Perjanjian

Zumi Bragmanto menatap Wisnu sambil tersenyum. "Terima kasih karena nak Wisnu mau menemui saya."

"Saya yang berterima kasih karena tuan Zumi akhirnya mau menerima penawaran kami."

Gading yang duduk di belakang Wisnu sudah siap dengan surat perjanjian jual beli dan berbagai dokumen lainnya yang berhubungan transaksi yang akan terjadi hari ini.

"Aku tak akan menambah harga yang ditawarkan oleh nak Wisnu. Aku bahkan akan memberikan rumah utama dan sebuah vila yang ada di sana. Memang rumah itu harus ada perbaikan karena aku sudah lama sekali tak tinggal di sana dan orang yang menjaganya pun tak mengurus rumah itu dengan baik. Dan vila nya yang ada di dekat danau juga masih bagus."

"Lalu, apa yang harus aku lakukan supaya semuanya itu menjadi milikku?" tanya Wisnu tak ingin basa-basi karena ia tak mau terlambat di perayaan ulang tahun istri keduanya. Indira orangnya sangat cepat ngambek dan itu yang Wisnu tak suka.

"Menikahlah dengan cucuku."

"Apa?" Wisnu terkejut. Memiliki dua istri saja sudah membuatnya pusing, kenapa juga harus ditambah satu?

"Tuan Zumi, apakah anda tak tahu kalau aku sudah memiliki dua istri?"

"Aku tahu. Aku sudah menyelidiki siapa nak Wisnu. Sebenarnya kalau istri pertama anda masih hidup maka anda akan memiliki 3 istri. Aku memberikan cucuku untuk dinikahi nak Wisnu karena aku tak bisa mempercayai lelaki lain untuk menjadi pendampingnya. Walaupun nantinya cucuku akan menjadi istri ketiga namun aku yakin nak Wisnu bisa bersikap adil seperti yang yang selama ini nak Wisnu jalani."

Wisnu mengusap wajahnya. Mengapa aku harus menikah karena ada sesuatu didalamnya? Apakah ini sudah takdir yang dituliskan oleh Sang Pemilik Kehidupan?

"Tuan, apakah cucu anda tahu kalau anda akan menikahkannya dengan saya?"

"Tidak. Namun dia pasti tak akan menolaknya. Dia memang sementara kuliah saat ini. Cucuku sangat pintar. Memang, dia sedikit bandel karena suka sekali ke diskotik dan pulang subuh. Aku juga tak tahu apakah dia masih perawan atau tidak. Ah, aku sudah gagal mendidiknya dengan baik." Zumi menghapus air matanya yang terlanjur jatuh. "Aku tahu kalau usiaku akan berakhir namun sebelum aku meninggal, aku ingin memastikan cucuku berada di tangan yang tepat. Aku bisa mati dengan damai." Zumi menatap Wisnu. "Aku mohon nak Wisnu, menikahlah dengan cucuku."

"Tapi aku tak bisa mencintainya. Aku hanya bisa menjadi suami yang baik, yang akan bersikap sangat adil, namun hatiku adalah milik Dina. Kedua istriku tahu itu."

Zumi mengangguk. "Didiklah cucuku agar dia memiliki pribadi yang baik. Dia anaknya taat hanya saja dia sedikit bandel. Itu saja."

Wisnu menarik napas panjang. Sebenarnya ia sangat berat menerima semua ini. Tapi dia juga tak sanggup menolak permintaan orang tua yang ada di depannya.

"Ini foto cucuku." Zumi meletakan foto Naura.

Wisnu mengambil foto itu. Ia terkejut. Wajah gadis itu agak mirip dengan Dina Anjani. Hanya saja rambut gadis itu terlihat lebih panjang dan lebat, dan agak bergelombang. Berbeda dengan rambut Dina yang lurus. Wisnu merasa pernah melihat gadis ini namun ia lupa dimana.

"Berapa usia cucumu, tuan?"

"19 tahun. Namun satu bulan lagi ia akan genap berusia 20 tahun. Makanya jika nak Wisnu setuju, aku ingin pernikahannya dilaksanakan dihari ulang tahun Naura."

"Namanya Naura?" Wisnu jadi tertarik mendengar nama itu.

"Ya. Naura Kiana Bragmanto Putri. Dia anak tunggal."

Wisnu menatap Zumi. "Usia kami terpaut 10 tahun. Apakah dia tak akan menolaknya?"

"Mungkin awalnya akan menolak. Tapi dia akan menerimanya. Aku harap nak Wisnu bisa sedikit bersabar dengan sifat manjanya. Juga bisa membimbingnya menjadi dewasa.

