#7 ( Paviliun Sekte)

Selesai dengan melatih teknik seni pukulan 5 kelopak bunga teratai tahap 1,Lin Ming bergegas pergi menuju paviliun sekte.

Hari ini adalah hari keenam awal bulan, Hari yang paling di tunggu oleh para murid dari pelataran luar sekte, karena mereka akan mendapatkan poin kontribusi dari sekte untuk ditukar dengan uang ataupun sumber daya.

Kebanyakan dari mereka akan mengambil setengah dari jumlah poin untuk ditukar dan sisanya akan mereka masukkan dalam tabungan didalam paviliun sekte.

Ada juga beberapa yang menggunakan semua poin mereka entah itu untuk ditukar sumber daya berupa Pill atau hanya untuk kesenangan mereka.

Berjalan dengan sedikit agak berlari, Lin Ming mencoba bergegas menuju paviliun Karna makin lama dia sampai maka antrian untuk masuk akan semakin jauh untuk nya.

Brukk!

Lin Ming yang sedikit berlari namun dengan pikiran yang melayang kemana mana membuat nya tidak mengetahui ada orang yang sedang berdiri di depan nya.

Jatuh!

Lin Ming dan seorang siswa terjatuh ketanah, meskipun tidak mendapatkan luka namun Lin Ming tetap mendesah pelan karena sedikit merasakan sakit di tangan nya.

Dengan cepat Lin Ming berdiri sambil menepuk badan untuk membersihkan kotoran di pakaian nya, Melihat orang yang di tabrak nya juga terjatuh Lin Ming dengan cepat meraih tangan nya membantu nya berdiri dan meminta maaf pada pemuda itu.

"Saudara, Apa kau tidak apa apa, Aku benar benar minta maaf karena menabrak mu." Ucap Lin Ming.

Ckk! "Pemuda itu kesal, Namun saat ia melihat wajah Lin Ming,Ia dengan cepat merubah ekspresinya, Ia tahu memendam amarah untuk orang seperti Lin Ming tidak ada artinya, dan juga ia salah berdiri melamun di tengah jalan.

"ckkk, pemuda itu mendecit pelan, ah sudah lah

aku tidak apa apa, Ini juga aku sedikit salah berdiri melamun disini, Pergilah kau sebelum aku berubah pikiran!" Ucap pemuda itu sedikit kasar dengan Lin Ming.

"Terima kasih saudara, Kalau begitu aku akan pergi" Lin Ming pamit.

Jarak ke paviliun sekte lumayan jauh dari gubuk Lin Ming, dengan berlari mungkin ia membutuhkan waktu sekitar setengah jam, karena memang itu terletak di tengah tengah lingkungan pelataran luar sekte.

Saat sampai antrian panjang sudah terlihat, Lin Ming juga bergegas ikut mengantri, 1 jam 2 jam menunggu, akhirnya giliran nya untuk memasuki.

Memasuki gedung paviliun sekte, Lin Ming sedikit bingung ia melihat hampir semua murid yang masuk berwajah sangat murung, Belum sempat ia bergerak lagi, Sebuah desahan keluar dari mulut seorang pemuda.

"Aku sudah mengantri begitu lama diluar, mohon tetua sedikit memberi keringanan untuk murid ini. Ucap nya memelas pada orang tua yang di sebut tetua itu.

"kau bisa kembali siang nanti atau aku tak akan memberikan poin kontribusi lagi untuk mu!" Ucap tetua itu.

walau kesal tapi ia tak bisa melawan,Dengan wajah murung pemuda itu pun bergerak pergi keluar gedung.

Lin Ming yang melihat dan mendengarkan semua itu tetap berjalan menuju meja tetua tadi.

Tetua itu adalah bendahara Jiang, Dia adalah tetua yang memiliki kekuasaan untuk paviliun sekte bagian luar.

Orang lain yang tidak tahu dengan mungkin

akan mengira kalau Tetua Jiang berusia di bawah 26 tahun, Namun jika itu adalah Lin Ming, Ia sangat jelas tahu berapa usia tetua Jiang ini, Usia nya adalah 35 tahun.

Tapi meskipun wajah terlihat sangat kalem dan santai, Lin Ming tahu bahwa kekuatan tetua Jiang ini tidak terlihat sesederhana itu.

