Episode 2

Fiani menempelkan handset ke telinganya, ia tak mau di ganggu oleh seseorang. Siapa lagi kalau tidak lain Kiano si cowok rese yang selalu mengekor itu.

Fiani mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, tiba-tiba saja ia melihat seorang cewek yang membutuhkan pertolongan Fiani melesat menuju tempat yang ada di bayangannya.

Fiani melihat seorang cewek yang di tarik paksa oleh dua orang cowok. kedua cowok itu tampak kejam, Tanpa ragu Fiani menghadang orang yang menarik paksa seorang cewek, raut wajahnya sangat ketakutan. Dia mencoba melarang Fiani agar tidak ikut campur. Namun Fiani seakan tak gentar dua cowok berwajah seram itu bukanlah tandingannya.

"Apa yang kalian lakukan pada temanku?" tanya Fiani pada kedua cowok seram yang masih memegang tangan cewek yang jelas Fiani tidak mengenalinya.

"Minggir, kami tidak ada urusan dengan mu, minggir atau kau pun akan tau akibatnya." pekik salah satu cowok seram pada Fiani.

Fiani tak gentar ia langsung menendang perut salah satu cowok seram itu, cowok itu jatuh ke tanah. "Br*ngs*k!" dengus cowok itu amat sangat kesal ternyata Fiani bukannya kabur malah menyerang kedua cowok itu.

Salah satu dari mereka tidak terima dan langsung ingin menghajar cewek berani yang ada di hadapannya. Ternyata Fiani bisa menghindar cowok itu terjatuh.

Sedangkan cewek yang tadi di tarik paksa kedua cowok seram itu segera menjauh. Fiani langsung menghajar kedua cowok itu sampai babak belur.

"Pergi atau kalian tidak akan selamat! Pergi!" teriak Fiani, kedua cowok yang kalah telak itu pun kabur tunggang langgang.

"Lain kali hati-hati karena kawasan ini banyak perampok dan preman" Fiani meninggalakan cewek itu setelah ia melihat ternyata dia tidak apa-apa.

"Terima kasih," Teriak cewek itu namun Fiani tidak menoleh dan melanjutkan perjalanannya.

"Keren banget cewek itu" batin cewek yang bernama Nadia.

Tak beberapa saat kemudian Kakaknya yang tak lain Faam pun sudah tiba di hadapan Nadia. Nadia mendengus kesal karena kakaknya yang selalu telat. Kapan sih dia bisa peka jika cewek itu butuh di lindungi bukan menjadi pendekar terus.

"Kenapa tuh muka!" Faam bertanya namun Nadia tida mau menjawab ia masih sangat kesal karena kakaknya sama sekali tidak memperdulikan dirinya padahal dia cewek loh di biarkan seorang diri tanpa penjagaan lagi. Emang dia pahlawan super yang dapat melindungi dirinya sendiri.

"Tauk!" Nadia masih cuek pada kakaknya bukannya meminta maaf karena membiarkan dirinya pergi sendirian, Kakaknya tak bertanya tentang apa yang baru saja ia alami. Punya kakak kok seperti gak punya kakak perhatian enggak cuek iya.

Faam seolah terbiasa dengan sikap adiknya yang super manja. Faam mengajak Nadia untuk masuk ke dalam mobil. Namun Nadia tidak mau masuk membuat Faam bertanya nih si adik merengek mau meminta sesuatu darinya, pikirnya.

"Nadia masuk atau mau Kakak tinggal?"

"Iya. Aku masuk!" Jawab Nadia singkat dan segera masuk ke dalam mobil seperti perintah Kakaknya yang nyebelin, gak peka dan cuek.

Faam menjalankan mobilnya, tak biasanya adik kesayangan nya itu mematung dan tak bersuara ia tau pasti adiknya tengah ngambek meminta sesuatu karena wajahnya terlihat seperti cucian kotor, lecek dan kumel. Butuh di setrika agar cantik lagi.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Faam mencoba akrab dengan adik kesayangannya. Mungkin sikapnya tadi terlalu kasar hingga adiknya sampai ngambek olehnya.

"Enggak!" jawab Nadia seraya memajukan bibirnya ia kesal karena lagi dan lagi Kakaknya tidak perhatian padanya.

"Apa yang di berikan ayah kurang?" Nadia menggeleng. Dan melipat kedua tangannya ke dada.

"Mau kakak belikan tas?" Nadia menggeleng.

"Sepatu?" Nadia kembali menggeleng.

"Ah... kakak tau pasti kau menginginkan jam tangan keluaran terbaru yang kau tunjukan kemaren kan? Kakak mu ini sudah menduganya." Jawab Faam tanpa menoleh ke arah Nadia.

Nadia amat sangat kesal, buka itu yang dia inginkan, kenapa dia nggak peka sih sebagai cowok!

"Kakak" teriak Nadia membuat Faam terkejut, telinganya terasa mau copot karena ulah adiknya.

"Apa sih dek! Apa yang kau minta? Bilang! Jangan buat kakak bingung," pekik Faam merasa kesal karena adiknya tidak menjawab apa yang ia inginkan dan malah mengajaknya main tebak-tebakan gak jelas. Faam mana tau apa yang Nadia inginkan jika Nadia tidak mengatakannya.

Nadia menitihkan air matanya ia merasa di bentak oleh Kakak kandungnya,

Faam melihat air mata di wajah adiknya. Ia segera menghentikan mobil, kali ini ia serius bertanya ada apa karena tidak biasanya Nadia seperti ini pasti dia akan menjelaskan sesuatu, namun dianya yang tidak menanggapinya dengan baik dan malah membentaknya.

"Kenapa nangis!" Faam mencoba mencari tau apa yang terjadi pada adiknya, namun adiknya lagi-lagi tidak mau mengatakan apa yang terjadi padanya.

"Sebenarnya kakak sayang gak sih sama aku?" Faam terkekeh mendengar pertanyaan adiknya. Ya jelas Faam akan menjawab sangat menyayanginya lalu dimana yang salah coba?

"Pertanyaan konyol macam apa itu?" jawab Faam, Nadia sangat kecewa pada kakaknya ternyata kakaknya sangat sangat tak memperdulikan keselamatan dirinya.

"Jawab kak! Apa kakak sayang sama Nadia atau tidak?" Nadia menghapus air mata yang sudah membanjiri pipinya, matanya sembab.

"Ya jelas kakak sayang banget sama Nadia, buktinya kakak akan ngelakuin apapun agar Nadia senang, kakak akan melindungi mu dek," jelas Faam memegang bahu adiknya dan mengusap air mata Nadia dengan tisu.

"Kakak bohong!" Faam terkejut. Apa yang salah dengan dirinya?

"Kakak nggak perduli lagi denganku, buktinya tadi aja aku harus jalan sendirian menunggu kakak di depan gerbang fakultas. Apa kakak tidak menghawatirkan keselamatan adikmu ini?" Bola mata Faam membulat. Ia tidak tau apa yang terjadi pada adik kesayangannya saat ia memintanya untuk menunggu disana.

"Memangnya kau tadi kenapa?" tanya Faam mencoba mencari tau kali ini dengan nada lembut, Faam tau jika dirinya menggunakan sikap egoisnya maka adiknya akan lebih ngambek dan tidak mau mengatakan apapun padanya.

"Apa perduli kakak," jawab Nadia membuang muka.

"Sabar jangan emosi, dia adikmu jadi jangan terbawa suasana"

Faam membuang napas kasar dan memandang adiknya yang masih menangis.

"Kakak minta maaf dek. Coba ceritakan apa yang terjadi saat kakak memintamu untuk menunggu di depan gerbang fakultas"

Nadia mengusap hidungnya dengan satu tangan, setelah satu tarikan napas ia pun menceritakan apa yang tadi ia alami.

