Malam harinya, Peter benar-benar melakukan apa yang ia katakan di perusahaan Jayden tadi siang. Ia menelepon Jesslyn dan memintanya untuk datang ke sebuah hotel berbintang di kota itu.
Ia pun berpura-pura mengajak istrinya itu untuk pergi makan malam romantis, dengan alasan sebagai perayaan hari jadi pernikahan mereka yang pertama. Karena Jesslyn pasti akan menolaknya mentah-mentah jika ia mengatakan tujuannya yang sebenarnya, yaitu untuk "melayani tamu".
"Ada apa ini? Mengapa tiba-tiba saja kau mengajakku untuk makan malam di sini?" tanya Jesslyn ketika mereka sudah sampai di sebuah restoran mewah di salah satu lantai hotel tersebut.
"Apa kau lupa? Ini adalah hari ulang tahun pernikahan kita yang pertama. Aku pun sudah memutuskan ingin mengenalmu lebih dekat, dan memperbaiki hubungan pernikahan kita.
Kita tak pernah meluangkan waktu bersama sejak kita menikah. Kita juga bahkan belum pergi berbulan madu. Jadi anggap saja ini sebagai permintaan maafku karena aku selalu sibuk dan tak pernah meluangkan waktuku untukmu."
Peter beralasan agar Jesslyn tidak mencurigainya. Jesslyn pun hanya bisa menghela napasnya. Ia tahu jika alasan Peter tak pernah menyentuhnya bukan karena pria itu sedang sibuk, tetapi karena Peter tak pernah mencintainya. Pernikahannya dengan Peter ini hanya karena sebuah perjodohan saja.
Meskipun terkadang Peter bersikap dingin kepadanya, tetapi Peter tak pernah berbuat kasar baik secara fisik ataupun verbal. Itulah alasan mengapa Jesslyn tetap bertahan dengan pernikahan ini, dan berharap suatu saat nanti suaminya akan membuka pintu hatinya untuk Jesslyn.
Kini, Peter mengajaknya untuk makan malam yang romantis, tentu saja Jesslyn senang sekali. Mungkin ini adalah langkah awal yang baik bagi kehidupan rumah tangga mereka berdua.
Setelah makan malam, Peter pun mengajak Jesslyn ke lantai atas, di mana ia telah memesan sebuah kamar hotel mewah sebelumnya. Jesslyn pun masuk ke dalam kamar tipe presidential suite itu dan seketika ia pun terpana.
"Oh, Ya Tuhan. Kamar ini indah sekali. Mengapa kita ke sini?" tanya Jesslyn seraya terus mengamati seisi kamar itu. Ia pun berjalan ke arah jendela besar di kamarnya dan melihat pemandangan malam yang indah yang tersaji berkat lampu-lampu kendaraan dan juga gedung-gedung bertingkat di sekelilingnya.
"Apa kau suka?" tanya Peter seraya berjalan menghampiri wanita itu.
"Ehm, aku suka. Ini indah sekali. Tetapi, mengapa kita menyewa kamar ini? Harganya pasti mahal sekali, 'kan?" Jesslyn menatap mata Peter.
"Sudah aku katakan tadi, ini adalah sebagai permintaan maafku karena telah mengabaikanmu selama ini. Anggap saja ini adalah sebuah permulaan baru bagi kehidupan pernikahan kita."
Peter mencium punggung tangan Jesslyn agar wanita itu mempercayai bualannya, dan benar saja, Jesslyn memang luluh karena perlakuan romantis suaminya. Ia pun segera menghambur ke dalam pelukan pria itu.
"Terima kasih, Peter. Aku sangat senang sekali. Aku pikir kau selamanya tak akan pernah mencintaiku."
Peter terdiam sejenak saat sebuah pelukan hangat mendekapnya. Ungkapan kebahagiaan tulus istrinya karena perlakuan manisnya. Namun, Peter tak bisa mundur lagi. Perjanjiannya dengan Jayden lebih penting baginya dari pada rasa cinta kasih Jesslyn kepadanya. Maka Peter pun segera melepaskan pelukan istrinya itu dari tubuhnya, tetapi tetap menjaga kontak mata dengan Jesslyn, dan membelai pipinya.
"Sudahlah, kita adalah suami istri, jadi tak perlu sungkan atau pun berterima kasih. Aku juga minta maaf karena selama ini telah mengabaikanmu. Sekarang kau pergilah mandi dan kenakan ini."
