Bab 2 Menipu Jesslyn

Malam harinya, Peter benar-benar melakukan apa yang ia katakan di perusahaan Jayden tadi siang. Ia menelepon Jesslyn dan memintanya untuk datang ke sebuah hotel berbintang di kota itu.

Ia pun berpura-pura mengajak istrinya itu untuk pergi makan malam romantis, dengan alasan sebagai perayaan hari jadi pernikahan mereka yang pertama. Karena Jesslyn pasti akan menolaknya mentah-mentah jika ia mengatakan tujuannya yang sebenarnya, yaitu untuk "melayani tamu".

"Ada apa ini? Mengapa tiba-tiba saja kau mengajakku untuk makan malam di sini?" tanya Jesslyn ketika mereka sudah sampai di sebuah restoran mewah di salah satu lantai hotel tersebut.

"Apa kau lupa? Ini adalah hari ulang tahun pernikahan kita yang pertama. Aku pun sudah memutuskan ingin mengenalmu lebih dekat, dan memperbaiki hubungan pernikahan kita.

Kita tak pernah meluangkan waktu bersama sejak kita menikah. Kita juga bahkan belum pergi berbulan madu. Jadi anggap saja ini sebagai permintaan maafku karena aku selalu sibuk dan tak pernah meluangkan waktuku untukmu."

Peter beralasan agar Jesslyn tidak mencurigainya. Jesslyn pun hanya bisa menghela napasnya. Ia tahu jika alasan Peter tak pernah menyentuhnya bukan karena pria itu sedang sibuk, tetapi karena Peter tak pernah mencintainya. Pernikahannya dengan Peter ini hanya karena sebuah perjodohan saja.

Meskipun terkadang Peter bersikap dingin kepadanya, tetapi Peter tak pernah berbuat kasar baik secara fisik ataupun verbal. Itulah alasan mengapa Jesslyn tetap bertahan dengan pernikahan ini, dan berharap suatu saat nanti suaminya akan membuka pintu hatinya untuk Jesslyn.

Kini, Peter mengajaknya untuk makan malam yang romantis, tentu saja Jesslyn senang sekali. Mungkin ini adalah langkah awal yang baik bagi kehidupan rumah tangga mereka berdua.

Setelah makan malam, Peter pun mengajak Jesslyn ke lantai atas, di mana ia telah memesan sebuah kamar hotel mewah sebelumnya. Jesslyn pun masuk ke dalam kamar tipe presidential suite itu dan seketika ia pun terpana.

"Oh, Ya Tuhan. Kamar ini indah sekali. Mengapa kita ke sini?" tanya Jesslyn seraya terus mengamati seisi kamar itu. Ia pun berjalan ke arah jendela besar di kamarnya dan melihat pemandangan malam yang indah yang tersaji berkat lampu-lampu kendaraan dan juga gedung-gedung bertingkat di sekelilingnya.

"Apa kau suka?" tanya Peter seraya berjalan menghampiri wanita itu.

"Ehm, aku suka. Ini indah sekali. Tetapi, mengapa kita menyewa kamar ini? Harganya pasti mahal sekali, 'kan?" Jesslyn menatap mata Peter.

"Sudah aku katakan tadi, ini adalah sebagai permintaan maafku karena telah mengabaikanmu selama ini. Anggap saja ini adalah sebuah permulaan baru bagi kehidupan pernikahan kita."

Peter mencium punggung tangan Jesslyn agar wanita itu mempercayai bualannya, dan benar saja, Jesslyn memang luluh karena perlakuan romantis suaminya. Ia pun segera menghambur ke dalam pelukan pria itu.

"Terima kasih, Peter. Aku sangat senang sekali. Aku pikir kau selamanya tak akan pernah mencintaiku."

Peter terdiam sejenak saat sebuah pelukan hangat mendekapnya. Ungkapan kebahagiaan tulus istrinya karena perlakuan manisnya. Namun, Peter tak bisa mundur lagi. Perjanjiannya dengan Jayden lebih penting baginya dari pada rasa cinta kasih Jesslyn kepadanya. Maka Peter pun segera melepaskan pelukan istrinya itu dari tubuhnya, tetapi tetap menjaga kontak mata dengan Jesslyn, dan membelai pipinya.

