After Accident

Sehari setelah kecelakaan ...

Ajeng merasakan seluruh badannya sakit semua. Perlahan dia membuka matanya. Cahaya putih yang pertama kali

lihat.  Kemudian perlahan dia edarkan semua penglihatannya. Dia berada di sebuah ruangan yang asing. Ada sebuah sofa di pojok ruangan  itu dengan sebuah lemari pendingin di sampingnya. Ruangan ini tampak luas karena Ajeng bisa melihat sebuah pintu yang teramat jauh dari tempat dia berbaring.

Tempat apa ini?" tanya Ajeng bergumam.

Ajeng melihat ke samping kirinya. Sebuah tiang penyangga infusan. Ajeng mulai sadar kalau dia sedang berada di rumah sakit. Namun sepertinya ruangan rawat ini adalah ruangan kelas VVIP.

Kenapa dia bisa di dalam ruang rawat yang kelas seperti ini. Ajeng pun mencoba

untuk bangun, dia sangat kuatir semakin lama dia dirawat disini, nanti biaya

rumah sakitnya akan mahal. Darimana nanti  Bunda dan abangnya akan membayarnya.

Tapi tiba-tiba ada sebuah tangan yang menahannya dan membuatnya berbaring lagi. Sebuah tangan dari seorang

wanita seusia Bundanya mencoba menahan Ajeng agar tidak bangun.

“Ibu si-siapa?” tanya Ajeng.

“Saya Rika, mamanya Raka," jawab ibu itu.

“Siapa Raka?" tanya Ajeng. Kenapa ada seorang wanita asing berada disini dan menungguinya di ruang rawat. Dan

kemana Bunda dan abangnya. Harusnya mereka ada disini.

“Raka Mahesa, orang yang kamu selamatkan dari kecelakaan kemarin," jawab ibu itu.

“Oh, namanya Raka, terus gimana dengan anaknya?” tanya Ajeng teringat anak kecil yang dia selamatkan juga

kemarin.

“Maksudmu anak itu," tanya Ibu itu menunjuk seorang anak kecil yang tertidur di sofa.

“Apa dia baik baik saja?” tanya Ajeng.

‘Dia sehat." Ibu itu tersenyum melihat wajah Ajeng yang penuh kekuatiran.

“Terimakasih, andai saja kamu

tidak cepat cepat menolong Raka, mungkin mereka berdua sudah tewas dalam

ledakan itu," kata Ibu itu memegang kedua tangan Ajeng sebagai ucapan terimakasih.

“Sama-sama bu, itu tanggung jawab

sebagai sesama manusia saling tolong menolong," jawab Ajeng.

“Raka sedang ada di ruang fisiothaerapy, tulang kaki kanannya mengalami pergeseran, beruntung dia bisa selamat dari maut, sekali lagi terimakasih kalau kamu tidak bergerak cepat mungkin saya tidak bisa bertemu dengan anak saya lagi," Ibu Rika terus terusan berterima kasih.

“Iya bu, tapi bu, saya mau keluar dari rumah sakit ini, kok saya bisa dirawat disini ya, Bunda dan abang saya pasti mereka khawatir!” kata Ajeng berusaha bangun lagi.

Dia kuatir kalau biaya rumah sakit nya semakin bertambah kalau berada lama lama disini.

“Maaf, gara-gara menyelamatkan

anak saya, kamu jadi mengalami celaka juga, kata dokter kamu geger otak ringan

karena benturan,  bagaimana keadaan kamu

sekarang , apa kamu merasakan sakit di bagian tubuh mana, saya akan panggilkan

dokter," Bu Rika sepertinya juga cemas melihat Ajeng.

“Saya tidak apa-apa kok Bu, saya

ingin pulang!” lirih Ajeng.

“Kamu lebih baik periksa dulu

semuanya, kamu tenang saja, saya sudah membayar biaya tagihan rumah sakit ini,"

ucap Ibu Rika seperti menjawab kekuatiran Ajeng.

