2

Tak terasa pekerjaan paruh waktu Cecilia sudah berakhir dan kembali kerumah saat hampir tengah malam, sesampainya di rumah, dia hanya melihat ada Ayahnya yang terbaring di lantai pintu masuk didalam rumah. Pelan-pelan dia melangkahi Ayahnya agar tidak membangunkannya.

Langkah Cecilia terhenti, tanpa sengaja dia menendang botol minuman Ayahnya yang masih penuh. Ayahnya terbangun dan marah besar, Ayahnya mendorong Cecilia sampai terjatuh, Ayahnya mengambil selimut menutupi badan Cecilia lalu menginjak-injaknya.

"Anak sialan"

Teriak Ayahnya.

Cecilia tidak melawan dan hanya terdiam pasrah di injak-injak oleh sang Ayah.

"Apa yang kau lakukan? Pergi kau!!!!"

Teriak Ibu Cecilia mendorong Ayahnya saat baru kembali dari luar.

"Kalian berdua memang manusia sialan"

Kata Ayahnya pergi keluar dan membanting pintu.

Ibunya membuka selimut itu dan melihat Cecilia sudah terluka di wajah dan memar di tubuhnya.

"Kenapa tidak kau bunuh saja Ayahmu?"

Kata ibunya menangis sambil memukul-mukul lengan Cecilia.

"Ibu aku udah siapin makan malam, makanlah!"

Kata Cecilia berdiri mencoba tersenyum sambil berjalan ke kamar.

"Awwww... Fuhh... Fuhh...

Cecilia mengobati dan meniup-niup lukanya, perutnya juga terlihat memar kerena terkena tendangan dari Ayahnya.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Keesokan harinya.

Hari ini hari pertama Cecilia bekerja paruh waktu sebagai pengantar pesanan di sebuah toko ayam goreng.

" Permisi... Saya pekerja paruh waktu baru, mohon kerjasamanya"

Kata Cecilia memperkenalkan dirinya.

" Cecilia ini ada pesanan ayam goreng ke Circle Office, tolong antarkan"

Kata Pak Digo dari bagian penerima pesanan di toko ayam itu.

"Baik pak"

Jawab Cecilia bersemangat, karena ini pesanan pertamanya.

Cecilia melajukan motor ayam goreng nya dan sampai di kantor perusahaan tersebut. Cecilia masuk dan melapor di kantor depan.

"Bu ini ada pesanan ayam goreng"

Kata Cecilia kepada receptionis di kantor itu.

"Langsung aja ya antar ke lantai 15 ruangan Presdir"

Kata receptionis itu.

"Oh oke bu!"

Jawab Cecilia.

Cecilia masuk kedalam lift dan menekan tombol lantai 15, ruangan itu seperti ruang pribadi, karpet indah yang menutupi semua lantai, lampu kristal yang menggantung di atap-atap ruangan itu dan vas mahal yang berjejer di koridor ruangan. Cecilia melihat seorang lelaki membelakangi Cecilia duduk diatas meja menggunakan setelan, lelaki itu terlihat sedang menelpon seseorang sambil memandang keluar jendela.

Cecilia berdiri di depan meja itu tanpa memberi kata-kata karena tidak mau mengangu penbicaraan lelaki itu di telfon. Saat lelaki itu selesai berbicara dan menutup telpon nya, dia memutar badannya dan terkejut melihat ada wanita berdiri mematung di depannya.

Cecilia juga terkejut dan sontak langsung menutup kaca helmnya.

"Ya ampun dia Niko si presdir yang kmaren, mampus aku"

Kata Batin Cecilia panik.

"Pak ini pesanan ayam gorengnya"

Kata Cecilia meletakkan kotak ayam goreng itu di atas meja kerja Niko lalu berbalik berjalan cepat.

"Tunggu sebentar, aku seperti mengenali wajahmu"

Kata Niko mendekati wajah Cecilia.

Cecilia menunduk menyembunyikan wajahnya.

"Duhhh gawat nih akuuuu... Tuhan plisss slamatin aku dari kondisi ini"

Serunya dalam hati.

Kriiiiingggg. Kriiiiing.....

Bunyi telepon kantor Niko.

Cecilia mengambil kesempatan itu untuk melarikan diri dari Niko, Cecilia cepat-cepat pergi dari sana dengan seribu langkah dan kembali ke toko ayam goreng.

"Huhhh... Aduh terimakasih Tuhan masih melindungi aku"

Kata Cecilia dalam hati menarik nafas panjang dan mengelus dadanya .

"Pak maaf.. Bisa gak saya bertukar rute pak? Tidak harus mengantar ayam ke arah distrik Argani (Pusat perkotaan disana) atau tidak ke kantor itu lagi? "

Kata Cecilia memohon pada pak Digo untuk berganti rute agar tidak bertemu dengan Niko lagi.

