Bab 3 Rasa Yang Berbeda

Jayden segera membaringkan tubuh Jesslyn dan kemudian menindihnya. Mengunci kedua tangan wanita itu di atas kepalanya dan mulai melahap bibir mungil itu dengan rakus. Ia adalah seorang pria normal, sentuhan hangat bibir Jesslyn tadi telah membangkitkan gairahnya.

Jayden pun beralih ke leher jenjang wanita itu dan menciumnya dengan kuat, sehingga meninggalkan jejak kepemilikannya di leher dan dada wanita itu. Desahan pun meluncur indah dari bibir Jesslyn. Lenguhan sexy Jesslyn membuat Jayden semakin tak dapat menahan dirinya. Jayden menghentikan sejenak aksinya, ia kemudian berbicara pada Jesslyn.

"Aku tanya sekali lagi, apa kau sungguh ingin melakukannya? Karena aku tak akan menghentikannya nanti meskipun kau memohon dan menangis," bisik Jayden seraya menggigit kecil telinga wanita itu.

Jesslyn yang memang sudah dikuasai oleh efek obat pembangkit gairah itu pun, hanya mengangguk pasrah terlebih lagi ia mengira jika yang sedang mencumbunya itu adalah suaminya, Peter.

"Cepat lakukan, Peter. Aku sudah tidak tahan."

Jayden tersenyum dan kembali mencium bibir Jesslyn dengan lembut.

"Baik. Aku akan mengabulkan keinginanmu. Kau sudah tak punya kesempatan lagi untuk menyesal, dan ingat nama priamu ini dengan baik. Aku adalah Jayden." Jayden membelai lembut wajah Jesslyn yang telah dipenuhi oleh keringat dingin karena menahan gairahnya.

"Kau dengar aku, Nona?"

Jesslyn hanya mengangguk tanpa mengerti akan ucapan Jayden. Yang diinginkannya sekarang hanyalah menuntaskan hasrat dalam dirinya. Memadamkan api gairah yang telah membakar tubuhnya.

Jayden pun tersenyum dan kembali melancarkan aksinya. Ia membuka jas dan kemejanya. Begitu juga dengan pakaian dalam sexy yang dikenakan oleh Jesslyn. Jayden kemudian menikmati setiap jengkal tubuh indah wanita itu.

Membuat Jesslyn tanpa sadar kembali mendesah nikmat. Setelah puas menciumi dan meninggalkan jejak kepemilikannya di seluruh kulit mulus Jesslyn, Jayden pun memposisikan dirinya dan menghujam Jesslyn dengan keras.

"Argh! Sakit!" pekik Jesslyn kesakitan yang membuat Jayden terkejut dan segera melepaskan dirinya. Ia kemudian menunduk dan melihat ada bercak darah di miliknya dan milik Jesslyn.

"Sial! Kau masih ...," ucap Jayden tertahan. Ia sungguh tak menduga jika Peter ternyata tak pernah menyentuh istrinya itu.

Jesslyn terlihat mencengkram bantal itu dengan kuat dan menggigit bibirnya karena menahan sakit di bagian intimnya. Ia juga terus menggeliat karena masih dalam pengaruh obat. Pemandangan itu sungguh membuat Jayden tak dapat menahan dirinya. Gairahnya yang sempat padam karena terkejut tadi, kini kembali menyala.

"Peter, kau sendiri yang menyerahkan istrimu padaku. Jadi jangan salahkan aku."

Jayden kembali mel*mat bibir Jesslyn dengan lembut, dan membuat wanita itu merasa nyaman untuk menikmati percintaan mereka, sebelum akhirnya Jayden kembali melakukan aksinya yang sempat tertunda tadi. Kali ini Jayden melakukannya dengan perlahan dan lembut. Ia terlihat sangat menikmati tubuh Jesslyn.

Jesslyn kembali merintih kesakitan dan mencengkeram bahu Jayden. Meskipun Jayden sudah melakukannya dengan sangat lembut dan perlahan, tetapi karena ini merupakan pengalaman yang pertama baginya, maka ia tetap merasa sakit di bagian inti tubuhnya.

