Bab 5 Cucu Laki-laki

"Apa kau bilang tadi?! Jesslyn hamil? Menantuku sedang hamil?! Benarkah itu, Martha?" tanya Sarah seraya memegang kedua lengan Marta.

Sarah sangat terkejut sekaligus gembira mendengarnya. Begitu pun dengan Jayden, ketika ia mendengar saat mereka menyebutkan nama Jesslyn, seketika Jayden pun menoleh ke arah perbincangan para wanita itu.

'Jesslyn?' gumam Jayden mengerutkan keningnya. Ia pun semakin menajamkan indera pendengarannya untuk menguping apa yang sedang mereka bicarakan.

"Martha, benarkah yang kamu katakan tadi, Nak? Menantuku sedang hamil?" tanya Sarah lagi. Ia ingin memastikan kebenarannya, karena sejak beberapa hari yang lalu, Sarah memang sedang berkunjung ke rumah kerabatnya. Jadi ia tidak mengetahui perihal berita ini.

Martha pun mengangguk untuk menjawab pertanyaan Sarah. Jesslyn meneleponnya kemarin dan memberitahukannya bahwa ia kini tengah mengandung. Namun, karena Sarah masih tak mempercayai ucapannya, maka Martha pun segera memanggil Jesslyn.

"Jessy! Jessy! Kemarilah!" teriak Martha seraya melambaikan tangannya kepada Jesslyn dan wanita itu pun segera berjalan ke arah mereka. Jayden melihat Jesslyn yang berjalan mendekat ke arahnya. Segera saja, ia pun mengunci Jesslyn dalam pandangannya.

"Ada apa, Martha?" tanya Jesslyn.

"Hey, memangnya kau belum memberitahukan tentang kehamilanmu itu kepada ibu mertuamu? Dasar kau ini. Benar-benar menantu yang berbakti," gurau Martha kepada sahabatnya ini dan Jesslyn pun hanya tersenyum.

Sarah kemudian menggenggam kedua tangan menantunya itu dan bertanya dengan penuh harap.

"Jessy, benarkah apa yang Martha ucapkan tadi? Kau benar-benar sedang hamil sekarang?"

"Iya, Ibu. Aku memang sedang hamil. Tetapi, usia kandunganku baru sekitar satu bulan. Jadi aku belum memberitahumu dulu, karena dalam periode ini adalah masa-masa rawan. Aku takut akan mengecewakanmu nanti," ucap Jesslyn seraya mengelus perutnya yang masih rata.

"Dasar anak bodoh! Mengapa kau tak mengatakan kabar gembira ini kepada kami? Jika Martha tak memberitahuku hari ini, memangnya kau mau menyembunyikannya dariku sampai kapan? Oh ya, apa Peter sudah tahu tentang kehamilanmu ini?"

"Iya, Ibu. Peter sudah mengetahuinya karena ia yang menemaniku untuk periksa ke rumah sakit kemarin."

Senyum cerah terus mengembang dari bibir mungil Jesslyn saat ia mengabarkan berita kehamilannya ini kepada Sarah. Namun, berbeda dengan Jayden yang malah berwajah masam.

'Heh! Suamimu itu bukan hanya sudah mengetahuinya, dia bahkan sudah datang ke kantorku tadi pagi untuk mengancam dan memerasku!' gumam Jayden yang terus menguping percakapan mereka sejak tadi.

Diana yang melihat raut wajah kesal Jayden pun menjadi bingung, dan bertanya kepada tunangannya itu.

"Ada apa denganmu? Kau terlihat tidak senang? Apa kau bosan? Bagaimana kalau kita pergi saja dari sini?"

"Tidak. Tidak perlu. Kita baru saja tiba, tidak sopan jika kita langsung pergi begitu saja. Itu akan melukai hati sang pemilik acara," ucap Jayden bijaksana seraya menyesap minuman di gelasnya. Namun, hal itu justru semakin membuat Diana heran dan tak mengerti akan sikap Jayden.

