"Apa yang terjadi ?" Kataku kebingungan. Yuki baru saja pergi dari sini. Dia terlihat mengerikan. Wajahnya menunjukan kehampaan. Tidak berjiwa.
Aku pernah melihat wajah seperti itu ada pada diri Riana lima tahun terakhir sebelum akhirnya Yuki kembali muncul di depan Kami. Kesedihan yang begitu besar.
Serfa berdiri diam. Terlihat bekas tamparan Yuki di pipinya. Riana menatap Serfa tajam. Jelas ini bukan sesuatu yang bagus.
Sera berada di dalam kubah. Kemungkinan untuk selamat sangat sedikit. Sebelum perang Kami sudah diberi batas-batas yang seharusnya Kami hindari agar terhindar dari kekuatan suci yang dapat membunuh Kami.
Yuki tadi mengatakan seharusnya Dia lah yang berada di dalam kubah bukan Sera. Seharusnya Dia yang mati bukan Sera. Apa maksud semua ini ?.
"Katakan" Kata Riana dingin pada Serfa yang diam.
"Iblis itu dapat dikalahkan dengan kekuatan suci yang tersegel dengan segel suci. Dalam pertempuran ini hanya tiga orang yaitu Putri Yuki, Pangeran Sera dan anda yang dapat melepaskan segel tersebut" Jelas Serfa dengan nada datar. Dia tampak tidak terganggu dengan apa yang telah terjadi beberapa saat lalu. "Di dalam diri iblis itu ada darah Putri Yuki dan baik Pangeran Sera maupun anda terikat kuat dengan Putri Yuki, sehingga menjadikan Kalian dapat menarik segel tersebut. Tapi sayangnya, siapapun yang menarik segel suci itu akan hancur bersama iblis itu. Dia tidak mempunyai kesempatan untuk menyelamatkan diri dari dasyatnya kekuatan suci. Seperti yang Pangeran lihat di dalam sana"
Aku memandang kedalam kubah didepanku. Api masih menjilat di beberapa tempat. Tanah dan pepohonan hancur berantakan. Aku tidak percaya dengan apa yang ku dengar, Yuki berniat mengorbankan dirinya. Dia tidak memberitahukan kepadaku soal ini. Dia merahasiakan dengan baik.
"Kenapa tidak ada satupun orang yang memberitahukanku mengenai hal ini" Kata Riana dingin.
"Semua pendeta mengetahuinya. Putri Yuki melarang pendeta suci mengabarkannya pada Kalian"
"Jika itu benar, Lalu apa motivasimu sehingga membocorkannya pada Sera ?"
Serfa terdiam. Aku memandangnya kesal.
"Katakan" Desak Riana lagi.
"Putri Yuki memiliki kesempatan untuk melahirkan keempat anaknya"
Aku paham apa maksudnya. Sial. Tampaknya saat Serfa mendengar ramalan Putri Duyung itu, Dia memutuskan untuk menyelamatkan Yuki. Serfa menginginkan anak-anak Yuki. Apalagi keempat anak itu memiliki garis takdir yang besar.
Jadi baik Serfa maupun Naru mengetahui rahasia itu. Mereka berdua diam. Mungkin mereka tahu jika Yukilah yang akan maju menarik segel itu. Yuki tidak akan membiarkan Sera Madza dan Riana menjadi korbannya. Dia pasti memilih dirinya sendiri Aku sudah hafal dengan sifatnya.
Jadi sebenarnya Yuki datang kembali adalah untuk mati. Dia sudah berulang kali mengatakan tidak datang untuk mengganggu kehidupan siapapun. Aku sekarang mengerti apa maksudnya. Hal ini membuatku semakin kesal mendengarnya.
Riana terus menatap Serfa. Aku tau, Dia juga sekarang mulai membaca apa yang sebenarnya terjadi. Dia tau baik Serfa dan Naru sebenarnya mengorbankan Yuki untuk melindungi Pangeran Mereka. Aku tidak tahu bagaimana jika saat itu Naru mendengar ramalan Putri Duyung. Akankah Naru akan menceritakan pada Riana ?.
Aku menghela nafas. Luka di lenganku akibat pertempuran terasa berdenyut. Dalam pertempuran tadi Aku terus memikirkan Yuki. Si kucing liar. Karenanya begitu Iblis berhasil di kalahkan, Aku langsung mencarinya. Aku sangat mencemaskannya. Dia tampak aneh sembari pagi. Tidak melepaskan Nara dan bersikap seolah tidak akan pernah bertemu lagi dengan Nara. Di dekatnya Aku melihat ada Sera. Berada di dekat Yuki. Memeluk Yuki dan Nara seperti keluarga kecil yang bahagia. Sera tertawa. Aku masih ingat bagaimana Dia memandang Yuki dan Nara. Cintanya terlihat jelas. Dia tidak peduli bahwa Nara bukanlah anaknya. Dia mencintai Yuki dan menerima kehadiran Nara dengan baik.
Sebagai sesama Laki-laki, Aku mengakui bahwa Dia adalah Laki-laki yang baik. Aku tidak memiliki keraguan untuk itu terlepas dari apa yang telah Dia lakukan di masa lalu.
Mungkin hal ini jugalah yang menjadi pertimbangan besar Yuki kembali padanya dan memaafkan segala kesalahannya.
Sementara perlahan kubah yang melindungi Kami mulai memudar. Tanda Kami bisa melewati batasnya. Mencari sisa kehidupan yang ada.
"Xasfir, Asry kalian pergi membantu pasukan Argueda" Perintah Riana. Dia memalingkan wajahnya menatap Kami yang berdiri diam dalam pikiran Kami sendiri.
"Kami tidak memerluhkan bantuan Kalian" Tolak Gererou tegas. Ada kemarahan dan kesedihan dalam dirinya. Ini hal wajar mengingat Dia baru saja kehilangan Pangerannya. Selain itu Dia mendengar sendiri apa yang sebenarnya telah terjadi. Aku tidak menyalahkannya.
"Aku melakukan ini sebagai bentuk penghormatanku kepada Sera" Kata Riana tenang.
"Jika memang Kau berniat baik Pangeran, Berikan saja Pangeran Kami keadilan atas apa yang diperbuat pendetamu itu"
"Menurutmu, Jika Yuki yang menarik segel itu dan tewas di dalam sana. Sera tidak akan langsung menyusulnya ?"
Gererou terdiam.
Dia adalah tangan kiri Sera. Dia pasti cukup mengerti sifat Pangerannya dan bagaimana obsesinya yang besar terhadap Yuki. Aku yakin jika memang Yuki yang saat ini menjadi korban, Sera tidak akan ragu untuk menyusul kematiannya sesegera mungkin.
Terdengar langkah kaki mendekat. Aku berbalik dan menemukan seorang murid pendeta datang dengan nafas terengah-enggah.
"Ada apa ?" Tanya Riana langsung ketika Murid pendeta mendekat.
"Baru saja Putri Yuki pingsan. Pendeta suci meminta anda segera kembali untuk menemuinya. Ada beberapa hal yang ingin di bicarakan secara pribadi dengan anda Pangeran"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Raini Sidarra aceh
hai kk aku mampir nih..
yuk mampir juga kekarya ku..
"Hidup ini indah bila bersama mu"
terima kasih kk
2020-07-03
0
Dian Anggraeni
belum berhenti meweknya....
2020-02-28
0