“Tentunya berbeda Nak Agung, mereka lebih ramah, kerja samanya bagus dan mereka saling menghargai, apa lagi Nak Agung anak yang sopan, warga desa akan lebih menghargai nak Agung”. Jelas Pak Wijaya
“Baiklah Om, Agung mengerti”. Timpal Agung
Setelah Pak Wijaya menjelaskan tentang Kampung tersebut ia beralih ngobrol dengan Pak Yoga, Bapak Agung yang tak lain kakak sepupunya. Mereka membahas persoalan bisnis yang akan mereka kembangkan di pusat Kota setelah Agung penelitian.
Sedangkan Agung hanya berpikir tentang wanita yang dilihatnya pagi tadi yang masih memakai seragam sekolah.
Yang cantik, manis, anggun, semua yang terbaik ada padanya.
“Gung, jadi selama penelitian apapun itu beritahu Om apa yang kamu butuhkan, Om akan bantu sebisa mungkin” Pak Wijaya
“Ohh iya Om, nanti Agung mengecek semuanya dulu baru memberi tahu Om apa yang Agung butuhkan, Om aku mau mewawancarai salah satu petani yang ada di desa ini, untuk melengkapi data yang Agung butuhkan” balas Agung.
“Ohh itu gampang, kebetulan Bapak Mawar, seorang petani, dia baik dan sopan, dia adalah Bapak teman Sekar yang pagi tadi Bersama Sekar, Namanya Mawar”. ucap Pak Wiijaya
“Ohh jadi namanya Mawar, tunggu aku Mawar, aku akan perkenalkan diriku secara lansung dan berharap kamu.....” batin Agung
“Kenapa senyum - senyum sendiri Nak Agung.?”sahut Pak Wijaya.
“Ee- tidak Om, tadi cuma ingat Film yang semalam Agung nonton, lucu soalnya..” timpal Agung
“Baiklah istrahat dulu, kamarmu di sebelah ruang keluarga, kamu pasti cape. Mas Yoga, Mba Sri silahkan masuk istrahat..”kata Pak Wijaya sambil berdiri mempersilahkan kakak seppunya itu untuk istirahat Pak Yoga dan Bu Sri, istrinya.
“Nggk usah Dik, Mas akan segera pulang, karena banyak hal yang akan kami urus, aku titip Agung ya..” ucap Pak Yoga
“Iyaa Mas tenang saja,” sambil berpelukan
“Gung, Mama pulang dulu yah. Kamu hati - hati dan jangan bandel” kata Bu Sri kepada anak kesayangannya itu.
...****************...
Agung tidak membuang banyak waktu lagi, karena penelitian Agung targetkan hanya sebulan untuk menyelesaikan, Agung termasuk anak yang obsesi dengan tujuan hidupnya, Agung terburu – buru untuk menyelesaikan kuliahnya agar bisa segera bekerja dan menjalani hidupnya sendiri, Agung selama ini di atur ketat oleh kedua orang tuanya, hingga Agung ingin memberontak tapi orang tuanya sudah berjanji setelah Agung kerja, Agung bisa memilih jalan hidupnya sendiri tanpa aturan lagi, karena itu Agung sangat bersemangat menyelesaikan kuliahnya yang sudah semester akhir.
Setelah tiga hari berkutit didepan laptop untuk menyusun segala kelengkapan laporannya, Agung sudah siap dengan buku catatan, kamera untuk dokumentasi, Agung meneliti sistem perekonomian di Kampung tersebut, karena Agung mengambil jurusan Ekonomi dan Bisnis di Kampusnya.
Aktifitas pagi Agung setelah melaksanakan shalat subuh, Agung duduk diteras rumah, menikmati udara segar kampung yang sangat terasa sambil mendengar adik sepupunya yang cerewet menceritakan cerita - cerita mitos yang ada di kampung itu.
...****************...
Mentari telah menunjukkan dirinya walau masih malu – malu, cahaya yang indah seindah pemandangan hijau dan embun yang tipis menambah pesona alam yang dahsyat. Masyaa Allah.
Setelah sarapan Agung telah siap dengan misi penelitiannya, Agung berjalan menikmati suasana alam yang segar, Agung sesekali mengambil gambar aktifitas warga sekitar yang memulai aktifitas dengan berkebun, bertani, suasana kampung yang damai, segar karena jauh dari kota polusi.
Agung tampak diam sesaat karena matanya tertuju pada wanita yang berada didepan jalan sana yang namanya selalu terngiang dipikiran nya sejak kemarin, dia adalah Mawar.
