3.

Pak Sekdes kemudian menghampiri Aisyah.

" Bu guru, Maaf Bu. Pak Lurah meminta Ibu langsung ke ruangannya. Ruangan beliau ada di sebelah situ Bu" Ucap Pak Sekdes.

" Oo begitu. Baiklah Pak. Terima kasih Pak. Permisi" jawab Aisyah.

Tok

Tok

Tok

" Permisi" ucap Aisyah.

" Ya, silahkan masuk" jawab si empunya ruangan.

" Assalamualaikum. Maaf Pak, saya mengganggu waktu Bapak" ucap sopan Aisyah.

" Subhanallah... Sungguh sempurna ciptaanMu Ya Rabb. Kenapa ada bidadari secantik ini desa ini pula aku tidak mengetahui. Padahal aku disini sudah lumayan lama dan mengenal desa ini" batin Pak Lurah.

" Pak.. Pak... Pak.." ucap Aisyah memanggil Pak Lurah yang sepertinya sedang melamun.

" Ooo ... ya.. ya.. Maaf. Bagaimana?" tanya Pak Lurah gelagapan.

" Maaf Pak, jika kehadiran saya menggangu waktu Bapak. Sepertinya Bapak sangat lelah karena setelah perjalanan jauh" ucap Aisyah.

" Ah.. tidak.. tidak apa- apa. Bagaimana Bu...." tanya Pak Lurah menggantung.

" Ooo ya. Perkenalkan nama saya Aisyah. Saya salah satu Guru di madrasah desa ini. Dan saya juga guru ngaji di surai desa ini" kenal Aisyah.

" Ya. Tetapi saya baru melihat Bu Aisyah sekarang. Apakah Bu Aisyah sudah lama di sini?" tanya Pak Lurah menyelidik.

" Iya Pak. Saya lahir dan tumbuh besar di desa ini. Saya asli orang desa sini" terang Aisyah.

" Siapa orang tua anda kalau boleh saya tahu?" tanya Pak Lurah.

" Apakah penting jika saya memberi tahukan siapa orang tua saya?" tanya Aisyah.

" Oo.. tidak. Ya sudah. Apa yang akan di bahas kali ini?" tanya Pak Lurah.

" Begini Pak, pertama saya silaturahim ke sini. Kedua saya ingin mengutarakan maksud dan tujuan saya kesini yaitu untuk mengajukan proposal pendirian TPQ. Tetapi sepertinya banyak kendala yang akan dihadapi Pak" terang Aisyah.

" Hmmm.. terus? Mana Proposalnya?" tanya Pak Lurah langsung.

" Saat ini saya belum membawanya Pak Lurah. Karena saya ingin membicarakan kendala yang terjadi" terang Aisyah.

" Hmm oke. Apa itu?" tanya Pak Lurah.

" Kendalanya adalah penerangan desa dan jalanan yang kurang memadai. Akses jalan desa kita sangat minim" jelas Aisyah.

" Untuk penerangan jalan dan jalanan desa saya sudah mengajukan ke Kabupaten dan dinas jasa marga. Jadi kita hanya menunggu kapan akan terlaksananya. Karena kita juga harus mengantri dengan desa lain yang mengusulkan. Tetapi jika anda bisa melampirkan proposal pengajuan pendirian TPQ desa, saya rasa itu akan dipercepat. Karena itu memajukan desa ini" terang Pak Lurah.

" Baiklah Pak. Besok saya akan haturkan proposal tersebut. Dan saya juga ingin mengajukan satu proposal lagi. Bolehkan?" pinta Aisyah.

" Kenapa banyak sekali pengajuan yang anda inginkan? Jangan - jangan untuk mengajukan diri melamarmu harus banyak proposal?" canda Pak Lurah.

Aisyah hanya menanggapi dengan senyuman yang sangat ramah.

" Bueeehhhh senyumnya... sangat manis. Ya Tuhan jangan Engkau menghujam jantung ini. Hatiku menjadi lemah Tuhan" batin Raihan.

" Maaf Pak jika itu memberatkan Bapak" jawab Aisyah.

" Katakanlah. Jika itu menunjang kemajuan desa ini" terang Pak Lurah.

" Embb.. begini Pak. Saat ini jika panen tiba, semua warga desa ini menjual hasil panen kepada tengkulak. Hal ini membuat pendapatan warga sangat minim. Karena para tengkulak membelinya dibawah harga pasaran. Ini sangat merugikan petani di desa ini, padahal panen di desa ini tergolong sangat bagus. Nah, untuk itu saya ingin mengajukan proposal pendirian KUD" papar Aisyah.

" Masuk akal. Saya juga pernah berpikir yang sama dengan anda Bu guru. Tetapi sepertinya jika kita mendirikan KUD, para tengkulak akan mendemo kita" terang Pak Lurah.