"Baiklah. Aku akan menerima perjodohan ini. Namun biarkan aku tetap memberikan mas kawin yang benar sebagaimana yang kuberikan untuk kedua istriku."

Zumi tersenyum sambil menahan sakit di dadanya. Ia hanya berharap kalau ia masih bisa bertahan satu bulan lagi.

****†*****

'Menikah? Kakek, aku tak mau!" Naura langsung menolaknya.

"Dia lelaki yang baik, Naura. Dia akan bersikap sangat adil bagimu, sama seperti istri-istrinya yang lain."

Mata Naura terbelalak. "Jadi lelaki itu sudah punya istri? Kakek, apakah kakek tega menyerahkan aku pada lelaki hidung belang yang tidak pernah puas dengan satu wanita saja? Memangnya aku akan dijadikan istri ke berapa?"

"Ketiga!"

"What??" Naura menendang kursi yang ada di depannya. "Berapa usianya?"

"30 tahun. Dan setelah menikah, kau akan tinggal bersama dengannya di desa."

"30 tahun? Apakah itu tak terlalu tua untukku? Kakek, aku tak mau menjadi istri ketiga. Apalagi harus tinggal di desa. Kakek, aku nggak mau. Aku punya seseorang yang aku sukai." Naura mulai menangis. Sangat berharap kakeknya akan iba namun sepertinya tidak.

"Kakek tak bisa mempercayakan mu pada pria lain. Kakek....., ah...." Zumi memegang perutnya. Wajahnya langsung terlihat pucat.

"Kakek?" teriak Naura dan langsung berlari memeluk kakeknya sebelum tubuh tua itu jatuh ke lantai.

**********

"Kanker usus?" Naura hampir jatuh dari pingsan saat mendengar penjelasan dokter David yang merupakan dokter keluarga mereka.

"Memangnya kamu tidak tahu? Kakek mu sudah mengidap penyakit ini selama 3 tahun."

Air mata Naura langsung jatuh. Naura bukanlah gadis yang cengeng. Namun jika itu menyangkut kakeknya, Naura selalu lemah.

"Dokter, bagaimana keadaan kakek?"

"Sangat parah. Kali ini, beliau mungkin tak akan bertahan, Naura. Kankernya sudah menyebar ke seluruh bagian tubuhnya."

"Jadi, aku akan kehilangan kakek?"

"Mungkin saja. Aku bukankah Tuhan yang bisa menentukan segalanya." dokter David menepuk pundak Naura sebelum meninggalkan gadis itu di depan ruang perawatan Zumi.

Naura mengintip dari balik pintu. Ia tak berani masuk ke dalam. Rasa takut akan kehilangan kakeknya kini membuatnya gemetar. Naura belum siap. Ia bahkan tak akan mampu. Dulu, saat kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan, Naura tetap kuat karena ada kakeknya. Namun kini, jika kakeknya benar-benar pergi, akankah ia kuat?

Air mata Naura semakin deras mengalir di pipinya. "Kakek....., jangan tinggalkan aku."

*******

2 hari tak sadarkan diri, akhirnya Zumi bisa bangun lagi. Naura merasa sangat senang.

"Naura, maukah kamu memenuhi permintaan terakhir kakek? Menikahlah dengan nak Wisnu. Kau pasti akan berbahagia." Zumi memegang tangan cucunya dengan tatapan mata yang penuh harap.

Bahagia? Bagaimana mungkin aku berbahagia jika harus menjadi istri ketiga? Apa kata teman-teman ku nanti? Bagaimana aku bisa akrab dengan istrinya yang lain?

"Naura, biarkan kakek meninggal dengan tenang."

Naura menggeleng. "Kakek, jangan tinggalkan aku. Bagaimana mungkin aku bisa hidup tanpa kakek?"

Zumi membelai wajah cucunya. "Di dunia ini tak ada yang abadi. Akan tiba masanya suatu kehidupan harus berakhir. Karena itulah kakek akan pergi dengan damai jika kau sudah menikah."

Naura menarik napas panjang beberapa kali. "Baiklah, kek. Jika itu membuat kakek senang"

Zumi tak bisa menahan rasa harunya. Ada air bening yang menetes di pipinya. Dan itu membuat hati Naura semakin sakit.

********

Lisa yang sedang bermain bersama pengasuhnya, langsung berlari dan memeluk Wisnu dengan wajah gembira. "Ayah.....!"

"Hallo cantik?"

Lisa memberikan satu ciuman di pipi Wisnu membuat pria itu tersenyum bahagia.

