Sejak hari itu, Tama terus mengikuti Nabila layaknya seorang bucin, bahkan semua organisasi kampus yang ada nama Nabila didalamnya, Tama juga ikut mendaftar.
Meski awalnya Tama menolak mentah-mentah permintaan sang Papa untuk kuliah di Fakultas Hukum agar bisa meneruskan Firma Hukum Papanya, kini Tama sangat bersemangat, bahkan terkadang dia melupakan cita-cita awalnya menjadi musisi terkenal.
Tapi sayang, Nabila sedikitpun tidak memiliki perasaan terhadap Tama, ia hanya menganggap Tama anak-anak yang masih suka bermain main.
Awal nya hanya ingin membalas dendam, tapi sepertinya Tama benar benar jatuh cinta pada Nabila. Mungkin inilah yang disebut senjata makan tuan?
Entah sudah berapa wanita yang ditolak Tama mentah mentah pada masa itu, tak sedikit wanita yang memaki dan mengumpatnya dibelakang karena tergila-gila dengan seniornya itu.
***
2 tahun kemudian,
tahun 2014
Tiba saatnya Nabila telah menyelesaikan tugas akhirnya, skripsi. Dan Nabila dinyatakan lulus oleh dosen penguji.
Nabila keluar dari aula tempat ujian sidang skripsi berlangsung, banyak teman teman yang menyambutnya memberikan bunga, boneka, cokelat dan hadiah hadiah lainnya. Nabila memeluk mereka satu persatu, tampak raut ceria dan haru di wajah cantiknya.
Nabila tidak menyadari ternyata mama tercintanya juga ada disana,
"Sayang...selamat ya, kamu sudah jadi Sarjana Hukum sekarang." Ucap wanita paruh baya itu sambil memeluk putrinya.
"Makasih ya Ma, akhirnya Nabil bisa melewati semuanya, walau tanpa Papa." Ucapnya haru tanpa ia sadari ada air mengalir dari ujung matanya.
"Sudah..sudah sayang, jangan menangis, ini hari bahagia kamu." ucap Bu Devi sambil mengahapus air mata Nabila.
Ditengah kebahagiaan mereka, Tama hanya melihat dari kejauhan, dengan sebuah buket bunga yang ada ditangannya. ia ragu ingin menghampiri Nabila, karena sedang bersama mamanya.
Tba-tiba...
"Kenapa ragu, ini kesempatan buatmu, untuk kenal sama mamanya," Seseorang menepuk bahunya dari belakang dan ternyata itu Mario.
"Baiklah, aku maju," Ucap Tama singkat.
Tibalah Tama di hadapan Nabila
"Ehm, Nab.. selamat ya," Sambil menyerahkan buket bunga.
"Makasih ya Tama," Jawab Nabila tersenyum sambil menerima bunga dari Tama.
Sejak awal perkenalan mereka, sebenarnya Nabila tidak benar-benar mengabaikan Tama, mereka tetap berhubungan baik. Namun hanya sebatas teman, dan itu sudah berlangsung selama 2 tahun.
Bu Devi sejak tadi memperhatikan, diantara semua teman-teman Nabila, baru kali ini ada seorang pria. apalagi wajahnya sangat tampan.
"Mama baru lihat yang ini, biasanya temen temen kamu kan cewek semua." Bisik Bu Devi pada Nabila.
"iya Ma, kenalin ini Tama." akhirnya Nabila memperkenalkan Mamanya dengan Tama.
"Hai Tante, saya temannya Nabila." Ucap Tama sambil memberikan tangan nya untuk berjabat.
Hai, Tama, iya tante baru lihat kamu, soalnya gak pernah kerumah, kalau sama yang lain, tante udah hafal." Kata Bu Devi.
"Iya Tante, saya beberapa kali pernah mengantar Nabila pulang, tapi dia gak pernah ngajakin saya untuk singgah." Ucap Tama sambil melirik Nabila.
Nabila tidak peduli, dia masih sibuk bercengkrama dengan teman-teman lainnya.
"Oh begitu ya, Nabila memang agak tertutup sama cowok, dan dia juga menjaga jarak sama cowok semenjak..." Bu Devi menghentikan kalimatnya
"Semenjak apa Tante?" Tama penasaran.
"Hemm nggak apa-apa, lain kali ya tante cerita." Ucap Bu Devi.
Setelah berpamitan dengan semua teman-temannya, Nabila mengajak mamanya pulang kerumah.
"Ayoo Ma, kita pulang, tapi sebelumnya Nabila mau makan soto dulu, laper habis nguras otak tadi," Kata Nabila, Tama yang masih berada bersama mereka pun tersenyum melihatnya.