"Sudahlah, kita adalah suami istri, jadi tak perlu sungkan atau pun berterima kasih. Aku juga minta maaf karena selama ini telah mengabaikanmu. Sekarang kau pergilah mandi dan kenakan ini."

Peter menyerahkan sebuah kotak berwarna pink kepada wanita itu dan kemudian ia pun berbisik di telinga Jesslyn.

"Aku akan menunggumu di sini. Kita akan menikmati malam indah kita."

Wajah Jesslyn merona merasakan hembusan napas hangat Peter di telinganya. Ia tak pernah se-intim ini dengan pria mana pun. Ia pun secara refleks memundurkan langkahnya karena malu.

"Baiklah. Kau tunggu sebentar. Aku ... aku akan mandi dulu," ucap Jesslyn gugup.

"Baiklah, Sayang. Aku tidak sabar menunggumu."

Peter mengerlingkan matanya untuk menggoda Jesslyn. Hal itu pun membuat wajah Jesslyn semakin merona. Peter tak pernah melihat wajah Jesslyn yang tampak gugup seperti ini. Sangat menggemaskan. Namun, sayang bukan dia yang akan menikmati malam ini dengan Jesslyn.

Tak tahan karena Peter terus saja menggodanya, maka Jesslyn pun bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk menyembunyikan dirinya, dan meninggalkan Peter sendirian di kamar.

Tak lama setelah Jesslyn pergi, Peter pun menuangkan sebuah anggur ke dalam gelas untuk Jesslyn. Tak lupa pula ia membubuhkan sebuah serbuk yang telah disiapkannya sejak tadi. Setelah semua persiapan selesai, Peter pun segera meninggalkan kamar itu.

Jesslyn keluar dari kamar mandi dengan mengenakan sebuah lingerie berwarna merah terang yang diberikan oleh Peter tadi. Penampilannya sungguh sexy dan sangat menggoda.

Berbeda dengan perasaan Jesslyn saat ini. Ia merasa gugup dan sangat tidak nyaman, karena ia memang tak pernah mengenakan pakaian seminim ini. Namun, Jesslyn pun tetap mengenakannya karena tak ingin membuat Peter kecewa.

Jesslyn berjalan menuju ke tempat tidur dengan menutupi bagian dada dan pahanya yang terbuka, sementara bagian punggungnya telah tertutupi secara alami, oleh rambut hitamnya yang masih basah dan tergerai. Namun, setelah melihat ke sekeliling, ia pun tak menemukan Peter di kamar itu.

'Ke mana Peter? Bukankah dia bilang tadi akan menungguku di sini?'

Kemudian Jesslyn meraih handphone-nya dari dalam tas dan melihat ada sebuah pesan dari suaminya itu.

[💌 : Sayang, aku sedang mempersiapkan kejutan lainnya untukmu. Sebentar lagi kau akan mengetahuinya. Kau minumlah dulu anggur itu. Aku akan segera kembali. Tunggu aku.]

Jesslyn pun berjalan ke arah meja yang terdapat di ruangan itu. Ia kemudian melihat memang ada dua buah gelas di sana, salah satunya telah terisi oleh anggur yang telah diberi obat pembangkit gairah oleh Peter. Jesslyn menggoyangkan gelas anggur itu dan menghirup aromanya, kemudian ia menyesap minuman itu perlahan. Setelah mencicipinya sedikit, ia pun menyukai rasa anggur itu.

"Ehm, minuman ini sungguh nikmat," ujar Jesslyn dan segera meminumnya lagi hingga habis. Tak lama kemudian ia pun mulai merasa pusing dan panas pada tubuhnya.

'Ada apa denganku? Apa aku mabuk? Tidak mungkin. Aku kan hanya meminum wine itu segelas saja. Tetapi, mengapa kepalaku pusing sekali dan juga tubuhku terasa sangat panas?' gumam Jesslyn seraya meletakkan kembali gelas itu di meja.