Sejak kapan pria ini memikirkan perasaan seseorang? Jayden yang biasanya akan datang dan pergi sesuka hatinya tanpa mempedulikan orang lain. Ia bisa datang saat acara hampir selesai atau langsung pergi begitu saja di tengah-tengah jalannya pesta.

Tidak seperti sekarang, Jayden bahkan menghadiri acara kecil ini dengan tepat waktu dan ingin terus mengikuti perjamuan membosankan ini hingga selesai. Hal ini membuat Diana mengerutkan keningnya tak mengerti. Ia kemudian mengikuti arah pandang Jayden, yang lagi-lagi menoleh ke samping ke arah para wanita yang sedang berbincang itu.

'Siapa yang sedang Jayden tatap? Nyonya Muda Huang atau wanita yang sedang berada di sebelahnya? Cih! Apa dia sedang mengincar mangsa baru lagi?' gumam Diana seraya mencebikkan bibirnya karena kesal dan cemburu.

Diana tahu jika Jayden selalu bermain-main di belakangnya. Pria itu mempunyai banyak kekasih lain selain dirinya. Namun, Diana tidak dapat melarang hal itu. Karena ia tidak ingin membuat Jayden marah dan memutuskan hubungan mereka.

Perlu usaha keras untuk menyandang gelar sebagai tunangan Jayden, dan ia tak mau melepasnya begitu saja untuk wanita lain. Lagi pula Jayden adalah tipe pria yang mudah bosan. Ia tidak akan bertahan lama dengan satu wanita. Maka Diana pun hanya membiarkannya saja, selama Jayden masih kembali lagi kepadanya.

Acara perjamuan akhirnya dimulai. Tepuk tangan meriah dan ucapan selamat berbahagia pun, seketika terdengar di seluruh ruangan megah itu, saat Ryan dan Martha berada di atas panggung untuk memperkenalkan putra pertama mereka. Bayi mungil berusia satu bulan itu pun terlihat tersenyum, seolah mengerti jika para tamu undangan yang hadir itu sedang menyambut kelahirannya.

Begitu acara perkenalan selesai, Ryan pun membawa istri dan putranya itu untuk turun dari atas panggung. Karena acara akan dilanjutkan dengan pertunjukan sebuah tarian dan lagu-lagu selamat datang, kepada para tamu dan juga sang bayi.

Ryan dan Martha kemudian menyapa para tamu yang ingin melihat putra mereka dari dekat, termasuk Sarah dan Jesslyn. Sementara Peter terlihat sedang berbincang dengan seorang pejabat yang baru saja dikenalnya di acara ini.

Setelah puas melihat Tuan Muda Kecil Huang itu, Sarah pun segera menarik tangan Jesslyn agar menjauh dari Martha dan ibunya. Namun, Sarah tidak menyadari jika mereka sekarang sedang berdiri tepat di belakang Jayden.

"Ada apa, Bu? Mengapa menarik tanganku?" tanya Jesslyn seraya memegangi tangannya karena Sarah menariknya cukup kencang.

"Jessy, jangan lupa nanti kau juga harus memberikan seorang cucu laki-laki kepadaku," ucap Sarah memberi peringatan kepada menantunya itu.

"Ibu, usia kandunganku baru beberapa minggu, jadi aku juga belum tahu apa jenis kelamin bayi ini."

"Haish! Pokoknya kau harus melahirkan seorang cucu laki-laki untukku. Jika nanti saat kau USG, bayimu itu ternyata adalah seorang anak perempuan, maka gugurkan saja ia secepatnya, atau kau bisa membuangnya saat ia lahir nanti."

"Ibu! Tidak baik berbicara seperti itu. Semua bayi adalah anugerah dari Tuhan, Bu."

"Itu kan menurutmu. Tetapi, aku hanya akan mengakuinya sebagai cucuku jika bayi itu adalah bayi laki-laki. Kau dengar aku?"

"Tetapi, Bu, --"

"Cukup, Jessy!" tukas Sarah, "keputusanku sudah bulat."

