BAB 3

Alden pun berinisiatif untuk menggendong Khansa, namun dilarang oleh Sara. "Jangan gendong adik Gue, Lo bukan muhrim kita." Di saat yang genting seperti ini pun Sara masih bisa marah-marah, pikir Alden.

Alden yang tak mau ribut dengan Sara pun beralih ke lemari yang ada di sudut uks dan mengambil selimut.

Dililitkannya selimut tadi di badan Khansa, lalu tanpa pikir panjang Alden pun menggendong Khansa sambil berjalan cepat. "Kalau nggak Gue gendong sekarang, Lo mau adek Lo mati di sini?" Ucap Alden asal sambil berjalan keluar uks.

Alden berjalan menuju mobil nya dan meletakkan Khansa di belakang. "Lo di belakang aja, jagain Khansa. Gue yang nyetir." Ucap Alden sambil masuk dan duduk di belakang kemudi.

Mereka pun membawa Khansa ke rumah sakit. Sara pun memangku kepala adiknya dan menangis sambil memanggil nama Khansa. Alden pun menjalankan mobilnya semakin cepat.

Sesampainya di rumah sakit Alden menggendong Khansa menuju ke UGD. Sara pun mengikuti Alden dari belakang.

Khansa pun dimasukkan ke UGD, Sara pun berjalan ke sana kemari tidak tenang. Alden pun meninggalkan Sara dan berjalan menuju resepsionis untuk melunasi administrasi Khansa tanpa Sara ketahui.

Sementara di tempat lain, Asha sudah siap dengan dress 3/4 nya serta cepol rambut bawahnya. Asha pergi ke sekolah Sara dengan taksi Online.

25 menit kemudian, Asha telah tiba di depan sekolah Sara. Dia pun berjalan menuju ke ruang kepala sekolah. Tidak heran jika Asha sudah mengetahui letak ruangannya, karena Asha juga alumni SMA tersebut.

Asha pun mengetuk pintunya dan terdapat jawaban dari dalam agar Asha masuk. Asha pun masuk dan bertemu dengan kepala sekolah dari SMA tersebut. Mereka berbicara tentang hal mengenai perlombaan Sara.

Setelah beberapa waktu, Asha sudah bisa keluar ruangan. Dia pun bertanya kepada salah satu guru di mana kedua adiknya berada. karena bukannya ini masuk jam istirahat kedua, namun dia tak melihat kedua adiknya.

Sang guru yang tidak tahu di mana Khansa dan Sara berada pun bertanya dengan salah satu teman sekelas Khansa. Dia pun menjawab bahwa Khansa tadi dibawa oleh kakak kelas nya ke uks karena Khansa terlempar bola basket.

Setelah berterimakasih kepada guru dan teman Khansa, Asha pun berlalu menuju UKS tempat di mana Khansa berada. Namun, ketika sampai di UKS Asha bingung. Pasalnya tidak ada adiknya. Yang ada hanya brankar yang sudah tidak rapi.

Asha pun mengambil handphone nya dan menelepon Sara. Setelah beberapa saat, panggilan pun tersambung. Asha yang tahu bahwa adiknya berada di rumah sakit pun bergegas pergi ke rumah sakit.

Sementara di lain tempat, Sara yang sedari tadi bolak balik pun mulai untuk duduk. Setelah mengetahui kakaknya akan datang menyusulnya, Sara pun sedikit tenang.

Tak lama setelah itu, Alden pun datang dan menghampiri Sara. "Gimana? Dokternya dah keluar belum?" Tanya Alden pada Sara sambil duduk di kursi seberang Sara.

"Ngapain sih Lo masih di sini? Balik aja sana. tidak perlu lo nunggu adek Gue sampai bangun. Makasih dah mau nganter adek Gue ke rumah sakit." Bukannya menjawab pertanyaan Alden, Sara malah mengusir Alden.

Alden pun tak bergerak sedikit pun. Dia masih duduk di hadapan Sara. Sara pun menggelengkan kepalanya karena kekeras kepalaan Alden.

