2.

" Di desa kita ini orang kaya saja jarang nduk. Paling Pak Gandi yang bakul duit. Pak lurah yang dari kota itu. Siapa lagi?" sanggah Bapak.

" Pak, insyaallah ada jalannya Pak. Nanti Aish akan ke kota. Teman - teman Aish banyak orang kaya pak. Nanti juga di madrasah banyak donatur Pak. Madrasah yang sekarang Aish bekerja banyak donatur kota yang menyisihkan sebagian rejekinya pak. Nanti Aish akan mengajukan proposal satu persatu untuk kemajuan desa" terang Aisyah.

" Ya sudah nduk. Bapak percayakan saja semua kepadamu. Karena kamu memang kembali ke desa ini untuk memajukan desa kita dan membuka jalan pikiran warga desa yang masih kolot" jawab bapak.

" Bapak dan Ibu, Aish hanya minta doanya saja. Supaya dilancarkan" pinta Aisyah.

" Pak, itu rumah putih yang diatas desa kita memangnya masih ada pemilikknya?" tanya Aisyah penasaran.

" Ssttt nduk, katanya itu rumah milik orang kota. Orang Jakarta, pengusaha kaya terkenal. Tetapi entah kenapa rumah itu tidak ditinggali. Hanya teronggok nganggur. Sayang sekali dengan bangunannya yang sangat bagus itu" terang bapak.

" Oohh.. memangnya yang punya tidak pernah ke rumah itu?" tanya Aisyah.

" Sepertinya tidak nduk. Lihat saja rumahnya seperti tidak terurus. Sangat kotor dan angker" terang bapak.

" Iya pak. Katanya angker. Semua penduduk desa juga takut jika lewat rumah itu" jawab Aisyah membenarkan.

Didalam hati Aisyah masih penasaran dengan rumah itu. Selama ini dia hanya mendengarkan cerita dari warga desa keadaan rumah itu " angker" itu yang selalu terucap.

Setelah selesai bercakap - cakap. Aisyah segera pamit beristirahat. Karena besok rencananya Aisyah akan pergi ke Kantor Desa. Orang tuanya pun juga masuk kamar untuk beristirahat.

💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕

Keesokan paginya, suara adzan subuh berkumandang. Ayam berkokok pun tak kalah nyaringnya ikut berkumandang.

Bapak yang selesai sholat subuh segera menuju sawah untuk menggarapnya. Sedangkan Ibu berada di dapur untuk memasak. Aisyah yang sudah selesai sholat subuh selalu membaca ayat - ayat suci alquran. Dia tidak dituntut orang tuanya untuk bisa memasak.

Tetapi selama Aisyah jauh dari orang tuanya, dia sudah belajar banyak. Jangan diragukan lagi tentang seberapa banyak ilmu yang didapatnya.

" Bu.. Aish pamit ya Bu. Rencananya hari ini mau menemui Pak Lurah. Biar semua diberikan kelancaran. Sekalian membahas perihal pengajuan proposal TPQ dan KUD" pamit Aisyah.

" Loh.. kamu ndak sarapan dulu? Ibu sudah selesai nduk masaknya" ucap Ibu.

" Maaf bu, hari ini insyaallah Aish puasa. Kan hari ini hari senin. Jadi Aish puasa. Aish pamit ya bu" pamit Aisyah.

" Ya sudah nduk. Ati - ati ya" pesan Ibu.

" Iya bu. Assalamualaikum " pamit Aisyah.

" Waalaikumsalam " jawab Ibu.

Aisyah segera bergegas pergi. Kakinya seolah sangat ringan untuk melangkah. Seperti sudah tahu kemana arah tujuan yang ingin dikunjungi. Aisyah segera ke kantor desa. Karena dia ingin pagi sekali sudah sampai. Takutnya Pak Lurah sudah mempunyai janji diluar jam kerja. Dan Aisyah ingin membuat temu janji terlebih dulu.

Kantor desa letaknya di atas desa, jika mau ke kantor desa harus melewati rumah putih. Aisyah tanpa ragu melangkah menuju kantor desa.

Dia lupa bahwa jalan menuju kantor desa melewati rumah putih. Aisyah kaget terperanjat, kakinya melangkah begitu cepat sedangkan pikirannya hanya ke proposal yang akan di sampaikan ke Pak Lurah.

Ketika berada di depan rumah putih, nampak anak - anak berkerumun.

" Eh,, Bu Guru... mau kemana Bu?" tanya Anak A.

" Mau ke kantor desa. Kalian ngapain disini? Kenapa tidak ke madrasah?" tanya Aisyah.

" Kami masuk siang Bu" Jawab anak B.

Memang, madrasah tempat Aisyah mengajar adalah satu - satunya sekolahan dari tiga desa yang mengapitnya. Jadi banyak anak - anak yang sekolah di madrasah tempat dia mengajar.