Ia pun berjalan dengan tertatih ke arah nakas di samping tempat tidur dan kemudian meraih handphone-nya. Ia menelepon Peter untuk membawakannya obat penghilang mabuk. Namun, Peter tak menjawab teleponnya.

'Ke mana Peter? Mengapa ia tak menjawab teleponku?'

Jesslyn pun ingin menelepon petugas hotel, tetapi karena kepalanya semakin pusing sehingga membuat pandangannya sedikit kabur. Ia pun tak dapat melihat dengan jelas tulisan kecil di buku kontak nomor telepon hotel itu.

"Ya, ampun. Mengapa semua angka ini berputar-putar?"

Jesslyn pun meletakkan kembali buku telepon itu di atas nakas dan memegangi dadanya yang semakin berdebar kencang. Keringat dingin pun sudah membasahi seluruh tubuhnya meskipun suhu di ruangan kamarnya sangatlah sejuk. Karena takut terjatuh jika ia terus berdiri, maka Jesslyn memutuskan untuk berbaring sejenak.

'Lebih baik aku beristirahat saja dulu. Nanti aku akan meminta obat saat Peter sampai di kamar.'

Namun, rasa panas dalam tubuhnya semakin membuatnya tersiksa. Penglihatannya pun semakin memudar. Ia mencengkram sprei itu dengan kuat, berharap agar dapat meredakan sedikit penderitaannya.

"Ah! Kepalaku sakit sekali. Panas. Peter, tolong aku," lirih Jesslyn di tengah kesadarannya yang perlahan menghilang, dan panas di tubuhnya yang semakin hebat. Ia bahkan sudah melepaskan lingerie itu dari tubuhnya. Kini, hanya ada balutan pakaian dalam sexy yang menutupi bagian intimnya.

"Ah! Panas sekali. Aku tidak tahan."

Sesaat kemudian terdengar bunyi seseorang yang membuka pintu dan berjalan mendekat ke arahnya. Jesslyn yang mengira jika itu adalah suaminya pun segera memanggilnya.

"Peter, tolong aku. Tubuhku sangat panas. Tolong," ucap Jesslyn dengan suara pelan. Ia merapatkan kedua kakinya karena ada sesuatu yang berdesir dari dalam tubuhnya.

'Cih! Baj*ngan itu benar-benar mengorbankan istrinya demi sebuah kontrak kerja sama denganku. Benar-benar ambisius!' ejek Jayden.

Ia kemudian berjalan mendekati Jesslyn yang tengah berjuang melawan gejolak rasa dalam tubuhnya. Jayden duduk di tepi tempat tidur dan menahan dagu Jesslyn untuk melihat wajahnya dengan lebih jelas. Ia kemudian menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah Jesslyn. Begitu Jayden melihat wajah merona wanita itu, ia pun tersenyum.

"Lumayan cantik. Tetapi, sayang sekali suamimu hanya menganggapmu sebuah pion dalam permainan bisnis ini."

Jayden kemudian melepaskan tangannya dan segera berdiri untuk pergi dari kamar itu. Ia hanya berniat untuk mempermainkan Peter tadi siang. Namun, kemudian Jesslyn pun meraih tangan pria itu sehingga membuatnya kembali duduk di tepi tempat tidur.

"Peter, jangan pergi. Tolong aku. Kumohon. Aku sangat menderita."

Jesslyn kemudian bangkit duduk dan segera memeluk Jayden dengan erat. Suhu tubuh Jayden membuat Jesslyn merasa lebih nyaman.

"Jangan pergi, Peter. Tolong aku," lirih Jesslyn di telinga pria itu dan kemudian menjilat dan menggigit telinga Jayden. Ia juga mulai meraba dada dan punggung pria asing itu.

"Nona, sebaiknya kau singkirkan tanganmu dari tubuhku. Jika tidak maka kau akan tahu akibatnya," ancam Jayden.

"Tidak. Nanti kau pasti akan pergi. Jangan tinggalkan aku. Tolong aku. Kumohon. Aku sangat menderita, Peter," ucap Jesslyn sedikit mendesah.