"Mau Lo apa sih Den? mengapa Lo malah nolong Adek Gue, sedangkan dilain waktu Lo selalu bully Adek Gue? Atau jangan-jangan Lo suka lagi sama Adek Gue." Ucap Sara dengan nada sedikit menggoda Alden.

"Gue tulus buat bantuin Adek Lo, Lo mau percaya atau enggak terserah. Gue tidak maksa Lo, hanya sebatas manusia yang punya rasa kasihan. Tidak lebih." Jawab Alden mantap.

Sara pun hanya bersikap acuh dengan jawaban Alden. Tak lama kemudian dokter pun keluar. Sara pun bertanya kepada dokter tersebut, apa yang terjadi dengan adiknya.

Dokter tersebut pun mengatakan bahwa ada sedikit benturan di kepala Khansa. Namun hal tersebut tidak terlalu bahaya untuk Khansa. Sara pun merasa lega.

Dokter pun memindahkan Khansa ke ruang rawat. Sara pun mengikutinya serta Alden yang berjalan dibelakannya. Tak lupa Sara juga memberi kabar kepada kakaknya bahwa Khansa telah pindah ke ruang rawat.

Setelah sampai, Sara pun masuk dan menunggu Khansa bangun. Karena dokter mengatakan bahwa Khansa akan tertidur karena pengaruh obat.

Sara pun terkejut karena Alden juga ikut masuk. dia pun menghela napas nya dan menggelengkan kepalanya.

"Ngapain sih Lo ikut masuk juga, udah sana balik ke sekolah. Lo kan harus ikut lomba buat lusa, jangan jelek-jelek in nama sekolah. Dan makasih dah nganter Gue sama Adek Gue." Ucap Sara mengusir.

Alden pun memutar badannya kearah pintu dan keluar dari ruangan itu. Sara pun memutar bola matanya jengah, dia beralih duduk di samping brankar Khansa. Tak lama setelah itu, Asha datang ke ruang rawat Khansa tanpa mengetuk pintu.

"Astagfirullah teh, kalau masuk itu salam dulu atau ketuk pintu dulu. Sara kaget tau nggak?" protes Sara seperti anak kecil. Serta dia memegang dadanya karena dia merasa kaget

Asha pun berjalan mendekati kedua adiknya dan bertanya kronologis kejadiannya. Sara pun menjelaskan semuanya lalu di tambahi oleh cerita tentang dia yang dibantu oleh Alden ke rumah sakit.

Asha pun mengelus kepala Khansa dan mencium keningnya. Sara yang masih mengingat bahwa motor dan juga tas nya masih di sekolah pun izin kepada Asha untuk kembali ke sekolahnya.

Sara pun kembali ke sekolah menggunakan ojek online. Selama perjalanan Sara hanya diam tanpa berbicara sedikit pun. Sementara di rumah sakit, Asha hanya diam sambil berdoa dalam hati kepada Tuhan nya.

Sara yang sudah berada disekolah pun pergi ke ruang guru untuk mengizinkan adiknya yang masih ada di rumah sakit. Setelah itu pun Sara mengambil tas nya yang berada di perpustakaan dan tas adiknya lalu dia pulang.

Sesampainya dirumah, Sara beristirahat sebentar dan menyiapkan makanan untuk kedua adiknya yang akan pulang. Saat tengah asyik memasak Sara mendengar pintu utama dibuka, Sara pun menoleh ke belakang dan melihat ibunya yang baru datang dengan pakaian yang sangat terbuka.

Sang ibu yang melihat Sara sedang memasak pun menghampirinya dan mengambil gelas untuk minum air. Ibunya pun bertanya "Sara di mana adik-adik mu? mengapa di jam seperti sekarang ini mereka belum pulang?" kata ibunya.

Sara pun hanya cuek, dia pun melanjutkan acara memasaknya. Ibu memanggil lagi

"Sara kau mendengar Pertanyaan Ibu kan?" ulang sang ibu kepada Sara. Ibu yang tidak mendapat jawaban pun mendadak emosi, dia pun menggebrak talenan yang ada disebelah Sara dan membentak Sara.

