Episode 3

Yudha mengambil kotak tadi yang ia letakan di atas kasurnya.

"Sayang.... Mungkin ini adalah hadiah dari Bunda untukmu." Kata Yudha sambil meletakan kotak itu di atas paha sang anak.

"Apa ini Ayah?"

"Kamu buka aja! Dan pikirkan baik baik." Jawab Yudha sambil mengelus rambut Gitsna sebentar.

Setelah itu, Yudha pergi meninggalkan Gitsna sendiri di dalam kamarnya.

Fathan yang sedari mengintil dan menguping pembicaraan mereka.

Dia langsung turun tergesa gesa kala melihat Yudha bangkit dan berjalan ke arah pintu.

"Huh... Hah...." Fathan mengelus dadanya mengatur napas.

Bukkk.....

"Oh Baby... My Sweety... Ampuni aku. Aku gak akan nguping lagi." Kata Fathan repleks karena kagett.

"Apaan sih Bang! Ini Papah." Jawab Papah sambil mesem mesem.

Fathan menoleh kebelakang dan tersenyum masih dengan napas terengah engah.

"Oh Papah, Kirain Gi.... Gits..." Fathan bicara ragu ragu.

"Apa? Gitsna, Cucu kesayanganku?"

"Hihi...." Fathan tersenyum.

"Malah senyum." Cibir Papah.

"Hm...."

"Kalo gitu! Kamu ikut Papah yuk. Ada sesuatu yang akan Papah sampaikan." Ajak Papah.

"Soal apa Pah?"

"Ikut aja dulu, Jangan banyak tanya."

"Hihii... Ok Pah." Jawab Fathan. " Sama Yudha juga?" Tanya Fathan.

"Nanti kalo urusan Papah sama kamu udah kelar, Papah akan panggil Yudha." Jawab Papah sambil berjalan terlebih dahulu.

"Oh, Ok Pah." Jawab Fathan Dag Dig Dug.

"Astaga... Ada apa ini, Apa Papah akan nikahin Gue ama Gitsna ya." Batin Fathan. " Tapi, Amiin dong kalo benar, Tapi.... Gimana kalo Papah sama Yudha sama. Mereka akan misahin kita berdua." Fathan terus bergerutu di dalam hatinya sambil berjalan mengikuti langkah Papahnya.

Dukkk.....

"Aduhhhh.... Sakit Pah." Kata Fathan sambil menggosok jidatnya.

Papah yang merasa terpanggil langsung menoleh kebelakang.

"Ada apa Bang?"

Fathan langsung mengangkat kepalanya.

"Oh astaga! Ternyata Gue kejedot pintu. Bukan kejedot punggung Papah. Lagian ni pintu sama kaya Punggung Papah yang tinggal tulang aja." Gerutu Fathan.

"Bang! Ada apa ?"

"Oh ini Pah. Abang lupa sesuatu." Jawab Fathan ngeles sambil terus menggosok jidat.

"Oo..."

"Iya Pah." Jawab Fathan sambil masuk dan menutup pintu kembali.

Mereka Duduk di bangku melingkar yang sering mereka gunakan untuk membahas tentang perusahaan jika koleps.

"Em... Ada apa ya Pah. Abang udah penasaran."

"Haha... Abang Abang,,,, Kamu tuh dari dulu rajanya Kepo."

"Hihi.... Papah ada ada aja."

"Emang benerkan."

"Iya sih Pah. Ginilah Pah, Kalo pekerjaan sebagai Dokter. Harus Kepo... Segala di tanya pada pasiennya." Jawab Fathan santai.

"Hha... Si Abang."

"Hihi... Terus ada apa Pah."

"Gini....." Kata Papah menjeda yang sangat lama.

"Apa Pah ? Soal Gitsna atau Soal Rs.?" Tanya Fathan.

"Serius ya ."

Fathan mengangguk paham.

"Papah mau nanya sesuatu tentang Gitsna terlebih dahulu." Kata Papah serius.

Fathan yang tadinya menopang dagunya di atas meja dengan kedua tangannya.

Kini Dia langsung duduk dengan tegak.

Huh.... Hah.... Huh.... Hah....

Fathan menarik napas sedalam dalamnya. Dia memperkirakan sesuatu yang akan terjadi setelah ini.

"Abang... Abang... Minta maaf Pah. Tapi, Abang bener bener meny..... Meny...." Sebelum Papah bertanya, Fathan ingin mengakui semuanya terlwbih dahulu.

"Papah sudah duga itu."

"Tapi Pah, Jangan pisahin kami berdua. Abang akan lakukan segala cara buat mengalihkan perhatian Gitsna Pah." tukas Fathan.

"Kenapa begitu..?

"Abang.... Abang tahu diri Pah. Abang emang Cinta sama Gitsna. Tapi bukan sebagai Ayah keduanya. Melainkan Cintanya seorang Pria pada Wanita." Jelas Fathan.

"Terus...." Papah berusaha membuka semuanya.

"Ya Abang... Cinta dan Sayang sama Gitsna melebihi itu. Abang tahu kalo Gitsna pun sebaliknya. Sebagaimana Dia berusaha selama bertahun tahun ini. Dia sering mengatakan hal itu pada Abang Pah, Tapi Abang akan berusaha menolaknya agar Dia menjauh sedikit demi sedikit dari Abang."

"Loh.... Ko...."

"Abang rela di bencinya Pah, Dari pada Dia malu memiliki Lelaki kayak Abang."

"Maksudnya ?"

"Papah pikirkan dulu. Bagaimana kalo Abang benar2 jadi pasangan dengan Gitsna ? Apa kata Orang Pah."

Papah mengangguk. " Tapi kamu juga udah tahukan kalo Abang tuh bukan Kakak kandung Yudha."

"Iya, Abang tahu. Tapi....." Fathan menjedanya sebentar.

"Tapi apa Bang ?"

"Barusan... Abang nguping di atas. Kalo alasan Yudha gak merestui Kami karna Yudha menganggapku Abang kandungnya. Bukan Abang angkatnya."Kata Fathan meneteskan air mata haru.

Papah berdiri dan berjalan mendekati Fathan.

Papah mengusap punggung tegak Fathan, Papah memberikan kekuatan pada anak Sulungnya.

"Kalo emang itu keputusanmu. Papah akan dukung keputusan apapun yang akan kamu ambil."

"Makasih Pah."

"Iya, Tapi jangan Kamu lupakan perjuangannya selama ini. Jadikan tuh Motivasi buat kamu nyari yang baru."

"Pasti Pah."

"Jodoh gak bakalan salah orang Bang." Kata Papah sambil duduk kembali ke hadapan Fathan.

"Iya Pah. Abang juga akan selalu ingat pengorbanan keluarga ini. Dari yang gak ada apa2, Kini punya segalanya. Adik yang benar2 menyayangiku melebihi apapun. Papah, Mamah yang mencintai juga menyayangiku. Dan.....

Baby yang imut juga menggemaskan sekali." Kata Fathan.

"Semoga kamu di mudahkan mendapatkan jodoh yang baik."

"Amiiinnnn...." Jawab mereka berdua.

Tanpa mereka sadari, Ternyata Yudha juga Mamah menguping pembicaraan mereka di balik pintu yang tertutup.

Hadeuuhhhhh.....

Keluarga tukang nguping....

Keponya melebihi saya sebagai penulisnya😁😁....

Syukaaa enggak sama ceritanya ???

Terpopuler

Comments

WhaNthie Tdjah NDhalem

WhaNthie Tdjah NDhalem

sukaaaaaaq

2021-08-16

1

Nink

Nink

lanjut thor....

2021-04-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!