"Tidak bisa, rute lain sudah di isi semua, memangnya ada masalah apa saat kau mengantar kesana, jangan membuat masalah ce, itu pelanggan tetap kita,Presdir disana menyukai ayam goreng kita, dia gak pernah skip sehari pesan ayam goreng"

Jelas Pak Digo.

Cecilia terkejut mendengarnya, itu sama saja dia harus datang tiap hari mengantar ayam goreng kesana.

Drrttt... Drtttt..

Ada pesan masuk dari Josua di handphone Cecilia.

📩 Josua

Ce... Kita makan siang sama yuk.. Aku tunggu di tempat biasa.

Isi pesan Josua membuat janji makan siang dengan Cecilia.

Jam waktu makan siang pun tiba, Cecilia datang ke tempat biasa dia makan siang dengan Josua.

"Ce.. Gimana? Udah dapat kerjaan baru gak?"

Tanya Josua sambil mengunyah makan siangnya.

"Udah Jo. Jadi tukang anter pesanan ayam goreng.. Hufffff... Tapi..."

Cecilia menundukkan kepalanya.

"Tapi apa?"

Tanya Josua penasaran.

"Pelanggan tetap nya pak Niko. Tadi aku anter ayam goreng langsung ke ruangan nya, hampir aja aku ketahuan. Kalo sampe dia tau, mungkin aku bakal di maki-maki"

Kata Cecilia menutup wajahnya.

"Seperti takdir ya... Hahahaha"

Kata Josua tertawa.

"Takdir apa?? Orang susah, jelek, miskin dan sial kayak aku gini ni. Gak ada yang namanya takdir yang baik"

Kata Cecilia sambil tertawa kecil.

Saat mereka sedang menikmati makan siangnya tiba-tiba Josua melihat ada keributan di seberang jalan, banyak orang berkerumun disana.

"Ribut apa sih itu, liat yuk"

Ajak Josua.

"Ngapain liat begituan, pergilah liat sendiri"

Kata Cecilia.

Josua yang penasaran pergi melihat keributan yang terjadi di sebrang jalan, tak berapa lama kemudian Josua kembali berlari ke dekat Cecilia dengan nafas yang terengah-engah karena terkejut dengan apa yang telah dia lihat.

"Ce... Itu yang ribut di sebrang ibu kamu sama cowok gatau siapa! Cepetan deh.. Liat cepat...

Kata Josua menarik tangan Cecilia.

Cecilia panik bergegas dan meninggalkan makanannya yang baru habis sedikit.

" Lelaki kurang ajar!! Aku tidur semalaman dengan mu tapi kau menipu ku, kau tidak membayarku"

Teriak ibu Cecilia menunjuk - nunjuk wajah lelaki yang menjadi lawannya bertengkar.

Cecilia terkejut mendengar perkataan ibunya dan datang mendekati ibunya.

"Ibu.. Aku mohon udah.. Jangan membuatku malu"

Kata Cecilia memegang pundak ibunya dari belakang dan air mata menetes di pipinya.

Ibunya terkejut melihat Cecilia ternyata berada diantara kerumunan orang yang melihat dia. Cecilia menarik tangan ibunya untuk pergi dari sana.

"Kenapa?? Kenapa kalian liat-liat!? Bubarrrrr!!!"

Teriak ibunya menunjuk orang orang yang berkerumun melihat dia.

"Ibu.. Apa yang sebenarnya ibu kerjakan? Apa Ibu menjual tubuh ibu?"

Tanya Cecilia menarik tangan ibunya menjauh dari tempat itu.

"Emangnya apa lagi yang bisa Ibu lakukan hah???? Menjual kamu!??"

Teriak Ibunya menghempas tangan Cecilia yang menggengam tangan Ibunya. Lalu Ibunya pergi begitu saja meninggalkan Cecilia.

Josua berlari mengejar Cecilia yang sudah terduduk di trotoar jalan.

"Ce.. Udah ya, yang sabar ce"

Kata Josua memeluk Cecilia.

"Aku malu Jo kalau Ibuku sampai harus menjual dirinya Jo, apa kata orang nanti Jo? Aku banyak menanggung malu dari Ayah dan Ibuku Jo"

Cecilia menangis di pelukan Josua sejadi-jadinya.

Hati Cecilia sangat terlukai saat mengetahui Ibunya adalah seorang kupu-kupu malam, rasanya Cecilia tidak punya tenaga lagi untuk pulang kerumah dan melihat wajah Ibunya. Sepanjang hari Cecilia hanya bisa melamun memikirkan apa yang telah dilakukan oleh ibunya. Tapi bagaimanapun Dia adalah tetap Ibu Cecilia. Lagi-lagi dia mencoba berlapang dada untuk menerima pekerjaan Ibunya itu.

Terpopuler

Comments

@BUMI_06

@BUMI_06

sampai disini dulu nanti lanjut bacanya

2021-05-08

2

YouTrie

YouTrie

Like

2021-05-01

2

anggita

anggita

like cecilia.,

2021-04-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!