TUAN MUDA JANGAN CINTAI AKU

TUAN MUDA JANGAN CINTAI AKU

1

Prakkkkkkkk!

Suara tamparan yang begitu keras.

"Ayah... Tolong jangan pukuli Ibu lagi"

Cecilia berlutut memohon di kaki Ayahnya.

Ayahnya menendang Cecilia sampai kepalanya membentur keras ke meja makan. Cecilia menahan tangisnya karena telah terbiasa akan hal seperti ini yang selalu terjadi setiap hari.

Ayahnya setiap pagi akan pulang dalam keadaan mabuk dan memaksa ibunya untuk memberikan uang, padahal ibunya tidak mempunyai uang yang cukup karena hanya bekerja sebagai tukang cuci handuk disebuah salon.

"Ibu.."

Cecilia berlari memeluk ibunya.

"Minggir anak sialan, kalau tidak ingin melihat ibu terluka pergi sana cari uang sampai kau kaya. "

Ibunya menghempas tangan Cecilia dan pergi keluar dari rumah.

"Ibuuuu..."

Cecilia mengejar.

"Harus seberapa menyakitkan lagi ini? Harus setinggi apa ibu berharap ibu bahagia?"

Teriak ibunya di depan pintu, yang membuat mata tetangga tertuju pada mereka.

Cecilia masuk kedalam rumah membereskan segala kekacauan yang telah terjadi dirumah itu dan membiarkan ibunya pergi, Cecilia memungut pecahan beling botol minuman keras yang dipecahkan oleh Ayahnya.

Terkadang Cecilia berharap dia bisa menghilang dari dunia ini, dunia tampak begitu gelap baginya, orang lain menganggap hari-hari ini selalu indah tapi dia selalu merasa menderita, Cecilia sangat membenci takdirnya. Sementara Ayah dan Ibunya hanya menatapnya tanpa tau apa yang dia rasakan.

" Awwww.. "

Tangan Cecilia tertusuk pecahan kaca botol minuman itu.

Cecilia terduduk dan menangis mengingat betapa sial dan kacaunya takdir yang harus dia terima.

"Apa cuma aku manusia di bumi ini yang menyambut matahari dengan air mata? Apakah aku akan merasa lebih baik jika aku menghilang? Aku terlalu takut dengan orang-orang yang menatapku! "

Kata batin Cecilia.

Cecilia menguatkan dirinya lagi hari ini, karena pagi ini dia harus berkeliling lagi mencari lowongan pekerjaan,

Dia mengisi tas ranselnya dengan beberapa surat lamaran dan baju kerja paruh waktunya.

Cecilia tidak memiliki pekerjaan tetap, dia hanya bekerja paruh waktu di sebuah Cafe saat siang hari dan sebuah swalayan di malam hari.

Tokk.. Tokkk. Took.

Bunyi ketukan pintu yang terdengar begitu tidak sabar.

Cecilia membukakan pintu.

"Hey ini rumah udah nunggak dua bulan!!!Gak tau malu, hutang ibu kamu juga banyak sama aku belum di bayar"

Teriak ibu yang punya kontrakan rumah yang mereka tempati.

"Baik bu nanti segera aku bayar"

Kata Cecilia.

Ibu itu lalu membanting keras pintu rumah Cecilia, penderitaan Cecilia ternyata tidak hanya sampai pada Ayah dan ibunya, tetapi dia harus menanggung semua yang seharusnya adalah tanggung jawab orang tua.

Cecilia pun pergi memulai paginya dengan berkeliling dan meninggalkan lamarannya di pos satpam beberapa perusahaan, sudah begitu banyak lamaran yang dia tinggalkan setiap pagi, tetapi belum ada panggilan, yang dilihat Cecilia adalah lamarannya akan dibuang satpam ke tong sampah, karena tidak memenuhi syarat pendidikan, dia hanya menghela nafas.

Cecilia hanya bisa melihat dan tidak berani marah, karena suatu hari di pagi itu dia bertengkar dengan seorang satpam karna lamarannya dibuang. Kata-kata satpam itu sangat menyakiti hatinya.

"Kalau gak ada pendidikan gak usah antar, cuma nambah sampah meja HRD".

Kata-kata itu yang selalu teringat di kepalanya.

Waktu sudah menunjukkan jam 10 pagi, Cecilia harus segera memulai pekerjaan paruh waktunya disebuah Cafe.

"Ehh udah datang? Itu kepala kenapa?"

Tanya Josua.

Josua adalah seorang pekerja paruh waktu yang juga bekerja di Cafe itu, Josua sambil berkuliah di sebuah universitas negeri di kota itu, dia bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan kuliahnya agar tidak terlalu membebani orang tua.