Dari arah dalam, muncul Regina dan Indira. Kedua istri Wisnu itu sengaja di panggilnya ke rumah utamanya untuk membicarakan mengenai pernikahannya. Regina memang memiliki rumahnya sendiri, demikian juga Indira dibelikan rumah sendiri oleh Wisnu.

"Ada apa mas memanggil kami ke sini?" tanya Regina setelah mereka bertiga duduk di ruang keluarga dan Lisa kembali bermain dengan pengasuhnya.

Wisnu menatap kedua istrinya secara bergantian. Keduanya memiliki kecantikan yang sama. "Mas akan menikah lagi."

Regina dan Indira saling bertatapan dengan wajah terkejut. Mereka tak mengira setelah sekian tahun hidup dalam kedamaian, kini akan hadir satu perempuan lagi. Apalagi Regina. Ia terlihat cemburu dengan keinginan suaminya itu. Namun harus bagaimana lagi? Ia dan juga Indira tahu bagaimana Wisnu menikahi mereka. Makanya, kedua perempuan itu selalu berlomba untuk menyenangkan Wisnu dan menjadi wanita yang akan selalu dikunjungi oleh Wisnu.

"Dengan siapa, mas?" tanya Indira.

"Dengan cucu salah rekan kerjaku. Namanya Naura Kiana Bragmanto Putri. Aku harap kalian bisa menerimanya sebagai adik kalian. Aku tak mau ada pertengkaran atau apapun juga."

"Usianya berapa, mas?" Tanya Regina.

"19 tahun, eh tapi sebentar lagi dia akan berusia ke 20." Wisnu memang agak terkejut ketika Zumi meneleponnya pagi ini dan meminta agar pernikahannya dipercepat 2 minggu. Sebenarnya Wisnu ingin melaksanakan pernikahannya di desa tempat ia mengolah usahanya sekaligus ia ingin semakin dekat dengan masyarakat di sana. Perkebunan Zumi yang Wisnu beli letaknya berdekatan dengan perkebunan yang Wisnu olah selama ini. Mereka termasuk di desa yang sama, hanya saja milik Zumi ada di pegunungan yang letaknya jauh dari pemukiman. Rumah Zumi juga belum selesai direnovasi sehingga Wisnu harus meminta Gading untuk menambah jumlah tukang. Karena itulah, Wisnu akhirnya memutuskan kalau ijab Kabul dan perayaan kecil setelah itu akan dilaksanakan di rumah ini saja. Karena Zumi sendiri mengatakan kalau cucunya itu tak ingin pernikahannya dilaksanakan secara besar-besaran.

Mendengar usia perempuan yang akan menjadi madu mereka membuat kedua istri Wisnu itu semakin tak suka. Mereka langsung bisa membayangkan kalau perempuan itu adalah perempuan matre yang menggoda suami mereka dengan tubuhnya yang muda itu.

"Kapan pernikahannya, mas?"

"3 hari lagi. Karena itu aku harap kalian membantuku dalam menyiapkan pernikahan ini. Tak banyak tamu yang ku undang. Hanya keluarga dari Bandung yang jumlahnya tak sampai 10 orang serta beberapa staf penting di perusahaan." Wisnu pun berdiri. Ia meninggalkan kedua istrinya dan menuju ke kamarnya yang ada di lantai 2. Kedua istri Wisnu memiliki kamar mereka sendiri di lantai 1.

Regina dan Indira yang selama ini terlihat akrab walaupun menyimpan bara api di hati masing-masing saling bertatapan.

"Kita harus berhati-hati, Kak." Ujar Regina.

"Ya. Kita harus membuat perempuan itu tak betah dan akhirnya memilih pergi. Dia harus merasakan perasaan tak nyaman karena harus menjadi istri ketiga." Ujar Regina dengan tatapan wajah tak suka.

*********

Tak ada air mata yang keluar dari pelupuk mata Naura ketika ia sudah selesai didandani. Jeslin yang berdiri tak jauh dari nya pun tak mampu berkata-kata karena ia merasa kalau sahabatnya itu terlihat sangat cantik dan manis. Sejak semalaman, Jeslin memilih untuk tidur bersama gadis itu. Ia berusaha menghibur Naura.

Sejak jam 6 pagi, Naura sudah diminta oleh kakeknya untuk mandi. Sejak kemarin, ada kebaya, selop yang sangat indah modelnya, dan beberapa hiasan kepala yang dikirimkan oleh pihak calon mempelai pria. Sebenarnya utusan mereka meminta agar tadi malam Naura tidur saja di sana. Namun dengan alasan kesehatan kakeknya, Naura pun tetap tidur di rumah sederhana yang disiapkan oleh kakeknya kepadanya.

