2 Yuki

Ramalan Putri duyung.

Ramalan yang mengatakan bahwa Aku akan melahirkan tiga orang putera dan satu orang puteri. Anak-anak yang membawa takdir yang luar biasa.

Anak pertama seorang pemimpin.

Anak kedua seorang pejuang

Anak ketiga seorang pemikir

dan anak keempat seorang pelindung

Empat anak yang membawa takdir besar.

Awalnya Pendeta Serfa tidak peduli jika Aku mati setelah melahirkan anak yang meneruskan tahtah kerajaan Garduete. Tapi begitu Dia mendengar ramalan itu. Pikirannya berubah. Dia menginginkan anak-anak itu menjadi Penerus kerajaan Garduete. Anak-anak yang dilahirkan dari seorang Ciel pastilah sangat berharga. Dia menginginkan Mereka semua. Karenanya dengan hati dingin Dia menceritakan kebenarannya pada Pangeran Sera.

Secara tidak langsung, Dialah yang mengalungkan kematian pada Pangeran Sera. Dia tahu, Pangeran Sera tidak akan membiarkanku mati. Dia juga tahu Pangeran Riana tidak boleh mati karena ada Nara. Pangeran Riana harus bertahan hidup untuk melindungi Nara dalam situasi kerajaan yang kejam sampai Nara mampu melindungi dirinya sendiri. Hanya Pangeran Sera satu-satunya orang yang tepat, yang mampu mengantikan kematianku.

Aku merasakan luapan emosi didalam diriku ketika memikirkan semuanya.

Pangeran Sera menyerahkan tahtahnya kepada Pangeran Arana. Dia menyelesaikan semua urusannya, Melepaskan diri dari kehidupan kerajaan dengan alasan ingin fokus bersamaku akhir-akhir ini. Itu hanya alasan. Kebenarannya Dia ingin menghabiskan waktu bersamaku sebelum Dia mati.

Itulah kebenarannya.

Aku berjalan pelan. Menuju Pendeta Serfa yang diam mematung di tempatnya. Ketika Aku sudah berdiri di hadapannya. Aku memandangnya dengan emosi yang berkecamuk di dalam dadaku.

"Apa sekarang Kau sudah puas" Bisikku dengan suara gemetar. Pendeta Serfa menundukkan kepala dengan sikap hormat.

"Saya turut berduka dengan kematian Pangeran..."

Pllakk !!!

Aku menampar Pendeta Serfa keras. Bangsawan Asry tampak hampir saja menghampiri Kami untuk melerai. Tapi Bangsawan Xasfir menahannya.

Semuanya memandang Kami berdua tanpa ada yang berkomentar. Aku menjatuhkan tanganku ke kedua sisi tubuhku. Memandang ke sekeliling. Pandangan simpati Mereka malah membuat duka yang begitu dalam di hatiku. Rasanya lebih sakit daripada saat Aku kehilangan Bangsawan Dalto, Ayah atau Rena.

Aku merasakan kosong. Jiwaku telah pergi bersama Pangeran Sera.

Aku melangkah mundur. Curly terus mengikutiku. Berpegangan di bahuku. Aku berjalan gotai meninggalkan Mereka di belakangku.

Kenangan saat Aku bersama Pangeran Sera terulang di dalam kepalaku. Bagaimana Kami pertama kali bertemu. Dia begitu baik dan hangat. Aku menyukai mata birunya. Biru laut yang menyenangkan. Senyumnya yang menawan. Ketika pertama kali Kami mengobrol di ruang masak saat Aku kabur dari kejaran penjaga Pangeran Riana. Ketika Dia menciumku untuk pertama kali. Ketika Dia mengajakku kabur dari penjagaan Pangeran Riana dan Kami menonton pertunjukan bersama. Segala kebaikannya. Segala cintanya.

Dia bagaikan matahariku. Bertemu dengannya seperti mendapatkan bintang jatuh, Selalu membawa keberuntungan. Memang di dalam pertemuan Kami, juga ada luka dan air mata. Kemarahanku membuatku pergi meninggalkannya. Tapi jika Aku memikirkan semua kebahagiaan dan kesedihan itu...Aku menyadari bahwa inilah kebahagiaan Kami. Ini juga kebahagiaan.