" Cecilia rapikan rambut kamu, katanya nanti Presdir ( President Direktur) yang punya Cafe ini mau datang, karena Cafe kita ada menu baru, jadi dia mau nilai menu itu dulu layak apa gak untuk di jual"

Kata Josua.

"Iya deh!!"

Kata Cecilia sambil berjalan keruang ganti.

Tak lama kemudian Big Bos yang dikatakan Josua pun datang, di luar jendela terlihat begitu banyak pengawal yang mengawasinya.

Namanya Niko dia seorang Presdir termuda diantara pengusaha besar di kota itu, Niko memimpin beberapa perusahaan besar di kota itu, mulai dari pusat perbelanjaan terbesar, Hotel, Restaurant dan beberapa Cafe yang memiliki banyak cabang dimana-mana . Dia dikenal sebagai Bos yang dingin, jarang berbicara dengan bawahannya kecuali masalah pekerjaan.

Manager Cafe dan staff pelayan cafe lainnya berdiri menyambut Presdir itu di depan pintu dengan membungkukkan badan mereka.

Sementara Cecilia dan Josua tetap bekerja seperti biasa melayani tamu Cafe, karena mereka hanya pekerja paruh waktu dan tidak terlibat dalam kegiatan yang sedang berlangsung.

"Ce... Jangan melamun.. Nih anterin pesanan ke meja 25 ya!"

Suruh Josua yang telah menyiapkan kopi dan beberapa cemilan diatas nampan.

"Iya jo"

Jawab Cecilia dengan tatapan kosong.

"Kamu sakit ya? Sini biar aku aja yang anter"

Kata Josua mengambil nampan itu kembali dari tangan Cecilia.

"Gak usah Jo..aku baik-baik aja kok.. Biar aku aja yang anter"

Kata Cecilia tersenyum.

Cecilia yang berjalan sambil melamun tersandung saat berjalan oleh tali sepatunya yang lupa dia ikat.

Kopi yang ada di nampan Cecilia terlempar jauh mengenai baju Niko dan mengotori stelan jas yang ia pakai.

Manager dan para staff yang melihat hal itu terdiam dan terpelanga tak dapat berkata apa-apa.

"Biar aku bereskan pak.. Maaf pak.. Dia hanya pekerja paruh waktu, biar aku yang mengurusnya."

Kata Pak Kim pada Niko sambil menghusap-usap stelan Niko yang terkena kopi dengan sapu tangannya.

"Aduh kelar hidupmu ceeee"

Gumam Josua menepuk jidatnya.

"Lain kali kalau ingin memperkerjakan orang tolong periksa otaknya"

Kata Niko berdiri dari kursinya dan meninggalkan Cafe itu.

Cecilia yang merasa sangat bersalah dan takut di pecat mengejar Niko sampai keluar, Cecilia membungkuk-bungkukkan badannya berulang ulang dan memohon maaf.

"Maaf pak saya gak sengaja.. Jangan pecat saya"

Kata Cecilia memohon.

Niko tidak menjawabnya, membuka pintu mobil lalu pergi. Pak Kim manager Cafe itu memanggil Cecilia dan memecatnya saat itu juga.

Cecilia yang terbiasa dengan nasib sialnya tidak menangisi hari ini, dia mengambil barangnya dan berjalan keluar dari Cafe. Saat pejalanan kerumah, Cecilia melihat ada toko ayam goreng yang mencari pekerja paruh waktu sebagai pengantar ayam goreng. Senyuman Cecilia kembali karena dia di terima bekerja disana mulai besok.

Di perjalanan pulang dia membeli beberapa bahan makanan untuk dimasak di rumah dengan sisa upah yang di berikan oleh Pak Kim. Sesampainya Cecilia dirumah dia memasak untuk makan malam orang tuanya dan kembali pergi bekerja menjaga swalayan yang berada dekat dengan komplek rumahnya.

Kring..

Bunyi pintu toko terbuka.

"Ayah ambil ini sebotol, bayar pakai gajimu"

Kata Ayah Cecilia mengambil sebotol bir dari toko itu.

Cecilia membiarkannya karena itu juga sudah biasa terjadi.

Terpopuler

Comments

Zie Azqie Kudo

Zie Azqie Kudo

baru mampir thor bawa like .
makasih like nya 😆

2021-05-09

1

Mommy_Asya

Mommy_Asya

hadir kak

2021-05-01

1

YouTrie

YouTrie

Bukan hanya kamu yang menderita cecelia

2021-05-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!