"Tadi .... saat aku menunggu kakak di depan gedung ada dua orang cowok, mukanya itu serem banget meminta ku untuk bersama mereka" Faam membulatkan matanya.

"Apa?"

"Mereka menarik lenganku, dan memintaku untuk bersama mereka, katanya akan diajak senang senang, aku menolak dan sebuah tamparan mendarat di pipi kananku." Jelas Nadia. Faam mengepalkan tangan, memukul kemudi mobil dengan keras.

"Br*ns*k" pekik Faam emosi.

"Kenapa kau tidak menceritakan pada kakak tadi? Apa ini yang membuatmu marah padaku?" tanya Faam pada adiknya.

Nadia mengangguk. Kenapa saat dia menangis seperti ini barulah kakaknya paham. Dasar cowok, enggak peka banget dengan perasaan cewek!

"Kakak ku ini ajah yang nggak peka jadi cowok" pekik Nadia.

"Iya! Kakak emang enggak peka, gimana lagi," ucap Faam dengan nada datarnya.

Nadia memukul bahu Faam dengan keras inilah balasan orang yang gak peka dengan perasaan cewek.

Terpopuler

Comments

Hana Fauziah

Hana Fauziah

lanjut

2021-10-27

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Rahasia yang terbongkar
49 Apa ini?
50 Aku Ada di Sini
51 Sandiwara Reni
52 Masih Dengan Sandiwara nya
53 Apa??
54 Hunian Elit
55 Liana lagi
56 Jadi?
57 Ana
58 Bela diri
59 Perasaan Yang harus di simpan
60 Rahasia
61 Cemas
62 Dasar Kucing Betina
63 Yuda Aditiya
64 Wanita misterius
65 Curiga
66 Seharusnya
67 Dia Lagi
68 Sobat Lama
69 Rese
70 Penyesalan
71 Liana
72 Usaha Yuda
73 Hanya Ingin Dia
74 Cinta yang harus di perjuangkan
75 Mengejar Cinta Ana
76 Ragu
77 Pasangan muda
78 Aneh
79 Pernyataan Cinta
80 Pasangan kasmaran
81 Pasangan kasmaran
82 Pasangan kasmaran
83 Cinta masa kecil
84 Cinta masa kecil
85 Rencana Jahat
86 Siapa Yang Melakukannya?
87 Kepulangan Orang Tua Liana
88 Panik
89 Kenyataan Pahit
90 Mengapa?
91 Nasib Jomblo
92 Kecurangan
93 Harus Apa?
94 Memasak
95 Serba salah
96 Penganggu
97 Penganggu
98 Kejujuran
99 Dua Pilihan
100 Harus??
101 Salah Bicara
102 Jangan
103 Tidak mungkin
104 Kau!!
105 Dasar Fiani!
106 Rencana Licik Sintia
107 Kelicikan
108 Gagal
109 Ternyata
110 Keras Kepala
111 Kenangan tentangnya
112 Kenapa?
113 Dasar Fiani!!
114 Salah Paham
115 Sadar
116 Mungkinkah