"Apa kau sudah tuli hah? aku sudah mengajak kau bicara, mengapa kau seolah-olah menganggap aku tidak ada di sini?" jawab sang ibu dengan nada membentak. Sara pun berperilaku seolah-olah dia kaget ketika ada seorang disampingnya.

"Eh, Astagfirullah ternyata Ibu sudah pulang?" jawab Sara dengan nada terkejut yang dibuat-buat. Dia pun hanya menaikkan sebelah alisnya dan meneruskan memotong wortelnya. Sang Ibu pun mendekati Sara dan menarik ujung jilbab Sara.

"Mengapa kau tidak menghormati ku hah! Apa kau sudah tidak ingin memiliki Ibu lagi?" ucapnya dengan nada sinis. Sara pun menghempaskan tangan ibunya. Dia pun beralih menghadap ke Ibunya.

"Dari mana saja kau seharian ini? Dan lihatlah pakaian yang kau pakai, sangatlah terbuka. Tidak sedikit pun mencerminkan bahwa kau adalah seorang ibu. Apa kau baru saja pulang dari hotel? dengan laki-laki mana lagi kau berkencan? Nyonya Amora!" jawab Sara dengan penuh penekanan sambil dia membanting pisaunya.

Dia pun bergegas keluar dapur menuju kamarnya dan mengambil jaket serta kunci motornya. Lalu dia keluar dengan sepeda motornya. Amora pun menjadi sangat emosi karena perkataan dari Sara, dia takut bahwa Sara telah mengetahui semuanya.

Sara pun mengendarai motornya menuju sekolah kedua adik kecilnya, SMP. Sara berniat membawa kedua adiknya ke rumah sakit untuk bertemu Asha dan Khansa. Sara berpikir jika dia meninggalkan kedua adiknya di rumah, Sara takut adiknya tidak akan terurus.

Sesampainya Sara disekolah Aurora dan Reza, dia pun menunggu di tempat orang tua biasanya menunggu. Sampai setelah beberapa menit, kedua adiknya pun berlarian menuju nya. Sara merenggangkan kedua tangannya untuk menyambut kedua adiknya.

Reza dan Aurora pun merasa sangat bahagia. Entah mengapa, mereka sangat senang karena mereka dijemput oleh Sara. Karena mereka tahu bahwa jadwal Sara sangatlah sibuk ketika Sara sekolah.

Sara pun memeluk kedua adiknya dan mencium keduanya. Sara mengatakan

"Aurora sama Reza ikut mbak Sara Ke rumah sakit ya?" Aurora dan Reza pun hanya mengerutkan dahinya bingung. Aurora pun bertanya kepada Sara.

"Mengapa kita ke rumah sakit mbak? Kenapa tidak pulang ke rumah?" Sara pun menjawab bahwa Sara akan memberitahu kedua adiknya ketika sampai di rumah sakit.

Mereka pun berangkat menuju ke rumah sakit, dengan Reza dan Aurora yang duduk di belakang. Ada perasaan senang ketika dia bisa berkumpul dengan kedua adiknya. Dia masih tidak menyangka bahwa dia masih memiliki dua adik kecil yang sangat dia sayangi

Setelah beberapa menit mereka pun sampai di lobby rumah sakit, Dia menggandeng kedua adiknya di kedua lengannya. dia pun berjalan dengan penuh senyuman sembari melihat kedua adiknya. Mereka masuk ke dalam ruang rawat Khansa dan betapa terkejutnya kedua adiknya ketika melihat ada dua kakaknya juga di sana.

Merhaba! Kakak kakak Kayenna tercinta❤. Jangan lupa Like, dan Komen untuk dukung Kayenna yaa. Terimakasih.

Iyi Gecerler! all❤.

Terpopuler

Comments

R. Yani aja

R. Yani aja

masih menyimak cerita kk

2021-04-28

0

lady berliana

lady berliana

like

2021-04-28

0

@Rochikmah_ imeh thea

@Rochikmah_ imeh thea

sara.. jangan galak2 ya sama Alden,,🤭🤭 jadi wanita yg baik & di segani siapa pun..😉😉

2021-04-27

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!