“Terimakasih Bu. Apa Bunda dan Abang saya sudah tahu, saya disini?” tanya Ajeng.

“Mereka sudah semalaman di sini menunggu kamu, Bunda kamu pulang dulu katanya ada pesanan baju yang harus selesai hari ini, terus abang kamu tadi juga berangkat kerja," jawab Ibu Rika.

Nampaknya Ibu Rika dengan keluarganya sudah bertemu saat dia masih belum sadar. Ajeng melihat sekilas penampilan Ibu Rika yang sepertinya berasal dari orang berada.

Bahkan dia melihat tas yang disimpan di kursinya adalah merk tas yang harganya bisa

seharga satu mobil. Pantas saja Ajeng bisa dirawat di ruangan VVIP ini. Karena sepertinya Ibu Rika bukan seorang yang biasa.

“Ma ... mama," terdengar suara tangisan memanggil manggil nama mama. Ajeng melihat anak kecil itu terbangun dan menangis menghampiri mereka.

“Mama, mama," rengek anak kecil perempuan cantik itu menghampiri tempat Ajeng berbaring kemudian naik ke atas

dan memeluk Ajeng. Ajeng yang kaget karena tiba tiba anak itu memeluknya dan

memanggilnya dengan sebutan mama.

Bukan hanya Ajeng yang kaget, Ibu

Rika pun kaget tiba-tiba anak itu menangis dan memeluk Ajeng seperti mamanya.

Ajeng berusaha tidak ingin menyakiti anak itu. Kemana ibu anak itu, apa dia

selamat dari kecelakaan kemarin, tapi Ajeng ingat jelas kalau di mobil Cuma ada

mereka berdua.

“Mama , ayo nguunnn, tangan takit”,

ucap anak itu. Ajeng paham maksudnya “Mama, Ayo bangun, jangan sakit”.

“Gea yayang mama, mama ayo

puyang!”kata anak kecil itu membuat Ajeng semakin bingung. Kenapa anak ini

memanggilnya mama. Padahal setahu Ajeng anak seusia itu tidak akan sembarangan

dengan orang asing yang baru dikenalnya. Dia kan baru bertemu dengannya

beberapa waktu kemarin.

@@@@@@@@@@

Ajeng memeluk Gea ketika sedang

mendengarkan diagnosa dokter syaraf dengan ibu Rika di ruangan Dokter Zayn,

Dokter ahli syaraf dan otak. Gea tidak mau jauh-jauh dari Gea. Dia selalu

menangis kalau Gea melepaskannya.

"Amnesia Disosiatif"

Itulah yang mereka dengar dari

Dokter Zayn. Kecelakaan kemarin telah membuat trauma Gea dan menyebabkan

gangguan pada fungsi otaknya. Gea gagal untuk mengingat kejadian yang

sebenarnya dan merasa Ajeng adalah ibu kandungnya setelah kecelakaan itu. Tapi

ketika Dokter Zayn mengetahui dari Ibu Rika kalau ibu kandungnya Gea baru saja

meninggal seminggu setelah kecelakaan itu. Dokter Zyan menyimpulkan kalau

amnesia yang dialami GEa bukan hanya karena kecelakaan saja. Tapi karena dia

baru saja mengalami kejadian yang menyedihkan sehingga membuat stress dan

mental anak itu terganggu sehingga ingatan tentang ibunya yang meninggal dia

blok dan dia menjadikan Ajeng sebagai sosok ibunya. Karena kebetulan saat

kecelakaan itu terjadi, Ajenglah yang menyelamatkannya dan sejak itu Gea

menganggap Ajeng sebagai ibunya.

Ajeng yang mendengarkan

penjelasan Dokter Zayn sedikit shock. Dan dia harus bagaimana dengan anak ini. Kalau

Gea menganggapnya sebagainya ibunya, itu berarti dia harus selalu bersama Gea

sampai anak itu benar-benar ingat dengan wajah ibunya yang asli.

