Perasaan Fathan gelisah...
Jantungnya Dag Dig Dug gak karuan. Keringat dingin mulai keluar bintik bintik di dahi juga hidungnya.
Dengan gerakan cepat, Fathan langsung menarik tangan Gitsna sampai Gitsna menabrak Dada bidang Fathan dan mereka terjengkang berdua.
"Aaaahhh......" Teriak Gitsna kaget.
Untung saja di belakang Fathan ada Kursi. Mereka saling tindih di atas kursi dengan posisi Gitsna di atas Fathan.
Seinciiii lagi, Gitsna mencium Bibir Fathan.
Selama beberapa menit mereka saling pandang tanpa berkata sepatah katapun.
Detik berikutnya.
"Apaan sih Dad ?" Tanya Gitsna setelah tersadar dari posisi mereka. Gitsna mengalihkan pandangannya malu.
Yudha juga yang baru tersadar akan posisi mereka langsung menarik tangan Gitsna.
"Apaan sih kamu Bang? Awas aja kalo...."
"Kalo apa ? Kalo Gue nyuri kesempatan gitu." Potong Fathan segera duduk tegap.
Mamah juga Papah hanya geleng geleng. Mereka sudah sering melihat adegan Romantis antara Gitsna juga Fathan.
"Awas Bang, Liat aja nanti." Kata Yudha tegas.
Yudha berbalik dan berjalan menghindari mereka dengan tangan Gitsna terus di tariknya supaya ikut dengannya.
"Ayah! lepasin ih! Sakit tahu..." Mohon Gitsna sambil mengayun ngayunkan tangannya.
"Diem kamu..." Bentak Yudha.
Gitsna langsung menunduk ketakutan. Kali pertama Yudha membentak dirinya.
Pelupuk matanya terasa berat dan panas.
Hiks....
Air mata keluar bersamaan suara tangis kecil dari Gitsna.
Yudha yang gak peka terus saja menarik tangan anaknya sampai di depan kamar milik Yudha.
Yudha berhenti dan berbalik.
"Sekar....."
Yang tadinya mau teriak, Yudha urungkan kala melihat anaknya menunduk dengan rintihan tangis kecil.
"Sayang.... Kamu kenapa ?" Tanya Yudha.
Gitsna mengalihkan pandangannya ke lain sisi dimana Dia gak bisa melihat wajah Ayahnya.
"Hey Sayang!" Kata Yudha sambil meraih dagu Gitsna.
"Kamu kenapa ?"
"Hiks.... Hiks...."
"Maafin Ayah ya, Ayah gak mau kamu salah ambil jalan Sayang." Kata Yudha sambil memeluk tubuh Gitsna.
Yudha membuka pintu kamar dan membawa Gitsna masuk kedalam kamarnya.
"Duduk sini ya."
Gitsna mengangguk dengan terus menangis.
Yudha berjalan mendekati lemari dan membukanya.
Yudha mengambil kotak yang bertuliskan Sayangku....
Yudha mengerjapkan kedua matanya sebentar.
"Mungkin ini saatnya Sayang." Kata Yudha sambil mengusap kotak itu.
Yudha berjalan kembali mendekati Gitsna.
"Sayang! Maafin Ayah. Ayah tahu Ayah salah, Ayah hanya ingin yang terbaik buat kamu." Kata Yudha sambil duduk di samping Gitsna.
"Ayah.... Ayah... Jahat."
"Iya, Ayah minta maaf."
"Seharusnya Ayah tuh jangan egois, Ayah gak ngertiin perasaan Gitsna."
"Ayah ngerti, Ayah tahu. Ayah sudah berpengalaman. Makannya Ayah punya kamu."
"Tapi Ayah gak boleh Egois. Ayah hanya mementingkan kebaikan keluarga ini. Bukan karna Dady Abang Ayah."
"Ayah Ego buat kebaikan kamu bukan soal kehormatan keluarga Gits! Mau pegimanapun, Abang adalah Kakak Ayah. Meski Dia gak terlahir dari Rahim Mamah."
"Tapi aku sakit Yah. Cukup Dady yang keras kepala, Ayah Harusnya dukung."
"Rasa sakit akan berubah jika kamu mau membuka hati buat Oranglain Gits."
"Gak bisa Yah! Gitsna cuman Cinta sama Dady." Tolak Gitsna lantang.
"Coba kamu belajar buka hatimu untuk Oranglain. Ayah akan restuin sama siapapun yang kamu pilih."
"Gak mau."
"Sayang!" Panggil Yudha lembut.
Yudha memeluk erat anaknya bak anak kecil.
"Cintamu ini masih Cinta monyet. Kamu masih kecil, Belum tahu benar apa itu artinya."
"Ayah! Gitsna sudah 17 tahun. Gitsna udah besar, Udah pantas mendapatkan balasan Cinta. Udah pantas mempunyai pilihan untuk pendamping hidup."
Yudha mengelus rambut Gitsna sayang.
"Ayah akan dukung 100% jika bukan dengan Abang."
"Tapi kenapa Yah! Kenapa ?"
"Seperti biasa, Ayah hormati Abang sebagai Kakak kandung Ayah. Bukan sebagai Kakak angkat Ayah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments