KAU THALITA!

Sejenak suasana di dalam mobil menjadi hening, setelah pengakuan tak terduga dari Thalia.

Daniel masih diam dan Thalia juga masih diam menunggu ekspresi selanjutnya dari pria di depannya tersebut.

"Kau?"

"Aku Thalia, bukan Thalita. Kebetulan kami saudara kembar jadi wajah kami memang mirip. Dan aku adalah Thalia, bukan Thalita," jawab Thalia panjang lebar menjelaskan pada Daniel.

Daniel masih diam, sebelum akhirnya pria itu bertepuk tangan pada Thalia yang tentu saja membuat Thalia semakin bingung.

Apa pria ini sedang gila?

"Aktingmu bagus sekali, Sayang! Tapi kau tidak bisa menipuku kali ini!" Daniel kembali menangkup wajah Thalia dengan gemas.

"Aku sudah hafal dengan semua permainanmu dan sandiwaramu itu," imbuh Daniel lagi yang sontak membuat Thalia melongo tak percaya.

"Dan aku akan menciummu semalaman, kalau kau bersandiwara lagi!" Sambung Daniel seakan sedang mengancam Thalia.

Ya ampun!

Ternyata pria ini sudah gila!

Apa Thalita tidak pernah memberitahu kekasihnya ini kalau dia punya saudara kembar?

Saudara macam apa kamu, Thalita?

Thalia tak berhenti menggerutu dalam hati.

"Tapi aku benar-benar tidak tahu kau siapa? Bahkan namamu saja aku tidak tahu!" Thalia masih bersikeras mengakhiri kesalahpahaman ini.

Daniel menaruh telapak tangannya di kening Thalia.

"Apa kau sedang demam, Sayang? Aku Daniel, kekasih LDR-mu satu tahun belakangan!" Jawab Daniel yang semakin merasa gemas pada Thalia.

Bagus!

Setidaknya Thalia sudah tahu nama pria asing ini.

Daniel, Daniel, Daniel.

Nama yang bagus!

"Baiklah, sebaiknya kamu akhiri sandiwaramu itu. Ayo kita membeli makanan untuk ibu di rumah," Daniel sudah membuka pintu mobil. Dan Thalia baru sadar, kalau kini merasa sudah berhenti di sebuah pasar sepertinya.

Kenapa banyak pedagang kaki lima dengan gerobak yang berjualan di pinggir jalan?

"Ayo, Thalita!" Ajak Daniel yang sudah terlebih dahulu turun dari mobil.

"Thalia! Aku Thalia!" Thalia menggerutu sendiri sebelum akhirnya ikut turun dan menyusul langkah Daniel.

Biasanya saat bersama Zayn, Thalia tidak perlu membuka pintu mobil sendiri, karena Zyan selalu membukakan pintu mobil untuk Thalia dan bahkan Zayn juga membukakan sabuk pengaman untuk Thalia.

Mungkin terlihat romantis bagi wanita lain. Namun benar-benar terasa menjemukan untuk seorang Thalia.

Thalia dan Daniel berjalan beriringan menyusuri deretan gerobak kaki lima yang menjajakan aneka makanan. Tidak ada drama gandeng menggandeng tangan seperti yang biasa dilakukan Zayn pada Thalia saat sedang berada di tempat umum.

Thalia rasa, Daniel bukan pria posesif sejenis Zayn.

"Kau mau beli apa?" Tanya Daniel pada Thalia yang terlihat melamun.

"Yang enak apa?" Thalia malah balik bertanya.

"Oh, aku lupa. Kau sudah terlalu lama di Paris. Jadi lupa makanan pinggir jalan begini," Daniel menepuk keningnya sendiri dan sedikit terkekeh.

Apanya yang di Paris?

Thalia belum pernah tinggal di kota mode itu malahan.

Dan Thalia tentu saja hafal diluar kepala segala jenis makanan pinggir jalan begini. Sayangnya, beberapa bulan terakhir Thalia tidak bebas jajan lagi karena Zayn selalu bawel dan mengatur-atur Thalia.

"Makan saja masakan homemade!"

"Jangan jajan sembarangan!"

"Ngemilnya diganti buah dan sayur!"

Bla bla bla

Thalia memutar bola matanya dan mendadak merasa kesal dengan semua kalimat larangan yang keluar dari bibir Zayn.

Pria itu memang kaku dan menjemukan.

Bolehkah Thalia menyamar sebagai Thalita saja selama satu bulan kedepan?

Lalu Zayn akan kebingungan mencari Thalia.

