Hingga minggu pagi aku datang di acara pengajian. Semua menyambut ku dengan senyum ramah. Padahal aku yang masih takut dan malu karena baru pertama kalinya ikut seperti itu. Apalagi tak ada yang aku kenal satupun dari mereka kecuali pak Yanto dan pak Yusuf yang berada di depan area khusus lelaki.
"Mbak Farah ya? " tanya seorang wanita kira-kira umur 30 an.
"Saya Vanny guru ngaji di sini. Nanti usai pengajian ada belajar membaca Al-Quran mbak"
"Oh iya mbak... "
Sengaja minggu pagi ini aku minta cuti sehari yang sebenarnya ini jatah cuti si Anis tapi untungnya dia memperbolehkan nya karena alasanku ingin ikut pengajian.
Karena besuk sudah memasuki bulan Ramadhan teman-teman sangat setuju dan antusias melihat aku bisa mengarah ke lebih positif. Tidak memikirkan cinta lagi. Padahal ada maksud tertentu. Astagfirullah... semoga Allah mengampuni.
"Panggil saya bu Vanny saja mbak"
"Oh iya bu, mau tanya apakah pak Yanto juga ada datang hari ini? " aku berpura-pura tanya memastikan bahwa aku tidak salah lihat.
"Iya dia datang, dia menitipkan mbak pada saya. Nanti habis dzuhur selesai acara beliau baru bisa menemui mbak"
"Sibuk amat, kayak presiden aja" celetuk ku.
"Iya mbak dia ketua di sini. Dia yang memimpin semua acara ini. Mengajak para pemuda agar lebih mencintai islam. Pemuda dan pemudi yang cerdas dan berakhlak. Semua di sini para perantau mbak, ingin belajar menjadi lebih baik. Lebih tepatnya orang berhijrah akan datang kesini. Pak Faizal itu seorang ustad yang bijak dan santun"
"Oh begitu ok deh"
Satu demi satu acara sudah terlewati dan acara belajar membaca Al-Quran pun sudah ku laksanakan. Tepat usai sholat Dzuhur ketika semua jamaah satu persatu pamit undur diri bahkan bu Vanny juga sudah pulang.
Aku duduk di depan masjid menunggu pak Yanto sesuai perintah bu Vanny.
"Assalamu'alaikum cantik" aku menoleh.
"Wa'alaikumussalam" jawabku sembari tersenyum malu.
Pak Yanto duduk di sampingku dan mengambil jarak agar tidak terlalu dekat.
"Kamu cantik sekali kalau berhijab mbak"
"Hehehe, jangan gitu ah pak jadi gede nanti kepala saya"
"Kamu itu bisa aja"
"Ini buat kamu, saya pamit dulu ya? " pak Yanto menyerahkan ku sebuah paper bag berwarna coklat.
"Hati-hati di jalan ya mbak, maaf nggak bisa nganterin. Assalamu'alaikum" pak Yanto menangkupkan kedua tangannya tanda maaf.
"Iya pak wa'alaikumsalam... " rasanya hatiku berbunga-bunga. Aku segera pulang ke kostan dengan memesan ojek online.
Sampai di kost aku segera membuka paper bag pemberian pak Yanto. Aku tercengang melihat isinya. Sebuah Al-Quran dan jilbab segi empat berwarna hijau muda. Ku raih secarik kertas di dalamnya.
"Assalamu'alaikum... mbak Farah yang cantik. Dan lebih cantik lagi kalau berhijab. Di pakai ya? jangan lupa selalu membaca Al-Quran agar hidup kita lebih tenang.Oh iya bolehkan panggil saya abang Faiz? saya masih muda kok umur saya baru 33.Dan aku juga ingin memanggilmu adek?.Kalau mbak setuju besuk habis subuh temui saya yah. Waalaikumsalam"
Setelah membaca surat itu ku letakkan kertas itu di dadaku. Dan hatiku merasakan gejolak yang tak beraturan.Berdebaran tak berkesudahan tapi di balik itu ada rasa ketenangan dan kebahagiaan.
Ya Allah apa dia jodoh yang engkau kirim ke hamba? jika benar maka mudahkanlah, jika tidak maka jangan engkau ijinkan hamba besuk untuk bertemu dengannya ya Allah. Aamiin.
Setelah aktivitas makan dan yang lain-lain aku mencoba jilbab itu. Ku kenakan dan bercermin.
