dari Jakarta?" tanya Ita.

"Belum Mbak, katanya masih cari penggantinya."

"Hoo gitu, hmm kira-kira kapan baliknya?" tanya Ita lagi.

"Belum tahu, dia nggak bilang. Terakhir, katanya sekitar tiga bulan," jawab Dona.

"Hmmm gitu yaa, eh ntar ku telpon lagi yaa!" Ita pun menutup sambungannya dengan Dona.

Tetapi sekitar setengah jam kemudian, Ita kembali menghubungi Dona.

"Don, jujur nih, aku mau nanya serius."

"Ada apa, Mbak?" tanya Dona.

"Kemarin waktu Tyo ke Jogja, dia bilang cuti berapa lama?"

"Bilangnya sih dua pekan, Mbak, tapi sekarang sudah balik ke Jakarta lagi, katanya ada yang gawat di kantor sekalian buat urus resign sama beberes kontrakan," jawab Dona.

"Oo gitu, trus dia bilang nggak, kira-kira berapa lama?" tanya Ita lagi.

"Hmmm katanya sekitar tiga bulan untuk urus surat-surat sama pelimpahan proyek," jawab Dona.

"Oh gitu, eh Don, ada yang mau kamu ceritain ke aku tentang Tyo, nggak ? kenapa tiba-tiba pulang, trus kenapa kamu tiba-tiba ke Jakarta?" selidik Ita.

Dona pun membeku, ia belum siap membahas masalah ini dengan siapapun selain keluarganya.

"Don ! Dona, masih melek atau ketiduran nih?" canda Ita.

"Melek, Mbak !"

"Iya deh, back to pembahasan ya, tolong jujur, kenapa kemarin kamu ke Jakarta ?" tanya Ita lagi.

Kali ini Dona pun menjawabnya datar, "Tyo selingkuh."

Ita pun telah menduga jawabannya dan tanpa basa-basi mengajak Dona untuk ke Jakarta.

"Don, aku barusan ngobrol sama Ratna, dia minta kamu datang ke Jakarta, Pak Reynold juga mau ketemu kamu."

Ratna adalah manajer dan Pak Reynold adalah direktur utama di kantor tempat Tyo bekerja. Mendengar dua nama penting itu, Dona pun bertanya, apa gerangan yang membuatnya dipanggil untuk menemui mereka berdua.

"Ada apa, Mbak? Kok Ratna sama Pak Reynold mau ketemu aku ?"

Ita pun menarik nafasnya, kemudian membuangnya dengan kasar, "Masalah Tyo selingkuh itu sudah rahasia umum, semuanya sudah tahu."

Dona pun terkejut dengan jawaban Ita yang sama sekali tak ia sangka. "Kok bisa, Mbak ? Kok bisa semua orang tahu ?" tanya Dona tidak mengerti.

"Yang aku dengar dari Ratna, Tyo suka bawa selingkuhannya ke kantor, makanya aku nelpon dirimu."

"Astaghfirullah, jadi aku yang terakhir tahu ?!"

"Nah, kalau nggak salah sekarang dia sudah pindah kontrakan, kan dia ngontrak rumah lamanya Ratna, pekan lalu dia sudah nyerahin kuncinya. Nah, barang-barang yang kamu minta kayaknya masih di rumah itu deh, soalnya Ratna bilang ada kardus-kardus yang tulisannya buku-buku dan alat tulis," jawab Ita.

"Astaghfirullah, itu kebutuhan anak-anak buat sekolah, mereka nungguin kapan dikirim, sampai akhirnya aku beliin lagi disini, ternyata tetap nggak dikirim sampai sekarang ! Padahal janjinya mau kirim setelah sampai di Jakarta," kesal Dona.

"Makanya Don, aku mau ngajak kamu ke Jakarta lagi. Kita berdua ke Jakarta, gimana ?"

"Kita ?" tanya Dona.

"Iya, aku juga ke Jakarta, aku gemes nih !" jelas Ita.

"Hmmm sepertinya jiwa detektifnya bergejolak minta keluar nih !" canda Dona.

"Alhamdulillah, dirimu masih bisa bercanda," ucap Ita lega.

"Biar nggak stress, Mbak," jawab Dona sambil terkekeh.

"Iya, eh jadinya kapan bisa ke Jakarta? aku sih pekan depan tanggal 18-20 kosong, anak-anak biar sama ayahnya aja, Bang Farhan juga sudah ngizinin kok," ucap Ita.