Jayden pun mengerang nikmat kala seluruh miliknya telah terbenam sempurna di dalam tubuh Jesslyn. Ia kemudian menggerakkan tubuhnya perlahan seraya terus mencium bibir dan leher Jesslyn.

Jesslyn pun mendesah menikmati sentuhan Jayden yang kini tengah menjajah raganya. Pria itu benar-benar memberikan kenikmatan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Kenikmatan yang seharusnya diberikan oleh suaminya sebagai pasangan sah-nya.

Jayden bagaikan menemukan sebuah kesenangan baru, ia tak henti-hentinya menyerang Jesslyn seakan dirinya-lah yang tengah dalam pengaruh obat itu. Napas keduanya memburu cepat, tetapi Jayden masih belum tampak akan menyudahi permainannya.

"Cukup. Hentikan. Aku lelah."

Jesslyn mencoba mendorong pria itu di sisa-sisa tenaga yang dimilikinya. Ia sangat kelelahan dan mengantuk setelah beberapa kali Jayden telah membuatnya mencapai klimaks.

"Belum cukup, Sayang. Kau yang memulai ini. Maka kau yang harus menemaniku sampai akhir."

Percintaan mereka pun terus berlanjut, hingga akhirnya pria itu mengerang nikmat karena telah mencapai puncaknya. Ia pun segera menjatuhkan tubuhnya di samping Jesslyn. Sementara, wanita itu sudah tak dapat lagi menahan lelah dan kantuknya kemudian langsung tertidur.

Jayden tersenyum puas setelah menikmati tubuh Jesslyn. Ia pun segera beranjak dari tempat tidur dan masuk ke dalam kamar mandi. Setelah membersihkan dirinya, Jayden kemudian dengan cepat mengenakan kembali pakaiannya. Ia pun menyelimuti tubuh polos Jesslyn dan mengecup lembut bibirnya.

"Kau benar-benar membuatku puas, Nona," ucap Jayden seraya membelai bibir mungil yang baru saja ia nikmati itu.

Jayden pun segera pergi meninggalkan Jesslyn yang kini telah terlelap kelelahan akibat pergumulan mereka yang penuh gairah tadi.

Ketika Jayden sampai di lobby, ia melihat Peter yang sedang duduk di sofa yang terdapat di lobby hotel itu. Pria itu memang telah menunggu Jayden sejak tadi. Peter kemudian bangkit dari sofa dan berjalan mendekat ke arah Jayden seraya tersenyum penuh arti kepada pria itu. Mereka pun berjalan berlawanan arah dan ketika jarak mereka semakin dekat, Peter pun berujar kepada Jayden.

"Wow! Ini sudah hampir pagi." Peter melirik ke arah jam tangannya. "Sepertinya Anda sangat puas dengan pelayanan istriku, Presdir Zhou. Kalau begitu aku akan menunggu kabar baik dari Anda besok."

"Cih!"

Jayden hanya mendengus dan segera pergi melewati Peter tanpa mengatakan sepatah kata pun. Walaupun Jayden tak mengakuinya, tetapi memang benar apa yang dikatakan oleh Peter tadi, ia memang sangat menikmati percintaannya dengan wanita itu.

Rasanya sungguh sangat berbeda dengan wanita-wanita lain yang pernah tidur dengannya. Mungkin karena Jesslyn adalah wanita polos pertama yang pernah digagahinya. Jayden segera masuk ke dalam mobilnya dan menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Ia pun memejamkan matanya dan tersenyum.

'Jesslyn Jiang.'

.

.

.

Setelah bertemu dengan Jayden, Peter pun bergegas kembali ke kamar Jesslyn sebelum istrinya itu bangun. Ia masuk ke dalam kamarnya dan melihat Jesslyn yang masih terlelap. Tubuh polosnya tertutupi selimut hingga sebatas bahu.

Terdapat jejak ciuman yang begitu nyata di sekitar leher wanita itu, dan Peter yakin bahwa kiss mark itu bukan hanya ada di lehernya saja, tetapi pasti juga terdapat di bagian tubuh lainnya. Namun, Peter tak ingin menarik selimut Jesslyn untuk memastikan hal itu. Ia tidak peduli dengan apa yang telah Jayden lakukan kepada istrinya.