Dan mungkin foto Thalia akan langsung terpajang di banner besar di tengah kota dan di layar televisi sepanjang hari.

Hahahaha!

Tak bisa Thalia bayangkan bagaimana kalang kabutnya Zayn jika tahu dirinya kabur dari rumah sekarang tanpa membawa ponsel.

"Kok bengong?" Tepukan lembut Daniel di pundak Thalia, sontak membuat semua lamunan Thalia menjadi buyar.

"Mau beli apa?" Daniel mendekatkan wajahnya ke arah Thalia dan sedikit berbisik pada gadis itu. Terang saja, hal itu langsung membuat wajah Thalia menjadi bersemu merah.

Kenapa suara Daniel begitu lembut menyejukkan?

"Terserah kau saja, Daniel!" Jawab Thalia sedikit tergagap.

"Kau suka martabak?" Tanya Daniel seraya menunjuk ke arah gerobak penjual martabak telur.

"Kelihatannya enak," jawab Thalia seraya mengendikkan bahu.

"Ayo beli itu saja!" Daniel merangkul Thalia dan mengajak gadis itu menuju ke arah gerobak penjual martabak telur.

Setelah menyebutkan pesanannya, Daniel dan Thalia duduk bersisian di bangku panjang sambil menunggu martabak pesanan mereka matang.

"Aku tidak bisa menghubungimu hari ini. Kau mematikan ponselmu?" Tanya Daniel membuka obrolan.

"Sebenarnya, aku tidak tahu dimana ponselku," jawab Thalia sedikit mengarang.

Kalau ponsel Thalia tentu saja masih ada di laci nakas di kamarnya.

Kalau ponsel Thalita?

Mana Thalia tahu.

Mungkin Thalita lupa men-charge ponselnya, jadilah benda itu mati seharian. Toh setahu Thalia, saudara kembarnya itu kerap acuh dengan benda bernama ponsel. Thalita selalu terlambat membalas pesan-pesan Thalia, seolah hidupnya habis untuk semua dunia nyatanya.

Entah apa yang sebenarnya membuat seorang Thalita begitu sibuk.

"Ponselmu hilang?" Daniel bertanya dengan serius.

"Aku rasa jatuh di satu tempat dan aku tidak bisa menemukannya hingga kini," jawab Thalia kembali mengarang.

"Kau sudah mengabarkan pada keluargamu kalau kau pulang?" Tanya Daniel lagi yang kini ganti menyodorkan ponselnya pada Thalia.

"Aku rasa nanti saja aku menghubungi keluargaku. Bukankah aku pulang untuk mengejutkanmu?" Jawab Thalia asal. Gadis itu sedikit meringis demi menutupi kebohongannya.

Tapi ngomong-ngomong, apa benar Thalita sedang pulang ke negara ini sekarang?

Bukankah kemarin Thalita mengatakan pada Thalia kalau dia sedang sibuk dengan wisudanya dan tidak bisa pulang?

Atau mungkin Daniel sedang rindu berat pada Thalita, hingga pria ini menghalu kalau Thalita sedang pulang sekarang dan hendak berkunjung ke rumah ibunya?

Ah, entahlah!

Thalia jadi pusing sendiri memikirkannya.

Martabak telur pesanan Daniel sudah jadi.

Thalia dan Daniel segera melanjutkan perjalanan mereka ke rumah orang tua Daniel.

.

.

.

Pada bingung nggak yang baca?

Kalau ada kesalahan penyebutan antara Thalia dan Thalita, tolong ingatkan othor, ya!

Agar segera bisa dikoreksi.

Terima kasih.

Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

KERENNN NI CERITA,,, THALIA KYKNYA MMG COCOK DGN SIFAT DANIEL.. SYANGNYA NI DANIEL GK ADA AHKLAK, SIKIT2 LGSUNG NYOSOR KE THALIA... KDG2, BINGUNG DGN NAMA2 TOKOH2NYA, NMA2 MRK BNYK NAMA2 NON MUSLIM, TPI NIKAHNYA PNGHULU PULA,, TPI KLAKUAN BNYK TDK MNCERMINKN AHKLAK MUSLIM.. MSKI DIDUNIA NYATA,, BNYK PRILAKU MUSLIM YG KYAK KAFIR..

2023-05-13

0

Wahyunii

Wahyunii

apes kali si Daniel, Thalia gabisa dan gamau disuruh masak

2022-02-11

0

Winda Nurmayani

Winda Nurmayani

bagus thor

2022-01-17

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!