SALAD

Pukul sebelas siang, Zayn sudah datang ke kediaman Halley untuk menjemput Thalita. Pria itu sedikit terkejut saat mendapati calon tunangannya yang berpenampilan feminim siang ini.

"Tumben kau memakai dress siang ini? Tapi kau terlihat cantik dan aku menyukainya," puji Zayn seraya memeluk Thalita.

"Bukankah katamu aku aku harus lebih sering memakai dress?" Jawab Thalita mengulas senyum di bibirnya.

Thalita sudah begadang semalaman untuk membaca riwayat pesan antara Zayn dan Thalia di ponsel Thalia. Jadi sedikit banyak, Thalita sudah paham mengenai Zayn dan apa-apa saja yang membuat pria ini senang.

Dan anehnya, hal-hal yang disukai oleh Zayn ternyata juga disukai oleh Thalita.

Kebetulan sekali.

"Kau terlihat feminim dan kecantikanmu naik seribu persen saat kau memakai dress seperti ini," puji Zayn berlebihan.

"Ya! Tapi kau sudah meninggalkan koperku yang berisi dress di bandara tempo hari. Aku jadi tak punya banyak dress sekarang," keluh Thalita yang kembali ingat pada kopernya yang malang yang sekarang entah berada dimana.

Kala itu, Zayn meninggalkan koper Thalita begitu saja, saat pria itu menyeret Thalita menuju ke tempat parkir.

"Bisakah kita kembali ke bandara dan mencari koperku? Barangkali ada petugas keamanan yang menemukannya," pinta Thalita sedikit memohon.

"Kenapa harus repot-repot mencari koper yang hilang? Kau bisa membeli dress baru bersama Mama dan Audrey nanti setelah makan siang," jawab Zayn enteng.

"Itu pemborosan, Zayn!" Protes Thalita merasa keberatan.

"Tentu saja tidak! Untuk apa aku bekerja mencari uang siang malam, jika aku pelit kepadamu? Kau calon istriku!" Sahut Zayn masih dengan nada enteng.

Dasar orang kaya!

"Ayo berangkat!" Ajak Zayn yang sudah membukakan pintu mobil untuk Thalita.

Seperti sebelumnya, Zayn juga memasangkan sabuk pengaman Thalita.

Tak ada protes sedikitpun dari Thalita. Gadis itu lebih penurut sepertinya.

****

Setelah menempuh perjalanan selama dua puluh menit, mobil Zayn masuk kd halaman rumah kekuarga Abraham yang sama besarnya dengan rumah Mom dan Dad. Tapi rumah ini lebih terlihat mewah bak istana.

Wow!

Ternyata calon tunangan Thalia memanglah pria tajir yang berasal dari keluarga konglomerat.

Tampan, perhatian, kaya, kurang apa coba?

Lalu apa yang membuat Thalia kabur tak tahu rimbanya?

Thalia punya selingkuhan yang lebih kaya dari Zayn?

Thalita baru turun dari mobil Zayn saat seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik menyapa Thalita dengan hangat. Wanita yang Thalita tebak sebagai mamanya Zayn tersebut, juga memeluk Thalita dan tak berhenti mengulas senyum di bibirnya.

"Kau terlihat cantik siang ini, Thalia!" Puji Mama Hanni yang sudah merangkul Thalita dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.

Aku Thalita!

Rasanya menyebalkan saat orang-orang salah memanggil namamu!

Thalita hanya menggerutu dalam hati.

Thalita tetap memaksa untuk tersenyum pada mama Hanni, meskipun hatinya merasa dongkol.

Memangnya Thalita bisa apa?

Thalita akan tetap menjadi Thalia sampai Thalia yang asli muncul dari pelariannya.

"Audrey belum datang, Ma?" Tanya Zayn yang sedari tadi mengekor di belakang Thalita dan Mama Hanni.

"Belum! Tadi katanya masih di bandara kota," jawab Mama Hanni sedikit menjelaskan.

"Will ikut datang juga, kan?" Tanya Zayn lagi menyelidik.

"Entahlah! Mama tidak bertanya tadi," jawab Mama Hanni sekenanya sebelum wanita paruh baya tersebut menghilang ke arah dapur bersama Thalita.

****

Seperti halnya Mom Belle yang kerap turun langsung ke dapur, meskipun banyak pelayan dan juru masak di rumahnya. Mama Hanni rupanya juga tipe wanita mandiri dan merakyat yang tak segan untuk memasak langsung hidangan makan siang di rumahnya siang ini.

"Sedang membuat salad, Tante?" Tanya Thalita pada mama Hanni yang masih mencampur sayuran di mangkuk besar.

"Mau membantu?" Tawar Mama Hanni pada Thalita.