Nyawa murid itu hampir melayang dibuat tetua Jiang.

karna Pernah seorang murid yang membangun kan Tetua Jiang saat tertidur di mejanya, Murid itu Tiba Tiba terbang lebih dari seratus meter, dan hanya beberapa orang murid yang mengetahui kejadian itu dan Lin Ming adalah salah satu dari beberapa murid itu.

Melangkah mendekati orang tua itu, Lin Ming bisa mendengar sedikit suara nafas atau lebih bisa di sebut dengkuran tetua Jiang.

"Heh orang tua ini, Bagaimana mungkin dia tertidur hanya dengan beberapa detik. keluh Lin Ming dalam hati.

Mendekatkan tangan nya, Lin Ming mencoba membangun kan Tetua Jiang dengan lembut, Sambil menyebutkan Tetua Jiang,Tetua Jiang.

Orang tua ini memiliki nama belakang Jiang dan nama depan nya tidak ada yang mengetahui nya.

berkali kali menggoyangkan, akhirnya tetua itu

terbangun.

Dengan mata yang suntuk orang tua itu menatap Lin Ming dengan tatapan seakan memandang iblis yang sangat hina.

mengerutkan wajah seakan melihat kotoran, tetua itu memandang Lin Ming sangat lama namun dengan wajah yang sangat buruk.

"Ada apa dengan wajah buruk mu Orang Tuaa!"Ucap Lin Ming dengan senyum merekah.

Mata tetua itu seakan ingin keluar dari sarangnya, Ia membulatkan mata mendengar ucapan Lin Ming, Ia sangat marah, Jika yang berucap itu adalah murid lain, sudah jelas ia akan terbang bebas, Namun yang berucap adalah Lin Ming, Ia harus dengan rela melepas amarah nya.

"Kenapa kau kali ini datang terlambat!" Ucap tetua Jiang.

"Itu dikarenakan antrian yang sangat panjang membuat ku terlambat masuk kesini" Ucap Lin Ming acuh.

"Lalu kenapa kau mengganggu saat aku mau tidur?" Ucap tetua Jiang lagi.

"Emm"Dengan wajah sedikit ragu, Lin Ming menjawab. " Ya itu karna aku sudah didalam jadi aku malas harus menunggu siang hari untuk mengantri lagi" jawab Lin Ming.

"Mengganggu orang tua saja, Apa kau tahu apa yang namanya sopan santun terhadap orang tua heh!" Ucap tetua Jiang menaikkan nadanya.

Dengan ekspresi tersenyum sambil tangan memegang dagu, Lin Ming bersuara.

" Wanita muda mana lagi yang kau mimpi kan?" Dengan alis terangkat Lin Ming berbisik.

"Apa yang kau ucapkan, itu akan merusak reputasi orang tua yang sangat baik ini!" Ucap tetua Jiang.

Namun Lin Ming tetap berucap. " Dengan body yang bagus?" Alis dan bibir Lin Ming benar benar merekah.

Dengan mata berkilau tetua Jiang terlepas kontrolnya." Ya! yaa! dengan body yang bagus"

"Kaki yang mulus dan rambut panjang terurai?? Kali ini Lin Ming menekan kata katanya.

Enn£ ennn£ wajah Tetua Jiang tidak bis membantu, pipi nya benar benar Semerah tomat kali ini.

Dengan cepat tetua Jiang mengangguk membetulkan ucapan Lin Ming.

"Ka kauu, kau benar benar ya tetua Jiang, Yang sangat agung berlaku seperti ini!!" Ucap Lin Ming memandang remeh tetua itu.

Seakan baru saja tersadar, Tetua Jiang kali ini benar benar malu.

Ia tidak pernah berfikir Lin Ming akan menempatkan diri nya di situasi sememalukan ini.

Tetua Jiang saat ini hanya ingin menggali lobang untuk bersembunyi dari hadapan Lin Ming karena rasa malunya yang sangat tinggi.

Terpopuler

Comments

Derajat

Derajat

moga tidak terputus ditengah jalan

2023-10-14

0

Anojames

Anojames

cerita awal bagus moga2 g setengah2 hehe

2021-06-21

1

Dae Jen

Dae Jen

jdn

2021-05-08

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!