Karena baginya kini Jesslyn adalah wanita milik Jayden dan ia tak berniat untuk menyentuhnya. Bahkan sebelum malam ini pun, ia memang tidak ingin menyentuh Jesslyn. Lebih tepatnya tidak bisa. Karena ia tak bereaksi terhadap wanita.

Hasratnya berbeda. Pernikahan ini pun hanya untuk menyembunyikan jati dirinya yang sebenarnya saja. Itulah mengapa Jesslyn masih suci meskipun mereka telah lama menikah.

Peter kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Berharap dengan mandi air hangat, ia dapat menghilangkan rasa kantuknya yang telah menunggu Jayden di lobby hotel semalaman.

Peter tak dapat pergi jauh dari hotel itu, karena ia harus bergegas kembali ke kamar hotelnya segera setelah Jayden pergi, agar Jesslyn tidak mencurigainya. Namun, Peter sungguh tidak menduga jika Jayden akan berada di kamar Jesslyn semalaman. Sehingga membuatnya mengantuk dan bosan menungggu.

Jesslyn mengerutkan keningnya karena mendengar bunyi alarm di handphone-nya. Suara nyaring itu telah mengusik tidur nyenyaknya. Ia pun bangkit duduk secara perlahan karena kepalanya yang masih terasa pusing. Ketika ia menggerakkan tubuhnya, ia pun menggigit bibir bawahnya karena menahan rasa perih di bagian intimnya.

"Ya Tuhan, ini sakit sekali."

Seketika ia pun dapat mengingat secara samar akan kejadian semalam bersama dengan pria yang ia anggap sebagai suaminya. Alarm itu masih terus berbunyi, dengan susah payah akhirnya Jesslyn pun berhasil mematikan alarm di handphone-nya.

"Kau sudah bangun?" tanya Peter yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Jesslyn pun membalikkan tubuhnya dan melihat tubuh tegap suaminya itu yang hanya tertutup oleh handuk di bagian pinggangnya hingga sebatas lutut. Wajah Jesslyn pun kembali merona, karena bayangan akan percintaan mereka semalam melintas cepat begitu saja di dalam benaknya. Ia pun menundukkan wajahnya karena malu seraya terus mencengkeram kuat selimut yang menutupi tubuhnya.

Peter tersenyum dan segera mendekati Jesslyn. Ia kemudian meraih dagu Jesslyn dan mendongakkan wajah wanita itu agar melihat kepadanya. Terdapat luka kecil di sekitar bibir Jesslyn yang kemungkinan besar adalah karena ulah Jayden semalam. Peter lalu menyeka lembut luka itu dengan jarinya.

"Apakah sakit?" tanyanya seraya tersenyum. Jesslyn pun mengangguk pelan.

"Ehm, agak perih," jawab Jesslyn dengan wajah merona dan menghindari tatapan mata Peter.

"Maafkan aku," ujar Peter meminta maaf karena telah menjual istrinya itu kepada pria lain.

Namun, Jesslyn yang tak mengetahui apa pun mengira jika Peter meminta maaf karena telah melukai bibirnya, dan membuat rasa perih yang sangat menyakitkan di bagian inti tubuhnya. Ia pun kemudian menggeleng pelan.

"Tidak apa-apa. Sebentar lagi juga sembuh," ujar Jesslyn seraya memegang tangan Peter yang berada di bibirnya dan mengecupnya. Ia sangat senang karena kini ia telah menjadi milik Peter sepenuhnya.

Peter pun tersenyum dan segera melepaskan tangannya dari wajah Jesslyn.

"Bangunlah dan bersihkan dirimu. Aku sudah memesan sarapan untuk kita. Setelah sarapan, nanti aku akan mengantarmu ke kantor."

"Ehm, baiklah."

Jesslyn pun segera bangkit dari tempat tidur. Ia kembali mencengkram kuat-kuat selimut itu karena rasa sakit yang semakin menjadi saat ia menggerakkan tubuhnya. Peter yang menyadari hal itu pun segera memalingkan wajahnya dan tak ingin melihat ekspresi wajah Jesslyn yang menahan sakit. Karena itu malah akan membuatnya semakin merasa bersalah.