Dona pun terdiam beberapa saat, sebelum memberikan jawabannya.

Terpopuler

Comments

leneva

leneva

hooo iya sama!! apakah dirimu adalah perwujudan dr tokoh dlm cerita ini?

2022-11-23

0

tinta hitam

tinta hitam

heyy, ko ada namaku juga di sana, apakah aku artis ??🤭🤭🤭

2022-11-23

1

leneva

leneva

sangkyuuu

2022-04-14

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Ada Apa dengan Tyo ?
2 Episode 2 Selingkuh
3 Episode 3 Kembali
4 Episode 4 Misi rahasia
5 Episode 5 Konfirmasi
6 Episode 6 Cerai
7 Episode 7 Ke Jakarta
8 Episode 8 Serangan Fajar
9 Episode 9 Gugatan dan Informasi
10 Episode 10 Menghadiri Sidang Perceraian
11 Episode 11 Mediasi
12 Episode 12 Keterangan Saksi
13 Episode 13 Kembali Menghilang
14 Episode 14 Kedatangan Mas Deni
15 Episode 15 Rindu yang Terobati
16 Episode 16 Dia Datang
17 Episode 17 No More Tyo!!!
18 Episode 18 Presentasi Katering
19 Episode 19
20 Episode 20 Sarapan Bersama
21 Episode 21 Aku Mau Nikah Lagi
22 Episode 22 Kunjungan Perdana
23 Episode 23 Anak Instant
24 Episode 24 Perkenalan Awal Keluarga
25 Episode 24
26 Episode 25 Outbound dan Family Gathering
27 Episode 26 They looks like a real family
28 Episode 27 Pulang ke Rumah
29 Episode 28 Persiapan Menyambut Kedatangan Keluarga Khalis
30 Episode 29 Lamaran
31 Episode 30 Dona dan Nadia
32 Episode 31 Pasca Lamaran
33 Episode 32 Rencana Pernikahan
34 Episode 33 Menjelang Akad Nikah
35 Episode 34 Akad Nikah
36 Episode 35
37 Episode 36 Makan Malam aka Reuni Tim Investigasi
38 Episode 37
39 Episode 38 Resepsi
40 Episode 39 Perkenalan di Keluarga Besar Dona
41 Episode 40
42 Episode 41
43 Episode 42 Shopping Perdana
44 Episode 43 Makan Malam di Bukit Bintang
45 Episode 44 Back to Work
46 Episode 45 Ke Jakarta
47 Episode 46
48 Episode 47 Fly to Turki
49 Episode 48 Indahnya Turki
50 Episode 49 Umroh
51 Episode 50 Positif
52 Episode 51
53 Episode 52
54 Episode 53
55 Episode 54
56 Episode 55
57 Episode 56 Dimas dan Rahma
58 Episode 57 It's a Boy!!!
59 Episode 58 Pulang ke Rumah
60 Episode 59 Lamaran Dimas dan Rahma
61 Episode 60 Pindah
62 Episode 61
63 Episode 62
64 Episode 63 Pertemuan Bekasi
65 Episode 64 Goes to Qatar
66 Episode 65 Berkeliling Kota
67 Episode 65 Berkeliling Kota
68 Episode 66 Back to Routine
69 Episode 67 Bersosialisasi
70 Episode 68
71 Episode 69 Pulang Ke Jogja
72 Episode 69 Pulang Ke Jogja
73 Episode 70 Ke Jakarta
74 Episode 71 Back to Doha and Goes to Dubai
75 Episode 72
76 Episode 73 Back to Jakarta
77 Episode 74 Tiba di Jakarta
78 Episode 75 Rencana Restoran dan Cafe
79 Episode 76 Dona's Kitchen
80 Episode 77 H-1
81 Episode 78 Grand Opening Dona's Kitchen
82 Episode 79 He's Jealous
83 Episode 80 Pertemuan Akhwat SMU dan Kejutan Kecil dari Doha
84 Episode 81
85 Episode 82 Renovasi Bengkel
86 Episode 83
87 Episode 84 Salah Paham
88 Episode 85
89 Episode 86
90 Episode 87 Ada Apa dengan Al
91 Episode 88 Leukemia
92 Episode 89 Fighting!!
93 Episode 90 Lelah
94 Episode 91 Recharge
95 Episode 92 We are Fighters
96 Episode 93 Welcome Back Home
97 Episode 94 Perjodohan
98 Episode 95
99 Episode 96
