mulai menjadi bar bar

Di rumah sakit Savira menemani ibunya yang masih tertidur karena efek dari obat yang diberikan dokter, tak lama kemudian ibunya Savira batuk-batuk dan semakin lama semakin parah dan sehingga membuat Savira panik dan segera berlari mencari dokter untuk memeriksa keadaan ibunya

“Dokter, tolong ibu saya Dok, dia batuk batuk dan mengeluarkan darah Dok, bantu saya dok” ucap Savira dengan gelisah memikirkan keadaan ibunya yang semakin parah

“baiklah antar saya keruangan ibu anda” ucap seorang dokter

Didalam kamar pasien tubuh ibu Savira semakin lemas kemudian Savira datang kembali membawa dokter yang akan memeriksa keadaan Ibu Savira

“Nak, dengarkan Ibu, sebenarnya ibu bukanlah ibu kandung kamu” ucap Ibu Savira sambil menahan sakit yang di deritanya. Mendengar ucapan Ibunya itu membuat tubuh Savira bergetar dan tanpa sadar butiran bening lolos membasahi pipi Savira.

“tidak, ibu bercanda kan bu?” ucap Savira sambil memegang tangan ibunya

“tidak Nak, ibu tidak punya anak kemudian ada yang menitipkan kamu ke ibu sampai usiamu dua puluh tahun, jangan menjadi anak penakut, jadilah pemberani jadilah anak yang kuat lawan semua orang yang menyakitimu” setelah mengatakan kalimat itu Alat pendeteksi detak jantung milik Ibu Savira Pun berbunyi

“pak Dokter ibu saya kenapa Dok?” Tanya Savira mencoba menahan air matanya.

“Nak, yang sabar seperti kata ibumu tadi ‘jadilah anak yang kuat dan pemberani’ itu kalimat terakhir untuk kamu” ucap Dokter setelah menarik nafasnya panjang dan mengeluarkannya perlahan.

Savira yang mengerti maksud dokter itu langsung memeluk ibunya dan mengeluarkan semua air matanya yang dari tadi dia tahan.

.

.

.

Ditempat karaoke Doorr…dor.. dor.. polisi mengeluarkan tembakan peringatan kepada semua pengunjung, polisipun memeriksa pengunjung dan pemilik tempat karaoke itu, dari saku celana ayah Savira ditemukan tiga puluh gram pil ekstasi dan sepuluh gram ganja sehingga polisi menangkap Ayah Savira.

Ayah Savira pun melakukan perlawanan dengan mengambil gunting dan menusukkan ke perut sang polisi, dengan sigap polisi yang menyadari perlawanan tersebut langsung menghindar dan menembak kepala ayah Savira sehingga membuat Ayah Savira tewas di tempat

.

.

.

Di rumah sakit suster sudah memandikan mayat Ibu Savira. Savira yang melihat ibunya yang di masukkan ke peti mati pun tak henti-hentinya menangis, tak lama kemudian Savira melihat kumpulan polisi yang menuju ke tempat memandikan mayat, dari jauh Savira melihat sosok yang dikenalinya berbaring di atas tandu yang dibopong oleh para polisi itu sehingga menambah dukanya.

Savira menghampiri polisi tersebut dengan mata yang mulai bengkak karena menangis.

“pak polisi, dia ayah saya apa yang terjadi dengannya pak?” Tanya Savira mencoba tegar terhadap keadaan yang dia alami.

“ayah kamu salah satu anggota sindikat pengedar narkoba, saat kami tangkap dia melakukan perlawanan dengan salah satu anggota kami kemudian kami melumpuhkan ayah kamu dan tanpa kami sadari ayah kamu sudah meninggal ditempat” jawab polisi itu yang membuat Savira kembali mengeluarkan air matanya.

Ditempat pemakaman, setelah para para pelayat meninggalkan makam hanya tersisa Savira dan Jidan yang selau setia mendampinginya

“kenapa, kenapa tuhan sangat jahat kepadaku, kenapa semuanya jahat kepadaku, kenapa?” ucap Savira sambil mengusap nisan milik kedua orang tuanya. Savira Pun meninggalkan makam ayah dan ibunya dengan perasaan hancur dia merasa seluruh hidupnya tidak berguna lagi.

Terbenamnya mentari mewakili hati wanita yang sedang duduk termenung di tepi pantai angin yang bertiup kencang tidak mampu mendinginkan hati Savira yang sedang terbakar api kemarahan

“kenapa semua ini terjadi padaku? Ibu, kenapa engkau bilang aku bukan anakmu ibu? Engkau tidak mengatakan siapa diriku ibu, siapa orang tua ku ibu, apa aku harus menunggu sampai usiaku dua puluh tahun baru aku bisa mengetahui keluarga kandungku?, ibu aku akan menjadi anak yang pemberani aku akan mengingat kata-terakhirmu ibu, Sudah cukup, sudah cukup rasa sakit yang engkau berikan untukku ya tuhan, aku akan membalas semua yang menyakitiku” Savira mengepalkan tangannya menahan semua amarah yang dia miliki saat ini.

.

.

.

:-) jangan lupa like, komen, dan vote agar author makin semangat berkarya :-) selamat membaca

.

.

Terpopuler

Comments

Siti Orange

Siti Orange

Bagus Savira Kamu Harus Jd Cewek Pemberani Tuk Kebenaran

2023-08-03

0

Siti Orange

Siti Orange

Bagus Savira Kamu Harus Jd Cewek Pemberani Tuk Kebenaran

2023-08-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!