"Boleh, ayo..Tama, kamu mau sekalian ikut makan bareng gak?" Ajak Bu Devi. Tentu saja ini kesempatan emas bagi Tama.
"Boleh Tante..., dengan senang ha.." Kalimat Tama terputus tiba tiba Nabila memenggalnya.
"Enggak usah. Tama, kamu ada jam kuliah kan sebentar lagi, Pak Joseph loh, killer!" Ucap Nabila tegas.
"Sekali aja nggak masuk kan no problem" Tama tetap keras kepala.
"Udah, kamu sana..sana... masuk kelas!!" Nabila mendorong pelan tubuh Tama.
"Oh ya sudah, kalau begitu, lain waktu aja ya Tama, kapan kapan kamu singgah kerumah Tente kita makan bareng." Ucap Bu Devi dengan senang hati.
"Baiklah tante, terimakasih ajakannya" ucap Tama trsenyum pada Bu Devi, namun kesal pada Nabila.
Dasar, pelit amat sih mau ikut makan bareng aja nggak boleh, padahal calon mertua ngajaknya dengan senang hati. haha. Tama bergumam sambil tersenyum.
"Aku duluan ya Tam, makasih untuk buket bunganya." Ucap Nabila sambil melambaikan tangannya pada Tama.
***
Tibalah Nabila dan mamanya di warung soto langganan mereka, seperti biasa mereka memesan menu yang sudah biasa mereka makan.
"Nak, sepertinya Tama itu ingin lebih sekedar temen deh sama kamu," Tiba-tiba Bu Devi membuka embicaraan.
"Iya ma, Nabila tahu. dia ngejar ngejar Nabila sampe di ejekin satu kampus, biarlah. toh dia juga lebih muda dari Nabila. ogah ah Ma." Ucap Nabila panjang lebar sambil menyeruput es teh manis dihadapannya.
"Tapi sepertinya dia orangnya baik." Kata Bu Devi.
"Baik sih Ma, tapi dia itu playboy, ngakunya cinta sama Nabila, tapi cewek yang dia bawa jalan dengan mobil mewahnya itu tukar-tukar ma, gak cuma satu cewek, gila gak tuh Ma?" Nabila mengomel kesal jika mengingat-ngingat sudah berapa cewek yang pernah duduk didalam mobilnya.
"Oh.. pasti dia memanfaatkan wajah tampannya ya."Kata Bu Devi sudah mulai percaya pada Nabila.
"Betul Ma, terlebih lagi memanfaatkan kekayaan orang tuanya, makanya ma Nabila acuh tak acuh sama dia, lagian jangan mudah percaya deh ma sama cowok, mama gak ingat gimana Papa memperlakukan kita? Dia milih pergi sama selingkuhannya yang..." Nabila terbawa emosi mengingat Papanya yang menikah lagi.
"Cukup Nabila, cukup Nak." Bu Devi tidak mau membahas lagi masa lalu yang begitu sakit.
***
Setelah Nabila resmi wisuda, Tama benar kehilanganakal sehatnya. ia menjalani hari-hari nya di kampus tanpa semangat.
Nabila, sampai kapanpun aku gak bisa melupakanmu, cintaku padamu udah terlalu besar Nab, tolong beri aku kesempatan untuk bisa bahagiakan kamu, aku tunggu kamu sampai kamu mempercayaiku. Itulah pesan terakhir yang dikirim Tama untuk Nabila. Sehari, seminggu, sebulan, bahkan sampai setahun tak ada balasan dari Nabila.
***
Sampai akhirnya Tama mendengar kabar bahwa Nabila akan menikah dengan seorang pengusaha ternama di kota Yogyakarta. Hatinya hancur berkeping-keping ingin marah dan mengamuk bahkan karena hal itu Tama terlambat satu tahun menyelesaikan kuliahnya, dia mabuk-mabukan, pergi mendaki gunung dengan teman-teman nya yang tergabung dalam organisasi pecinta alam. Hidupnya benar-benar hancur saat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
kasihan Nabila gara2 ayah yg selingkuh sudah susah mau percaya Sama laki2
2024-09-20
0
Qaisaa Nazarudin
Makanya jgn sok jadi playboy,Nabila ilfil sama kamu,gak semua cewek mandang harta dan wajah tampan kamu..
2023-06-19
1
Qaisaa Nazarudin
Nah sekarang tantenudah tau,jgn kayaknjual anak ya tante,kayaknanakngak laku aja..
2023-06-19
1