Erin duduk di sala satu cafe terdekat dari perusahaan Arka.
'Akhirnya gua bisa minum juga.' Gumamnya senang setelah menerima pesanannya.
'Tapi btw, tu dua orang ada malasah apa sih sama gua, masak minta tolong ajah gak bisa?' kesal Erin menyeruput minumannya.
"Permisi," seorang pria dengan tampilan culun ditambah kacamata besarnya mendekati Erin.
'Siapa ni orang?' Erin kebingungan dengan pria di depannya.
"Kamu Mila kan? Aku Rando, teman SMA kamu." Ucap Rando sambil tersenyum pada Erin.
"Rando? Ohhh,, iyaaa gua ingat." Ucap Erin segera memberi kode pada Rando agar duduk di depannya.
'Ini adalah stau-satunya teman Mila yang memperlakukan Mila dengan baik dan tulus.'
"Kamu sudah berubah banyak ya, tapi kamu makin cantik." Ucap Rando sambil melihat Erin dengan semangat.
"Makasih lho ya, tapi gua jadi besar kepala kalo Lo muji gua setinggi langit. Tapi btw ni, Lo ngapain di sini?" Tanya Erin yang setahunya dalam novel Milaerin Rando jarang muncul, hanya sesekali saja sampai akhir cerita saat pria itu sukses dengan bisnis restorannya hingga membantu penyelesaian kasus kematian Mila.
"Oh,, aku kesini mau melihat-lihat desain cafe ini." Ucap Rando seraya mengelilingkan pandangannya mengamati cafe itu.
"Buat?"
"Aku berencana membuka sebuah cafe, tapi masih perlu banyak persiapan. Lagi pula, uangku juga belum banyak terkumpul, tapi kalau kau mau membantuku dengan suntikan modal, kita bisa berbagi saham." Ucap Rando.
"Lo seriusan?" 'Kesempatan bagus ni, Rando kan diceritakan sukses dengan bisnis restorannya, jadi kalau gua investasi samq dia, masa depan gua di tempat ini bakal aman.'
"Ya seriusla," ucap Rando.
"Ok, gua setuju, tapi uangnya nanti ya, soalnya gua lagi gak ada duit skarang, ntar kalo gua udah punya duit gua langsung tf deh."
"Tapi ini kamu serius mau gabung di bisnis aku? Bisnis aku baru di rancang, belum ada yang jalan."
"Hau serius la, catatin nomor ponsel Lo, biar nanti kita bisa saling kontekan." Ucap Sania.
"HP kamu mana? Biar sekalian aku simpan nomornya." Ucap Rando.
"Gua belum ada Hp, tapi nanti bakal gua usahaain punya HP."
'Lah, HP saja tidak ada, malah mau investasi" Rando menggaruk kepalanya kebingungan dengan Erin.
"Gua gak bohong kok, gua nika sama lelaki kaya, liat ajah nih penampilan gua, hanya saja HP gua lagi rusak dan belum di ganti." Ucap Erin yang membaca pikiran Rando.
Rando segera mencatat nomor ponselnya dan memberikannya pada Erin. "Aku tidak butuh kok teman yang kaya, aku hanya bingung kalau kamu tidak punya ponsel." Ucap Rando cengingiran.
"Iya, gua tahu kok." Kata Erin dengan cuek sambil menyimpan kertas yang diberikan Rando.
"Oya, gua lupa, ni minuman belum gua bayar, soalnya gua gak bawa uang. Tolong bayarin dulu ya, entar gau ganti sekalian." Ucap Erin segera berdiri dan meninggalkan Rando.
"Anak itu penipu apa bukan ya? Mila kan tidak pernah bersikap sepeti itu,," Rando kebingungan menggaruk kepalanya.
Erin segera kembali ke ruangan Arka dan mendapati Arka sudah selesai meeting dan sudah duduk di kursi kebesarannya.
'Gua perlu HP. Tapi gak ada yang bisa memberikannya selain si Arka. Kayaknya Gua gak punya pilihan lain selain memainkan permainan tarik ulur deh.' Gumam Erin segera berjalan mendekati Arka. 'Dia sudah jadi suami gua, jadi gak papalah kalo gua sok murah sama dia."
Erin segera tiba di samping Arka, aroma parfum yang ia gunakan menarik perhatian Arka yang sedari tadi pura-pura tidak sadar dengan kehadiran Erin.
Pria itu segera menoleh dan melihat Erin sedang tersenyum padanya.
'Demi HP!' Gumam Erin bertekad.
Erin melihat mata Arka lalu segera mendorong pria itu dan duduk di pangkuan Arka.
Mata mereka bertemu membuat Erin seketika merasakan jantungnya berdegup kencang. 'Jantung sialan! Ini bukan ajang untuk mengalihkan perhatianku!'
"Apa yang kau lakukan?" Suara berat Arka yang menahan nafsunya.
"Yang gua lakukan? Gua sedang duduk di atas paha suami gua, Gimana dong?" Ucap Erin memeluk Arka dan menyandarkan kepalanya di bahu Arka.
'Sebentar saja sampai Arka mau ngebeliin gua HP. Pokoknya gua harus berhasil bujukin dia!' Gumamnya.
"Turun sekarang!" Ucap Arka yang sudah frustasi, ia tak lagi bisa menahan nafsunya dqn sesuatu yang berada dibawahnya sudah mengeras.