" Saya masih mencari donatur tetap untuk masalah KUD. Dan kepengurusan badan hukumnya juga harus jelas. Untuk itu kita akan tampung dulu tentang KUD. Saya akan berusaha mencarikan donatur untuk TPQ juga. Yang mana TPQ itu memang banyak anak - anak yang belajar ngaji dan menimba ilmu di sana. Dan tentunya juga menunjang dari sisi kerohanian warga" jelas Pak Lurah.

" Iya Pak. Saya juga berpikir hal yang sama. Pak bolehkah di desa ini dibentuk sebuah kelompok seperti kelompok pengembangan desa tertinggal, kelompok tani dan lain sebagainya" cerocos Aisyah.

" Boleh. Kenapa tidak. Itu akan sangat membantu untuk pengembangan desa" jawab Pak Lurah.

" Nanti akan saya umumkan untuk pembuatan kelompok saat rembug desa bulan depan. Untuk Proposal segera. Saya tunggu. Dan untuk penyandang dana saya juga akan bantu mencarikannya. Untuk jalanan desa seperti sudah saya jelaskan. Jika proposal pengajuan TPQ ada itu sepertinya akan dipermudah" Papar Pak Lurah.

" Bagaimana kalau pengembangan kelompok juga saya sisisr di kalangan Ibu - Ibu warga des ini Pak Lurah. Bisa melalui kelompok PKK dan Dasa wisma" ujar Aisyah.

" Bisa saja. Ibu bisa menyampaikan ke PKK atau Dasa wisma. Nanti bisa Ibu menyampaikan dulu kepada Ketuanya" Terang Pak Lurah.

" Baiklah Pak, Hanya itu yang saya sampaikan. Untuk Proposal besok saya antarkan. Dan terimakasih banyak untuk waktunya. Saya pamit. Permisi Pak. Assalamualaikum" pamit Aisyah.

" Iya. Baiklah. Sama - sama. Waalaikumsalam" jawab Pak Lurah.

Aisyah kemudian keluar dari ruangan Pak Lurah. Dia merasa sangat lega, semua uneg - uneg dipikirannya sudah disampaikan kepada Pak Lurah dan Alhamdulillah beliau menerima semua uneg- unegnya dengan sangat baik.

" Sudah Bu guru? " tanya Pak Sekdes.

" Ya Pak. Terimakasih. Saya permisi. Assalamualaikum" Pamit Aisyah kembali.

Kini langkahnya sangat ringan. Terasa sangat plong dihatinya. Bibirnya mengembang dengan sempurna. Seolah bunga bermekaran dimana- mana.

Aisyah segera pulang dan menyelesaikan proposal yang akan diajukan esok hari. Langkahnya semakin cepat. Karena jalanan desa saat ini sangat sepi. Sepertinya warga desa masih sibuk di sawah dan ladangnya. Anak sekolah pun juga belum waktunya pulang.

Aisyah melewati rumah putih nan megah kembali. Tiba - tiba bulu kuduknya berdiri. Dia sangat takut berjalan sendiri. Mulutnya tak berhenti komat - kamit membaca doa- doa perlindungan diri.

Aisyah masih penasaran dengan kelebatan putih yang dia lihat tadi. Dia kemudian menengok kembali ke rumah megah itu. Terdengar suara orang menyapu.

Srekkk.. srekkk.. srekk

Bulu kuduknya semakin meremang. Kakinya seolah berat untuk melangkah. Mulutnya seakan kelu untuk meminta perlindungan Allah sang Maha kuasa.

Aisyah berusaha sekuat tenaga berjalan menjauhi rumah itu dan ingin rasanya segera sampai. Dia menoleh kesana kemari tidak ada seorangpun dijalan itu yang bisa disapanya.

Tiba - tiba ada seseorang yang menghadangnya. Dia tidak tahu siapa. Tetapi orang itu begitu asing untuknya. Sedari kecil hingga sekarang tidak pernah melihat orang itu.

" Ahhh... " seru Aisyah.

" Maaf Pak, Assalamualaikum. Bapak siapa? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Aisyah.

" Jangan sekali - kali kamu berjalan sendiri!! Pergilah. Menjauhlah. Segera pulang!!" pinta lelaki itu dengan keras.

" Ba ba ik Pak. Mari.. Saya permisi. Assalamualaikum " pamit Aisyah.

Terpopuler

Comments

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Kira2 siapa ya orang asing nya🤔🤔

2024-04-25

0

Riswan Jalaluddin

Riswan Jalaluddin

mantap bikin penasaran aja😁

2023-07-05

0

Astiah Harjito

Astiah Harjito

Wajarlah seorang kepala desa bertanya nama org tuanya, secara dia mengatakan asli penduduk desa tsb.

2022-08-31

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!