Jesslyn masih ingin terus meyakinkan Sarah untuk menerima apa pun jenis kelamin bayi yang akan dilahirkannya nanti, tetapi Sarah tetap bersikeras dengan pendapatnya. Ia menilai jika mempunyai seorang cucu laki-laki akan lebih membanggakan bagi keluarganya dari pada cucu perempuan.

Karena memang anak laki-laki lah yang akan meneruskan nama keluarga mereka. Jesslyn pun hanya terdiam. Ia tidak ingin menarik perhatian para tamu undangan yang lain jika mereka masih terus saja berdebat di sini.

Sementara, Jayden yang mendengar perkataan Sarah tadi pun, seketika menjadi kesal. Entah mengapa ia merasa sangat geram karena Sarah berniat ingin menggugurkan bayi itu.

Bukankah tadi pagi dia juga telah meminta Peter untuk menggugurkan kandungan Jesslyn? Namun, mengapa kini ia malah merasa sangat marah dan geram saat melihat Sarah yang mengintimidasi Jesslyn seperti itu?

'Dasar wanita tua! Berani sekali kau ingin membuang keturunan keluarga Zhou begitu saja seperti layaknya sampah!' gumam Jayden marah.

Jayden pun meletakkan gelas minumannya di meja dengan sedikit kencang hingga membuat isi dalam gelas itu tumpah dan membasahi taplak meja juga lengan bajunya.

'Sial! Ada apa denganku? Mengapa aku begitu kesal. Belum tentu itu adalah bayiku.'

Diana segera mengambil tissue untuk membersihkan lengan baju Jayden. Namun, di dalam hatinya ia menjadi semakin penasaran dengan sikap aneh tunangannya itu hari ini.

'Ada apa dengan Jayden? Ia terlihat kesal sekali. Apa karena ia mendengar wanita tua itu yang sedang memarahi menantunya? Apa Jayden mengenal wanita itu? Meskipun mereka saling kenal, tetapi reaksi Jayden terlalu aneh. Tidak, Jayden. Jangan bilang kalau bayi dalam kandungan wanita itu adalah milikmu?!'

Diana pun segera mendekati Jayden dan bergelayut manja di lengan pria itu. Ia ingin mencari tahu kebenarannya.

"Jayden, kau dengar, 'kan, mereka semua membicarakan tentang bayi? Bagaimana jika mulai malam ini kita tidak perlu memakai pengaman lagi saat bercinta? Aku juga ingin mempunyai seorang bayi denganmu, Sayang," goda Diana seraya menyandarkan kepalanya di bahu Jayden.

"Diana, perhatikan sikapmu! Kita sedang berada di tempat umum!"

Jayden segera mendorong Diana agar menjauh dari tubuhnya.

"Apa?!"

Diana terkejut dengan ucapan dan sikap Jayden padanya. Pria ini semakin aneh saja. Sejak kapan ia tidak boleh menunjukan kemesraan mereka di depan publik? Mereka bahkan sering bercinta di kantor dan juga di dalam mobil, yang bukan hanya di tumpangi oleh Jayden dan dirinya, tetapi juga ada Steve dan seorang supir.

Meskipun ada sekat di tengah mobil Jayden, tetapi tetap saja mereka yang duduk di bagian depan dapat mengetahui dengan pasti, apa yang sedang dilakukan oleh bos-nya itu di kursi belakang. Namun, kini Diana hanya memegang lengan Jayden saja dan bersandar di bahunya, tetapi pria itu malah bilang jika ia tidak sopan. Diana sungguh tak mengerti akan perubahan sikap Jayden yang tiba-tiba ini.

'Apa benar semua ini adalah karena wanita itu? Sepertinya aku harus menyelidiki hal ini secepatnya.'

Sepanjang acara berlangsung, Jayden lebih banyak terdiam. Meskipun para petinggi perusahaan lain itu sedang membicarakan hal serius tentang kerja sama bisnis mereka. Namun, mata pria itu terus mengunci setiap pergerakan Jesslyn.

