Sebuah kebetulan

"Datang hanya sebentar dan membuat kesan indah saat tangisan menyapa

Pelangi, itulah dia hanya sebentar dia muncul namun sangat membekas di ingatan setelah hilang

Ada satu warna pelangi yang tak pernah terlihat jelas, karena bersatu dengan warna langit,

menurutmu mengapa warna langit itu biru

warna itu adalah....."

"Aoi..?" pekik Larisa saat tahu Aoi sudah bersama Hijiri sensei.

Sedangkan Aoi tersenyum kearahnya.

"Sensei mencariku jadi aku kemari. Sedang apa kau disini? Tanya Larissa tapi Aoi tidak memberikan jawabannya Dia hanya tersenyum kepada Larissa.

" kalian berdua sudah datang?apa sudah lama menunggu,? tanya Hijiri saat datang lalu mengambil secarik kertas.

"Haik sensei (guru)",ucap Larissa

" oke, kalo begitu

" Larissa Amanda kamu tidak ikut ujian karena terlambat masuk sekolah , Aoi Miura karena kamu baru pindah jadi tidak ikut ujian. Kalo begitu kapankah kalian akan ujian? ibu tidak mau saat jam pelajaran depan?"

" Ahh aku lupa apa yg kupelajari semalam," gumam Larissa dengan menepuk jidat nya

" Bolehkah jika besok saat jam istirahat? karena saya juga harus belajar". Aoi menjawab pertanyaan gurunya

" Larissa kapan? , jangan buat alasan lagi" ucap Hijiri sensei dengan ketus.

"iya bu besok, saya setuju dengan Aoi"

" kita juga harus belajar dulu benar kan Aoi?" jawab Larissa dengan canggung sambil melihat Aoi berharap tidak hari ini ujiannya

" Baiklah kesepakatan besok, saya tunggu kalian berdua disini . Larissa bisakah kamu memakai seragam seperti lainnya ?"

"iya bu,"

"Apa kami sudah boleh kembali ke kelas?" tanya Aoi

" baiklah silahkan kalian kembali"

Larissa dan Aoi keluar dari ruang guru dan berjalan bersama di koridor sekolah, keduanya tidak saling berbicara hanya saja Larissa menatap ke wajah Aoi, yang Ia pikirkan adalah raut wajah Aoi yang selalu tersenyum dan riang apakah Aoi selalu bahagia?apakah Aoi tidak pernah menemui hari-hari yang menyedihkan?seakan wajah Aoi tanpa ekspresi hanya senyum tipis yang Ia lihat.

"ada yang salah denganku?" Aoi merasa jika Larissa memandanginya sepanjang jalan

"ah tidak.., hanya saja... aku... maksudku terimakasih sudah meminjamkan seragam olahraganya besok pasti ku kembalikan." jawab Larissa karena tertangkap basah memperhatikan Aoi

"tidak apa-apa,"

"Ne Aoi, kenapa kau pindah sekolah?" tanya Larisa.

"Em, aku rasa disini menyenangkan." jawab Aoi dengan santai.

"Hah lucu sekali jawabanmu. Bukankah lebih menyenangkan jika berada di Tokyo, kau bisa melihat salju saat musim dingin. Aoi ayo kita ke kantin." Ajak Larisa dan menyeret jaket Aoi.

" Aoi, untukmu" Larissa memberikan minuman soda dalam kaleng

" aku bisa membelinya sendiri."

" oh tidak , tidak boleh. Sebagai ucapan terimakasihku kau kubtraktir minum"

"Baiklah, terimakasih. Disini banyak murid dari Indonesia." ucap Aoi sambil memperhatikan satu persatu siswa yang ada di kantin.

"Tentu, bahkan tidak sedikit yang dari Philipin. Itu karena Miyayaki berada di bagian selatan jadi berdekatan dengan pulau Indonesia dan Philipin." Jawab Larisa dengan meneguk sebotol minumannya.

"Apakah kau dari Philipina?" tanya Aoi, tapi Larisa hanya diam seakan enggan menjawab pertanyaan dari Aoi.

"Ayo kembali ke kelas, jam pelajaran dimulai." ucap Larisa dan berjalan. Tapi dengan santainya Aoi bisa menyamai langkah kaki Larisa bahkan sudah mendahuluinya.

"Aoi.." setengah berteriak Larissa memanggil dan berlari

"Bisakah kau berjalan jangan terlalu cepat, aku setengah berlari mengikutimu,"

"Dasar kau pendek, ayo kejar aku," Aoi tidak berhenti malah semakin menggoda Larissa. Hingga akhirnya mereka berdua sama-sama ingin mendahului masuk ke kelas.

Satu bulan berjalan , Aoi menjadi murid terpopuler karena dia tampan hanya saja dia telalu pendiam dan tidak banyak berteman.

Kakak kelas dan teman-teman perempuan dari kelas lain banyak yang memberikan hadiah kepada Aoi tapi Ia selalu menolaknya. Ia selalu mengatakan bahwa dirinya orang biasa tidak pantas menerima semua itu.

Berbeda dengan Larissa seorang gadis yang bertubuh kecil yang merasa percaya diri meskipun dia tidak pandai dan populer. Ia tidak cantik tak sedikit yang menyukainya. Larissa hanya tinggal dengan ayahnya yang mempunyai usaha bengkel kecil. Karena dia berjanji ingin menjadi dokter dan merubah nasib ayahnya agar tidak bekerja dengan baju- baju kotor.

Saat itu setelah pelajaran olahraga, semua murid kelas 1-3 sedang istirahat

BYUURRR

Salah satu murid dari kelas lain menyiramkan air ketubuh Larissa

"Kau lihat kan biarpun anak ini kecil tapi dia punya tubuh yang bagus" ucap seorang laki-laki yang menyiramkan air dan ketiga temannya tertawa.

"hey kau, ini namanya pelecehan akan ku laporkan pada guru kedisiplinan." ucap Maia dengan keras.

"Dasar kakak kelas otak mesum. Kamu tidak apa-apa Larisa." Hanabi teman sekelasnya membantu Larissa untuk berdiri, sementara Larissa tetap duduk dengan rasa malunya. Ia menutupi dadanya karena pakaian olahraga yang berwarna putih dan basah tentu saja memperlihatkan bentuk tubuhnya.

Saat itu Aoi sedang memperhatikan teman sekelasnya dan melihat kejadian itu. Ia segera menghampiri Larisa dan memakaikan jas miliknya untuk menutupi tubuh Larisa.

Setelah itu Aoi berjalan menuju laki-laki yang menyiram Larisa dan memukulnya.

"Dasar pecundang." ucap Aoi dengan memukuli wajah kakak kelasnya.

" Oh jadi kau Aoi Miura, orang sepertimu kenapa banyak disukai para wanita? dan beraninya kau melakukan itu padaku. Apa kau tidak tahu siapa aku?" Laki-laki itu berdiri dan menantang Aoi.

" Yang aku tau kalian adalah pecundang yang hanya berani pada wanita". ucap Aoi dengan santai, keempat kakak kelas terlihat marah dan ingin memukul Aoi.

"Kalian ingin memukul ku? Baiklah majulah." Aoi tersenyum masam dan menantang.

" Aoi..." Larissa memanggil karena tidak ingin ada pertengkaran karenanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!