117 Berlanjut atau berakhir?
118 Dasar Jin Rese
119 Apa?
120 Debat
121 Tidak Mungkin
122 Pria mesum
123 Dasar cerewet
124 Masa lalu
125 Bukan aku tapi dia
126 Ikut Saja
127 Dasar Mas ini!
128 Dasar Bumil
129 Mie ayam
130 Nurut
131 Teman???
132 Tuh Kan
133 Cemburu
134 Cie cemburu
135 Pengacau
136 Aku? Salah ku?
137 Pacar??
138 Tidak mengerti
139 Ambisi
140 Harus
141 Hati hati
142 Dia??
143 Wanita sinting
144 Negosiasi
145 Kok Jadi Aku?
146 Dia??
147 Haduh Bumil!!!
148 Misi
149 Dia Lagi
150 Rencana
151 Karena Ada Alasan
152 Jangan Usil
153 Permintaan
154 Permintaan
155 Yang lagi cemburu
156 Bingung
157 Kenapa Aku Yang Bingung?
158 Tekat
159 Makan makan dan makan
160 Lamunan
161 Pria sejati
162 Dasar Faam
163 Jagung Bakar
164 Ternyata
165 Peka lah sedikit
166 Rencana
167 Dua obat nyamuk
168 Sama Saja
169 Gelut
170 Kesayangan
171 Obat nyamuk beneran
172 Isi hati
173 Jangan kepedean
174 Enggak Peka
175 Misi Kedua Jin rese
176 Salting
177 Pengganti Sementara Ardan
178 Dua Jin Rese Berulah Lagi
179 Antara dua pilihan
180 Terlambat Menyadari
181 Dan akhirnya
182 Diary Wulan
183 Cinta Awal SMP
184 Tidak Kan Terulang
185 Aneh
186 Tak perlu tau
187 Tuh Kan
188 Lahiran
189 Ayah dari Dilan
190 Kecurigaan.
191 Capter 1
192 Capter 2
193 Capter 3
194 Tugas Berat
195 Teringat
196 Keterlaluan
197 Bukankah Hak Mereka Sama
198 Seharusnya Aku Tidak Pergi
199 Salah Langkah
200 Aku Bukan Barang
201 Untunglah
202 Rencana
203 Tuan Tuan
204 Kasih Sayang Faam
205 Keterlaluan
206 Di balik Alasan
207 Nah Kan Diam
208 Keluguan Ketiga bocah
209 Wanita itu lagi
210 Sungguh Keterlaluan
211 Apa?
212 Tidak Bisa
213 Tidak Mengerti Lagi
214 Tidak Mungkin
215 Kenyataan
216 Orang Tua Dilan
217 Mama Mama
218 Beri Aku alasan
219 Anak ini
220 Detektif katanya?
221 Tugas lain
222 Kebenaran
223 Salah???
224 Tak terasa
225 Ide Bagus
226 Seseorang?????
227 Sinis
228 Cemburu
229 Proyek
230 Siasat
231 Rencana Apa??
232 Apa???
233 Mereka??
234 Tidak Mengerti
235 Baru Menyadari
236 Salah???
237 Tugas Lain
238 Akhirnya Dia Menyadari nya
239 Kakak Ini....
240 Keceplosan
241 Lolo
242 Dimana???
243 Maaf
244 Sesal
245 Mengapa??
246 Perpisahan
Episodes