'Apa benar dia sedang mengandung bayiku? Heh! Tidak mungkin. Meskipun dia sedang hamil sekarang, bayi itu pasti bukan milikku. Aku yakin pasti si brengsek itu telah menjual istrinya lagi ke pria lain.'

Jayden terus berprasangka buruk akan Jesslyn. Karena terlihat kini Peter yang tengah memperkenalkan Jesslyn kepada seorang pejabat pemerintahan yang cukup berpengaruh di kota itu.

Namun, meskipun begitu, ekor mata Jayden tak bisa berhenti untuk menikmati senyum cerah dari wajah Jesslyn. Entah mengapa ia sedikit kesal karena wanita itu tertawa bersama pria lain. Jayden pun semakin yakin jika Jesslyn bukanlah wanita baik-baik.

'Cih! Ternyata dia sedang mencari mangsa baru. Benar-benar seorang profesional.'

Padahal Peter-lah yang memaksa Jesslyn untuk menemani pria tua itu mengobrol, walaupun Jesslyn merasa sangat tidak nyaman berbincang dengan pria asing. Sedangkan, Peter sendiri kini telah menghilang dengan berpura-pura pergi ke toilet.

Jayden masih terus memperhatikan Jesslyn, hingga sebuah suara membuatnya terjaga dari lamunan.

"Bagaimana menurut Anda, Presdir Zhou?" tanya seorang pria yang menjadi teman bicaranya. Atau lebih tepatnya, pria itulah yang sejak tadi terus mengoceh sendiri, karena Jayden sibuk memperhatikan setiap gerak gerik Jesslyn.

"Maaf, Anda bicara apa tadi?"

Pria itu pun tersenyum dan mengulang kembali percakapan mereka.

"Aku berbicara tentang pangsa pasar kita di Asia Tenggara. Di sana ada beberapa negara yang cukup potensial untuk mengembangkan bisnis kita. Indonesia, misalnya. Bagaimana menurut Anda?"

"Ya, potensi pasar di negara berkembang memang patut kita perhitungkan. Tetapi, kita juga harus mempertimbangkan berbagai macam aspek penting lainnya. Begini saja, kita akan membahas tentang hal ini lagi nanti saat rapat peluncuran produk terbaru kita," ujar Jayden dan pria itu pun mengangguk setuju.

"Ya, Anda benar. Kita memang harus membicarakan hal ini dengan yang lain dulu sebelum membuat keputusan."

"Maaf, aku permisi sebentar."

Jayden segera berpamitan dengan lawan bicaranya, saat dia melihat pria yang berbicara dengan Jesslyn tadi, memberikan segelas wine kepada wanita itu. Entah mengapa, dia begitu peduli akan Jesslyn hari ini.

'Dasar wanita tidak tahu diri. Bukankah dia sedang hamil? Mengapa dia malah minum minuman beralkohol itu?'

Jayden pun segera berjalan ke arah Jesslyn, tetapi bukan untuk menyapanya. Ia sengaja menyenggol punggung Jesslyn dan membuat minumannya itu tumpah ke bajunya. Cara itu terbukti efektif untuk menjauhkan Jesslyn dari pria itu, karena Jesslyn langsung pergi ke toilet untuk membersihkan gaunnya. Jayden kemudian menghampiri pria tua tadi yang sepertinya masih terus menunggu Jesslyn.

"Dia sepertinya tidak bisa menemani Anda lagi. Bagaimana kalau Tuan Tan berbincang dengan yang lain saja?"

Mendengar Jayden berbicara seperti itu, pria tadi pun tersenyum mengerti.

"Maaf, aku tidak tahu jika dia adalah wanita Anda. Aku hanya berbincang dengannya saja tadi. Baiklah, aku permisi dulu, Presdir Zhou."

Setelah kepergian pria itu, Jayden pun tersenyum. Ia melihat Jesslyn yang telah kembali dari toilet dan sedang berbincang dengan Martha dan ibunya.

