Arya memesanan makanan untuk Yuna, sedangkan Yuna hanya melihat canggung saat Arya duduk di sebelahnya.
Tak di sangka dia bertemu dengan teman seruangan dengannya. Yuna mencoba menutupi wajahnya menggunakan buku menu, tapi sia-sia mata Erin sudah menangkap basah dirinya makan bersama dengan CEO idamannya.
"Yun, kamu di sini?. Kenapa gak ajak-ajak sih??." Erin memegang pundak Yuna dari samping, sambil terus menatap lekat keberadaan lelaki idolanya.
"Eh.. hmm, maaf ya Rin bukannya aku gak mau ngajak kamu tapi Tuan Arya yang mengajakku untuk makan siang berdua." Sebenarnya Yuna tidak enak dengan Erin karna selama dua hari ini , dia berkali-kali bilang kalau dia menyukai sang CEO.
"Kamu sombong sekali Yun, padahal baru makan siang saja bukan sebagai kekasihnya Pak CEO. Tapi kamu sudah membohongiku, katanya mau nyalamin salamku, eh malah si princ kamu embat duluan!." Erin berkata dengan nada tinggi, hingga membuat karyawan lain juga mendengar obrolannya.
Hal itu makin membuat wajah Yuna memerah saja.
Arya yang mendengar pertengkaran mereka, merasa terganggu.
"Hai kau wanita berambut pendek?"
Seketika Erin menoleh ke arah lelaki yang di kaguminya.
"Eh.. iya Pak, sa.. saya?." Sambil menunjuk dirinya sendiri. 'Gak salah princ memanggilku' Erin gugup sambil mendekati meja CEO.
"Siapa namamu?" tanyanya tanpa ekspresi.
"Erina Pusparini Pak."
"Duduk!!" titahnya.
"Eh, dimana Pak?" Tanpa menjawab Arya malah membuat Erin sedikit ketakutan.
"Iya.. iya saya duduk Pak." Dia menunduk sambil sesekali mengintip wajah Yuna yang duduk berhadapan dengannya.
'Mampus kamu Rin, aku juga mati gaya ada di dekat Tuan Arya yang sok sultan. Eh, salah diakan emang sultan' pikirnya sambil melihat ekspresi ketakutan di wajah Erin.
Tak lama pesanan makanan Arya dan Yuna tiba.
"Pesan makananmu sendiri, ingat makananmu bukan saya yang bayar ya. Karna kamu sudah memarahi sekretaris baruku." ucapnya datar.
Bukannya menjawab Erin melongo melihat Yuna, sorot matanya menandakan kalau dirinya sedang mencari penjelasan.
Sedangkan Yuna sendiri hanya berekspresi biasa saja dia tau kalau temannya itu begitu kepo.
Makan siang selesai, Yuna dan Erin meminta ijin untuk melanjutkan pekerjaannya. Di jalan Yuna menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya, hingga tiba-tiba ia harus terima untuk menjadi sekretaris yang ke dua. Membantu pekerjaan Lian yang menumpuk.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=>
Ketika sore menjelang para karyawan kantor membubarkan diri mereka dengan teratur, Erin yang dominan lebih ribut dari teman yang lainnya membuat Arya mengetahui kalau ada Yuna di sana. Mereka sedang berjalan menyusuri lorong ruangan kantor yang panjang.
"Dasar kampungan, gak makan gak bubar pulang kantor selalu ribut. Tapi dirimu terlihat berbeda dari yang lain," ucapnya lirih sambil menutup korden ruangannya yang memang berada di ruangan tengah gedung ini.
Yuna berjalan kaki ketika yang lain mengendarai kendaraan mereka masing-masing.
"Kontrakan kamu di mana Yun?" tanya Erin sebelum ia mendapatkan taxi onlinenya.
"Kontrakanku agak jauh sih, gajian pertama aku mau berencana pindah Rin."
"Jadi bener kamu mau jalan kaki saja?."
"Ia untuk menghemat ongkosku." Yuna tersenyum dan berlalu meninggalkan Erin yang selalu bertanya ingin tahu.
Saat Yuna berjalan di trotoar jalan raya, Kevin melihatnya. Dia berinisiatif untuk menepikan mobilnya.
Tin... Tin...
Suara klakson mobil itu begitu nyaring, di telinga Yuna.
'Siapa sih, bukannya jalanku sudah di atas trotoar. Dan tidak di tepi jalan, tapi kenapa mobil itu mengikuti jalanku terus?'
Sambil bergumam kesal Yuna menoleh ke belakang agar bisa mengetahui siapa orang di balik mobil tersebut.
Saat ia berhenti memperhatikan seseorang dari dalam mobil untuk keluar, tiba-tiba sosok Kevin keluar dari mobil dengan coolnya.