Jesslyn menutupi tubuh polosnya dengan selimut dan berjalan perlahan ke arah kamar mandi. Jika saja tak ada Peter di sini maka ia akan berteriak dengan keras karena rasa perih ini. Dengan susah payah akhirnya Jesslyn pun sampai di kamar mandi.

Peter yang masih berdiri di samping tempat tidur pun terdiam. Ia menatap bercak merah pada sprei putih itu dengan perasaan yang gamang. Itu adalah bukti kekejaman dan ambisinya terhadap dunia yang bahkan tega menjual istrinya.

Flash Back Off

.

.

.

Terpopuler

Comments

Pertiwi Tiwi

Pertiwi Tiwi

Peter gak tauya gay

2022-02-18

1

YaNaa Putra Umagap

YaNaa Putra Umagap

apa kah Peter ni seorang seme..
trus uke nya di mana.???

2022-02-13

0

Gebreillha Pitono

Gebreillha Pitono

enak dong jey karna mendapatkan seorng perawan tingting walaupun d jual oleh suaminya sendiri

2022-01-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Istriku Hamil
2 Bab 2 Menipu Jesslyn
3 Bab 3 Rasa Yang Berbeda
4 Bab 4 Menyambut Kelahiran
5 Bab 5 Cucu Laki-laki
6 Bab 6 Melepas Kerinduan
7 Bab 7 Terus Memikirkannya
8 Bab 8 Suami Sempurna
9 Bab 9 Bertemu Bos Besar
10 Bab 10 Kesalahan Design
11 Bab 11 Semua Bekerja Sama
12 Bab 12 Tiga Sahabat
13 Bab 13 Aktor Terkenal
14 Bab 14 Aku Mencintaimu
15 Bab 15 Tiga Suasana Pagi
16 Bab 16 Pamit
17 Bab 17 Aroma Parfum
18 Bab 18 Nama Kecilnya
19 Bab 19 Kekasih Baru
20 Bab 20 Rahasia Steve
21 Bab 21 Hari Pertama Bekerja
22 Bab 22 Rubah Betina vs Siluman Ular
23 Bab 23 Luka Bakar
24 Bab 24 Dokter Tampan
25 Bab 25 Susu Kehamilan
26 Bab 26 Rival Cinta
27 Bab 27 Makan Malam Bersama
28 Bab 28 Kesepian
29 Bab 29 Telepon Malam Hari
30 Bab 30 Mereka Pergi
31 Bab 31 Insiden Kopi
32 Bab 32 Mengganggunya Lagi
33 Bab 33 Negosiasi
34 Bab 34 Dia Datang
35 Bab 35 Lift
36 Bab 36 Hasil Karya Jayden
37 Bab 37 Mengujinya
38 Bab 38 Nostalgia
39 Bab 39 Menjadi Rebutan
40 Bab 40 Istri Dan Kekasih
41 Bab 41 Wanita Menyebalkan
42 Bab 42 Curiga
43 Bab 43 Adik Perempuan
44 Bab 44 Peringatan
45 Bab 45 Rencana Pernikahan
46 Bab 46 Fashion Show
47 Bab 47 Pasangan Pengantin
48 Bab 48 Ciuman Lembut
49 Bab 49 Tuduhan Penganiayaan
50 Bab 50 Doa Restu
51 Bab 51 Membujuk Dokter
52 Bab 52 Cemburu
53 Bab 53 Perlakuan Manis
54 Bab 54 Video Mesra
55 Bab 55 Rencana Jahat
56 Bab 56 Bersembunyi
57 Bab 57 Pembalasan
58 Bab 58 Dasar Buaya
59 Bab 59 Rindu Padaku
60 Bab 60 Terhalang Status
61 Bab 61 Bukan Cinderella
62 Bab 62 Tawaran Menarik