100 Episode 97 Akhirnya
101 Episode 98 Persiapan Pernikahan
102 Episode 99
103 Episode 100 Pernikahan Dobel Rafif dan Aisha
104 Episode 101
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Episode 1 Ada Apa dengan Tyo ?
2
Episode 2 Selingkuh
3
Episode 3 Kembali
4
Episode 4 Misi rahasia
5
Episode 5 Konfirmasi
6
Episode 6 Cerai
7
Episode 7 Ke Jakarta
8
Episode 8 Serangan Fajar
9
Episode 9 Gugatan dan Informasi
10
Episode 10 Menghadiri Sidang Perceraian
11
Episode 11 Mediasi
12
Episode 12 Keterangan Saksi
13
Episode 13 Kembali Menghilang
14
Episode 14 Kedatangan Mas Deni
15
Episode 15 Rindu yang Terobati
16
Episode 16 Dia Datang
17
Episode 17 No More Tyo!!!
18
Episode 18 Presentasi Katering
19
Episode 19
20
Episode 20 Sarapan Bersama
21
Episode 21 Aku Mau Nikah Lagi
22
Episode 22 Kunjungan Perdana
23
Episode 23 Anak Instant
24
Episode 24 Perkenalan Awal Keluarga
25
Episode 24
26
Episode 25 Outbound dan Family Gathering
27
Episode 26 They looks like a real family
28
Episode 27 Pulang ke Rumah
29
Episode 28 Persiapan Menyambut Kedatangan Keluarga Khalis
30
Episode 29 Lamaran
31
Episode 30 Dona dan Nadia
32
Episode 31 Pasca Lamaran
33
Episode 32 Rencana Pernikahan
34
Episode 33 Menjelang Akad Nikah
35
Episode 34 Akad Nikah
36
Episode 35
37
Episode 36 Makan Malam aka Reuni Tim Investigasi
38
Episode 37
39
Episode 38 Resepsi
40
Episode 39 Perkenalan di Keluarga Besar Dona
41
Episode 40
42
Episode 41
43
Episode 42 Shopping Perdana
44
Episode 43 Makan Malam di Bukit Bintang
45
Episode 44 Back to Work
46
Episode 45 Ke Jakarta
47
Episode 46
48
Episode 47 Fly to Turki
49
Episode 48 Indahnya Turki
50
Episode 49 Umroh
51
Episode 50 Positif
52
Episode 51
53
Episode 52
54
Episode 53
55
Episode 54
56
Episode 55
57
Episode 56 Dimas dan Rahma
58
Episode 57 It's a Boy!!!
59
Episode 58 Pulang ke Rumah
60
Episode 59 Lamaran Dimas dan Rahma
61
Episode 60 Pindah
62
Episode 61
63
Episode 62
64
Episode 63 Pertemuan Bekasi
65
Episode 64 Goes to Qatar
66
Episode 65 Berkeliling Kota
67
Episode 65 Berkeliling Kota
68
Episode 66 Back to Routine
69
Episode 67 Bersosialisasi
70
Episode 68
71
Episode 69 Pulang Ke Jogja
72
Episode 69 Pulang Ke Jogja
73
Episode 70 Ke Jakarta
74
Episode 71 Back to Doha and Goes to Dubai
75
Episode 72
76
Episode 73 Back to Jakarta
77
Episode 74 Tiba di Jakarta
78
Episode 75 Rencana Restoran dan Cafe
79
Episode 76 Dona's Kitchen
80
Episode 77 H-1
81
Episode 78 Grand Opening Dona's Kitchen
82
Episode 79 He's Jealous
83
Episode 80 Pertemuan Akhwat SMU dan Kejutan Kecil dari Doha
84
Episode 81
85
Episode 82 Renovasi Bengkel
86
Episode 83
87
Episode 84 Salah Paham
88
Episode 85
89
Episode 86
90
Episode 87 Ada Apa dengan Al
91
Episode 88 Leukemia
92
Episode 89 Fighting!!
93
Episode 90 Lelah
94
Episode 91 Recharge
95
Episode 92 We are Fighters
96
Episode 93 Welcome Back Home
97
Episode 94 Perjodohan
98
Episode 95
99
Episode 96
100
Episode 97 Akhirnya
101
Episode 98 Persiapan Pernikahan
102
Episode 99
103
Episode 100 Pernikahan Dobel Rafif dan Aisha
104
Episode 101

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!