'Awas saja kalau kau berani menemani pria lain lagi. Akan kulucuti semua pakaianmu di sini,' gumam Jayden seraya terus menatap Jesslyn yang sedang memunggunginya.

Jesslyn pun memegangi tengkuk lehernya karena bulu romanya meremang. Ia merasakan aura yang sangat mengerikan sedang menatapnya dari belakang. Namun, ia tidak berani untuk menoleh dan melihat siapa orang itu. Jesslyn hanya semakin mendekatkan dirinya kepada ibu angkatnya itu.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Pertiwi Tiwi

Pertiwi Tiwi

brengs

2022-02-18

1

DD😇

DD😇

SUAMI YG PUNYA HATI DAN PIKIRAN BUSUK, TP IMBAS KEISTRINYA KRN KELAKUAN BUSUK SUAMINYA SENDIRI😤😤😤

2021-08-24

0

Ilan Irliana

Ilan Irliana

mg cpt trbongkar kedok peter....

2021-06-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Istriku Hamil
2 Bab 2 Menipu Jesslyn
3 Bab 3 Rasa Yang Berbeda
4 Bab 4 Menyambut Kelahiran
5 Bab 5 Cucu Laki-laki
6 Bab 6 Melepas Kerinduan
7 Bab 7 Terus Memikirkannya
8 Bab 8 Suami Sempurna
9 Bab 9 Bertemu Bos Besar
10 Bab 10 Kesalahan Design
11 Bab 11 Semua Bekerja Sama
12 Bab 12 Tiga Sahabat
13 Bab 13 Aktor Terkenal
14 Bab 14 Aku Mencintaimu
15 Bab 15 Tiga Suasana Pagi
16 Bab 16 Pamit
17 Bab 17 Aroma Parfum
18 Bab 18 Nama Kecilnya
19 Bab 19 Kekasih Baru
20 Bab 20 Rahasia Steve
21 Bab 21 Hari Pertama Bekerja
22 Bab 22 Rubah Betina vs Siluman Ular
23 Bab 23 Luka Bakar
24 Bab 24 Dokter Tampan
25 Bab 25 Susu Kehamilan
26 Bab 26 Rival Cinta
27 Bab 27 Makan Malam Bersama
28 Bab 28 Kesepian
29 Bab 29 Telepon Malam Hari
30 Bab 30 Mereka Pergi
31 Bab 31 Insiden Kopi
32 Bab 32 Mengganggunya Lagi
33 Bab 33 Negosiasi
34 Bab 34 Dia Datang
35 Bab 35 Lift
36 Bab 36 Hasil Karya Jayden
37 Bab 37 Mengujinya
38 Bab 38 Nostalgia
39 Bab 39 Menjadi Rebutan
40 Bab 40 Istri Dan Kekasih
41 Bab 41 Wanita Menyebalkan
42 Bab 42 Curiga
43 Bab 43 Adik Perempuan
44 Bab 44 Peringatan
45 Bab 45 Rencana Pernikahan
46 Bab 46 Fashion Show
47 Bab 47 Pasangan Pengantin
48 Bab 48 Ciuman Lembut
49 Bab 49 Tuduhan Penganiayaan
50 Bab 50 Doa Restu
51 Bab 51 Membujuk Dokter
52 Bab 52 Cemburu
53 Bab 53 Perlakuan Manis
54 Bab 54 Video Mesra
55 Bab 55 Rencana Jahat
56 Bab 56 Bersembunyi
57 Bab 57 Pembalasan
58 Bab 58 Dasar Buaya
59 Bab 59 Rindu Padaku
60 Bab 60 Terhalang Status
61 Bab 61 Bukan Cinderella
62 Bab 62 Tawaran Menarik
63 Bab 63 Satu Syarat
64 Bab 64 Terjebak
65 Bab 65 Dia Menjadi Gila
