Bab 3

PARIS POINT OF VIEW:

Suasana riuh yang bener bener nggak jelas di antara mereka membuatku terdiam seraya melihat satu persatu mulut mereka yang masih aktif berbicara. Sepertinya sangat akrab sekali, tapi ini sangat membosankan untukku. Benar benar membosankan, seharusnya biarkan saja mama pulang sendiri tadi.

“Ayo kalian duduk dulu,” kata tante Brianna.

“Iya, tante,” kataku dan cowok bernama Dhika itu barengan.

Kenapa bisa dialog nya sama sih?

Kami saling pandang dengan tatapan tajam, mulai duduk manis dengan kursi yang mereka sediakan. Beberapa kali aku memperhatikan sekitar karena merasa kurang nyaman karena laki laki di depanku ini yang selalu dipuji oleh mama.

Padahal aku anak kandung nya kenapa dia yang dipuji puji? Menyebalkan!

“kok tumben ada waktu kesini? Biasanya kamu sibuk sekali dan jarang kesini kalau tidak benar benar penting?” Tanya mama pada laki laki gila itu.

“Kebetulan tadi ada insiden yang tidak menyenangkan, tante,” kata laki laki itu melihatku dan ku alihkan pandanganku ke arah lain.

“Tidak menyenangkan? Apa kasusmu hari ini serumit itu?” Tanya tante zea khawatir.

“Ayolah, santai saja kak zea. Otaknya dhika menurun dari om fero dan aku, jadi jangan diragukan lagi,” sahut tante Brianna.

“Mama tenang aja, aku baik baik saja,” sahut laki laki itu.

“Bagaimana mama bisa tenang jika hidupmu berhubungan dengan hal hal membahayakan seperti itu,” kata tante zea kesal.

“Itu tantangan kak zea,” sahut tante Brianna.

“Ya, itu benar. Aku saja bangga pada nya,” kata mama.

“Aku yang tidak tenang jika dia selalu menghabiskan hidup nya bersama mayat setiap hari,” sahut tante zea.

Aku tiba tiba melihat kearah tante zea. Mayat? Sebenarnya apa pekerjaan nya? Katanya tadi dokter? Sekarang berhubungan dengan mayat, bukan nya dokter berhubungan dengan orang sakit? Kenapa dia harus berhubungan dengan mayat? Jangan jangan dia tukang gali kubur! Gayanya saja yang sok jadi dokter, atau jangan jangan dia hanya penunggu kamar mayat! Aku mulai tersenyum membayangkan nya.

“Kenapa kamu senyum senyum sendiri?” Tanya mama.

“Ah enggak, Paris hanya inget temen aja,” kataku berbohong.

“Oia, gimana suka duka nya di London, sayang?” Tanya tante zea.

“Banyak penyesuaian yang harus Paris lakukan di sana, tante. Lingkungan baru dan mengurus segala sesuatunya sendiri, itu sangat sulit,” sahutku tersenyum.

“Sulit apanya? Kamu selalu minta uang pada kami,” keluh mama.

“Banyak keperluan alat seni untuk jurusan yang ku tekuni, ma. Jadi harus pintar pintar menetapkan anggaran pribadi,” sahutku kesal.

“Ah, valle. Dia sangat mandiri, seharusnya kamu bangga dia pintar mengatur keuangan nya di sana,” kata tante zea.

“Apanya yang dibanggakan? Lihatlah gaya berpakaian nya, aku tidak suka sama sekali,” kata mama melihatku dari atas sampai bawah dan diikuti semua yang ada di situ, mereka juga melihatku dari atas sampai bawah.

Tiba tiba tante zea dan tante Brianna tertawa bersama.

Apanya yang lucu?

Apa mereka berdua sedang menertawakanku? Mereka benar benar tidak tahu fashion, menyebalkan!

“Ini fashion, tante,” kataku hati hati.

“Iya, tante tahu,” sahut tante zea masih menahan tawa nya.

“Lalu kenapa tante tertawa? Apa ada yang aneh dengan penampilanku?” tanyaku bingung sekaligus heran.

“Bukan kamu yang membuat tante tertawa, sayang,” lanjut tante zea.

“Lalu?” tanyaku penasaran.

“Kamu tahu jika penampilanmu mengingatkanku pada seseorang,” kata tante zea seraya melirik mama.

“Siapa?” tanyaku.

“Siapa lagi jika bukan mamamu,” sahut tante Brianna.

“Mamaku?” tanyaku menatap mama.

“Lupakan!” sahut mama kesal.

“Sudahlah, val. Penampilanmu dulu bahkan lebih sexy dari nya,” kata tante zea terkekeh.

“Hem, aku sangat ingat penampilan kak valle saat menggoda kak Jo sepulang dari gereja,” sahut Brianna.

“Mama menggoda laki laki lain selain ayah?” tanyaku kesal menatap mama tajam.

“Bukan begitu sayang, percayalah jika mama hanya menyukai ayahmu,” kata mama bingung.

“Nanti akan ku konfirmasi lagi ketika pulang,” sahutku.

“Kalian sudah kan makan nya? “ Tanya tante Brianna.

“Ayo kita pulang, ma,” ajakku.

“Sayang, mama ada shift malam. Jadi kamu lebih baik pulang naik taxi, tinggalkan mobilmu untuk mama,” kata mama menatapku.

