Takdir Cinta Milaerin
Sebelum mulai membaca, tolong yang masih bocah dan jomblo baperan agar mempertimbangkan lagi membaca karya ini.
Beberapa Bab mengandung konten tidak sesuai untuk dua kriteria yang disebutkan di atas.......
BAB 1....
"Ikat dia cepat!" Teriak Sisil tidak sabar.
"Apa yang kalian lakukan?" Erin begitu panik saat teman-teman gengnya malah mengikatnya dengan kuat.
"Lepaskan! Lepaskan gua sialan!" Erin merontah kuat, tapi itu semua percuma karena ia hanya sendirian melawan 6 orang temannya.
"Bagus! Sumbat mulutnya juga." Lagi perintah Sisil yang merupakan ketua geng mereka.
"Sekarang ikatkan batu yang sudah kita persiapkan untuknya.
"Mmmnggghhhjh hmmmnn" Erin tak lagi bisa berbicara, ia begitu panik karena saat ini mereka sedang berada di atas kapal yang membawa mereka menuju tengah laut.
"Hahaha,, rasain lu!"
"Akhirnya kita bisa menyingkirkannya juga."
Semua orang tertawa puas melihat ketidakberdayaan Erin.
Sementara Sisil yang tadinya hanya duduk menonton teman-temannya mengikat Erin kini berdiri dan berjalan mendekati Erin.
"Sekarang karena kematian lo sudah dekat, maka gua akan memberitahu semua kenyataan yang sudah kami sembunyikan darimu." Sisil tersenyum licik..
"Erin gadis yatim piatu yang memiliki banyak harta? Hahaha... Itu sangat lucu! Entah kenapa semua harta itu memang milikmu, tapi kami sangat tidak suka!"
Erin melihat semua temannya yang dianggapnya sahabat, ternyata malah berniat mencelakainya seperti ini.
Mereka akan membunuhnya!
Tubuh Erin gemetaran, tapi ia tidak bisa melakukan apa pun, apa lagi meminta pertolongan di tengah laut seperti ini.
"Kak Sisil, jangan banyak bicara dengannya. Gua gak mau hantunya kembali dan membalas dendam."
"Sayang, lo bicara apa? Tidak ada yang namanya balas dendam dari seorang hantu yatim piatu!" Sisil tertawa keras lalu kembali duduk.
Suasana kembali tenang dan damai, kecuali Erin yang kini sedang gemetaran memikirkan nasibnya yang sebentar lagi akan berakhir di dasar laut.
Padahal ia sudah menganggap semua orang di kapal itu sebagai saudara, hingga ia rela melakukan apa pun untuk memenuhi keinginan mereka.
Sayangnya perbuatan baiknya tak dipandang baik oleh teman-temannya hingga kini mereka berniat mencelakainya.
"Ok,, stop!" Sisil memberi perintah pada rekannya untuk menghentikan kapalnya.
"Gua rasa ini tempat yang indah dan cocok menjadi pemakaman buat gadis yatim piatu yang sok kaya ini."
"Kak Sil, apa kita gak membawanya lebih jauh lagi ke tengah laut?" Sala satu dari mereka merasa cemas mayat Erin akan di temukan.
"Lo takut? Lihat sekeliling kita, tidak ada satupun kapal lain. Jadi disini mungkin takkan ada yang lewat apa lagi menemukannya di dalam dasar laut. Ayo buang dia ke air." Ucap Sisil memberi perintah.
Segera Erin dilemparkan. Ke dalam air membuat suara yang lumayan keras.
"Ayah, Ibu, anakmu menyusulmu sekarang." Ucap Erin dalam hati lalu membiarkan dirinya terus jatuh ke dasar laut menyusul batu yang terikat pada tubuhnya.
...
Erin merasa sesak nafas, ia begitu sulit menggerakkan tubuhnya. 'Ada apa ini?' Gumamnya secara perlahan membuka matanya.
'Gua dimana?' ia melihat kamar yang sangat mewah dengan hiasan bunga dan kain berwarna merah.
Dengan mengerjapkan matanya ia berusaha menyadarkan dirinya untuk berfikir jernih.
'Apa ini?' gumamnya menyentuh sesuatu yang melilit pinggangnya.
"Sial!" Umpatnya segera membuka selimutnya dan mendapati dirinya sedang telanjang dengan tangan dan kaki seseorang melilit sekujur tubuhnya.
"Kenapa kau ribut sekali?" Suara seorang pria yang kemudian dibarengi dengan pelukan yang sangat kencang.
"Apa,, tolong!!! Ah,, siapa pun tolong selamatkan gua!" Teriaknya sambil merontah dengan keras.
"Kau berisik sekali!" Gerutu Aska yang tidur di sampingnya dan mengubah posisinya menindih Erin.
Saat itu Erin sangat kaget melihat pria tampan sedang menindihnya. Wajahnya yang mulus, hidung mancung dan bibir sexi, bahkan mata pria yang terlihat dingin itu mampu menggetarkan hatinya
"Bukankah kau menginginkanku?" Sekarang aku melayanimu dan kau malah teriak minta tolong?"
'Suaranya sangat menggoda, ya ampun kalau tahu kematian bisa membawa gua bertemu pria tampan, maka dari dulu saja keenam sahabat penghianat itu membunuhku!'
"Apa kau malaikat yang melayani orang yang sudah mati?" Tanyanya dengan wajah terpukau melihat pria tampan di depannya.