'Kevin..'
Kevin berjalan menghampiri Yuna yang terpaku melihatnya.
"Yuna, kenapa kamu berjalan sendirian petang hari begini?."
"Maaf Tuan, kebetulan kontrakan saya sudah dekat dari sini."
"Kerja di mana memangnya kamu?."
"Di Bank XX Tuan." Jawabnya singkat, karna kalau panjang dia dan papanya akan menghancurkan pekerjaannya.
"Wah hebat sekali rupanya kamu ya, bisa masuk di kantor tersebut?!." Cibirnya.
"Maaf Tuan, saya harus segera pulang karna ini sudah hampir malam." Elaknya, untuk menghindari hal yang tidak di inginkan.
"Sombong sekali kamu!!, lihat apa yang akan ku lakukan karna kamu pelit informasi." Kevin merasa Yuna telah bertindak tidak sopan kepadanya. Dia mencengkeram lengan Yuna, saat gadis tersebut berusaha menghindar dan pergi darinya.
Saat hal itu terjadi mobil yang di kendarai Arya melintasi mereka berdua. Dan terlihat Yuna meringis kesakitan karna cengkraman Kevin. Arya segera menepikan mobilnya dan menyelamatkan Yuna, Kevin yang mengetahui ada orang lain di tempat itu segera melepaskan lengan Yuna dan menyentakkannya.
"Siapa kamu, kenapa kasar sekali kepada perempuan?." Arya bertindak sok pahlawan dan memukul keras rahang Kevin.
"Bukan urusanmu!!." Kevin membalas memukul wajah Arya, namun ia masih bisa menepisnya.
"Pergi kamu dari sini, atau mau ku patahkan kakimu di sini?!." teriaknya sambil menyeret tangan Yuna agar mengikutinya, masuk ke dalam mobilnya.
Kevin merasa harga dirinya terinjak dan memukul angin dengan keras, terlihat sekali kemarahan di wajahnya. Ia mengeratkan rahangnya dan berteriak keras.
"Brengsek, berani kau memukulku ku pastikan besok kau akan menemui kehancuranmu. Dasar gadis sialan!!." Kevin kesal karna Yuna berhasil di bawa pergi oleh lelaki yang tidak ia kenal.
^^^^^^^^
Kini Arya sudah jauh meninggalkan Kevin yang sedang kesakitan akibat pukulannya tadi.
"Ceritakan siapa lelaki itu, apa dia ingin mencelakaimu?."
"Em.. sebenarnya dia saudara tiri saya Tuan."
"Apa?, jadi dia orangnya yang kamu ceritakan tadi siang?."
"Iya Tuan, eh.. maaf Tuan saya mau berhenti di sini saja. Kontrakan saya ada di belakang gang ini."
"Di sini?." Arya ragu untuk berhenti karna tempatnya sangat gelap untuk memasuki gang yang di tunjuk oleh Yuna.
"Iya Tuan, di situlah saya tinggal." Yuna ingin keluar dari mobil Arya tapi tangan Arya menghentikannya.
"Boleh saya mengantarmu?." Arya penasaran seperti apa tempat tinggal calon sekretaris barunya.
"Tapi Tuan, untuk masuk ke dalam gang itu saja mobil Tuan pasti tidak bisa. Gangnya kecil Tuan?." Yuna ragu dengan keikutsertaan Arya.
"Tidak papa aku yang ingin melihatnya, layak atau tidak tempat tinggalmu. Karna pekerjaan di kantor sangat banyak, aku tidak mau kalau sekretarisku nanti tidak sehat kehidupannya." Arya membuat alasan itu agar Yuna menuruti kemauannya. Arya dengan pedenya memasuki gang kecil itu mendahului langkah Yuna.
Karna jalanan yang begitu gelap membuat bulu kuduk Arya merinding.
"Tunjukkan jalannya, aku tidak tau." Arya memberikan jalan kepada Yuna, karna dia merasa ketakutan.
"Tuan takut gelap?." tanya Yuna sambil sedikit tertawa.
"Mana ada lelaki cool dan macho sepertiku takut gelap?!." Arya mengelak ucapan Yuna yang terkesan menertawainya.
Yuna yang merasa hari ini sangat melelahkan di tambah dengan terjadinya kejadian yang membuatnya harus bertemu dengan Kevin. Membuat dia sedikit mengelap peluhnya yang menetes di ujung dahinya, sekarang dia harus terperangkap berdua dengan Bosnya yang super aneh.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Wislan Thu Wislan
next thor
2022-08-30
0
Boru Angin
semangat thor
2021-10-01
0
Yukity
Hadir Thor..
Salam dari "Cinta untuk Yulia"
2021-08-29
0