BAB 2

Suara adzan terkumandangkan sangat jelas, terdengar oleh Mawar yang sudah sedari tadi sibuk mengerjakan tugas sekolahnya, Mawar memang tergolong anak yang sangat rajin, karena setelah menyelesaikan shalat tahajudnya pukul 04.00 dini hari, Mawar lanjut mengerjakan tugas sekolahnya sembari menunggu adzan shalat subuh.

“Alhamdulillah, akhirnya selesai juga hmmmm” sambil merenggakan tangannya.

Tok..

Tok...

Tok…

“Mawar bangun nak, sudah subuh” Ibu Dewi mengetuk pintu.

“Iyaa Bu, Mawar udah bangun” Mawar membuka pintu kamarnya.

Setelah Mawar dan Ibunya menyelesaikan ibadah, Mawar bergegas mengambil seragam sekolah untuk disetrika dan menyiapkan segala keperluan sekolahnya agar dia tidak terlambat ke sekolah. Mawar adalah anak yang baik tidak ingin menyusahkan orang tua terutama Ibunya.

Aktifitas menyetrika dan sarapan telah selesai. Mawar tengah siap berangkat ke sekolah. Waktu telah menunjukan pukul 06.15 pagi, karena jarak yang lumayan jauh di tempuh dengan berjalan kaki, Mawar berangkat begitu pagi.

“Bapak dan Ibu setelah jualan, mau langsung pulang aja ke rumah atau mau ikut menghadiri rapat di Balai Desa, karena menurut informasi yang Mawar denger, akan ada pembagian pupuk gratis dari pemerintah” ucap Mawar.

“Ohh iya Bapak baru ingat, tadi Bapak Kepala Desa memberitahukannya ke Bapak di Masjid, insyaallah bapak mau ke Balai Desa setelah bantu Ibu jualan. Oh, ya Nak kalau uang jajannya kurang bilang sama Bapak atau sama Ibu yaa, atau ada pembayaran buku bilangin yaa jangan dipendam, Bapak sama Ibu masih sanggup kok...” ucap Pak Pras.

“Iyaa Nak, Ibu sama Bapak kerja jualan itu untuk Mawar jadi jangan sungkan minta kalau nggak cukup yaa, kamu itu masih tanggung jawab kami...” kata Ibu Dewi sambil mengusap kepala anak gadisnya itu.

“Iyaa Pak, Bu, Mawar akan minta kok, alhamdulillah sekarang Mawar masih punya uang untuk jajan dan beli buku kok Bu, hasil dari beasiswa Mawar...” Mawar senyum sembari memeluk ibunya.

“Pak, Bu, Mawar ke sekolah dulu yah,” mencium pundak tangan Bapak dan Ibunya.

“Hati-hati Nak, Bapak sama Ibu juga sudah mau ke Pasar” kata Bapak

“Baiklah, Pak, Bu, Assalamualaikum..” Mawar berlari kecil dengan riang.

Dengan langkah riang, dari kejauhan Mawar menghentikan langkahnya dan membalikan badan untuk melihat Bapak dan Ibunya keluar dari rumah.

Ibu yang terlihat menjunjung bakul di kepalanya, sedangkan Bapak menyimpan sekarung kol di pundaknya, mereka berjalan ke pasar, yang jaraknya satu kilo dari rumah mereka, hanya karena lokasi perkampungan pasarnya tidak terlihat karena melewati sedikit jalanan yang mendaki.

Mawar ingin menangis melihat orang tuanya, kerja keras mereka. Hasratnya untuk segera lulus, mencari pekerjaan dan sukses semakin menggebu-gebu, Mawar ingin membahagiakan orang tuanya, memberikan yang terbaik di dunia dan di akhirat, mata Mawar sudah berkaca–kaca, tidak henti-hentinya dia berdoa dalam hati.

”Ya Tuhanku ALLAH yang Maha baik, berikan selalu kesehatan kepada mereka orang tuaku, berkahi umur mereka dan tolong mampukan aku membahagiakan mereka, memberikan mereka segala yang terbaik di dunia ini untuknya.” Doa Mawar yang melangit

...****************...

Pukul 07.30 tepat Mawar tiba di gerbang sekolah, sahabatnya Sekar sudah menunggu dengan memarkirkan sepedanya di depan gerbang sekolah mereka.

“Mawarrrrrrr ahhhh aku rindu,” teriak Sekar yang berjalan mendekati Mawar sambil memegang sepedanya dan berjalan ke arah Mawar.

Mereka berdua saling berdampingan dengan sesekali Mawar menyenggol Sekar dan akhirnya mereka senggol-senggolan.