Updated 246 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Rahasia yang terbongkar
49
Apa ini?
50
Aku Ada di Sini
51
Sandiwara Reni
52
Masih Dengan Sandiwara nya
53
Apa??
54
Hunian Elit
55
Liana lagi
56
Jadi?
57
Ana
58
Bela diri
59
Perasaan Yang harus di simpan
60
Rahasia
61
Cemas
62
Dasar Kucing Betina
63
Yuda Aditiya
64
Wanita misterius
65
Curiga
66
Seharusnya
67
Dia Lagi
68
Sobat Lama
69
Rese
70
Penyesalan
71
Liana
72
Usaha Yuda
73
Hanya Ingin Dia
74
Cinta yang harus di perjuangkan
75
Mengejar Cinta Ana
76
Ragu
77
Pasangan muda
78
Aneh
79
Pernyataan Cinta
80
Pasangan kasmaran
81
Pasangan kasmaran
82
Pasangan kasmaran
83
Cinta masa kecil
84
Cinta masa kecil
85
Rencana Jahat
86
Siapa Yang Melakukannya?
87
Kepulangan Orang Tua Liana
88
Panik
89
Kenyataan Pahit
90
Mengapa?
91
Nasib Jomblo
92
Kecurangan
93
Harus Apa?
94
Memasak
95
Serba salah
96
Penganggu
97
Penganggu
98
Kejujuran
99
Dua Pilihan
100
Harus??
101
Salah Bicara
102
Jangan
103
Tidak mungkin
104
Kau!!
105
Dasar Fiani!
106
Rencana Licik Sintia
107
Kelicikan
108
Gagal
109
Ternyata
110
Keras Kepala
111
Kenangan tentangnya
112
Kenapa?
113
Dasar Fiani!!
114
Salah Paham
115
Sadar
116
Mungkinkah
117
Berlanjut atau berakhir?
118
Dasar Jin Rese
119
Apa?
120
Debat
121
Tidak Mungkin
122
Pria mesum
123
Dasar cerewet
124
Masa lalu
125
Bukan aku tapi dia
126
Ikut Saja
127
Dasar Mas ini!
128
Dasar Bumil
129
Mie ayam
130
Nurut
131
Teman???
132
Tuh Kan
133
Cemburu
134
Cie cemburu
135
Pengacau
136
Aku? Salah ku?
137
Pacar??
138
Tidak mengerti
139
Ambisi
140
Harus
141
Hati hati
142
Dia??
143
Wanita sinting
144
Negosiasi
145
Kok Jadi Aku?
146
Dia??
147
Haduh Bumil!!!
148
Misi
149
Dia Lagi
150
Rencana
151
Karena Ada Alasan
152
Jangan Usil
153
Permintaan
154
Permintaan
155
Yang lagi cemburu
156
Bingung
157
Kenapa Aku Yang Bingung?
158
Tekat
159
Makan makan dan makan
160
Lamunan
161
Pria sejati
162
Dasar Faam
163
Jagung Bakar
164
Ternyata
165
Peka lah sedikit
166
Rencana
167
Dua obat nyamuk
168
Sama Saja
169
Gelut
170
Kesayangan
171
Obat nyamuk beneran
172
Isi hati
173
Jangan kepedean
174
Enggak Peka
175
Misi Kedua Jin rese
176
Salting
177
Pengganti Sementara Ardan
178
Dua Jin Rese Berulah Lagi
179
Antara dua pilihan
180
Terlambat Menyadari
181
Dan akhirnya
182
Diary Wulan
183
Cinta Awal SMP
184
Tidak Kan Terulang
185
Aneh
186
Tak perlu tau
187
Tuh Kan
188
Lahiran
189
Ayah dari Dilan
190
Kecurigaan.
191
Capter 1
192
Capter 2
193
Capter 3
194
Tugas Berat
195
Teringat
196
Keterlaluan
197
Bukankah Hak Mereka Sama
198
Seharusnya Aku Tidak Pergi
199
Salah Langkah
200
Aku Bukan Barang
201
Untunglah
202
Rencana
203
Tuan Tuan
204
Kasih Sayang Faam
205
Keterlaluan
206
Di balik Alasan
207
Nah Kan Diam
208
Keluguan Ketiga bocah
209
Wanita itu lagi
210
Sungguh Keterlaluan
211
Apa?
212
Tidak Bisa
213
Tidak Mengerti Lagi
214
Tidak Mungkin
215
Kenyataan
216
Orang Tua Dilan
217
Mama Mama
218
Beri Aku alasan
219
Anak ini
220
Detektif katanya?
221
Tugas lain
222
Kebenaran
223
Salah???
224
Tak terasa
225
Ide Bagus
226
Seseorang?????
227
Sinis
228
Cemburu
229
Proyek
230
Siasat
231
Rencana Apa??
232
Apa???
233
Mereka??
234
Tidak Mengerti
235
Baru Menyadari
236
Salah???
237
Tugas Lain
238
Akhirnya Dia Menyadari nya
239
Kakak Ini....
240
Keceplosan
241
Lolo
242
Dimana???
243
Maaf
244
Sesal
245
Mengapa??
246
Perpisahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!