66 Bab 66 Ada Aku
67 Bab 67 Dua Metode
68 Bab 68 Gadisku Yang Nakal
69 Bab 69 Murka
70 Bab 70 Terbangun Di Kamarnya
71 Bab 71 Tuan Arogan
72 Bab 72 Membiayai Mereka
73 Bab 73 Ulang Tahun Zhou Corp
74 Bab 74 Pelajar Miskin
75 Bab 75 Ayah Dan Anak
76 Bab 76 Sebut Namaku
77 Bab 77 Berbincang Dengannya
78 Bab 78 Bertemu Lagi
79 Bab 79 Salah Paham
80 Bab 80 Periksa Kandungan
81 Bab 81 Itu Bayiku
82 Bab 82 Kisah Masa Lalu
83 Bab 83 Berebut Pakaian
84 Bab 84 Nona Selatan
85 Bab 85 Penyesalan
86 Bab 86 Sekali Lagi, Jessy
87 Bab 87 Wo Ai Ni
88 Bab 88 Ingin Berubah
89 Bab 89 Asal Usul
90 Bab 90 Namanya Sophia Mu
91 Bab 91 Rasa Strawberry
92 Bab 92 Bantal Aneh
93 Bab 93 Pool Party
94 Bab 94 Bertahanlah, Jayden
95 Bab 95 Serba Salah
96 Bab 96 Dilema
97 Bab 97 Membuat Perhitungan
98 Bab 98 Denda Besar
99 Bab 99 Bertemu Rival
100 Bab 100 Kebenaran Yang Terungkap
101 Bab 101 Dengarkan Penjelasanku
102 Bab 102 Pengakuan Peter
103 Bab 103 Pergi Dari Rumah
104 Bab 104 Kenyataan Pahit
105 Bab 105 Akhir Kisah Cinta
106 Bab 106 Memory Yang Terbuka
107 Bab 107 Janji Lama
108 Bab 108 Menjadi Janda
109 Bab 109 Satu Permintaan
110 Bab 110 Hak Waris
111 Bab 111 Presdir Baru
112 Bab 112 Zhou Dan Wu
113 Bab 113 Hari H
114 Bab 114 Wanita Hebat
115 Bab 115 Puisi Cinta
116 Bab 116 Bau Pelakor
117 Bab 117 Mendadak Rindu
118 Bab 118 Kalah Taruhan
119 Bab 119 Hukuman Setimpal
120 Bab 120 Pilih Aku
121 Bab 121 Ciuman Pertama
122 Bab 122 Dia Ayahku
123 Bab 123 Bukti Sanggahan
124 Bab 124 Konferensi Pers
125 Bab 125 Wanita Iblis
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Bab 1 Istriku Hamil
2
Bab 2 Menipu Jesslyn
3
Bab 3 Rasa Yang Berbeda
4
Bab 4 Menyambut Kelahiran
5
Bab 5 Cucu Laki-laki
6
Bab 6 Melepas Kerinduan
7
Bab 7 Terus Memikirkannya
8
Bab 8 Suami Sempurna
9
Bab 9 Bertemu Bos Besar
10
Bab 10 Kesalahan Design
11
Bab 11 Semua Bekerja Sama
12
Bab 12 Tiga Sahabat
13
Bab 13 Aktor Terkenal
14
Bab 14 Aku Mencintaimu
15
Bab 15 Tiga Suasana Pagi
16
Bab 16 Pamit
17
Bab 17 Aroma Parfum
18
Bab 18 Nama Kecilnya
19
Bab 19 Kekasih Baru
20
Bab 20 Rahasia Steve
21
Bab 21 Hari Pertama Bekerja
22
Bab 22 Rubah Betina vs Siluman Ular
23
Bab 23 Luka Bakar
24
Bab 24 Dokter Tampan
25
Bab 25 Susu Kehamilan
26
Bab 26 Rival Cinta
27
Bab 27 Makan Malam Bersama
28
Bab 28 Kesepian
29
Bab 29 Telepon Malam Hari
30
Bab 30 Mereka Pergi
31
Bab 31 Insiden Kopi
32
