Kacamata penguntit

Yuna berlari ke toilet untuk menyelamatkan dirinya dari lelaki yang ketahuan berbuat mesum itu di gudang, namun temannya Erin sudah tidak berada di sana. Dia berdiam di depan kaca dan memikirkan sesuatu, 'barusan itu siapa sih, seenaknya saja berbuat mesum di kantor. Dasar tidak tau malu!!.' Desisnya sambil melihat dirinya di depan cermin.

'Seperti ada yang kurang penampilanku saat ini' pikirnya, dia memegang pipinya. Seketika dia teringat kalau kaca matanya jatuh saat tadi dia berlari menyelamatkan diri.

"Ouh sial, kenapa aku bisa menjatuhkannya!" hanya gumaman kekesalan yang keluar dari mulutnya.

.......

Sementara itu, Arya yang tadi sempat melihat sekelebat perempuan berlari mengenakan baju dress warna pink itu tertawa.

'Dasar wanita bodoh, kau menjatuhkan kaca mata ini. Kau akan segera ku temukan karna telah berani menguntitku' seringai senyuman kelicikan muncul di bibirnya. Dia memungut kaca mata itu dan mengantonginya.

Arya berjalan menuju ruang keuangan, di sana dia telah di sambut oleh sekretarisnya Lian Cho. Wanita cantik yang begitu tergila-gila kepada Arya.

Aya memasuki ruangan itu tanpa bersuara, membuat seisi ruangan mendadak sepi dari mulut mereka yang begitu ribut.

"Apa yang kalian ributkan, kantor ini ku bangun untuk para karyawan yang mau bekerja keras mengembangkan perusahaanku, bukannya para pecundang yang hanya mau berteriak-teriak meminta tolong agar pekerjaannya cepat selesai dengan bantuan para karyawan baru!!. Mulai sekarang lakukan pekerjaan kalian masing-masing, dan jangan memberikan pekerjaan kalian kepada karyawan baru. Karna pimpinan kalian yang akan memberikan pekerjaan itu kepada mereka yang baru, paham!!" suara tegas dan tinggi itu membumbung ke udara, seketika ruangan menjadi gelap karna kemarahan sang CEO.

"Baik Tuan kami akan melakukan pekerjaan kami sendiri." Jawaban serempak keluar dari mulut sang karyawan yang lainnya.

"Baiklah, tunjukkan laporan keuangan sebulan ini. Dan berikan kepada sekretaris Lian, aku akan memeriksanya sendiri di ruanganku." Arya menelusuri semua karyawan perempuan yang memakai dress pink, namun nihil ia tak menemukannya.

"Oiya siapa yang kehilangan kaca matanya di depan toilet, suruh dia segera menghadapku." tanpa berlama-lama Arya keluar dari ruangan tersebut dan menuju ruangannya sendiri.

Sementara sekretaris Lian mengikutinya dari belakang setelah mendapat dokumen keuangan yang di minta oleh CEOnya.

Di ruangan Arya memperhatikan kaca mata temuannya, dia membolak-balikkan kaca mata itu dan di mainkannya di putar-putar.

"Permisi Tuan ini dokumen yang anda minta." Lian meletakkan dokumen itu dan melirik sedikit ke arah kaca mata itu.

Tanpa menjawab, Arya meletakkan kaca mata itu lalu mengangkat telunjuknya. Tanda kalau Lian harus segera keluar dari ruangannya.

"Maaf Tuan, kalo saya boleh tau itu kaca mata siapa?" tanya Lian kepo, dia tau kalau pertanyaannya pasti tidak akan di jawab oleh Arya. Tapi dia tetap melakukannya, untuk mengusir rasa penasannya.

"Bukan urusanmu, kembali bekerja atau selamanya angkat kaki dari sini." Arya kembali mengambil kaca mata itu dan terlihat tersenyum kembali. 'Sepertinya aku akan mendapat permainan baru' gumamnya mendapatkan ide.

Lian memendangnya dengan penuh kekesalan, selama ini ia berusaha menjadi sekretaris yang baik dan berdandan super sexy dan memakai make up yang membuat para pria pasti menyukainya. Tapi bukannya memikat hati Arya, bahkan ia tak bergeming untuk sedikit saja melihatnya. Namun dia tak kurang akal, sering kali dia berbuat centil kepada Arya dan itu sukses membuat sang Arya sedikit menyukainya. Itulah satu-satunya senjata agar dia selalu berada di samping Arya.