 Sementara wajah Ibu Rika nampak kebingungan dengan penjelasan dokter.

“Amnesia ini belum ada obatnya,

alangkah baiknya jika Gea di therapy mental dulu, dan rasanya lebih baik juga

kalau keluarga terdekatnya lah yang membantunya, karena kalau ini dibiarkan,

Gea bisa saja mengalami hal traumatik lainnya," penjelasan dokter Zayn sepertinya menambah sakit kepala Ibu Rika.

Sementara Ajeng melihat wajah

anak perempuan yang cantik ini. Dia merasa iba padanya. Pasti Gea sangat

terpukul dan sedih saat ibunya meninggal. Di usia itu sudah ditinggal ibu

kandungnya. Ajeng juga bisa merasakan bagaimana rasanya ditinggal orang yang

disayangi. Ayahnya meninggal saat dia kelas satu SMA. Dan itu rasanya bagai

dunia runtuh menimpanya. Di saat dia mau beranjak dewasa, ayahnya meninggal dan

itu rasanya sedih dan sakit sekali. Dan itu dirasakan Gea yang baru usia tiga atau

empat tahunan itu. Sungguh sangat menyedihkan.

&&&&&&&

Bunda dan Abang Arya menjenguk

Ajeng sore harinya. Mereka berdua kaget melihat Ajeng dan seorang anak kecil

yang tertidur di samping Ajeng. Sementara Ibu Rika sedang menjenguk anaknya

juga yang di rawat di rumah sakit yang sama.

“Anak siapa itu nyet?” tanya

abang Arya menunjuk Gea.

“Anak orang lah bang,” jawab

Ajeng. Dia senang kedua anggota keluarganya akhirnya datang kembali

menjenguknya.

“Gimana Jeng, kamu nggak kenapa

kenapa, apa ada yang nggak beres, semuanya ok kan?”tanya Bunda cemas.

“Ajeng nggak apa-apa bunda, Alhamdulillah masih sehat kok”, jawab Ajeng tersenyum. Dari tadi dia fokus dengan rantang makanan yang dibawa bundanya.

“Kamu mau makan dek?” tanya abang

Arya yang menangkap mata Ajeng yang jelalatan melihat rantang bunda. Ajeng yang

ditanya malah cengengesan. Emang abangnya itu peka banget sama adeknya.

“Iya bang, tadi makan sih, Cuma makanan

rumah sakit nggak enak”,curhat Ajeng langsung disambut bundanya dengan gercep

membuka rantang makanan itu.

Ajeng pun senang ternyata  bundanya pengertian banget bawa makanan

kesukaaanya yaitu ayam kecap. Dan Ajeng pun langsung lahap disuapi bundanya.

“Nyet, kok anak ini bisa tidur

disini, emang kemana orangtuanya?”abang Arya kembali lagi tengil memanggilnya

dengan “nyet”. Sebuah panggilan sayang katanya. Padahal nyet itu kan kependekan

dari monyet. Entahlah kenapa Bang Arya memanggil adiknya dengan sebutan itu,

kalau adiknya monyet mungkin kakaknya adalah seorang gorilla.

“Ibunya meninggal semingguan yang

lalu, dan bapaknya nya juga sama dirawat disini Bang Gor," jawab Ajeng memanggilnya dengan Bang Gor. Dia juga punya panggilan sayang untuk abangnya. Yaitu Bang Gor. Bang Gorilla.

“Oh gitu, kasihan amat yaa, tapi

eh lucu banget deh anaknya bun, gemes pengen nyubit pipinya," kata Bang Arya

yang sedang merhatiin wajah Gea yang sedang terlelap tidur.

"Awas loe bang, nyubit pipi anak orang, nanti bapaknya ngambek, kalau abang gemes sama anak kecil, buruan nikah sama Mbak Merri, biar cepat dapet anak lucu!” seloroh Ajeng.

