...Sang Ratu kini terlihat puas akan usahanya menyenangkan Raja. "Ratu, di mana Nindya? Dia tidak ikut merayakan hari ulang tahunku?" Tanya Raja menatap mata Sang Ratu. "Tenang Yang mulia, sebentar lagi ia pasti akan datang kemari." Balas Ratu, sabar....
...Dari kejauhan terlihat seorang gadis cantik yang membawa sebuah kotak sambil berlari menyerbu Raja. "Yanda, aku membawa hadiah untukmu." Nindya memeluk Ayah anda nya dengan riang. "Nindya, yang sopan sedikit dengan Ayahanda mu." Ratu menegur putri tunggalnya. "Nindya, apa yang kau lakukan?" Ratu menarik bahu Nindya untuk menyingkir. "Bunda, kenapa? Kenapa aku tidak boleh memeluk Yanda?" Raut wajah Nindya kini terlihat murung....
...Ratu menggerakkan bola matanya ke arah Selir-selir yang menatap tajam ke arah mereka. Nindya tidak mengerti maksud Ibundanya. Ia kembali memeluk Yanda nya. "Ha...ha...ha, biarkan saja dia." Raja akhirnya bersuara. Nindya memberikan kotak yang sedari tadi dipegangnya kepada Yanda nya. "Apa ini?" Raja mengambil kotak tersebut dari tangan putrinya....
...Ia perlahan membuka kotak tersebut dan mengambil isinya yang ternyata adalah sekotak obat-obatan yang dibaluti kain dan mutiara harganya hampir mencapai berlian. Raja terlihat senang menerima hadiah dari putrinya....
..."Apa Yanda senang?" Nindya mendongakkan kepala ke arah Yanda nya. Ratu terlihat lega. Ia mengusap dadanya....
..."Bunda, apa yang Bunda berikan pada Yanda?" Tanya Nindya pada Bundanya. Ratu melirik Raja yang terlihat senyum seperti biasa. "Nindya, Bunda mu memberikan hadiah yang super bagus." Sahut Raja melirik Ratu yang kini memerah....
..."Wah, benarkah? Boleh aku lihat?" Nindya meminta izin untuk melihat hadiah yang diberikan Bundanya kepada Yanda....
..."Nindya, tidak boleh seperti itu! Tidak sopan." Ratu menegurnya sekali lagi. Raja memberikan hadiah yang diberikan Ratu kepadanya. Nindya menerimanya dengan senang hati. "Bagaimana cara memakainya bunda?" Nindya menimang-nimang cermin di tangannya. Ratu menjelaskan tentang bagaimana menggunakan cermin tersebut. Nindya mencoba menggunakannya, benar saja muncul beberapa puing-puing cahaya dari cermin tersebut....
...Nindya tersenyum gembira. "Bunda, aku berhasil," Riangnya. Sementara itu, Selir Ren Ai melangkah maju dengan maksud ingin meminjam cermin tersebut untuk mencobanya juga. "Hmm, boleh aku coba?" Ucapnya dengan tidak tahu malu. Nindya menatap Ibundanya. Sang Ratu memainkan mata menyuruh Nindya meminjamkan cermin nya pada Selir Ren Ai....
...Nindya memanyunkan bibirnya seraya menyerahkan cermin itu pada Selir Ren Ai. Selir Ren Ai menerimanya dengan tersenyum miring....
...Ia mengusap-usap cermin tersebut namun, tidak muncul apa-apa di sana. Ia menatap Ratu tajam meminta penjelasan. Nindya yang melihat itu segera membungkuk pada Selir Ren Ai. "Selir Ren Ai, pasti Bunda lupa memberitahu mu ya?" Nindya berucap. "Apa maksudmu? memberitahu apa?"...
..."Bunda bilang, cermin itu hanya bisa digunakan untuk orang yang memiliki hati murni," Nindya mengangkat kepala nya sekejap, memandang Selir Ren Ai yang terlihat bingung. "Maksudmu?" Selir Ren Ai mengerutkan keningnya....
..."Dengan kata lain, cermin ini hanya bisa digunakan oleh orang baik. Maaf Selir, apakah kau sedang iri pada seseorang?" Tanya Nindya....
..."Maksudmu? bicaralah dengan benar," Ujarnya mulai kesal. "Maksudku, kalau kau sedang iri atau berniat jahat dengan seseorang cobalah untuk menghilangkan dendam tersebut," Nindya berdiri lalu berjalan ke Ibunda nya, meninggalkan Selir Ren Ai yang masih terdiam mematung di tempatnya berdiri....
...Ucapan tadi benar-benar seperti ribuan jarum yang menusuk hatinya. Ya, ia sadar kalau ucapan tadi merupakan sindiran yang tertuju padanya....
..."Kau bilang apa padanya? kenapa dia terlihat kesal?" Ratu bertanya pada Nindya. Sedangkan Nindya hanya membulatkan jari membentuk huruf "o". "Sip Bunda," Ujarnya tersenyum. Ratu tertawa melihat tingkah putri tunggalnya itu....
...Sementara itu, Selir Ren Ai terlihat masih kesal dengan perbuatan ibu dan anak tersebut. "Ok, kali ini kau menang. Tapi, tidak lain kali," Gumamnya tersenyum sinis. "Anak itu harus ku musnahkan dengan tanganku sendiri," Lanjutnya dengan tatapan tajam ke arah Nindya dan Ratu....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Intuisi Tika
Nah ini. Aku suka karakter yang gini. Berani ngelawan. Bukan cuma diem kalo ditindas.
2022-11-16
0
Auliyah Noor
Nindya berani bangett
2022-02-25
0