Part 3

Saat pulang kerja aku pun memberikan uang yang tadi aku pinjam dari temanku, Linda.

“Mas, ini sudah aku pinjamkan dari temanku.” Ucapku

“Iya. Mana?” ucapnya

“Ini mas.” Ucapku

Setelah itu, uangnya pun dia masukan ke dalam kantong.

***********************************

Setelah 1 bulan berlalu, aku pun merasa ada yang aneh dengan diriku

“Mas, aku kok merasa kurang sehat ya?” tanyaku

“Kamu pakai istirahat saja dulu. Tidak usah kerja.” Ucap mas Ferdi

“Sepertinya tidak bisa deh mas. Masalahnya aku harus segera menyelesaikan laporan bulananku.” Ucapku

“Ya sudah kalau kamu memaksa.” Sahutnya

Disaat aku pulang kerja, aku pun kepikiran untuk membeli testpack dan di waktu bangun tidur pagi, aku mengeceknya. Ternyata memang benar, aku hamil

“Mas.. Bangun mas, mas... bangun.” Ucapku yang bahagia ingin segera memberitahukannya pada suamiku

“Hmm... Ada apa?” tanyanya

“Mas, lihat deh ini.” Ucapku sambil memperlihatkan testpack tadi

“Terus?!” ucapnya

“Mas, aku positif hamil. Mas tidak lihat ini garisnya ada dua?” ucapku

“Oh.. Ya sudah.” Ucapnya lalu meneruskan tidurnya lagi

“Kok begini sih?” gumamku dalam hati.

“Ya sudahlah.” Gumamku lagi

Lalu akupun mandi dan bersiap-siap untuk berangkat kerja. Lagi dan lagi, aku pun duduk terdiam sampai-sampai aku tidak tahu kalau sedang ada yang memperhatikanku

“Lin, temanmu itu kenapa?” Tanya pak Anton, manajer keuangan tempat aku kerja

“Mana aku tahu. Kenapa tidak bapak tanya sendiri saja langsung ke orangnya?” ucap Linda

“Ya sudah deh, aku tanya langsung ke dia.” Ucap pak Anton

Setelah mengatakan itu, pak Antonpun langsung duduk di sampingku.

“Mir, kamu kenapa duduk di sini sendirian?” tanya pak Anton

“Eh, bapak. Hmm... Tidak ada apa-apa pak. Aku sedang merasa kurang sehat saja.” Sahutku apa adanya

“Kamu sedang tidak enak badan?” tanyanya dan aku mengangguk

“Kalau kamu sedang tidak enak badan, kenapa kamu kerja. Lebih baik kan kalau kamu ijin dulu untuk istirahat.” Ucap pak Anton

“Tadinya sih inginnya seperti itu. Tapi aku ingat kalau hari ini aku harus buat laporan. Jadinya aku masuk deh.” Jelasku

“Ya ampun, Mira.. Mira.” Ucap pak Anton sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Terus sekarang kamu sudah selesai buat laporannya?” tanya pak Anton kemudian

“Tinggal sedikit lagi, Pak.” Sahutku

“Ya sudah, lebih baik kamu pulang saja sekarang. Masalah sisa pekerjaan kamu, biar Linda yang teruskan.” Ucap pak Anton

“Tidak, pak. Terimakasih. Biar aku yang lanjutkan laporannya.” Ucapku kekeh

“Ya ampun, Mira.. Mira... Kenapa kamu keras kepala sekali sih?” ucap pak Anton tak habis pikir denganku dan akupun hanya tersenyum

Tak terasa jam pulang pun tiba. Aku pun seperti biasa di jemput oleh mas Ferdi. Aku pun langsung minta kepada mas Ferdi untuk mengantarkanku ke bidan dan dia pun mengantarkannya.

Sesampainya di bidan, aku diberi tahu kalau usia kandunganku ternyata sudah 5 minggu.

Aku senang sekali mendengarnya. Lalu aku pun diberi obat. Tapi herannya obatnya buanyak sekali. Tapi ya sudahlah.

“Jangan lupa, obatnya diminum” Ucap Mas Ferdi dan aku pun mengangguk

Dan keesokan harinya adalah hari libur. aku merasakan mual yang teramat sangat sehingga membuatku tidak bisa masak

“Kamu tidak masak ya, Mir?” tanya mas Ferdi

“Tidak mas. Aku tidak masak.” Ucapku

“Bagaimana sih?! Kalau kamu tidak masak, terus kita makan apa?” tanya mas Ferdi

“Maaf mas. Tapi aku mual.” Ucapku

“Alasan saja kamu. Kamu gunakan hamilmu untuk lepas dari tugasmu ya?!” ucap mas Ferdi ketus

“Beneran mas. Aku mual. Aku tidak bohong.” Ucapku

“Sudah tidak usah banyak alasan. Pokoknya sekarang kamu masak. Aku sudah lapar.” Ucap mas Ferdi

“Iya mas. Aku coba masak.” Ucapku sambil menahan rasa mual

Setelah beberapa saat, aku pun selesai masak

“Mas, masakannya sudah siap.” Ucapku

“Ambilkan, Mir.” Ucap mas Ferdi

“Iya mas. Aku ambilkan. Sebentar.” Ucapku

“Ini mas.” Ucapku sambil memberikan sepiring nasi dan juga lauknya.

Beberapa saat kemudian...

“Ini makanan apa? sampah? Kok rasanya tidak karuan begini?!” ucap mas Ferdi

“Maaf mas. Tadi mulutku mual saat mau mencicipi. Jadinya tidak aku cicipi.” Jelasku

“Bagaimana sih? Bilang aja kalau kamu tidak mau masak. Tidak usah di bikin tidak enak seperti ini.” Ucapnya yang lagi-lagi ketus

“Ya sudahlah. Tahu begitu aku beli makan saja di luar.” Ucapnya sambil menaruh piringnya dengan kasar

“Ya ampun mas, kok mas sekarang berubah sih?” ucapku

“Berubah bagaimana sih?! Kamu tuh yang berubah. Tidak seperti dulu lagi.” Ucapnya

“Sudah ah. Aku mau keluar. Mau beli makanan buat makan. Lapar.” Ucapnya sambil keluar dan membanting pintu

“Astaghfirullah... Mas... Kok kamu seperti ini sih?” ucapku lirih dan rasanya ingin sekali menangis

Beberapa saat kemudian, mas Ferdi datang dan membawakanku makanan. Dan diapun melihatku sedang menangis

“Ngapain kamu menangis?! Begitu saja menangis. Dasar. Nih aku bawakan makanan buat kamu. Awas kalau sampai tidak kamu makan.” Ucapnya lalu menyalakan TV

.

.

.

.

.

Lanjut...👇

Terpopuler

Comments

Caramel Latte

Caramel Latte

ferdi kok kasar sih

2022-10-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!