Bab 32 Mengganggunya Lagi
33
Bab 33 Negosiasi
34
Bab 34 Dia Datang
35
Bab 35 Lift
36
Bab 36 Hasil Karya Jayden
37
Bab 37 Mengujinya
38
Bab 38 Nostalgia
39
Bab 39 Menjadi Rebutan
40
Bab 40 Istri Dan Kekasih
41
Bab 41 Wanita Menyebalkan
42
Bab 42 Curiga
43
Bab 43 Adik Perempuan
44
Bab 44 Peringatan
45
Bab 45 Rencana Pernikahan
46
Bab 46 Fashion Show
47
Bab 47 Pasangan Pengantin
48
Bab 48 Ciuman Lembut
49
Bab 49 Tuduhan Penganiayaan
50
Bab 50 Doa Restu
51
Bab 51 Membujuk Dokter
52
Bab 52 Cemburu
53
Bab 53 Perlakuan Manis
54
Bab 54 Video Mesra
55
Bab 55 Rencana Jahat
56
Bab 56 Bersembunyi
57
Bab 57 Pembalasan
58
Bab 58 Dasar Buaya
59
Bab 59 Rindu Padaku
60
Bab 60 Terhalang Status
61
Bab 61 Bukan Cinderella
62
Bab 62 Tawaran Menarik
63
Bab 63 Satu Syarat
64
Bab 64 Terjebak
65
Bab 65 Dia Menjadi Gila
66
Bab 66 Ada Aku
67
Bab 67 Dua Metode
68
Bab 68 Gadisku Yang Nakal
69
Bab 69 Murka
70
Bab 70 Terbangun Di Kamarnya
71
Bab 71 Tuan Arogan
72
Bab 72 Membiayai Mereka
73
Bab 73 Ulang Tahun Zhou Corp
74
Bab 74 Pelajar Miskin
75
Bab 75 Ayah Dan Anak
76
Bab 76 Sebut Namaku
77
Bab 77 Berbincang Dengannya
78
Bab 78 Bertemu Lagi
79
Bab 79 Salah Paham
80
Bab 80 Periksa Kandungan
81
Bab 81 Itu Bayiku
82
Bab 82 Kisah Masa Lalu
83
Bab 83 Berebut Pakaian
84
Bab 84 Nona Selatan
85
Bab 85 Penyesalan
86
Bab 86 Sekali Lagi, Jessy
87
Bab 87 Wo Ai Ni
88
Bab 88 Ingin Berubah
89
Bab 89 Asal Usul
90
Bab 90 Namanya Sophia Mu
91
Bab 91 Rasa Strawberry
92
Bab 92 Bantal Aneh
93
Bab 93 Pool Party
94
Bab 94 Bertahanlah, Jayden
95
Bab 95 Serba Salah
96
Bab 96 Dilema
97
Bab 97 Membuat Perhitungan
98
Bab 98 Denda Besar
99
Bab 99 Bertemu Rival
100
Bab 100 Kebenaran Yang Terungkap
101
Bab 101 Dengarkan Penjelasanku
102
Bab 102 Pengakuan Peter
103
Bab 103 Pergi Dari Rumah
104
Bab 104 Kenyataan Pahit
105
Bab 105 Akhir Kisah Cinta
106
Bab 106 Memory Yang Terbuka
107
Bab 107 Janji Lama
108
Bab 108 Menjadi Janda
109
Bab 109 Satu Permintaan
110
Bab 110 Hak Waris
111
Bab 111 Presdir Baru
112
Bab 112 Zhou Dan Wu
113
Bab 113 Hari H
114
Bab 114 Wanita Hebat
115
Bab 115 Puisi Cinta
116
Bab 116 Bau Pelakor
117
Bab 117 Mendadak Rindu
118
Bab 118 Kalah Taruhan
119
Bab 119 Hukuman Setimpal
120
Bab 120 Pilih Aku
121
Bab 121 Ciuman Pertama
122
Bab 122 Dia Ayahku
123
Bab 123 Bukti Sanggahan
124
Bab 124 Konferensi Pers
125
Bab 125 Wanita Iblis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!