"Gua gak mau! Pokoknya gua mau kayak gini aja. Asal lo tau ajah, tadi gua pengen banget ngemil dan gua minta sama staf Lo di luar, tapi mereka malah ngusir gua! Gua terpaksa jalan kaki ke cafe di seberang perusahaan dan menggadaikan gelangku demi segelas minuman.
Sekarang gua cuma kepengen ngeredain amarah gau dan suami gua malah marah-marah?" Erin mempererat pelukannya.
Arka kembali menggertakkan giginya menghadapi kelakuan Erin, sesuatu yang ditahannya sebentar lagi meledak.
"Eh tunggu, apa yang,," Erin segera melepas pelukannya menatap ke celana Arka.
Wajahnya segera memerah merasakan sebuah benda keras tiba-tiba muncul di sana.
"Apa itu pisang?" Tanyanya menatap Arka.
"Turun sekarang!"
'Benar-benar pisang! Mampus gua!' Erin kalang kabut berusaha menghindari pisang itu dengan memperbaiki posisi duduknya. 'Gua harus bertahan demi ponsel! Kalau gak ada ponsel, percuma gua hidup, mau nelpon siapa pun gak bakal bisa!'
Nafas Arka telah memburu dengan tingkah Erin, gadis itu bergerak-gerak di pangkuannya menyebabkan pisangnya semakin mengeras dan butuh pelepasan.
"Hei, apa Lo bisa melunakkannya kembali? Itu sangat menganggu!" Kata Erin dengan panik, tapi ia benar-benar tak mau melepaskan diri dari Arka.
"Kau pikir semudah itu?" Arka tak lagi menahan diri, ia segera meraih tengkuk Erin dan mencium gadis itu.
"Mmmhhh,,,," Erin merontah di pangkuan Arka, tapi usahanya sama sekali tidak mempengaruhi Arka yang sudah terbuai.
Arka terus mencium Erin dengan tidak sabar hingga ahirnya mereka harus berhenti ketika pintu ruangan itu tiba-tiba terbuka.
Erin yang sangat kaget segera turun dari pangkuan Arka dan membetulkan pakaiannya yang sudah berantakan akibat tangan Arka yang sudah berkelana di baliknya.
Sementara Arka hanya diam seperti tak terjadi apa pun, matanya yang dingin penuh amarah menatap tajam ke arah Sinta yang sudah berdiri di depan mereka.
"Maaf menganggu, saya permisi." Ucap Sinta dengan wajah memerah lalu keluar dari ruangan itu.
'Sial! Sial! Sial! Hpnya gua gak dapat, dan malah jadi begini!' Erin melihat Arka yang kini sudah duduk dengan tenang. 'Astaga pria ini! Tante benar-benar kejam menciptakan karkaternya!' Erin menghirup udara yang banyak.
Matanya yang tak bisa dikendalikan segera melihat ke arah posisi pisang.
'Pfffftttt, pisangnya memang tidak mudah di kalahkan! Bahkan Arka yang selalu menang ini tidak bisa menandingi keinginan si pisang!' Erin terkikik sambil berjalan meninggalkan Arka dan membuka rak buku menuju kamar di ruangan itu.
Arka melihat Erin dengan tatapan meniti, tidak seorang pun yang tahu kalau dibalik rak buku itu ada sebuah ruangan lain, tapi Erin yang baru saja bersamanya segera tahu tentang ruangan itu.
"Sial! Seharusnya gua gak main-main dengan lelaki jahanam itu! Malu banget gua!" Gerutu Erin dan segera berjalan ke kamar mandi.
"Untungnya gua tahu kalau ada ruangan ini di ruang kerja Arka, kan gua jadi bisa lepas dari pria itu." Katanya segera mencuci mukanya dan keluar dari kamar mandi.
'Sial! Gua lupa mengunci pintunya!' Gumam Erin ketika melihat Arka sudah duduk di pinggir tempat tidur, pria itu menatapnya dengan seksama.
"Lo,, ngapain Lo masuk ke sini?" Erin kalang kabut berjalan ke arah pintu keluar, sayangnya pintu sudah terkunci.
'Bambang! Ini sih namanya melemparkan diri ke kandang harimau!'
"Darimana kau tahu ada ruangan ini?" Tanya Arka sambil melihat Erin yang sedang ketakutan.
Erin hanya bisa tersenyum, terlalu banyak tahu memang bisa membunuh seseorang. "Gua,, bisaka kita bicara di luar?"
"Tadi kau merayuku dengan begitu percaya diri, sekarang kau ketakutan sepeti kelinci yang akan di tangkap oleh harimau?"
"Em,, ya, gua minta maaf, tapi kali ini saja tolong lepasin gua ya,," Erin menyatukan. Tangannya di dadanya, berharap pria itu akan melepaskannya.
"Kau belum menjawab pertanyaanku."
'Hadduh! Gua mesti jawab apa?'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
sandi
cantik2 konyol🤣🤣🤣🤣🤣
2021-07-12
0
Apa liat-liat?!
hmm, novel ini sudah sampai di bab 66, jadi akan author pikirkan ya visualnya...
2021-05-18
2
Nita cute
visual milaerin cantik banget dan mansih lanjut baca mau lihat visual arka pula🤗😳
2021-05-18
3