"Malaikat? Mati? Aku tidak perduli!" Kata Aska lalu mulai mencumbui Erin.
Erin meleguh dengan pengalaman pertamanya itu 'Astaga ternyata gua berada di surga dengan malaikat tampan yang menjadi pemuasku.' gumaman Erin menikmati sentuhan pria itu.
Dari ciuman yang hanya di bibir saja berubah menjadi permainan lidah yang basah.
Dari permainan bibir saja, kini dibarengi dengan gelitikan tangan halus Aska di sekujur tubuh Erin.
"Nghh,," Erin merasa keenakan saat pria itu menjadi tidak sabar dengan gerakannya, dan kini kepala Aska sudah turun ke bawah lehernya terus ke daun telinganya.
Tak berapa lama pria itu sudah memainkan sesuatu yang lembut miliknya hingga barakhir pada permainan di bagian bawahnya.
Erin terkulai lemas ketika Arka menghentikan permainannya. 'Ya ampun, gua gak bisa percaya kalau akhirnya perawanku akan hilang di surga. Dengan lelaki tampan menemaniku di sini.' Gumam Erin lalu mendekatkan dirinya tanpa rasa malu ke pelukan Arka.
"Sepertinya kau memang sangat menyukaiku ya." Ucap Arka kembali melanjutkan aksinya.
Sayangnya, ronde kedua mereka di pagi hari itu harus terhenti karena suara ketukan pintu.
Tok tok tok....
Awalnya Arka tak menghiraukannya, tapi kemudian ia menyerah karena ketukan pintu itu terus mengalihkan perhatiannya.
Arka segera mendengus kesal dan kembali membungkus dirinya dengan selimut.
"Buka pintunya." Ucapnya pada Erin.
Erin yang kebingungan segera bangkit dari tempat tidur. 'Lah, gua pikir di surga gak bakal ada pengganggu, ternyata surga ini aneh banget! Masa orang lagi asik-asikan sama malaikat tampan mala di ganggu!" Erin meraih baju tidur yang terkapar di lantai dan segera menggunakannya sebelum berjalan ke arah pintu.
'Bah, bagaimana bisa gua merasa seperti hidup. Bahkan pakaiannya pun tak ada bedanya dengan pakaian di bumi.' Erin terus bergumam sampai ia tiba di depan pintu.
Dengan kesal Erin mengulurkan tangannya dan membuka pintu kamar itu.
Seorang gadis dengan tubuh yang luar biasa cantik menyilaukan mata Erin.
'Oh, apa dia juga malaikat? Cantiknya...' Gumam Erin dengan wajah tak percaya melihat bidadari wanita yang sangat cantik.
"Dimana Pak Arka?" Ucap Sinta menerobos membuka pintu kamar Erin.
'Lah, ni malaikat kok gak ada sopannya ya? Main nyelonong ajah!' Erin hendak menghentikan Sinta, tapi ia menarik kembali tangannya karena penasaran dengan apa yang akan terjadi.
"Keluar!" Bentak Aska dengan suara mengintimidasi.
Sinta segera keluar dan menutup pintunya. Ia merasa sangat kesal dan marah, apa lagi melihat noda darah pada selimut putih di atas tempat tidur.
'Bah, dua malaikat ini sepertinya tidak akur.' "Lo,, siapa? Malaikat atau Manusia kayak gua?" Tanya Erin penasaran.
'Apa yang dikatan ni anak culun?' Batin Sinta dengan kesal. "Maafkan aku Mila, aku menganggumu di pagi hari seperti ini. Padahal kau pastinya sedang asik menikmati momen bersama suaminmu. Tapi aku kemari untuk menemui Pak Arka, tiba-tiba ada sesuatu terjadi di perusahaan dan segera membutuhkan bantuan Pak Arka." Ucap Sinta dengan wajah penuh rasa bersalah.
"Eh? Lo ngomong apa sih? Gua gak ngerti, dan lagi nih, di surga emang ada perusahaan ya?" Tanya Erin dengan bingung.
'Anak culun ini kenapa? Kok jadi aneh gini?' Sinta ingin menjawab pertanyaan Erin, tapi ia segera berhenti ketika pintu kamarnya terbuka.
"Pak Arka," ucapnya dengan wajah tersenyum menggoda.
'Buset!!!! Ni malaikat kok mala godain malaikat tampan gua? Gak bisa dibiarin nih!'
"Malaikat tampan yuk masuk kembali ke kamar." Ucap Erin dengan manja sambil melingkarkan tangannya di lengan Arka.
Arka hanya diam saja, ia menatap Sinta yang menggunakan baju terbuka di depannya.
"Mila, tolong kali ini biarkan aku bicara dengan Arka sebentar, ini sesuatu yang mendesak dari perusahaan." Ucap Sinta lagi.
"Tunggu di luar." Satu kalimat dari Arka menghentikan Sinta yang terus melakukan gerakan menggoda.
"Baik Pak." Ucap Sinta lalu berjalan meninggalkan dua orang itu.
Arka tidak memperdulikan Erin lagi dan segera masuk ke kamar, menuju kamar mandi.
'Buset! Situasi macam apa ni? Surga kok rada aneh gini ya?' Gumam Erin yang ditinggal di depan pintu kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Ajusani Dei Yanti
lanjut thorrrr kuh
2023-01-01
0
liliac
goblong mangsat
2022-03-02
0
Zulvianti
wahhh, menyindir saya nih authornya....
2022-02-26
0