Mulai dari MI ( Madrasah Ibtidaiyah) setara SD hingga MA ( Madrasah Aliyah) setara SMA semua ada di madrasah tempat Aisyah mengajar. Karena sekolah itu milik yayasan desa. Jadi semua adalah ketentuan desa.

" Bu Guru, katanya rumah ini angker. Tidak ditinggali. Dan tidak berpenghuni. Ibu tidak takut berjalan sendirian melewati rumah ini?" ucap Anak A.

Aisyah kemudian melihat dan mengamati rumah putih nan megah ini. Gelap gulita dan seperti tak terawat sama sekali. Halaman rumahnya pun banyak dedaunan yang berserakan. Anak - anak sering mencorat coret pagar temboknya.

Tiba- tiba sekelebat bayangan putih nampak di atas jendela rumah putih. Aisyah kemudian memalingkan wajahnya, karena kaget.

" Astaghfirullahhaladzim" sebut Aisyah.

" Ada apa bu?" tanya anak B.

" Tidak apa. Kalian pulanglah. Bersiaplah untuk sekolah. Ibu tinggal dulu. Assalamualaikum " pamit Aisyah.

" Waalaikumsalam" jawab mereka serempak.

Aisyah segera bergegas melanjutkan perjalanannya. Tujuannya adalah segera sampai ke kantor kepala desa dan bertemu dengan Pak Lurah.

Sepanjang perjalanan Aisyah hanya mengingat apa yang dilihatnya. Apakah benar rumah itu angker. Tetapi kenapa seperti ada kehidupan di dalam rumah itu. Hati dan penglihatannya sangat berbeda jauh.

Setiba di kantor desa....

Tok

Tok

Tok

" Assalamualaikum " salam Aisyah.

" Waalaikumsalam " jawab seluruh orang kantor desa.

" Ooo.. Bu guru. Silahkan masuk Bu guru. Mari.. silahkan duduk" jawab salah satu karyawan.

" Terima kasih" jawab Aisyah.

" Bagaimana Bu Guru? Apakah ada keperluan yang sangat penting sehingga Ibu datang ke Kantor Desa sepagi ini?" tanya Pak Sekdes.

" Iya Pak. Begini... saya mau temu janji dengan Pak Lurah. Apakah bisa? Kalau belum saya mau mendaftar janji dengan beliau" ucap Aisyah.

" Ooo.. begitu. Begini Bu Guru.. Maaf sebelumnya. Saat ini Pak Lurah belum sampai di kantor. Karena Pak lurah berangkat dari Jakarta pagi tadi" terang Pak Sekdes.

" Ya sudah Pak jika begitu adanya. Saya mendaftar saja untuk temu janji" ucap Aisyah.

" Baik Bu guru, sebentar saya tulis dulu di buku temu janji. Ibu maaf, bisa menuliskan dulu buku tamunya?" pinta Pak Sekdes.

Pak Sekdes beranjak dari tempat duduknya. Ketika sudah dua langkah, Pak Lurah sudah sampai di kantor desa.

" Ooo.. Pak Lurah. Selamat Pagi Pak" sapa Pak Sekdes.

" Assalamualaikum" sapa Pak Lurah.

" Waalaikumsalam " jawab semua ornag yang ada di dalam kantor desa.

Seorang lelaki dengan postur tubuh tinggi besar, dengan rahang kokoh. Mata coklat dan bulu mata yang lentik. Rambut lurus rapi. Sangat terlihat orang kota yang berpendidikan.

Kendaraan yang dia kenakan pun tampak mewah. Pak Lurah juga tidak menggunakan mobil dinas dari pemerintah.

Siapa yang tidak akan terpana melihat ketampanan Pak Lurah desa ini. Aisyah yang hanya duduk menunggu hanya diam di kursi tamu.

" Pak, siapa?" bisik Pak Lurah kepada Pak Sekdes.

" Ohhh.. itu Bu Guru madrasah desa kita Pak. Ooo iya, Bu Guru ingin temu janji dengan Bapak" ucap Pak Sekdes.

" Oo baiklah. Suruh ke ruanganku sekarang" perintah Pak Lurah.

" Biasanya alot untuk bertemu dengan tamu wanita. Biasanya juga menyerahkan kepada pak wakil kepala. Kenapa sekarang sama Bu Guru langsung ya?" batin Pak Sekdes.

Terpopuler

Comments

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Kayak nya tertarik sama Bu guru itu Pak,Pak Kades nya😅

2024-04-25

0

Vtree Only

Vtree Only

jangan² pak lurah nya ya yg punya rumah putih itu, dan yg menempatinya...

2024-01-22

2

Riswan Jalaluddin

Riswan Jalaluddin

hmm aku mulai suka ceritanya🥰

2023-07-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!