63 Bab 63 Satu Syarat
64 Bab 64 Terjebak
65 Bab 65 Dia Menjadi Gila
66 Bab 66 Ada Aku
67 Bab 67 Dua Metode
68 Bab 68 Gadisku Yang Nakal
69 Bab 69 Murka
70 Bab 70 Terbangun Di Kamarnya
71 Bab 71 Tuan Arogan
72 Bab 72 Membiayai Mereka
73 Bab 73 Ulang Tahun Zhou Corp
74 Bab 74 Pelajar Miskin
75 Bab 75 Ayah Dan Anak
76 Bab 76 Sebut Namaku
77 Bab 77 Berbincang Dengannya
78 Bab 78 Bertemu Lagi
79 Bab 79 Salah Paham
80 Bab 80 Periksa Kandungan
81 Bab 81 Itu Bayiku
82 Bab 82 Kisah Masa Lalu
83 Bab 83 Berebut Pakaian
84 Bab 84 Nona Selatan
85 Bab 85 Penyesalan
86 Bab 86 Sekali Lagi, Jessy
87 Bab 87 Wo Ai Ni
88 Bab 88 Ingin Berubah
89 Bab 89 Asal Usul
90 Bab 90 Namanya Sophia Mu
91 Bab 91 Rasa Strawberry
92 Bab 92 Bantal Aneh
93 Bab 93 Pool Party
94 Bab 94 Bertahanlah, Jayden
95 Bab 95 Serba Salah
96 Bab 96 Dilema
97 Bab 97 Membuat Perhitungan
98 Bab 98 Denda Besar
99 Bab 99 Bertemu Rival
100 Bab 100 Kebenaran Yang Terungkap
101 Bab 101 Dengarkan Penjelasanku
102 Bab 102 Pengakuan Peter
103 Bab 103 Pergi Dari Rumah
104 Bab 104 Kenyataan Pahit
105 Bab 105 Akhir Kisah Cinta
106 Bab 106 Memory Yang Terbuka
107 Bab 107 Janji Lama
108 Bab 108 Menjadi Janda
109 Bab 109 Satu Permintaan
110 Bab 110 Hak Waris
111 Bab 111 Presdir Baru
112 Bab 112 Zhou Dan Wu
113 Bab 113 Hari H
114 Bab 114 Wanita Hebat
115 Bab 115 Puisi Cinta
116 Bab 116 Bau Pelakor
117 Bab 117 Mendadak Rindu
118 Bab 118 Kalah Taruhan
119 Bab 119 Hukuman Setimpal
120 Bab 120 Pilih Aku
121 Bab 121 Ciuman Pertama
122 Bab 122 Dia Ayahku
123 Bab 123 Bukti Sanggahan
124 Bab 124 Konferensi Pers
125 Bab 125 Wanita Iblis
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Bab 1 Istriku Hamil
2
Bab 2 Menipu Jesslyn
3
Bab 3 Rasa Yang Berbeda
4
Bab 4 Menyambut Kelahiran
5
Bab 5 Cucu Laki-laki
6
Bab 6 Melepas Kerinduan
7
Bab 7 Terus Memikirkannya
8
Bab 8 Suami Sempurna
9
Bab 9 Bertemu Bos Besar
10
Bab 10 Kesalahan Design
11
Bab 11 Semua Bekerja Sama
12
Bab 12 Tiga Sahabat
13
Bab 13 Aktor Terkenal
14
Bab 14 Aku Mencintaimu
15
Bab 15 Tiga Suasana Pagi
16
Bab 16 Pamit
17
Bab 17 Aroma Parfum
18
Bab 18 Nama Kecilnya
19
Bab 19 Kekasih Baru
20
Bab 20 Rahasia Steve
21
Bab 21 Hari Pertama Bekerja
22
Bab 22 Rubah Betina vs Siluman Ular
23
Bab 23 Luka Bakar
24
Bab 24 Dokter Tampan
25
Bab 25 Susu Kehamilan
26
Bab 26 Rival Cinta
27
Bab 27 Makan Malam Bersama
28
Bab 28 Kesepian
29
Bab 29 Telepon Malam Hari
30
Bab 30 Mereka Pergi
31