“Ogah ah buru buru kawin, nanti aja kalau kamu udah nikah, nanti baru abang yang nyusul!” jawab abang Arya seperti biasa menjawab itu setiap ditanya rencananya mempersunting kekasihnya Merri.

“Yeyy, ada juga dimana mana abangnya dulu yang nikah baru adeknya," timpal Ajeng.

“Sudah ... ishh, kenapa ribut masalah nikah disini, yang penting bagi bunda siapa saja yang sudah ada jodohnya, bunda mau itu yang dinikahkan pertama kali”, kata bunda menengahi.

“Tuh Bang Gor aja bunda, kan dia mah

udah punya pacar, pacaran dah lama lima tahun, masa iya  kagak dilamar-lamar, nanti keburu Mbak Merry dilamar orang, nangis nangis darah loe bang, kalau Ajeng pan belum punya calon,

pacar aja belum punya”, jawab Ajeng bela diri.

Hmmmm ... Hmmm ...

Terdengar suara deheman

menghentikan percakapan mereka. Dan ternyata Ibu Rika datang dengan mendorong

kursi roda. Sepertinya itu Raka, putranya yang diselamatkan Ajeng kemarin. Mereka

pun datang menghampiri. Bunda dan bang Arya menyambut mereka dengan ramah.

Ajeng melihat kondisi Raka yang

duduk di kursi roda tampak sedang memperhatikannya. Raka kemudian mencoba

menyapa semuanya.

“Selamat sore semua, pasti ini

ibunya Ajeng dan kakaknya, kenalkan aku Raka Mahesa”ucap Raka memperkenalkan

dirinya.

“Aku Abangnya Ajeng, Arya Caesar”,

balas Bang Arya menyalami Raka.

“Saya bundanya Ajeng, panggil

saja Bunda Maya”, kata bunda memperkenalkan diri juga..

Kemudian Raka mendekati ke tepi

ranjang Ajeng, dimana Gea sedang tertidur di sampingnya. Kemudian membelai

rambut Gea.

“Anak nya cantik, pasti mamanya cantik”,

ucap Arya yang membuat Ajeng melotot padanya. Arya yang melihat Ajeng melotot

tidak paham maksudnya Ajeng melotot itu kenapa.

Mendengar itu terlihat Ibu Rika

jadi salah tingkah dan sepertinya dia cemas juga. Ajeng melihanya itu. Dasar

Bang Gorilla malah bikin suasana nya jadi nggak enak begini. Mereka kan sedang

berduka Bang Gor malah mengungkit ungkit mamanya Gea, pasti mereka sedih lagi.

Malam itu Gea diajak pulang oleh

neneknya. Seorang yang seperti asisten nya menggendong Gea yang tertidur.

Sementara abang Arya harus kembali lagi ke Polres untuk piket, bundanya mau

pergi keluar sebentar membeli perlengkapan mandi. Karena bundanya mau menginap

menemani Ajeng di rumah sakit tanpa bawa peralatan mandi. Sebenarnya Ajeng

sudah ingin pulang dari rumah sakit.Tapi karena hasil pemeriksaan hasil CT scan

dan MRI segala macam baru besok diberikan.

Jadi Ajeng bertahan semalam itu,

dan jika semuanya bagus besok Ajeng bisa pulang.

Saat bunda pergi ke luar, Raka

masih berada di ruang rawat Ajeng. Sepertinya masih ada yang ingin dia

sampaikan. Tapi Raka hanya terdiam mematung di kursi rodanya. Ajeng pun merasa kurang nyaman dengan suasana hening ini.

“Maaf sebelumnya jika saya

lancang, kondisi Gea bagaimana, apa tidak apa-apa dia dibawa pulang, saya jadi

kepikiran kondisi Gea, bagaimana kalau dia bangun dan mencari mamanya”, kata

Ajeng. Dia sangat kuatir dengan Gea. Jiwa keibuan Ajeng memang pantas karena

dia memang seorang mahasiswa Pnedidikan Anak Usia Dini, apalagi dia juga

mengajar di TK juga. Jadi dia bisa tahu dan paham tentang karakter anak.