Karena Jayden masih tetap diam saja, maka Jesslyn kemudian meraih kerah baju Jayden dan segera mencium bibir pria itu. Jayden pun terkejut, tetapi tak lama kemudian ia tersenyum karena merasakan sentuhan lembut bibir Jesslyn pada bibirnya.

'Cih! Aku sudah memperingatkanmu tadi. Tetapi, kau malah memancingku. Jadi jangan salahkan aku.'

.

.

.

Terpopuler

Comments

Gebreillha Pitono

Gebreillha Pitono

wa wa demi uang suami jual istrinya

2022-01-25

1

DD😇

DD😇

DASARRRRRR... SUAMI DURJANA... SUAMI DAJAL... SUAMI BERENGSEK... SUAMI IBLIS... SUAMI SETAN🤬🤬🤬
APA LG YAA UMPATAN YG PANTAS BUAT DESKRIPSIKAN SUAMI MACAM INI.

2021-08-24

1

Yuna Zahra

Yuna Zahra

kok akut kepanasan ya ada apa ini

2021-06-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Istriku Hamil
2 Bab 2 Menipu Jesslyn
3 Bab 3 Rasa Yang Berbeda
4 Bab 4 Menyambut Kelahiran
5 Bab 5 Cucu Laki-laki
6 Bab 6 Melepas Kerinduan
7 Bab 7 Terus Memikirkannya
8 Bab 8 Suami Sempurna
9 Bab 9 Bertemu Bos Besar
10 Bab 10 Kesalahan Design
11 Bab 11 Semua Bekerja Sama
12 Bab 12 Tiga Sahabat
13 Bab 13 Aktor Terkenal
14 Bab 14 Aku Mencintaimu
15 Bab 15 Tiga Suasana Pagi
16 Bab 16 Pamit
17 Bab 17 Aroma Parfum
18 Bab 18 Nama Kecilnya
19 Bab 19 Kekasih Baru
20 Bab 20 Rahasia Steve
21 Bab 21 Hari Pertama Bekerja
22 Bab 22 Rubah Betina vs Siluman Ular
23 Bab 23 Luka Bakar
24 Bab 24 Dokter Tampan
25 Bab 25 Susu Kehamilan
26 Bab 26 Rival Cinta
27 Bab 27 Makan Malam Bersama
28 Bab 28 Kesepian
29 Bab 29 Telepon Malam Hari
30 Bab 30 Mereka Pergi
31 Bab 31 Insiden Kopi
32 Bab 32 Mengganggunya Lagi
33 Bab 33 Negosiasi
34 Bab 34 Dia Datang
35 Bab 35 Lift
36 Bab 36 Hasil Karya Jayden
37 Bab 37 Mengujinya
38 Bab 38 Nostalgia
39 Bab 39 Menjadi Rebutan
40 Bab 40 Istri Dan Kekasih
41 Bab 41 Wanita Menyebalkan
42 Bab 42 Curiga
43 Bab 43 Adik Perempuan
44 Bab 44 Peringatan
45 Bab 45 Rencana Pernikahan
46 Bab 46 Fashion Show
47 Bab 47 Pasangan Pengantin
48 Bab 48 Ciuman Lembut
49 Bab 49 Tuduhan Penganiayaan
50 Bab 50 Doa Restu
51 Bab 51 Membujuk Dokter
52 Bab 52 Cemburu
53 Bab 53 Perlakuan Manis
54 Bab 54 Video Mesra
55 Bab 55 Rencana Jahat
56 Bab 56 Bersembunyi
57 Bab 57 Pembalasan
58 Bab 58 Dasar Buaya
59 Bab 59 Rindu Padaku
60 Bab 60 Terhalang Status
61 Bab 61 Bukan Cinderella
62 Bab 62 Tawaran Menarik
63 Bab 63 Satu Syarat
64 Bab 64 Terjebak
65 Bab 65 Dia Menjadi Gila
66 Bab 66 Ada Aku
