“Astagaaaa Mawar, kamu yah, aku nungguin kamu ngomong Sekarrr kenalin dong, hmmmm sudahlah, kalau nggak mau yaa udah buat aku aja, oh yaa minggu depan dia akan berkunjung ke rumahku, sepertinya kali ini bukan berkunjung aja sih tapi untuk sementara dia akan menetap karena dia sedang penelitian di Desa kita,” Jelas Sekar
“Aahaha kamu kan tau sendiri aku saat ini nggak mikir gituan, aku hanya mikir mau jadi orang sukses, bahagiaiin kelurgaku, Bapak sama Ibu, kalau kamu mau yaa ambil saja” sahut Mawar sambil merapikan kembali bekal makannya.
“Awas loh Mawar, ntar aku kenalin kamu jatuh cinta lagi, toh kamu tiap keskolah lewat depan rumahku, ntar aku kenalin, gimana?” balas Sekar
Tiba tiba
“tinggggg...
“tingggggg...
Bel tanda masuk untuk memulai pelajaran berbunyi, Mawar hanya menggeleng - geleng mendengar celotehan sahabatnya.
...****************...
Seperti biasanya, Mawar melakukan aktifitas kesehariannya, sebelum berangkat ke Sekolah, Mawar menyiapkan bekal makan, menyiapkan peralatan belajar dan menyetrika seragam, semua di lakukan Mawar sendiri dan sepulang sekolah Mawar akan ke kebun kol untuk membantu kedua orang tuanya.
“Pak, tak lama lagi Mawar akan menyelesaikan sekolahnya dan Mawar sudah punya rencana untuk kuliah Pak, Mawar tidak mau nganggur, gimana ini Pak? sedangkan hasil jual kol kita tidak ada peningkatan” ucap Bu Dewi.
“Iya Bu, kasian juga kalau anak kita nganggur, Mawar anak yang pintar, insyaa ALLAH Bapak akan usahakan untuk menambah penghasilan kita, Bapak sudah rencana menanam Cabe juga di lahan kita, walaupun tidak banyak kan lumayan nambah sedikit penghasilan kita” jawab Pak Pras
“Kalau nggak berhasil gimana Pak? kita harus punya rencana cadangan” timpal Bu Dewi
“Bapak akan berusaha meminjam modal ke Balai Desa Bu, kemungkinan besar itu bisa membantu anak kita” jawab Pak Prass.
Begitulah orang tua yang selalu memikirkan anaknya tanpa memikirkan dirinya mereka sendiri.
Hari itu saat Mawar mengarungi jalan ke sekolah dengan menenteng buku paketnya untuk menghafal beberapa kosa kata. Tiba – tiba Mawar mendapat telfon dari Sekar .
“Halo Mawar, ban sepedaku kempes, aku tungguin kamu di depan rumah aku yah, aku malas jalan sendiri ke skolah, trus aku mau ngasih liat kamu sesuatu, bye bye cepet yahhh.. tuut..tuutt....” Sekar lansung mematikan telfonnya tanpa menunggu balasan Mawar.
Mawar sedari tadi mendengar hanya terlihat sedikit bingung dengan sahabata nya itu, “Dia sarapan apa yaa, kok ngomnongnya cepet banget” memasukan kembali handphonenya ke dalam tas.
Beberapa menit kemudian, Mawar sudah melihat dari kejauhan Sekar sedang mondar mandir di depan rumah nya.
“Sekarrr...” Mawar sedikit membesarkan suara nya memanggil Sekar.
sekar membalikan badannya dan cepat melambaikan tangan dan tersenyum riang nya.”Mawarrr cepat sinii,...”.
Mawar sedikit ngos – ngosan karena dia sedikit berlari ke hadapan sahabatnya itu, nafas nya belum beraturan. Sekar lansung menarik Mawar masuk ke rumahnya dengan alasan buku tugas Sekar tertinggal di kamar.
“Mawar cepat sini masuk, tunggu aku, aku mau ngambil buku tugas dulu” kata Sekar sambil menarik tangan Mawar dan melepaskannya tepat di ruang tamu.
Ketika Sekar masuk ke kamarnya, Mawar merasa ada yang sedang memperhatikan nya, Mawar memalingkan wajah di sudut ruang, Mawar sangat kaget dengan suasana ruang tamu yang ternyata ada beberapa orang disana sedang memperhatikan dia. Mereka adalah orang tua Sekar dan tiga orang lainnya yang tampak asing.