“Mama –“ kataku ingin protes.

“Kenapa harus naik taxi? Dhika yang akan mengantarmu,” kata tante zea.

“Tidak perlu tante, Paris bisa naik taxi,” kataku cepat.

“Dhika yang akan mengantarmu, “ imbuh tante Brianna.

“Ayo, antar dia,” kata tante zea sedikit mendorong putra nya.

“Baiklah, aku pamit dulu,” kata dhika seraya mencium tangan mama nya.

Kami berdua berjalan menuju tempat parkir tanpa suara. Aku membuntuti nya dengan kesal. Dhika membukakan pintu mobil untukku dan aku masuk ke dalam mobil nya.

Dhika melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang untuk mengantarku pulang. Aku melihat kearah jendela sesekali melihat ponsel supaya tidak ada kontak mata dengan nya.

“Jangan salah paham,” kataku tiba tiba.

“Salah paham?” Tanya nya melihatku sekilas lalu kembali focus dengan kemudi nya.

“Ya, jangan berpikiran jika mamaku memuji mujimu berarti menyukaimu,”

“Memang nya kenapa? Toh hanya sekedar memuji,”

“Siapa tahu kamu berpikiran kita akan dijodohkan?”

Tiba tiba dia tertawa dengan keras nya. Aku mengernyitkan dahiku, dia benar benar laki laki aneh.

Ada apa?

Apa aku salah ngomong?

Tiba tiba saja wajahku memerah.

“Jadi kamu berpikir sejauh itu?” Tanya nya menahan tawa.

“Siapa tahu kan? Aku mendengar sendiri kemarin ketika ayahku berbicara dengan mamaku,” kataku menahan malu.

“Memang nya kenapa kalau kita dijodohkan?”

“Kamu bukan tipeku,” sahutku kesal.

“Kenapa?”

“Aku tidak suka dengan penjaga kamar mayat,” jawabku santai.

“Penjaga kamar mayat???”Tanya nya kaget.

“Apa coba pekerjaanmu jika bukan penjaga kamar mayat?” tanyaku.

“Atau kamu penggali kubur? Aku dengar sendiri tadi jika mamamu bilang pekerjaanmu berhubungan dengan orang mati. Kalau kamu benar benar dokter, pasti kamu berhubungan dengan orang sakit kan? Bukan orang mati,” imbuhku setelah diam sejenak.

“Ya, anggap saja pekerjaanku berhubungan dengan orang mati, jadi jangan coba coba dekat denganku,”

“Pantas saja sikapmu dingin seperti orang mati,” celetukku.

Tiba tiba mobil berhenti.

“Kenapa berhenti? Kamu tidak terima aku bilang seperti itu?” tanyaku masih setia menatap ponsel.

“Turun!”

“Aku tidak mau turun jika belum sampai, lihatlah heelsku cukup tinggi. Aku tidak punya uang untuk membayar taxi pulang,“ kataku masih menatap ponsel.

“Sudah sampai, lihatlah,” sahut nya menatap pagar rumahku.

“Sudah sampai ya? Baiklah aku turun,” kataku malu dan cepat cepat turun.

“Terima—“

WUUUUUZZZZZZZZZZZZZZZZ……………..

Dasar orang gila, sebelum aku selesai mengucapkan kata terimakasih, mobil nya sudah melesat mirip roller coaster. Dengan kesal aku menurunkan tanganku yang tadi nya ingin melambaikan tangan pada nya.

Awas saja ya jika kita bertemu lagi!

Bertemu lagi?

Aku tidak ingin menemui nya lagi!

Aku memasuki rumah dengan memainkan ponsel yang ada di tanganku, masih sibuk bersosial media. Aku ingin meminta bantuan kucuran dana pada kakek dan nenek untuk mengembangkan butikku yang sudah berkembang sejak aku mengambil studi di London.

Aku merintis bisnis ini dengan bantuan beberapa teman di kota ini yang berkompeten dalam bidang nya. Ada beberapa orang yang ku percaya untuk menjalankan bisnis ini meskipun aku harus menghandle nya dari jauh.

‘PARIS OFFICIAL’, Itulah nama butik milikku yang sebagian besar dana nya dari kakek dan nenekku. Mereka benar benar sumber kebahagiaanku, apapun yang ku minta akan mereka berikan. Tapi bisnis ini tidak main main, omset nya sangat banyak perbulan. Karena yang berkunjung kebanyakan dokter, tentu saja aku menyuruh mama sebagai marketing handal. Tidak hanya dokter, banyak pengusaha pengusaha yang berkunjung kesini juga. Tentu saja aku memanfaatkan teman teman kakek dulu dan teman teman nenek supaya berkunjung ke butikku. Relasi mereka benar benar bagus meskipun usianya sudah dibilang tidak muda lagi.

Kami berkomitmen untuk menjadi brand paling inovatif, selalu memberikan produk dengan berbagai macam pilihan yang trendy tetapi berkualitas.

Terpopuler

Comments

Mhira Tzabit

Mhira Tzabit

hahahahahhaha

2022-11-11

0

Nur Yuliastuti

Nur Yuliastuti

😍😍

2021-08-20

0

Nna Rina 💖

Nna Rina 💖

mungkin dokter forensik ya dhika mknya berteman dg mayat 😆

2021-06-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!