"Sebagai istri, kau harus menurut pada suami mu, layanilah dia dengan baik dan jangan sekali-kali menolaknya. Minta ijin selalu jika kau harus pergi dan pulanglah ke rumah sebelum suamimu pulang lebih dahulu. Jangan permalukan kakek dan orang tuamu ya? Keluarga kita terkenal sebagai keluarga yang sopan dan tahu tata Krama."

Pesan kakeknya itu terus terngiang-ngiang di telinga Naura. Gadis itupun pasrah. Apalagi saat mobil jemputan datang dan siap mengantarnya ke rumah suaminya untuk melaksanakan ijab Kabul.

Saat mobil memasuki sebuah pekarangan rumah yang besar, Naura tiba-tiba ingat dengan Satria. Cinta pertamanya yang tidak pernah kesampaian. Bye Satria. Kata hati Naura lalu melangkah turun saat pintu mobil dibukakan.

Well, bagaimana reaksi Naura saat melihat calon suaminya?

Terpopuler

Comments

💓🌹Nai_Zalfa🌹😘💓

💓🌹Nai_Zalfa🌹😘💓

kalo di dunia nyata mana ada kakek yg sayang cucunya lebih mempercayai pada laki-laki yg sudah punya istri dua,tapi karena ini cerita ya sudah lah.

2023-10-16

2

Riska Wulandari

Riska Wulandari

kalo di pikir² Wisnu ini emang doyan kawin,,masa tiap ada yg nyuruh dia kawin pasti mau² aja..🤭🤭🤣🤣🤣
ntar ada yg minra d kawinin ya pasti g nolak lagi...😂😂😂