Tanpa tunggu lagi Mawar lansung menyalami mereka semua “Assalamualaikum Om, Tante?...Kak.. ehh, Om?” Mawar bingung dengan salam yang terakhir karena di sudut sana ada seorang pria yang sangat tampan dan senyum nya yang menawan, jantung Mawar sedikit berdegup lebih cepat dari biasanya, tapi Mawar menyembunyikan nyadan berusaha tenang tidak menampilkan kegugupannya,
Mawar bingung ingin memanggil kakak kesannya akrab padahal mereka baru kenal atau memamnggil dia Om, karena pastinya Pria itu lebih tua dari pada Mawar. Setelah Mawar menyalami mereka satu persatu, ia segera izin ke kamar Sekar.
“Sekarrr ayolah cepat, kita terlambat..” Mawar menyilangkan tangannya di dada, tandanya kesal dengan ulah sahabatnya itu, Sekar sibuk hanya merias wajah saja bukan mengambil buku tugas.
“Hahah sorry deh War, kalau gitu ayo kita lets gooo ....”´ Sekar keluar kamar dengan menggandeng tangan Mawar, sembari jalan pelan di ruang tamu Sekar menatap kakak sepupu yang sangat menawan itu, sambil ucap salam mereka berlalu, Mawar hanya sedari tadi nunduk saat keluar dari kamar Sekar dan memberi salam hingga berlalu.
...****************...
Di sekolah jam istirahat seperti biasa mereka berbicara banyak hal, tentunya Sekar selalu mulai mendominasi dengan celotehnya yang panjang lebar, walaupun Mawar juga terbilang cerewet tapi Sekar tiada tandingannya.
“War, kamu sudah liat kan tadi kak Agung ?? gantengkan ? yaa ampun senyumnya, kulitnnya yang bersih, putih, matanya yang aduhhh nggak bisa di jelaskn, sendu deh pokoknya, soleh dan kalem lagi, dan jika mau di bandingkan artis korea dia mirip Cha eun woo” kata Sekar yang bercerita sambil terkagum kagum.
“Kamu ini, biasa aja hmmmm tp yah lumayan lah” kata Mawar singkat.
“Lumayan ?? ya ampun itu sudh lebh dari lumayan, kan apa aku bilang pasti kamu suka sama kak Agung, nggak apa – apa kalau kamu suka, aku ngalah deh, lagian aku sudah punya cinta pertama ku, ketua Osis kita belum ada yang gantiin dia dihati aku, walaupun tidak terbalas (Sekar lansung menopang dagunya dengan tangan)
“Udah deh, nggak usah mikirin gituan, aku punya tujuan setelah ini, cinta tidak ada dalam agendaku, entah lah kalau jika sudah sukses nanti” ucap Mawar.
POV (AGUNG)
Jika di sekolah Sekar dan Mawar bercerita tentang tujuan mereka dan saling bercanda. Di tempat lain ada Agung yang sedang memikirkan gadis yang mencuri perhatiannya, saat di ruang tamu dia tengah mengobrol dengan Om dan tante nya perihal penelitian yang akan dia jalani di kampung tersebut dan apa yang dia butuhkan saat penelitian, Om nya atau Pak Wijaya ayah Sekar memberi respon yang baik dan memberikan macam - macam saran sebagai bahan penilitannya.
“Di kampung ini semua warga mayoritas petani, pegawai hanya bisa di hitung jari, pegawai yang bekerja di Balai Desa dan Guru, para petani saat ini lebih mengutamakan menanam cabe dan Kol karena harga pasar nya sedang meningkat, belum lagi tanam cabe dan kol saat ini sangat mendukung dengan cuaca Nak Agung”. Jelas Pak Wijaya
“Bailah Om, informasi om sangat membantu, bagaimana dengan karakter warga kampung sendiri om, apa sama dengan masyarakat pada umumnya?”.
“Tentunya berbeda Nak Agung”
visual agung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Ayu Diah
masih nyimak
2022-03-06
0
Master Blacky
sudh lumayan sampai bab ini.
2022-01-19
0
Unnie Wahyuni Arifuddin
cha eun woo
2022-01-18
0