Aku terus melangkahkan kakiku. Asap masih mengepul di dalam kubah. Terdengar suara petir menggelegar bersahut-sahutan. Tidak berapa lama hujan turun cukup deras.

Aku membiarkan pakaianku basah.

Sendiri.

Sekarang Aku sendiri.

Dia sudah pergi. Matahariku telah meninggalkan Aku.

Perasaanku kebas. Aku tidak tahu harus bagaimana. Ini adalah mimpi burukku. Aku masih ingat bagaimana Pangeran Sera tampak senang saat mengetahui Aku akan mempunyai empat orang anak. Dia tampak bahagia. Di dalam matanya jelas terlihat jika Dia tidak peduli apakah Nara adalah anaknya atau tidak. Asal Aku bahagia itu sudah cukup baginya. Dia memiliki mimpi.membangun keluarga bersamaku. Tanpa Dia sangka bahwa kabar gembira yang dibawakan para Putri Duyung itu menjadi surat kematiannya di kemudian hari.

Apakah Putri Duyung sudah mengetahui hal ini ?. Apakah Lekky juga sudah mengetahuinya ?. Karenanya Dia diam saat Aku bersedih akan perubahan sikap Pangeran Sera. Lekky mengetahui rencana Pangeran Sera.

Di ujung jalan. Aku melihat Pendeta suci berdiri memandang ke atas langit. Hujan membasahi tubuhnya yang ringkih. Dia bersama murid-muridnya, yang menunggunya dengan setia di belakangnya. Aku terus berjalan mendekatinya.

"Apakah Kau mengetahuinya hal ini sendari awal ?" Tanyaku kelu Ketika Aku sudah cukup dekat dengan pendeta suci. Aku juga sudah memikirkannya. Pendeta Suci tidak terlalu menekan Pangeran Sera untuk mendatangkanku waktu itu. Karena Dia tahu bahwa pada akhirnya Pangeran Seralah yang akan berkorban menarik segel suci. Dia menyuruhku datang untuk melindungi anak-anakku. Anak yang jelas dilahirkan dari seorang ciel.

Aku seperti membenci hal itu. Darah Ciel. Darahku. Bagi semua orang ini adalah Anugrah. Tapi bagiku ini adalah kutukan. Aku sudah kehilangan banyak orang yang kusayangin karena darah yang mengalir di tubuhku ini. Sudah cukup banyak nyawa melayang karena Aku.

"Aku hanyalah penjaga dunia ini. Bukan pengubah takdir. Kehidupan dan kematian sudah ditulis jauh sebelum Kita lahir ke dunia. Kita Manusia hanya menjalaninnya. Anakku...Jangan sia-siakan pengorbannya. Yakinlah suatu saat nanti Kalian akan bersama" Kata Pendeta Suci dengan suara bijaknya.

Aku mengepalkan tanganku. Mengatupkan bibirku rapat. "Simpan saja semua itu untuk dirimu sendiri pendeta" Kataku lirih. Aku kembali berjalan. Melewatinya. Menuju ke kuil suci.

Mungkin karena kesedihan yang kurasakan. Beban emosional yang begitu besar. Aku merasakan duniaku berputar dengan tiba-tiba. Tak berapa lama Aku merasakan kegelapan menyelimutiku.

Terpopuler

Comments

Mediana IG_Mdpianie

Mediana IG_Mdpianie

Baca juga "Menukar Luka dengan Cinta"🤗

2020-07-31

0

Eka Hafiz Alfarizi

Eka Hafiz Alfarizi

perlahan tapi pasti, cinta untuk pangeran Sera telah hadir dalam hati Yuki.. dan saat terberat adalah ketika kehilangan orang yg kita cintai untuk selamanya

2020-05-14

2

Dian Anggraeni

Dian Anggraeni

gak bisa berhenti nangis....

2020-02-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!