67 Bab 67 Dua Metode
68 Bab 68 Gadisku Yang Nakal
69 Bab 69 Murka
70 Bab 70 Terbangun Di Kamarnya
71 Bab 71 Tuan Arogan
72 Bab 72 Membiayai Mereka
73 Bab 73 Ulang Tahun Zhou Corp
74 Bab 74 Pelajar Miskin
75 Bab 75 Ayah Dan Anak
76 Bab 76 Sebut Namaku
77 Bab 77 Berbincang Dengannya
78 Bab 78 Bertemu Lagi
79 Bab 79 Salah Paham
80 Bab 80 Periksa Kandungan
81 Bab 81 Itu Bayiku
82 Bab 82 Kisah Masa Lalu
83 Bab 83 Berebut Pakaian
84 Bab 84 Nona Selatan
85 Bab 85 Penyesalan
86 Bab 86 Sekali Lagi, Jessy
87 Bab 87 Wo Ai Ni
88 Bab 88 Ingin Berubah
89 Bab 89 Asal Usul
90 Bab 90 Namanya Sophia Mu
91 Bab 91 Rasa Strawberry
92 Bab 92 Bantal Aneh
93 Bab 93 Pool Party
94 Bab 94 Bertahanlah, Jayden
95 Bab 95 Serba Salah
96 Bab 96 Dilema
97 Bab 97 Membuat Perhitungan
98 Bab 98 Denda Besar
99 Bab 99 Bertemu Rival
100 Bab 100 Kebenaran Yang Terungkap
101 Bab 101 Dengarkan Penjelasanku
102 Bab 102 Pengakuan Peter
103 Bab 103 Pergi Dari Rumah
104 Bab 104 Kenyataan Pahit
105 Bab 105 Akhir Kisah Cinta
106 Bab 106 Memory Yang Terbuka
107 Bab 107 Janji Lama
108 Bab 108 Menjadi Janda
109 Bab 109 Satu Permintaan
110 Bab 110 Hak Waris
111 Bab 111 Presdir Baru
112 Bab 112 Zhou Dan Wu
113 Bab 113 Hari H
114 Bab 114 Wanita Hebat
115 Bab 115 Puisi Cinta
116 Bab 116 Bau Pelakor
117 Bab 117 Mendadak Rindu
118 Bab 118 Kalah Taruhan
119 Bab 119 Hukuman Setimpal
120 Bab 120 Pilih Aku
121 Bab 121 Ciuman Pertama
122 Bab 122 Dia Ayahku
123 Bab 123 Bukti Sanggahan
124 Bab 124 Konferensi Pers
125 Bab 125 Wanita Iblis
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Bab 1 Istriku Hamil
2
Bab 2 Menipu Jesslyn
3
Bab 3 Rasa Yang Berbeda
4
Bab 4 Menyambut Kelahiran
5
Bab 5 Cucu Laki-laki
6
Bab 6 Melepas Kerinduan
7
Bab 7 Terus Memikirkannya
8
Bab 8 Suami Sempurna
9
Bab 9 Bertemu Bos Besar
10
Bab 10 Kesalahan Design
11
Bab 11 Semua Bekerja Sama
12
Bab 12 Tiga Sahabat
13
Bab 13 Aktor Terkenal
14
Bab 14 Aku Mencintaimu
15
Bab 15 Tiga Suasana Pagi
16
Bab 16 Pamit
17
Bab 17 Aroma Parfum
18
Bab 18 Nama Kecilnya
19
Bab 19 Kekasih Baru
20
Bab 20 Rahasia Steve
21
Bab 21 Hari Pertama Bekerja
22
Bab 22 Rubah Betina vs Siluman Ular
23
Bab 23 Luka Bakar
24
Bab 24 Dokter Tampan
25
Bab 25 Susu Kehamilan
26
Bab 26 Rival Cinta
27
Bab 27 Makan Malam Bersama
28
Bab 28 Kesepian
29
Bab 29 Telepon Malam Hari
30
Bab 30 Mereka Pergi
31
Bab 31 Insiden Kopi
32
Bab 32 Mengganggunya Lagi