Peter menyerahkan sebuah kotak berwarna pink kepada wanita itu dan kemudian ia pun berbisik di telinga Jesslyn.
"Aku akan menunggumu di sini. Kita akan menikmati malam indah kita."
Wajah Jesslyn merona merasakan hembusan napas hangat Peter di telinganya. Ia tak pernah se-intim ini dengan pria mana pun. Ia pun secara refleks memundurkan langkahnya karena malu.
"Baiklah. Kau tunggu sebentar. Aku ... aku akan mandi dulu," ucap Jesslyn gugup.
"Baiklah, Sayang. Aku tidak sabar menunggumu."
Peter mengerlingkan matanya untuk menggoda Jesslyn. Hal itu pun membuat wajah Jesslyn semakin merona. Peter tak pernah melihat wajah Jesslyn yang tampak gugup seperti ini. Sangat menggemaskan. Namun, sayang bukan dia yang akan menikmati malam ini dengan Jesslyn.
Tak tahan karena Peter terus saja menggodanya, maka Jesslyn pun bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk menyembunyikan dirinya, dan meninggalkan Peter sendirian di kamar.
Tak lama setelah Jesslyn pergi, Peter pun menuangkan sebuah anggur ke dalam gelas untuk Jesslyn. Tak lupa pula ia membubuhkan sebuah serbuk yang telah disiapkannya sejak tadi. Setelah semua persiapan selesai, Peter pun segera meninggalkan kamar itu.
Jesslyn keluar dari kamar mandi dengan mengenakan sebuah lingerie berwarna merah terang yang diberikan oleh Peter tadi. Penampilannya sungguh sexy dan sangat menggoda.
Berbeda dengan perasaan Jesslyn saat ini. Ia merasa gugup dan sangat tidak nyaman, karena ia memang tak pernah mengenakan pakaian seminim ini. Namun, Jesslyn pun tetap mengenakannya karena tak ingin membuat Peter kecewa.
Jesslyn berjalan menuju ke tempat tidur dengan menutupi bagian dada dan pahanya yang terbuka, sementara bagian punggungnya telah tertutupi secara alami, oleh rambut hitamnya yang masih basah dan tergerai. Namun, setelah melihat ke sekeliling, ia pun tak menemukan Peter di kamar itu.
'Ke mana Peter? Bukankah dia bilang tadi akan menungguku di sini?'
Kemudian Jesslyn meraih handphone-nya dari dalam tas dan melihat ada sebuah pesan dari suaminya itu.
[💌 : Sayang, aku sedang mempersiapkan kejutan lainnya untukmu. Sebentar lagi kau akan mengetahuinya. Kau minumlah dulu anggur itu. Aku akan segera kembali. Tunggu aku.]
Jesslyn pun berjalan ke arah meja yang terdapat di ruangan itu. Ia kemudian melihat memang ada dua buah gelas di sana, salah satunya telah terisi oleh anggur yang telah diberi obat pembangkit gairah oleh Peter. Jesslyn menggoyangkan gelas anggur itu dan menghirup aromanya, kemudian ia menyesap minuman itu perlahan. Setelah mencicipinya sedikit, ia pun menyukai rasa anggur itu.
"Ehm, minuman ini sungguh nikmat," ujar Jesslyn dan segera meminumnya lagi hingga habis. Tak lama kemudian ia pun mulai merasa pusing dan panas pada tubuhnya.
'Ada apa denganku? Apa aku mabuk? Tidak mungkin. Aku kan hanya meminum wine itu segelas saja. Tetapi, mengapa kepalaku pusing sekali dan juga tubuhku terasa sangat panas?' gumam Jesslyn seraya meletakkan kembali gelas itu di meja.
Ia pun berjalan dengan tertatih ke arah nakas di samping tempat tidur dan kemudian meraih handphone-nya. Ia menelepon Peter untuk membawakannya obat penghilang mabuk. Namun, Peter tak menjawab teleponnya.
'Ke mana Peter? Mengapa ia tak menjawab teleponku?'
Jesslyn pun ingin menelepon petugas hotel, tetapi karena kepalanya semakin pusing sehingga membuat pandangannya sedikit kabur. Ia pun tak dapat melihat dengan jelas tulisan kecil di buku kontak nomor telepon hotel itu.
"Ya, ampun. Mengapa semua angka ini berputar-putar?"