Apalagi kondisi Gea sekarang yang terkena Amnesia Disosiatif.

“Maukah kamu menjadi mamanya Gea?”tanya

Raka tiba-tiba langsung menanyakan hal yang tidak diduga Ajeng. Ajeng berpikir apa yang barusan dia dengar dari laki laki itu. Apa itu bisa disebut dengan sebuah lamaran. Bukankah itu seperti terdengar maukah menjadi mama anakku.

Dan bukankah itu sama halnya juga dengan meminta menikah dengannya. Ajeng belum

bisa mencerna sebaik mungkin pertanyaan Raka itu.

“Kondisi Gea saat ini hanya bisa

ditolong sama kamu Jeng?” ucap Raka. Ajeng pun sedikit lega mendengar maksud

Raka bukan menikah dengannya.

“Maksud kamu, aku berpura-pura

jadi mamanya gitu?”tanya Ajeng.

“Bisakah kamu menjadi mamanya,

aku juga bingung harus bagaimana, aku pikir anak itu akan menjadi petunjuk

keberadaan kakak ku,” ucap Raka seperti kebingungan.

“Tapi itu tidak mungkin," kata Ajeng.

Sebenarnya Ajeng tidak mengerti ucapan Raka yang menyebutkan Gea sebagai

petunjuk keberadaan kakaknya. Tapi Ajeng merasa tidak enak dan merasa tidak

sopan jika bertanya lebih lanjut urusan keluarga orang lain.

“Kenapa?” tanya Raka.

“Dengan kondisi Gea seperti ini,

Gea harus dua puluh empat jam dengan mamanya, sementara aku tidak bisa menerus

dengan Gea, aku juga harus kuliah dan bekerja”,

“Aku akan bayar berapa pun, jika

kamu mau berpura-pura jadi mamanya”,seru Raka.

“Ini bukan masalah bayaran,

tidakkah ada orang lain yang bisa menggantikan jadi mama barunya”, kata Ajeng beralasan.

Sebelum Raka menjawab. Tiba-tiba

pintu terbuka dan masuklah Gea dalam keadan menangis bersama Ibu Rika. Gea

menangis dan langsung menghampiri Ajeng dan memeluknya. Ajeng terkejut Gea

menangis di pelukannya. Kemudian Ajeng membelai rambutnya Gea dengan lembut

membuat seketika Gea berhenti menangis. Ibu Rika dan Raka yang melihat itu jadi

heran campur lega. Karena Gea langsung berhenti menangis ketika Ajeng

mengusap-usap kepala Gea layaknya anak sendiri.

“Ajeng, saya akan bayar berapa

pun kamu, asal kamu mau menikah dengan Raka dan menjadi mamanya Gea," kata Ibu

Rika membuat Ajeng dan Raka keduanya berbarengan berseru “APA”.

Ajeng dan Raka saling bergantian

menatap sesaat mendengar Ibu Rika mengatakan itu semua. Ajeng merasa kikuk dan juga bingung harus menjawab apa.

“Raka, kamu harus menikah dengan

Ajeng, terlepas dari masalah Gea, kamu juga seharusnya berterimakasih karena

Ajeng sudah menyelamatkan nyawamu, jadi kamu harus membalasnya”, ucap ibu Rika.

“Maksud mama, Raka membalasnya

dengan sebuah pernikahan?”tanya Raka dengan nada tidak suka.

“Iya itu ben ....“

“Maaf kalau saya menyela, Ibu

maaf saya juga tidak harus menerima balasan nya dengan pernikahan, saya menolong anak ibu dan cucu ibu karena saya memang ikhlas menolon," sahut Ajeng. Ya dia

juga tidak mau menikah dengan orang yang baru di kenal.