Mawar tampak berjalan sambil sesekali membaca buku yang ditenteng nya.
Melihat itu Agung reflek memotret setiap adegan yang Mawar lakukan, Agung berdecak kagum dengan kecantikan Mawar yang tidak bisa dia gambarkan dengan kata – kata.
Hanya senyumnya yang selalu mengembang mengisyratkan kekagumannya kepada gadis tersebut. “Maha suci Allah yang menciptakannya, cantik sekali hmmmm...” gumam Agung.
Jarak Mawar semakin dekat dan akhirnya Agung memberanikan diri memulai menyapanya.
“Assalamualaikum, Mawar..” sapa Agung dengan senyumnya yang mengambang.
“Wa-aalaikumsalam Kak, kok tahu nama saya yaa?” Jawab Mawar sambil sesekali nunduk
“Iya dong, kemarin nggak sengaja Om ngasih tahu aku dan dia rekomendasiin Bapak kamu saya wawancarai untuk melengkapi laporan penelitian saya, oh ya nama saya Agung Yoga Budiman, panggil saja Agung” ucap Agung.
“Ohh iyaa Kak, nama saya Mawar Zulaikha Prasetya, panggil saja Mawar, “ jawab Mawar
Agung dengan basa - basi, tidak ingin melewatkan kesempatan
“Oh ya Mawar kok sendiri, biasanya anak sekolah itu ke Sekolah bareng teman, apa lagi anak cewek pasti butuh teman ngerumpi tuh sambil berjalan heheh” ucap Agung dengan sedikit gurauan
“Saya ke Sekolahnya bareng Sekar Kak, tapi entahlah Sekar masih di rumah atau tidak” balas Mawar
“Ohh gitu, tadi sih sebelum kakak keluar rumah Sekar masih malas – malasan, paling Sekar masih dandan” ucap Agung
Mawar tersenyum mendengar Agung menceritakan Sekar.
“Wah belajar Bahasa Inggris ya, can I help you ?” tanya Agung
“No, thanks “ jawab Mawar sambil tersenyum.
"Really ?" balas Agung
"Maaf Kak, saya duluan, saya terlambat”. Jawab Mawar sambil berlari kecil
“Mawar Zulaikha Prasetya, nama yang indah, seindah orang nya hmmmm....” Agung berjalan sambil senyum layaknya orang yang sedang kasmaran.
Bayangan Mawar telah berlalu dipelupuk mata, Agung tiba - tiba menepok jidatnya, dia lupa bertanya ke Mawar dimana letak rumahnya, apakah Bapaknya masih berada di rumah atau tidak, karena tujuan utamanya adalah untuk mewawancarai Pak Prasetiya.
“Siall, karena mengagumi anaknya yang cantik aku lupa dengan misiku, baiklah aku akan berusaha bertanya dan menemukannya sendiri”. Gumam Agung
...****************...
POV ( MAWAR )
Dalam perjalanan ke sekolah Mawar membaca buku paket bahasa inggrisnya dan sesekali berpikir arti dari setiap kalimat, tapi dari kejauhan dia ternyata sudah melihat orang yang membuat jantungnya berdetak aneh, iya tak lain adalah Kakak sepupu sahabatnya Sekar, yang dia tahu namanya Agung. Dia ingin mencari jalan lain lewat hutan tapi sepertinya waktu sudah sangat terlambat karena hutan akan melewati sungai yang jalannya becek pula dan lebih jauh dari jalan biasanya menuju sekolah.
Mawar tetap memberanikan dirinya melangkah dan bersikap acuh.
“Ya Allah, apa yang dilakukan orang ini, foto sana sini, jangan melihatnya mawar, harus tenang, jangan meliriknya, rilex, pliss Mawar kamu bisa, jangan lari nanti dia akan menertawakan mu, arghhhh jantungku pliss.... jangan nerves Mawar, kamu wanita baik baik, jaga sikap mu.” Batin Mawar
Saat Mawar mendengar Agung menyapanya, dalam hati Mawar tidak berhentinya nyeloteh.
~ ~ ~
have a nice day yaa...❣❣
Stay tune kakak readers,
tetap semangat dan bahagia.🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
nurul maqfirahnurdin
semangat mawar haha
2023-04-14
0
Ayu Diah
first love critanya
2022-03-06
0
Mommy Cyio
dilanda jatuh cinta emng gitu 😁
2022-01-21
0