33
Bab 33 Negosiasi
34
Bab 34 Dia Datang
35
Bab 35 Lift
36
Bab 36 Hasil Karya Jayden
37
Bab 37 Mengujinya
38
Bab 38 Nostalgia
39
Bab 39 Menjadi Rebutan
40
Bab 40 Istri Dan Kekasih
41
Bab 41 Wanita Menyebalkan
42
Bab 42 Curiga
43
Bab 43 Adik Perempuan
44
Bab 44 Peringatan
45
Bab 45 Rencana Pernikahan
46
Bab 46 Fashion Show
47
Bab 47 Pasangan Pengantin
48
Bab 48 Ciuman Lembut
49
Bab 49 Tuduhan Penganiayaan
50
Bab 50 Doa Restu
51
Bab 51 Membujuk Dokter
52
Bab 52 Cemburu
53
Bab 53 Perlakuan Manis
54
Bab 54 Video Mesra
55
Bab 55 Rencana Jahat
56
Bab 56 Bersembunyi
57
Bab 57 Pembalasan
58
Bab 58 Dasar Buaya
59
Bab 59 Rindu Padaku
60
Bab 60 Terhalang Status
61
Bab 61 Bukan Cinderella
62
Bab 62 Tawaran Menarik
63
Bab 63 Satu Syarat
64
Bab 64 Terjebak
65
Bab 65 Dia Menjadi Gila
66
Bab 66 Ada Aku
67
Bab 67 Dua Metode
68
Bab 68 Gadisku Yang Nakal
69
Bab 69 Murka
70
Bab 70 Terbangun Di Kamarnya
71
Bab 71 Tuan Arogan
72
Bab 72 Membiayai Mereka
73
Bab 73 Ulang Tahun Zhou Corp
74
Bab 74 Pelajar Miskin
75
Bab 75 Ayah Dan Anak
76
Bab 76 Sebut Namaku
77
Bab 77 Berbincang Dengannya
78
Bab 78 Bertemu Lagi
79
Bab 79 Salah Paham
80
Bab 80 Periksa Kandungan
81
Bab 81 Itu Bayiku
82
Bab 82 Kisah Masa Lalu
83
Bab 83 Berebut Pakaian
84
Bab 84 Nona Selatan
85
Bab 85 Penyesalan
86
Bab 86 Sekali Lagi, Jessy
87
Bab 87 Wo Ai Ni
88
Bab 88 Ingin Berubah
89
Bab 89 Asal Usul
90
Bab 90 Namanya Sophia Mu
91
Bab 91 Rasa Strawberry
92
Bab 92 Bantal Aneh
93
Bab 93 Pool Party
94
Bab 94 Bertahanlah, Jayden
95
Bab 95 Serba Salah
96
Bab 96 Dilema
97
Bab 97 Membuat Perhitungan
98
Bab 98 Denda Besar
99
Bab 99 Bertemu Rival
100
Bab 100 Kebenaran Yang Terungkap
101
Bab 101 Dengarkan Penjelasanku
102
Bab 102 Pengakuan Peter
103
Bab 103 Pergi Dari Rumah
104
Bab 104 Kenyataan Pahit
105
Bab 105 Akhir Kisah Cinta
106
Bab 106 Memory Yang Terbuka
107
Bab 107 Janji Lama
108
Bab 108 Menjadi Janda
109
Bab 109 Satu Permintaan
110
Bab 110 Hak Waris
111
Bab 111 Presdir Baru
112
Bab 112 Zhou Dan Wu
113
Bab 113 Hari H
114
Bab 114 Wanita Hebat
115
Bab 115 Puisi Cinta
116
Bab 116 Bau Pelakor
117
Bab 117 Mendadak Rindu
118
Bab 118 Kalah Taruhan
119
Bab 119 Hukuman Setimpal
120
Bab 120 Pilih Aku
121
Bab 121 Ciuman Pertama
122
Bab 122 Dia Ayahku
123
Bab 123 Bukti Sanggahan
124
Bab 124 Konferensi Pers
125
Bab 125 Wanita Iblis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!