Episode 4

Drt.... Drt...

Yudha langsung mengambil Hp dari sakunya.

"Wahh... Papah Mah! Untung modenya Getar doang. Gimana kalo Yudha pake dering, Bisa ketauan kita Mah." Kata Yudha sambil memperlihatkan layar Hp nya pada Mamah.

"Iya Yudh. Cepetan angkat! Keburu Papah keluar." Suruh Mamah.

Yudha mengangguk dan berjalan menjauhi Ruangan tersebut.

Tak butuh waktu lama, Yudha kembali dan langsung masuk kedalam Ruangan itu.

"Ada apa Pah? Papah manggil Yudha kesini."

"Duduk dulu Dek, Baru nanya." Kata Fathan sambil bergeser dan menepuk kursi di sampingnya.

"Ok Bang." Jawab Yudha.

Mereka memulai pembicaraan.

"Gini! Papah mau Nikah lagi..."

Prangggg.....

Minuman juga makanan yang ada di atas nampan jatuh begitu saja.

"Hah, Apa Pah! Mamah gak salah denger." Teriak Mamah kala membuka pintu mendengar Papah bicara begitu.

Yudha maupun Fathan langsung menoleh kaget pada barang yang jatuh juga teriakan Mamahnya.

Jangan tanya, Gimana reaksi Papah. Dia lebih kaget juga tegang.

Papah pikir Mamah gak bakalan masuk.

Mamah berjalan dengan penuh amarah ke arah Papah. Air mata yang bercucur di sertai napas yang menggebu.

"Apa bener yang Mamah denger tadi Pah." Tanya Mamah memastikan.

Papah berdiri dan merangkul pundak Mamahnya.

"Lepasin..."

"Mah, Tenang dulu..."

"Tenang Papah bilang! Istri mana yang mau di madu Pah, Istri mana Pah?"

"Mamah duduk dulu deh, Tenangin dulu, Lalu dengerin penjelasan Papah."

Mamah menurut dan duduk di kursi bekas Papah.

Yudha dan Fathan menatap serius kedua insan itu.

"Dek! Apa bener Papah mau kawin lagi." Bisik Fathan di telinga Yudha.

"Mana Gue tahu Bang." Jawab Yudha dengan berbisik pula.

"Apa masih ada ya Cewek yang suka sama Papah." Tanya Fathan kembali.

Yudha mengendikan bahunya ." Banyak mungkin Bang! Cewek kalo udah liat duit pasti mau Bang. Apalagi Ciwi Ciwi gitu, Tua bangka juga Mereka embat." Bisik Yudha.

"Eh, Lo jangan samain semua Cewek tuh kek gitu Loy. Cewek juga banyak yang baik, Enggak matre seperti yang Lo pikirkan." Kata Fathan dengan sedikit tegas.

"Iye Bang! Gue tahu. Itu kan cuman perkiraan Gue doang." Jawab Yudha gak mau kalah.

Mereka saling pandang memusuhi.

"Ape Lo liat liat." Kata Yudha.

"Idihh.... Siapa juga. Kenapa sih Lo, Jadi nge gas gitu." Tanya Fathan.

"Tau... Mungkin Lo punya salah ke Gue. Jadi Gue enek liat Muka Lo Bang."

Fathan memandang bingung Yudha.

"Gue salah apa sama Lo Loy. Gue itu manusia suci, Jadi gak mungkin Gue punya salah." Jawab Fathan sinis.

"Elahhh.... Suci Lo bilang Bang. Terus buat apa Lo deketin anak Gue."

Fathan merenung sebentar dan mengangguj kala dia paham apa maksud Yudha.

"Lo tega Bang! Lo tahu tuh ponakan Lo. Tapi Lo malah cinta sama Ponakan Lo sendiri. Dimana akal sehat Lo Bang." Teriak Yudha.

Fathan menunduk merasa benar apa yang Yudha katakan.

Yudha berdiri dan menarik kerah baju Fathan...

"Asal Lo tahu Bang.... Gue gak akan biarin Lo deketin anak Gue sekarang." Kata Yudha tegas.

"Stopp... Yudha... Stopp...." Teriak Papah juga Mamah bersamaan.

Mereka kira kedua anaknya cuman beradu biasa aja seperti sebelumnya. Mereka cuman bercanda.

"Kenapa Mah, Pah, Kalian senangkan kalo Cucu kalian memdapatkan apa yang Dia harapkan. Mamah dan Papah setuju kan?" Teriak Yudha setelah melepaskan kerah Fathan.

"Sayang.... Bukan gitu. Dengerin dulu...."

"Dengerin apa Mah, Mamah sering bilang sama Yudha. Kalo Mamah dukungan mereka! Mamah puaskan sekarang."

"Bukan gitu Sayang...."

"Ah.... Kalian semua sama aja." Teriak Yudha dan langsung pergi meninggalkan mereka.

Brakkk.....

Pintu di tutup dengan keras.

Yudha langsung naik ke atas dan membereskan sebagian pakaiannya juga peralatan lainnya.

Tok... Tok... Tok....

"Gits.... Kamu di dalam..."

"Iya Yah, Gitsna lagi coba baju dari Bunda Yah." Jawab Gitsna.

"Ayah boleh masuk?"

"Ih Ayah, Tinggal masuk aja kenapa?."

Yudha langsung masuk dan langsung mengambil koper di atas lemari milik Gitsna.

"Buat apa Ayah ambil koper?" Tanya Gitsna sambil memutar mutar dirinya di depan cermin.

"Kita Liburan Sayang! Ayah udah Kusam kerja mulu." Jawab Yudha bohong.

"Assyyiieekkk...... Sekarang Yah?"

"Iya Sayang. Makannya cepetan masukin apa yang perlu kamu bawa aja ya."

"Ok Ayah. Gitsna siapin sekarang."

Gitsna dengan antusiasnya memasukan beberapa baju juga alat2 lainnya yang akan Ia butuhkan.

Yudha dengan senang hati menunggu Gitsna di atas kasur.

"Apa ada Pantai Yah?"

"Hm...."

"Yeee.... Makasih Yah."

"Iya, Cepetan."

"Ok Yah. Udah siap ni, Tinggal ganti baju dulu."

"Iya, Ayah ambil Koper Ayah dulu ya."

"Iya...."

Yudha keluar dari kamar Gitsna.

"Yudh... Lo mau bawa Gitsna kemana ?"

"Bukan urusan Lo."

"Yudha.... Tolong jangan bawa pergi Gitsna Yudh..."

"Kenapa ?... Agar Lo bisa terus deketin dan semua pikiran Lo berubah gitu."

"Astaga Dek! Yang Lo pikirin itu semuanya gak bener. Gue bener2 akan jaga perasaan Gue."

"Alah... Cowo awalnya gitu."

"Astaga Yudha...."

"Awas, Minggir Lo."

"Gak akan."

Yudha langsung menghantam Muka mulus Fathan tanpa ampun. Fathan juga gak melawan. Dia sadar, Kalo ini semua kesalahannya.

"Dek! Lo jangan bawa Gitsna pergi, Lo pikirin Perasaan Mamah juga Papah. Mereka pasti sedih Dek!"

Yudha tak menghiraukan perkaraan Fathan.

Dia langsung berjalan meninggalkan Fathan yang sudah terkapar di atas lantai.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!