“Saya akan beri kamu 1 miliyar, kalau kamu mau menikah dan menjadi mama Gea”, kata ibu Rika membuat telinga Ajeng jadi panas.

Satu miliyar itu berapa nolnya ya

Gumam Ajeng dalam hati. Uang sebanyak

itu mungkin cukup untuk melunasi hutang ayahnya yang masih menumpuk di Bank

yang tiap bulan Bunda banting tulang bekerja demi mencicil hutang ayah dulu

yang katanya masih berapa tahun lagi lunasnya. Uang segitu juga bisa kali buat

ongkos naik haji Bunda yang udah kepengen banget ke Mekkah. Beberapa saat Ajeng

yang masih menghitung nolnya berapa kalau satu miliyar, Raka nampak

memperhatikan wajah Ajeng yang serius dengan tatapan benci. Karena dia berpikir

kalau Ajeng sama saja seperti wanita kebanyakan ‘matre”, karena baru mendengar

kata satu miliyar saja sudah membuat dirinya berhenti bicara.

“Bagaimana Jeng, apa kamu

tertarik?”kata Ibu Rika.

“Maaf bu, sepertinya saya nggak

bisa, saya ini ...."

“Dua Miliyar," ucap Ibu Rika menambahkan nominal tawarannya. Tentu saja Ajeng menjadi lebih terkejut karena

baginya satu miliyar saja sudah sangat besar apalagi menjadi dua miliyar. Sekaya

apakah keluarga Ibu Rika ini sampai sampai berani menawarkan uang dua miliyar

padanya.

“Maaf Bu Rika, kalau permintaan

Ibu Rika hanya sebagai mamanya Gea tanpa harus menikahi anak Ibu, mungkin saya

bisa mempertimbangkannnya, dan dua miliyar, saya rasa itu tidak perlu”. Jawaban

Ajeng di luar dugaan semuanya.

Raka yang mendengar ucapan Ajeng

pun merasa terkejut dan merasa dia juga salah menilai Ajeng. Baru kali ini dia

bertemu dengan gadis seperti Ajeng, suka menolong dan membantu orang. Bahkan dia

pun sudah menyelematkannya. Dia pun melihat wajah Ajeng yang teduh dan keibuan.

Apalagi Gea kini sudah terlelap tidur juga di dekapan Ajeng. Raka melihat wajah

Gea yang damai dalam pelukan Ajeng. Segitu nyamankah dekapan Ajeng.

Bunda baru saja datang dari

minimarket di lantai dasar rumah sakit itu sangat terkejut ketika Gea sudah

berada lagi di dalam kamar dan tertidur. Kemudian Ibu Rika mengajaknya

berbicara di sofa. Dia pun menceritakan apa yang dialami Gea setelah

kecelakaan. Dan bunda pun merasa tambah iba pada Gea. Bunda pun melihat wajah

Ajeng yang tertidur di samping Gea sambil memegang tangan Gea. Ajeng memang

suka dengan anak kecil. Jadi pantas saja kalau Ajeng sangat menyanyangi Gea.

Bunda pun terlihat berbicara serius dengan Ibu Rika. Sementara Raka hanya

mendengar percakapan serius antara mereka berdua.

Bersambung…….

Nantikan

cerita selanjutnya. Jangan lupa budayakan like dan koment. Agar Author bisa

tahu seberapa puas dan suka para reader dengan cerita ini.

Terimakasih

Visualisasi Gea

Terpopuler

Comments

Mayang

Mayang

kyknya ank kk raka deh???

