Bertemu Lagi

Setelah mendengar kabar tentang rencana pernikahan Nabila, perlahan-lahan Tama sudah bisa melupakan Nabila, sedikit demi sedikit, sikapnya pun sudah mulai dewasa dan bijaksana.

Walaupun mereka masih tinggal di kota yang sama, 6 tahun berlalu mereka tidak pernah ketemu sekalipun, Nabila mengganti nomor ponselnya, Sehingga Tama tidak bisa lagi menghubunginya.

Ternyata keluarga Nabila juga pindah rumah, karena pasca di tinggal papanya yang menikah lagi, mereka memutuskan untuk menjual rumah besar yang mereka tempati dan pindah kerumah yang lebih kecil, hal itu dilakukan mamanya demi memenuhi kebutuhan hidup, serta pendidikan Nabila dan adiknya.

Maka sejak saat itu, Tama dan Nabila benar-benar lose contac. Tidak ada komunikasi sama sekali baik di dunia nyata maupun di dunia maya.

***

Flashback off ya readers

***

Pagi itu, Nabila sudah bersiap dengan setelan kerjanya, tanpa pernah sarapan terlebih dahulu. Nabila selalu berangkat tepat waktu demi profesional dalam bekerja.

"sayaang, sarapan dulu nak, walaupun hanya selembar roti" Teriakan Bu Devi dari dapur terdengar hingga ke teras rumah .

"ntar aja maa Nabil sarapan di kantor, buru-buru nih, daaa mama" Kata Nabila sambil berjalan ke depan gang hendak menunggu ojek online.

Kini Nabila harus terbiasa hidup sederhana tanpa fasilitas, bahkan untuk transportasinya sehari-hari sekarang Nabila rutin menggunakan ojek online.

"Mbak, ini tujuannya benar ya Firma Hukum John dan Partner?" Tanya supir ojek pada Nabila.

"iya bener Pak, ayo cepetan saya buru-buru Pak" Ucap Nabila sambil mengaitkan helmnya.

"Baik mbak"

***

Nabila tak pernah menyangka bahwa dia akan menjadi seorang Pengacara, bahkan dengan keterbatasan biaya, ia bisa menyelesaikan Strata 2 dan sekarang menyandang gelar Master Hukum, begitu banyak lika-liku kehidupan yang ia jalani selama menjadi Pengacara. Kadang terlalu santai hingga ia bosan, namun jika pekerjaan dan klien sedang rame makan pun ia tak sempat.

Bahkan Nabila pernah sesekali menginap di kantornya karena pekerjaan yang terlalu menumpuk dan mengejar waktu demi mebela hak klien-klien nya.

Tapi Nabila beruntung, ia bisa bekerja di Firma Hukum Pamannya, yang tidak lain adalah adik kandung dari Papanya. Bisa dibilang Om Johnatan nya itu adalah pengganti Papanya yang sudah lupa keluarga karena wanita idaman lain.

Maka dari itu sebagai balas jasa Nabila selalu bekerja secara profesional, dia tidak mau mengecewakan om nya apalagi sampai membuat nama baik Firma hukum Om John menjadi turun pamornya.

Setibanya di Kantor, Nabila berjalan dengan heelsnya yang berbunyi menuju ke lantai 2 gedung kantornya tersebut. ia hendak menemui seseorang yang sangat penting baginya.

"Pagi om" Sapa Nabila pada Pak John.

"Pagi Nabil, mengapa kamu tergesa-gesa, siapa yang mengejarmu" Ucap Pak John yang duduk di kursinya.

"waktu yang ngejar Nabila om" Ucapnya sambil duduk di sofa.

"Kamu ini selalu saja begitu, padahal kan om sudah bilang, tidak apa-apa terlambat sedikit, om memakluminya karena kamu kan harus nunggu angkutan lagi sebelum berangkat kerja, kamu jadi kan meeting sama klien yang dari Malang itu?" Pak John memberikan kelonggaran waktu pada keponakannya itu karena memahami situasi dan kondisinya.

"Jadi om, tapi masalahnya, Pak Edward itu cuma mau berdua saja dengan Nabila, tidak boleh membawa rekan lain seperti waktu itu katanya" Ucapnya kesal menunjukkan isi chat dari salah satu kliennya itu kepada Pak John.

"hahaha, dasar tua bangka ganjen" Jawab Pak John sebagai laki-laki, dia paham betul apa isi kepala kliennya, mengingat wajah Nabila yang cantik, pasti ada motif tersembunyi.

"Nabil bisa aja om ngeluarin jurus jurus taekwondo yang pernah Nabil pelajari dulu kalau dia macem-macem sama Nabila, tapi nanti yang ada kita kehilangan klien royal, hahaha" Ucap Nabila sambil tertawa.

"Kamu tenang saja, untuk membantu semua pekerjaan kamu, bahkan untuk menemani kamu bertemu klien klien nakal kita, mulai hari ini kamu ada asisten" Jelas Pak John sambil membuka kacamatanya.

"hah? siapa om? bakalan ada anak magang lagi?" bukannya di kantor kita udah banyak yang magang, kenapa om terima lagi?" Terlalu banyak pertanyaan Nabila.

"kali ini om benar-benar tidak bisa menolaknya, karena dia anaknya teman om seangkatan waktu kuliah dulu, padahal papanya pemilik Firma Hukum terkenal dan terbesar di kota ini, tapi dia lebih memilih menggali ilmu di tempat lain bukan di Firma papanya, aneh bukan?" Jelas Pak John panjang lebar sambil mempersilahkan anak magang baru tersebut masuk keruangannya untuk memperkenalkan diri.

"Satrya, sini kamu, ayo masuk" Ucap Pak John di depan pintu ruangannya.

Masuklah seorang Pria Tampan berkulit putih bertubuh tinggi dan tegap, sangat sempurna dengan setelan kemeja yang dikenakannya.

Mereka berdua, antara Nabila dan si anak magang saling bertatapan.

"Tama?"

"Nabila?"

Ucap mereka bersamaan, terukir sedikit senyum manis di bibir Nabila.

Tapi berbeda dengan Tama yang masih bengong, antara terpana dan tak percaya kalau wanita yang ada di hadapannya itu adalah Nabila.

Ya, dia adalah Satrya Tama Fadillah lelaki yang tak pernah berhenti mengejarnya selama beberapa tahun itu, kini berdiri dihadapannya.

"Wah ternyata kalian saling kenal? Baguslah kalau begitu, yang penting kerjanya tetap profesional ya" Ucap Pak John pada mereka berdua.

"iya om" Ucap mereka berdua lagi secara bersamaan.

"Wah wah, belum mulai kerja aja kalian sudah sangat kompak, hahaha"

***