2023-08-07

1

Pipit Sopiah

Pipit Sopiah

kasihan juga dama naura

2022-09-30

1

lihat semua
Episodes
1 Tuan Wisnu
2 Tentang Naura
3 Perjanjian
4 Pengakuan Tak Terduga
5 Wisnu dan Kedua Istrinya
6 Pembagian Waktu
7 Memulai Kehidupan Baru
8 ketahuan Bohong
9 Permintaan Kakek
10 Naik Motor Berdua
11 Mencari Tahu
12 Kedatangan Regina dan Indira
13 Jurus Jitu Naura (Part 1)
14 Jurus Jitu Naura (Part 2)
15 Perjanjian Naura dan Wisnu
16 Gaun Petaka
17 Merawat
18 Hadiah dari Suami
19 Kejutan yang membuat Naura tersenyum
20 Rencana Regina
21 Perjuangan Juragan
22 Menjadi Milik Seutuhnya
23 Pagi Penuh Drama
24 Sore yang Panas.
25 Malam Yang Menggelisahkan
26 Sarapan Kesukaan Wisnu
27 kemarahan Wisnu
28 Cuek
29 Harus Adil Juragan
30 Tatapan Rindu
31 Pergi Berdua
32 Pergi Berdua (Part 2)
33 Mencoba Menghindar
34 Pertemuan Yang Menegangkan
35 Perasan Wisnu
36 Kamu Harus Pergi, Juragan!
37 Melanggar Aturan
38 Rasa Yang Berbeda
39 Istri Kesayangan
40 Penari Terbaik
41 Belum Siap Kehilangan
42 Jatuh
43 Jangan tinggalkan aku, sayang
44 Permintaan Istri Ketiga
45 Kebaikan Hati Naura
46 Alasan Sakit Perut
47 Kalung Milikku
48 Dokter Baru
49 Terbakar Cemburu
50 Perhatian Wisnu
51 Menghilang
52 Simpan sendiri Dulu
53 Obsesi Hartono
54 Menjadi Pusat Perhatian
55 Keputusan Wisnu Untuk Indira
56 Rahasia Kecil yang diketahui
57 Mulai Curiga
58 Rencana Untuk Naura
59 Naura jangan Dilawan
60 Sisi Lain Kehidupan Naura
61 Cerita Kakek Zumi
62 Keinginan Naura
63 Wisnu Sakit
64 Mencoba Bertahan
65 Jupri Menghilang
66 Panas yang Menyatukan
67 Benarkah ini?
68 Pergi
69 Tak Ingin Ditemukan
70 Rahasia Yang Terkuak
71 Aku Ingin Bercerai
72 Tak Ada Tuntutan
73 Mulai Bekerja
74 Keinginan Satria dan Harapan Wisnu
75 Kejutan untuk Naura
76 Lisa yang Cerdik
77 Permintaan Lisa
78 Sangat Sulit
79 Semakin Dewasa
80 Perhatian
81 Terperangkap
82 Oh....No....
83 Rasa Yang Membuat Gila
84 Ingin Mengalahkan
85 Menguji Perasaan
86 Tak Ingin Melepaskan Lagi
87 Gading dan Wisnu
88 Kecewa
89 Gading Yang Istimewa
90 Kamu Istimewa
91 Hari Pernikahan
92 Rencana Bulan Madu
93 Yunani In Love
94 PENGUMUMAN
95 Turki In Love
96 Berita Bahagia
97 Taman Bermain
98 Ngidam Oh Ngidam
99 Suami-suami Sayang Istri.
100 Menanti Kelahiran Anak-Anak
101 Kelahiran
102 Pernikahan Sang Dokter
103 Pak Kades dan Bu Kades
104 Hanya Ada Satu Cinta
105 Extra Part
106 Extra Part II
107 pengumuman
108 Novel Baru
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Tuan Wisnu
2
Tentang Naura
3
Perjanjian
4
Pengakuan Tak Terduga
5
Wisnu dan Kedua Istrinya
6
Pembagian Waktu
7
Memulai Kehidupan Baru
8
ketahuan Bohong
9
Permintaan Kakek
10
Naik Motor Berdua
11
Mencari Tahu
12
Kedatangan Regina dan Indira
13
Jurus Jitu Naura (Part 1)
14
Jurus Jitu Naura (Part 2)
15
Perjanjian Naura dan Wisnu
16
Gaun Petaka
17
Merawat
18
Hadiah dari Suami
19
Kejutan yang membuat Naura tersenyum
20
Rencana Regina
21
Perjuangan Juragan
22
Menjadi Milik Seutuhnya
23
Pagi Penuh Drama
24
Sore yang Panas.
25
Malam Yang Menggelisahkan
26
Sarapan Kesukaan Wisnu
27
kemarahan Wisnu
28
Cuek
29
Harus Adil Juragan
30
Tatapan Rindu
31
Pergi Berdua
32
Pergi Berdua (Part 2)
33
Mencoba Menghindar
34
Pertemuan Yang Menegangkan
35
Perasan Wisnu
36
Kamu Harus Pergi, Juragan!
37
Melanggar Aturan
38
Rasa Yang Berbeda
39
Istri Kesayangan
40
Penari Terbaik
41
Belum Siap Kehilangan
42
Jatuh
43
Jangan tinggalkan aku, sayang
44
Permintaan Istri Ketiga
45
Kebaikan Hati Naura
46
Alasan Sakit Perut
47
Kalung Milikku
48
Dokter Baru
49
Terbakar Cemburu
50
Perhatian Wisnu
51
Menghilang
52
Simpan sendiri Dulu
53
Obsesi Hartono
54
Menjadi Pusat Perhatian
55
Keputusan Wisnu Untuk Indira
56
Rahasia Kecil yang diketahui
57
Mulai Curiga
58
Rencana Untuk Naura
59
Naura jangan Dilawan
60
Sisi Lain Kehidupan Naura
61
Cerita Kakek Zumi
62
Keinginan Naura
63
Wisnu Sakit
64
Mencoba Bertahan
65
Jupri Menghilang
66
Panas yang Menyatukan
67
Benarkah ini?
68
Pergi
69
Tak Ingin Ditemukan
70
Rahasia Yang Terkuak
71
Aku Ingin Bercerai
72
Tak Ada Tuntutan
73
Mulai Bekerja
74
Keinginan Satria dan Harapan Wisnu
75
Kejutan untuk Naura
76
Lisa yang Cerdik
77
Permintaan Lisa
78
Sangat Sulit
79
Semakin Dewasa
80
Perhatian
81
Terperangkap
82
Oh....No....
83
Rasa Yang Membuat Gila
84
Ingin Mengalahkan
85
Menguji Perasaan
86
Tak Ingin Melepaskan Lagi
87
Gading dan Wisnu
88
Kecewa
89
Gading Yang Istimewa
90
Kamu Istimewa
91
Hari Pernikahan
92
Rencana Bulan Madu
93
Yunani In Love
94
PENGUMUMAN
95
Turki In Love
96
Berita Bahagia
97
Taman Bermain
98
Ngidam Oh Ngidam
99
Suami-suami Sayang Istri.
100
Menanti Kelahiran Anak-Anak
101
Kelahiran
102
Pernikahan Sang Dokter
103
Pak Kades dan Bu Kades
104
Hanya Ada Satu Cinta
105
Extra Part
106
Extra Part II
107
pengumuman
108
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!