2023-04-01

0

Destridawati Cikdin

Destridawati Cikdin

Bagus ceritanya lanjut

2021-06-10

0

Riry Setya

Riry Setya

uluh-uluh emessssshhh pipinya

2021-03-16

0

lihat semua
Episodes
1 Satu Jam Sebelum Kecelakaan
2 Pengumuman Visualiasasi
3 After Accident
4 Demi Gea
5 Pulang dari rumah sakit
6 Pernikahan Bang Arya
7 Mengantar Raka Terapi
8 Buah Simalakama
9 Hari Pertama di Rumah Raka
10 Panggil Mama
11 Kisah Bu Rika
12 Pertama kali melihatnya
13 Adu Prank
14 Pulang ke Rumah
15 Mendadak Hati Cenat Cenut
16 Pertemuan Keluarga
17 JODOH TAK DISANGKA
18 Terapi Lagi
19 Kiss Mark
20 Junior Oh Junior
21 Ajeng mulai curiga
22 Satu Selimut denganmu
23 Jangan nakal dan genit ya Jeng!
24 Cerita Lain Versi Bayu
25 Fakta atau ... ?
26 Malam ini kita menikah
27 Wedding Plan
28 Wedding Plan 2
29 Semangkok Baso
30 Pernah Tidur Bersama
31 SAH
32 Tragedi Runtuhnya Ranjang Kami
33 Pasutri Gaje
34 Style Hollywood Genre Bollywood
35 Tamu yang Tak Dirindukan
36 Perseteruan Belum Usai
37 Bikes ( Bikin Kesel ) Part 1
38 Bikes ( Bikin Kesel ) Part 2
39 Candy Crush and Sweet Bitter Kiss
40 Pacaran Dulu
41 Kyle Marry Tracya
42 Pacar Halal
43 Pacaran Part 1
44 Pacaran Part 2
45 This is Time ( I am Yours ) Part 1
46 This is time ( I am Yours) Part 2
47 Dont Cry !
48 Just Say I Love You
49 Bunda Sakit
50 Balas Dendam Versi Ajeng
51 Pasutri Baru Kebiasaan Baru
52 Menjenguk Papa Tanu dan Bayu
53 Bunda
54 Kemanakah Raka?
55 Traumanya Gea
56 Pemakaman Bunda
57 Nadia Meninggal
58 Ngidam Part 1
59 Ngidam Part 2
60 Sindrom Cauvade
61 Kejadian Sebelum Bunda Meninggal
62 Rencana Gagal
63 Konflik Dimulai
64 Apa Yang Sebenarnya Dibicarakan Mereka
65 Positif
66 Berangkat
67 Lie
68 Drama rumah tangga
69 Sebuah Misi Berat
70 Jalan Terjal (Arabella)
71 Sebuah Cek
72 Katakanlah yang sebenarnya!
73 Skandal Raka
74 Awal Babak Baru Part 1
75 Awal Babak Baru Part 2
76 Awal Babak Baru Part 3 (Sakit Tapi Tak Berdarah)
77 Awal Babak Baru Part 4 ( Pulang dari Tokyo )
78 Awal Babak Baru Part 5 ( Malam Yang Panas)
79 Awal Babak Baru 6 ( Keguguran )
80 Awal Babak Baru 7 ( Sebuah Peran Bu Rika)
81 Awal Babak Baru Part 8 (Let Me Go!)
82 Awal Babak Baru Part 9 ( That's Why You Go Away)
83 Awal Babak Baru Part 10 (Gerakan Move On)
84 Awal Babak Baru 11 ( Bad Reality)
85 Awal Babak Baru Part 12 (How Does It Feel)
86 Awal Babak Baru Part 13 (Tawaran Bayu)
87 Awal Babak Baru Part 14
88 Awal Babak Baru Part 15
89 Awal Babak Baru Part 16
90 Awal Babak Baru Part 17
91 Awal Babak Baru Part 18 ( The End but Not Final)
92 Dia Laksmi dan Daniel
93 Happy Ending
94 Patroli Bang Gor
95 Curahan Hati Author
96 Woro-Woro. Attention Please !
97 Pengumuman
98 Bonchap. Prekuel Bab 1
99 Pengumuman Prekuel MMMM