Indahnya masa sekolah.

Mawar tipekal periang tapi ia tujukan hanya untuk Sekar saja, jika berhadapan selain Sekar, Mawar akan cuek, begitupun dengan Sekar. Duo sahabat itu menjalin hubungan dengan cara yang tidak biasa, mereka bukan anti sosial hanya saja ada mereka berdua, semuanya sudah cukup.

Mereka bisa menjadi diri mereka sendiri saat mereka sedang berdua.

“Ayoo sahabat ku Sekar yang embem hahahah ....” Mawar balas nyenggol dan berlari kecil.

“Mawarrrrrrrrrrr, awas kau yah,” Sekar berlari dengan memegang sepedanya.

Sesampainya mereka di kelas, seperti biasa, Mawar dan Sekar duduk berdampingan, mereka menerima materi pelajaran hari itu dengan serius, walaupun sesekali mereka jail dengan saling mencoret buku catatan mereka, untuk mengurangi kejenuhan yang mereka rasakan.

.

“tingggggg....

“tinggggg.....

Bel berbunyi, menunjukan jam istirahat.

“Mawar, libur kemaren kamu ngapain aja sih, kok nggak ngabarin, nggak kirim text, nggak nelpon juga, sosmed kamu juga gak aktif sejak bulan purnama lalu” kata Sekar nyeloteh.

Mawar tertawa mendengar celoteh sahabatnya itu, sambil mengeluarkan kotak bekal makan siang dari dalam tasnya. Dan tak lupa dua sendok pink yang Sekar beli untuk dia dan Mawar.

Selama ini sudah jadi kebiasaan Mawar membawa bekal dan Sekar ikut memakannya, walaupun hanya nasi dan telur dadar tapi Sekar sangat suka telur dadar buatan Mawar.

Jika Mawar bertugas membawa bekal Sekar hanya bertugas setiap harinya membawa air minum botolan karena dia memiliki sepeda dengan keranjang di depannya membuat Sekar tidak repot membawa dua botolan.

“Hahaha apaan bulan purnama, kalau sosmed sih kamu tau sendiri, jaringan internet di rumahku nggak bagus untuk internetan, trus nelpon nggak ada pulsa tapi untung sih nggak isi pulsa, males banget balas pesan dari kamu HAHA, lagian kamu tau sendiri aku bantuin Bapak sama Ibu di kebun panen kol, kamu sendiri minggu kemaren ngapain aja??” tanya Mawar sambil makan sesekali.

“Iya, aku lupa kalau di rumah kamu tuh jaringan nggak bagus HAHA, hmmmm kemaren aku ke rumah om aku di Kota A, lumayan jauh sih tapi kamu tahu nggak, aku punya info penting untuk kamu...” Sekar berbicara sambil mendekat ke telinga Mawar.

Dengan penasaran “Info penting apa?? Serius yah, jangan becanda nihh,” sahut Mawar.

“Iyaa aku serius, hahahaha” ucap Sekar dengan terkekeh

“Aahhh udah ahh nggak percaya, kamu nggak serius” balas Mawar.

“Serius Mawar. Kemaren aku kerumah om Yoga yang di Kota A, kamu tau nggak, dia itu punya anak dan anaknya itu cuaaakeeepppp banget, sumpah! Mana putih, tinggi, manis lagi, baik dan soleh, aduhhhh pokoknya perfect deh, nggak percaya aku kalau punya kakak sepupu kayak dia, baru ketemu soalnya” Sekar cerita sambil berdiri dengan ekpresi kagum.

“Teruss kenapa??” sahut Mawar santai.

“Aduhhhh Mawar kamu tuh yaa, wajib dapet sentuhan perasaan itu sedikit supaya lebih normal gitu, atau kamu sudah jatuh cinta sama aku yaa?Karena kita selalu bareng?” celoteh Sekar.

“HAHA nggak gitu, lagian emang kenapa kalau dia cakep dan soleh, untuk apa? Tidak ada sangkut pautnya sama aku,” balas Mawar.

“Astagaaaa Mawar, kamu yah, aku nungguin kamu ngomong Sekarrr kenalin dong, hmmmm sudahlah, kalau nggak mau yaa udah buat aku aja, oh yaa minggu depan dia akan berkunjung ke rumahku”

visual sekar ..

Terpopuler

Comments

nurul maqfirahnurdin

nurul maqfirahnurdin

😋

2023-04-14

0

Rick

Rick

kupikir selanjutnya melati..

2023-04-06

0

RainaHR

RainaHR

mawar yang baik hati , kasian sama.orang tua nya..

2023-03-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!