Keesokan harinya
Sebelum berangkat ke sekolah Savira menyuapi makan ibunya dulu yang sedang sakit sehingga membuat Savira terlambat ke sekolah.
Sesampainya di depan gerbang sekolah yang sudah di tutup Savira meminta izin guru piket agar membiarkannya masuk
“Pagi pak, maaf pak saya terlambat, saya mohon izinkan saya masuk pak” ucap Savira mencoba agar bisa masuk
“iya, silahkan kamu keliling lapangan sepuluh kali, baru kamu boleh masuk” ucap Pak guru
Mau tidak mau Savira pun melakukan apa yang di instruksikan pak guru agar bisa mengikuti pelajaran sekolah.
Setelah menyelesaikan hukuman dari guru piket tubuh Savira pun melemas dan hampir pingsan
“pak saya sudah menyelesaikan hukuman dari bapak apa saya sekarang boleh masuk?” Tanya Savira
“baiklah, kali ini saya perbolehkan masuk, jika lain kali kamu terlambat hukumannya akan saya gandakan dua kali lipat, kamu mengerti Savira?” ucap guru piket
“iya pak saya mengerti” jawab Savira
Sesampainya di kelas Savira langsung masuk dan duduk di bangkunya
“kamu kenapa telat masuk kelas? Ada masalah apa?” Tanya Jidan, Savira yang melihat Reni memberikan kode agar tidak berbicara dengan Jidan. Savira pun hanya bisa menunduk dan tidak mengatakan apapun
Triiiing…… triiing… tring..
Jam istirahat pun berbunyi, Reni and the geng langsung menuju meja dimana Jidan dan Savira duduk
“Savira, kita berempat lapar beliin kita makanan yang pedes-pedes dan minuman yang manis-manis” ucap Reni
“iya, aku akan segera kembali” ucap Savira. Tak lama kemudian Savira datang membawa bakso dan teh hangat kemudian memberikan nya kepada Reni end the geng.
“Apa ini? Kita mau yang manis-manis dan yang dingin-dingin bukan minuman kaya gini” bentak Asmara sambil menyiramkan teh hangat itu ke wajah Savira, sehingga membuat wajah Savira memerah karena kepanasan. Jidan yang melihat kejadian itu menjadi marah dan Plaaaak…. Jidan menampar wajah Anis hingga suaranya menggema dimana-mana, sedangkan siswa-siswa yang mendengar suara itu langsung menuju sumber suara tersebut hingga mengerumuni Jidan dan Reni and the geng
“kalian itu sudah keterlaluan, untung saja ini teh hangat bukan teh panas sehingga tidak fatal akibatnya” bentak Jidan dengan amarah yang sudah di ujung tanduk, Reni yang melihat kemarahan Jidan yang meledak-ledak langsung pergi meninggalkan kerumunan tersebut.
Tak lama kemudian salah seorang guru datang dan meminta Jidan agar segera keruang kepala sekolah. Setelah tiba di sana Jidan melihat sekeliling ruangan, dia melihat pria paru baya yang duduk di kursi kebesarannya
“begini Jidan, jadi tolong saya, tolong ikuti saja kemauan anak saya dengan begitu kamu bisa bebas sekolah di sini dan jika kamu tetap kurang ajar, saya akan mengeluarkan kamu dari sekolah ini dengan tidak hormat, dan sekarang pilihan ada di tangan kamu” ucap pak kepala sekolah dengan tatapan penuh arti itu
“baiklah pak biar saya pikirkan dahulu, besok saya akan putuskan saya akan memilih di sisi mana” jawab Jidan dengan wajah yang terlihat bingung
“oke, saya akan tunggu keputusan anda besok, sekarang kamu boleh pergi” ucap pak kepala sekolah.
Di dalam UKS Savira segera mengobati luka bakarnya, tak lama kemudian Reni melihat Savira sedang sendiri karena Jidan masih berada di ruang kepala sekolah, Reni pun yang tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini langsung masuk kedalam UKS dan menjambak rambut panjang Savira dan mulai memukuli Savira sehingga membuat tubuh Savira melemas dan jatuh kelantai.
Setelah merasa puas Reni and the geng langsung pergi meninggalkan Savira yang sudah pingsan.
Di Kusuma company, yaitu sebuah perusahaan yang menduduki peringkat pertama se Asia tenggara
“Bagaimana Jidan? Bagaimana kondisi nona Rizqina saat ini? Apa dia baik-baik saja?” Tanya pak hendrawan, pak hendrawan adalah orang kepercayaan Keluarga Kusuma
“maaf ayah, Jidan gagal dalam melindungi Safira” Jidan menundukkan kepalanya
“Safira? Siapa dia?” Tanya pak Hendrawan
“jadi Savira adalah, nama samaran yang di berikan oleh ibu angkat nona Rizqina”jawab Jidan
“lalu apakah Savira tau jika nama aslinya adalah Rizqina Tirta Kusuma?” Tanya pak hendrawan
“tidak ayah, dia tidak tau jika dia adalah pewaris tunggal Kusuma Company” ucap Jidan
“Bagus, jangan sampai Savira tau nama aslinya terlebih dahulu” perintah pak Hendrawan
“baik ayah”Jidan menundukkan kepalanya
“ayah, anak dari pak Andre kepala sekolah SMA HARAPAN selalu mem buli Nona Rizqina, dan maaf sekali lagi Ayah, aku tadi hampir dikeluarkan dari sekolah karena aku membela Nona Rizqina, apa yang harus kulakukan Ayah?” Tanya Jidan dengan menyesal
“jangan bertindak gegabah dulu kita harus berhati-hati dalam menjaga Nona Rizqina jangan sampai anak buah Alex mencium keberadaan Nona Rizqina, biarkan untuk saat ini Rizqina harus tetap memakai nama samarannya, yaitu Savira” ucap pak Hendrawan
“Apa kita tambah orang kepercayaan kita untuk pengamanan Nona Rizqina ayah? Tanya Jidan
“jangan, jika kita menambah pengamanan, mungkin saja Alex bisa mencium keberadaan Nona Rizqina dan itu bisa membahayakan nyawanya” ucap pak Hendrawan
“kamu ikuti saja kemana pun dia pergi, pantau terus dan kamu jangan sampai meninggalkan Rizqina sendiri di sekolah, jangan biarkan pengorbanan adik kamu sia-sia kamu mengerti?”
“Iya Ayah, aku akan menjaga Nona Rizqina dengan baik, aku masih ingat betul kecelakaan itu dan aku yakin itu semua perbuatan pak Alex yang terus saja mengincar harta keluarga Kusuma” ucap Jidan
.
.
.
.
:-) jangan lupa like komen dan vote. agar author makin semangat berkarya :-) selamat membaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Siti Orange
Ternyata Savira Anak OrKay
Pantesan Jidan Menjaganya
2023-08-03
0
silmi
ooo.. jidan..
2021-04-20
10