100 Pengumuman Kelanjutan Novel Raka dan Ajeng
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Satu Jam Sebelum Kecelakaan
2
Pengumuman Visualiasasi
3
After Accident
4
Demi Gea
5
Pulang dari rumah sakit
6
Pernikahan Bang Arya
7
Mengantar Raka Terapi
8
Buah Simalakama
9
Hari Pertama di Rumah Raka
10
Panggil Mama
11
Kisah Bu Rika
12
Pertama kali melihatnya
13
Adu Prank
14
Pulang ke Rumah
15
Mendadak Hati Cenat Cenut
16
Pertemuan Keluarga
17
JODOH TAK DISANGKA
18
Terapi Lagi
19
Kiss Mark
20
Junior Oh Junior
21
Ajeng mulai curiga
22
Satu Selimut denganmu
23
Jangan nakal dan genit ya Jeng!
24
Cerita Lain Versi Bayu
25
Fakta atau ... ?
26
Malam ini kita menikah
27
Wedding Plan
28
Wedding Plan 2
29
Semangkok Baso
30
Pernah Tidur Bersama
31
SAH
32
Tragedi Runtuhnya Ranjang Kami
33
Pasutri Gaje
34
Style Hollywood Genre Bollywood
35
Tamu yang Tak Dirindukan
36
Perseteruan Belum Usai
37
Bikes ( Bikin Kesel ) Part 1
38
Bikes ( Bikin Kesel ) Part 2
39
Candy Crush and Sweet Bitter Kiss
40
Pacaran Dulu
41
Kyle Marry Tracya
42
Pacar Halal
43
Pacaran Part 1
44
Pacaran Part 2
45
This is Time ( I am Yours ) Part 1
46
This is time ( I am Yours) Part 2
47
Dont Cry !
48
Just Say I Love You
49
Bunda Sakit
50
Balas Dendam Versi Ajeng
51
Pasutri Baru Kebiasaan Baru
52
Menjenguk Papa Tanu dan Bayu
53
Bunda
54
Kemanakah Raka?
55
Traumanya Gea
56
Pemakaman Bunda
57
Nadia Meninggal
58
Ngidam Part 1
59
Ngidam Part 2
60
Sindrom Cauvade
61
Kejadian Sebelum Bunda Meninggal
62
Rencana Gagal
63
Konflik Dimulai
64
Apa Yang Sebenarnya Dibicarakan Mereka
65
Positif
66
Berangkat
67
Lie
68
Drama rumah tangga
69
Sebuah Misi Berat
70
Jalan Terjal (Arabella)
71
Sebuah Cek
72
Katakanlah yang sebenarnya!
73
Skandal Raka
74
Awal Babak Baru Part 1
75
Awal Babak Baru Part 2
76
Awal Babak Baru Part 3 (Sakit Tapi Tak Berdarah)
77
Awal Babak Baru Part 4 ( Pulang dari Tokyo )
78
Awal Babak Baru Part 5 ( Malam Yang Panas)
79
Awal Babak Baru 6 ( Keguguran )
80
Awal Babak Baru 7 ( Sebuah Peran Bu Rika)
81
Awal Babak Baru Part 8 (Let Me Go!)
82
Awal Babak Baru Part 9 ( That's Why You Go Away)
83
Awal Babak Baru Part 10 (Gerakan Move On)
84
Awal Babak Baru 11 ( Bad Reality)
85
Awal Babak Baru Part 12 (How Does It Feel)
86
Awal Babak Baru Part 13 (Tawaran Bayu)
87
Awal Babak Baru Part 14
88
Awal Babak Baru Part 15
89
Awal Babak Baru Part 16
90
Awal Babak Baru Part 17
91
Awal Babak Baru Part 18 ( The End but Not Final)
92
Dia Laksmi dan Daniel
93
Happy Ending
94
Patroli Bang Gor
95
Curahan Hati Author
96
Woro-Woro. Attention Please !
97
Pengumuman
98
Bonchap. Prekuel Bab 1
99
Pengumuman Prekuel MMMM
100
Pengumuman Kelanjutan Novel Raka dan Ajeng

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!