"Thalia bisa membuat dressing-nya," jawab Thalita yang sudah tak lagi kaku saat menyebut dirinya sebagai Thalia.

Meskipun sebenarnya terasa menyebalkan!

"Baiklah kalau begitu! Tante serahkan ke kamu," tutur Mama Hanni yang langsung menggeser mangkuk besar itu ke hadapan Thalita.

Mama Hanni lanjut menngerjakan yang lain.

Zayn yang masuk ke dapur untuk mengambil minum, sedikit terkejut saat mendapati Thalita yang sedang mengaduk-aduk sayuran di mangkuk besar. Yang membuat Zayn kembali heran adalah Thalita yang sesekali mencicipi sayuran mentah di mangkuk tersebut.

Seingat Zayn, Thalia paling tidak suka disuruh makan sayur, terutama sayuran mentah sejenis salad. Lalu apa yang sudah membuat gadis itu berubah dengan begitu cepat.

"Sedang membuat salad?" Tebak Zayn yang sudah mendekat ke arah Thalita.

"Ya! Aku hanya sedang membantu Tante Hanni," jawab Thalita yang kembali mengaduk-aduk sayuran di mangkuk.

"Mau mencobanya?" Thalita menawarkan pada Zayn.

Zayn membuka mulut dan memberi kode pada Thalita agar menyuapinya.

Thalita menyuapkan sesendok salad tadi ke mulut Zayn, dan Zayn mengunyahnya dengan santai.

"Enak!"

"Coba gantian!" Zayn ganti menyuapi Thalita, dan Thalita menurut saja tanpa menolak sedikitpun.

"Merasa ingin muntah?" Tanya Zayn khawatir.

"Kenapa ingin muntah? Aku tidak alergi sayuran," jawab Thalita sedikit terkekeh.

"Sejak kapan kau suka makan sayur? Biasanya kau selalu menyingkirkan sayuran yang ada di piringmu," tanya Zayn penasaran.

Astaga!

Thalita benar-benar tidak tahu kalau Thalia tidak suka makan sayur.

Sedangkan Thalita adalah penggemar berat sayur dan buah.

Thalita mana bisa mengikuti gaya hidup Thalia yang aneh tersebut?

"Eeeee, bukankah kau yang selalu menyuruhku makan banyak sayur dan buah?" Thalita menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Ya! Kau harus hidup sehat!" Zayn kembali menyuapkan salad pada Thalita.

"Dan, apa kau baru saja ikut kursus masak? Tidak biasanya kau mau membantu Mama di dapur saat berkunjung ke sini?" Tanya Zayn lagi sebelum menyuapkan salad ke mulutnya sendiri.

"Aku hanya ingin menjadi calon menantu yang baik untuk Mama kamu. Apa itu salah?" Thalita sudah mengambil mangkuk salad dari hadapan Zayn.

"Sama sekali tidak! Aku lebih suka kau yang sekarang!" Jawab Zayn mengerling nakal pada Thalita.

"Kau akan menghabiskan saladnya!" Kekeh Thalita seraya berlalu dari hadapan Zayn dan menyusul Mama Hanni.

"Hei, hei! Mau kemana!" Namun Zayn berhasil menangkap Thalita dengan cepat dan melingkarkan lengannya di pinggang gadis itu. Zayn juga menyusupkan kepalanya di ceruk leher Thalita.

"Lepas, Zayn! Aku mau membantu tante Hanni menyiapkan makan siang!" Thalita sedikit menggeliat berusaha meloloskan dirinya dari Zayn.

"Sudah banyak pelayan yang membantu Mama. Kau temani aku saja mengobrol di taman belakang atau di ruang tengah atau di kamar." Zayn masih belum memindahkan kepalanya dari ceruk leher Thalita.

"Eheeem! Sedang pacaran di dapur?" Suara seorang wanita membuat Thalita gelagapan dan segera melepaskan dirinya dari dekapan Zayn.

"Baru mau tunangan sudah nempel-nempel, ya!" Goda wanita yang mungkin seusia dengan Thalita tersebut.

Siapa wanita ini?

Apa mungkin ini Audrey adik Zayn?

.

.

.

Audrey dan Zayn hanya selisih satu tahun ya usianya.

Terima kasih yang sudah mampir.

Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.

Terpopuler

Comments

Wahyunii

Wahyunii

iya, wakti Audrey lahir, zain umur 1tahun

2022-02-11

0

Wahyunii

Wahyunii

jodoh gaakan tertukar, walaupun kalian kembar😁

2022-02-11

0

Pesek Gitank

Pesek Gitank

setidaknya zayn g main sosor kayak daniel

2021-10-21

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!