Bab 31 Insiden Kopi
32
Bab 32 Mengganggunya Lagi
33
Bab 33 Negosiasi
34
Bab 34 Dia Datang
35
Bab 35 Lift
36
Bab 36 Hasil Karya Jayden
37
Bab 37 Mengujinya
38
Bab 38 Nostalgia
39
Bab 39 Menjadi Rebutan
40
Bab 40 Istri Dan Kekasih
41
Bab 41 Wanita Menyebalkan
42
Bab 42 Curiga
43
Bab 43 Adik Perempuan
44
Bab 44 Peringatan
45
Bab 45 Rencana Pernikahan
46
Bab 46 Fashion Show
47
Bab 47 Pasangan Pengantin
48
Bab 48 Ciuman Lembut
49
Bab 49 Tuduhan Penganiayaan
50
Bab 50 Doa Restu
51
Bab 51 Membujuk Dokter
52
Bab 52 Cemburu
53
Bab 53 Perlakuan Manis
54
Bab 54 Video Mesra
55
Bab 55 Rencana Jahat
56
Bab 56 Bersembunyi
57
Bab 57 Pembalasan
58
Bab 58 Dasar Buaya
59
Bab 59 Rindu Padaku
60
Bab 60 Terhalang Status
61
Bab 61 Bukan Cinderella
62
Bab 62 Tawaran Menarik
63
Bab 63 Satu Syarat
64
Bab 64 Terjebak
65
Bab 65 Dia Menjadi Gila
66
Bab 66 Ada Aku
67
Bab 67 Dua Metode
68
Bab 68 Gadisku Yang Nakal
69
Bab 69 Murka
70
Bab 70 Terbangun Di Kamarnya
71
Bab 71 Tuan Arogan
72
Bab 72 Membiayai Mereka
73
Bab 73 Ulang Tahun Zhou Corp
74
Bab 74 Pelajar Miskin
75
Bab 75 Ayah Dan Anak
76
Bab 76 Sebut Namaku
77
Bab 77 Berbincang Dengannya
78
Bab 78 Bertemu Lagi
79
Bab 79 Salah Paham
80
Bab 80 Periksa Kandungan
81
Bab 81 Itu Bayiku
82
Bab 82 Kisah Masa Lalu
83
Bab 83 Berebut Pakaian
84
Bab 84 Nona Selatan
85
Bab 85 Penyesalan
86
Bab 86 Sekali Lagi, Jessy
87
Bab 87 Wo Ai Ni
88
Bab 88 Ingin Berubah
89
Bab 89 Asal Usul
90
Bab 90 Namanya Sophia Mu
91
Bab 91 Rasa Strawberry
92
Bab 92 Bantal Aneh
93
Bab 93 Pool Party
94
Bab 94 Bertahanlah, Jayden
95
Bab 95 Serba Salah
96
Bab 96 Dilema
97
Bab 97 Membuat Perhitungan
98
Bab 98 Denda Besar
99
Bab 99 Bertemu Rival
100
Bab 100 Kebenaran Yang Terungkap
101
Bab 101 Dengarkan Penjelasanku
102
Bab 102 Pengakuan Peter
103
Bab 103 Pergi Dari Rumah
104
Bab 104 Kenyataan Pahit
105
Bab 105 Akhir Kisah Cinta
106
Bab 106 Memory Yang Terbuka
107
Bab 107 Janji Lama
108
Bab 108 Menjadi Janda
109
Bab 109 Satu Permintaan
110
Bab 110 Hak Waris
111
Bab 111 Presdir Baru
112
Bab 112 Zhou Dan Wu
113
Bab 113 Hari H
114
Bab 114 Wanita Hebat
115
Bab 115 Puisi Cinta
116
Bab 116 Bau Pelakor
117
Bab 117 Mendadak Rindu
118
Bab 118 Kalah Taruhan
119
Bab 119 Hukuman Setimpal
120
Bab 120 Pilih Aku
121
Bab 121 Ciuman Pertama
122
Bab 122 Dia Ayahku
123
Bab 123 Bukti Sanggahan
124
Bab 124 Konferensi Pers
125
Bab 125 Wanita Iblis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!