.....

Di rasa sudah menunggu beberapa lama di dalam toilet, Yuna berinisiatif untuk mencari kaca matanya yang terjatuh di gudang, namun sama sekali dia tak menemukannya. 'Di mana jatuhkan kaca mataku tadi, sepertinya di sini tapi kok gak ada ya?' pikirnya sambil terus berjongkok melihat di bawah kolong rak buku.

Karna lama mencari, dia teringat kalau harus segera kembali untuk bekerja. Ia segera meninggalkan gudang tersebut dan kembali ke ruangan, saat dia baru saja tiba dan duduk di meja kerjanya temannya Erin menepuk bahunya pelan.

"Kemana aja sih, kenapa tiba-tiba menghilang?"

"Em, tadi aku ke taman sebentar mencari angin rin. Oiya apa pak CEO kita sudah melakukan sidaknya?"

"Ya sudahlah Yun, kamu sih datangnya terlambat. Tadi dia terlihat keren saat memarahi kakak senior kita, yang suka menyuruh-nyuruh kita bawahannya. Oiya mulai besok kita akan mendapat pekerjaan dari Ibu Mega langsung, dia adalah pimpinan di bagian keuangan ini." Tuturnya tanpa jeda, karna terlalu bersemangat menceritakan betapa tampan dan berkhrismanya seorang Arya.

"Benarkah??" tanyanya dengan begitu singkat, dia tak bersemangat hari ini. Berharap kalau waktu makan siang akan segera datang, dia ingin meluapkan kekesalannya tadi pagi dan menjelang siang mata dan pendengarannya ternoda oleh tingkah dua orang manusia yang berbuat mesum di kantor. Dan dia juga harus kehilangan satu-satunya kaca mata yang ia punya karna menghindari kejaran lelaki mesum itu.

"Kenapa manyun begitu, apa terjadi sesuatu?"

"Kaca mataku hilang Rin, sewaktu aku ke toilet tadi bersamamu. Sepertinya aku melepasnya tapi di mana aku lupa."

"Oh, jadi itu kaca mata milikmu? Tadi Pak Arya bilang kalau dia menemukan kaca mata di depan toilet, dan dia menyuruhmu untuk menemuinya untuk mengambil kaca matamu."

'Apa dia yang menemukannya, sial aku sudah susah-susah menghindarinya karna kejadian tadi pagi yang memalukan. Tapi tunggu di gudang tadi aku melihat dia memakai jas berwarna biru tosca, tadi pagi aku juga melihat dia memakai jas berwarna biru tosca juga. Apa jangan-jangan dia yang berbuat mesum tadi di gudang. Ya Tuhan kenapa hari ini aku sial sekali, harus bertemu dengannya, kalau ketahuan aku yang menguntitnya tadi. Mati aku!!.' Yuna menutup mukanya dengan selembar kertas yang berada di atas mejanya. 'Semoga dia lupa dan tidak mengenaliku, ya aku harus banyak berdo'a agar dia melupakan kejadian hari ini' dia tau kalau do'anya tidak akan berhasil namun dia harus menerima konsekuensi apa bila Arya menghukumnya.

"Kau kenapa, apa kau baik-baik saja Yun?" Erin masih tidak mengerti dengan kelakuan teman barunya itu.

"Eh, aku tidak apa-apa Rin. Makasih sudah memberitahuku, aku akan segera menemui Pak Arya"

"Apa kamu mau aku menemanimu Yun?"

'Wah bisa berabe kalau Erin tau, semua isi bagian keuangan akan ramai membicarakanku. Erin kan mulutnya ember.' gumamya sambil sedikit meliriknya.

"Tidak usah Rin kamu di sini saja, aku tau kau sangat mengidolakan CEO kita itu. Nanti aku salamkan saja bagaimana?" godanya mencairkan suasana.

"Oiya boleh, aku jadi malu. Trima kasih ya Yun kamu selalu mengerti keinginanku." ujarnya sambil pipi merona.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Elisa Nursanti Nursanti

Elisa Nursanti Nursanti

wes tak kasih vote bunga,kopi dan video utk othoorr

2023-09-15

0

Wislan Thu Wislan

Wislan Thu Wislan

kok CEO maunya di gudang ya emang nggak da kmar pribadi ya

2022-08-30

0

Boru Angin

Boru Angin

heran melihatnya

2021-10-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!