Jesslyn pun meletakkan kembali buku telepon itu di atas nakas dan memegangi dadanya yang semakin berdebar kencang. Keringat dingin pun sudah membasahi seluruh tubuhnya meskipun suhu di ruangan kamarnya sangatlah sejuk. Karena takut terjatuh jika ia terus berdiri, maka Jesslyn memutuskan untuk berbaring sejenak.
'Lebih baik aku beristirahat saja dulu. Nanti aku akan meminta obat saat Peter sampai di kamar.'
Namun, rasa panas dalam tubuhnya semakin membuatnya tersiksa. Penglihatannya pun semakin memudar. Ia mencengkram sprei itu dengan kuat, berharap agar dapat meredakan sedikit penderitaannya.
"Ah! Kepalaku sakit sekali. Panas. Peter, tolong aku," lirih Jesslyn di tengah kesadarannya yang perlahan menghilang, dan panas di tubuhnya yang semakin hebat. Ia bahkan sudah melepaskan lingerie itu dari tubuhnya. Kini, hanya ada balutan pakaian dalam sexy yang menutupi bagian intimnya.
"Ah! Panas sekali. Aku tidak tahan."
Sesaat kemudian terdengar bunyi seseorang yang membuka pintu dan berjalan mendekat ke arahnya. Jesslyn yang mengira jika itu adalah suaminya pun segera memanggilnya.
"Peter, tolong aku. Tubuhku sangat panas. Tolong," ucap Jesslyn dengan suara pelan. Ia merapatkan kedua kakinya karena ada sesuatu yang berdesir dari dalam tubuhnya.
'Cih! Baj*ngan itu benar-benar mengorbankan istrinya demi sebuah kontrak kerja sama denganku. Benar-benar ambisius!' ejek Jayden.
Ia kemudian berjalan mendekati Jesslyn yang tengah berjuang melawan gejolak rasa dalam tubuhnya. Jayden duduk di tepi tempat tidur dan menahan dagu Jesslyn untuk melihat wajahnya dengan lebih jelas. Ia kemudian menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah Jesslyn. Begitu Jayden melihat wajah merona wanita itu, ia pun tersenyum.
"Lumayan cantik. Tetapi, sayang sekali suamimu hanya menganggapmu sebuah pion dalam permainan bisnis ini."
Jayden kemudian melepaskan tangannya dan segera berdiri untuk pergi dari kamar itu. Ia hanya berniat untuk mempermainkan Peter tadi siang. Namun, kemudian Jesslyn pun meraih tangan pria itu sehingga membuatnya kembali duduk di tepi tempat tidur.
"Peter, jangan pergi. Tolong aku. Kumohon. Aku sangat menderita."
Jesslyn kemudian bangkit duduk dan segera memeluk Jayden dengan erat. Suhu tubuh Jayden membuat Jesslyn merasa lebih nyaman.
"Jangan pergi, Peter. Tolong aku," lirih Jesslyn di telinga pria itu dan kemudian menjilat dan menggigit telinga Jayden. Ia juga mulai meraba dada dan punggung pria asing itu.
"Nona, sebaiknya kau singkirkan tanganmu dari tubuhku. Jika tidak maka kau akan tahu akibatnya," ancam Jayden.
"Tidak. Nanti kau pasti akan pergi. Jangan tinggalkan aku. Tolong aku. Kumohon. Aku sangat menderita, Peter," ucap Jesslyn sedikit mendesah.
Karena Jayden masih tetap diam saja, maka Jesslyn kemudian meraih kerah baju Jayden dan segera mencium bibir pria itu. Jayden pun terkejut, tetapi tak lama kemudian ia tersenyum karena merasakan sentuhan lembut bibir Jesslyn pada bibirnya.
'Cih! Aku sudah memperingatkanmu tadi. Tetapi, kau malah memancingku. Jadi jangan salahkan aku.'
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Gebreillha Pitono
wa wa demi uang suami jual istrinya
2022-01-25
1
DD😇
DASARRRRRR... SUAMI DURJANA... SUAMI DAJAL... SUAMI BERENGSEK... SUAMI IBLIS... SUAMI SETAN🤬🤬🤬
APA LG YAA UMPATAN YG PANTAS BUAT DESKRIPSIKAN SUAMI MACAM INI.
2021-08-24
1
Yuna Zahra
kok akut kepanasan ya ada apa ini
2021-06-04
0