"Cantik juga yah gue kalau pakai jilbab. Hahaha... "
"Tapi gue belum banyak jilbab kalau mau hijrah, masak cuci kering pakai? ya sudahlah niat aja dulu siapa tahu nanti ada yang ngasih... hahaha... dasar gue mah ngimpi... "
Setelah itu aku istirahat dan tidur siang.
.
.
.
.
.
Sengaja pagi ini mau sholat subuh di masjid dekat kost siapa tahu ketemu pak Yanto.
Ceklek.
Ku buka pintu kamarku.
"Mau kemana kamu Rah, pagi-pagi gini? "
"Eh, Astagfirullah.... Risa kamu ngagetin aja sih kayak hantu. Kapan kamu pulangnya sih? tiba-tiba nongol aja" jawabku sembari mengunci pintu kamar.
"Semalam, gue lihat lampu kamar lo udah mati gue ketok-ketok juga gak nyahut lo. Kayak kebo lo kalau tidur "
"Enak aja, gue capek tahu. Kemarin habis ikut pengajian di masjid kota"
"Tumben lo, ada angin apa nih? "
"Eh, temen mau taubat tu di dukung bukan malahan di curigai"
"Ya aneh ajalah nggak biasanya kamu kayak gini. Kamu ma aneh"
"Ini kan luar biasa. Hahaha... sudah lah gue mau ke masjid jamaah sholat subuh"
"Eh gue ikut"
"Iya cepetan"
Duh gimana ini ya? kalau nanti Risa tahu gimana? gagal dong. Ya sudahlah. Jika ini nanti aku bertemu pak Yanto berarti dia jodohku kalau nggak bertemu berarti dia bukan jodohku. Batinku.
Aku dan Risa berjalan sekitar lima menit. Dan sampailah di sana iqamah sudah di kumandangkan. Dan aku dengan Risa segera sholat subuh.
Usai sholat subuh hatiku benar-benar berdebar antara takut tidak bisa berjumpa dengan pak Yanto dan ketahuan Risa.
"Rah, yuk pulang? "
"Lo gak mau dengerin kuliah subuh dulu? "
"Emang ada? "
"Adalah... " jawabku asal. Ya semoga aja ada.
"Gue ngantuk, capek nanti pagi juga harus masuk kerja"
"Bentaran aja lah"
"Lo aja gih gue masih ngantuk"
"Ok deh, hati-hati pulangnya ya? "
"Lo juga hati-hati yah? "
"Sip" ku acung kan jempol ku.
Hatiku benar-benar lega. Setelah Risa pergi aku membereskan mukena ku kedalam tasku.
"Assalamu'alaikum.... wr. wb.. "
Belum beranjak dari duduk ku aku mencari asal salam itu. Ku lihat di mimbar ada sosok yang tak asing bagiku.
"Waalaikumsalam... wr. wb"
Eh beneran ada kuliah subuh. Hahaha... padahal cuma nyeplos tadi. Batinku.
"Bu, itu yang jadi penceramah siapa ya? " tanyaku pada ibu-ibu di samping ku. Siapa tahu kenal karena di dalam masjid masih banyak para jamaah. Para lelaki maupun perempuan.
"Itu pak Faizal mbak"
"Oh iya buk"
Aku duduk kembali mendengarkan kuliah subuh yang hanya sebentar saja. Ku amati wajahnya yang terlihat jelas di jamaah wanita.
Aku nggak salah lihat kan? itu beneran pak Yanto kan?. Deg.... iya beneran. MasyaAllah... beneran... batinku.
Usai kuliah subuh aku menunggu pak Yanto di depan masjid siapa tahu bisa ketemu. Aku duduk di serambi.
"Assalamu'alaikum... adek? "
"Waalaikumsalam... pak... eh bang Yanto eh bang Faiz" jawabku malu.
"Kamu sakit ya dek? "
"Nggak pak eh bang"
"Kok merah pipi kamu kayak tomat. Ehem... ya Humaira... "
Deg.... Sumpah jantungku berdebar tak berkesudahan. Baru kali ini gombalan lelaki dewasa membuatku tersipu malu dan salah tingkah.
"Hist, bang Faiz mah modus"
"Hahaha, sekarang sudah bisa lancar manggil abang nih? " goda nya membuatku semakin malu. Ingin rasanya bersembunyi di lubang semut saja.
"Ah abang Faiz bisa saja"
"Bisa ikut saya sebentar? "
"Iya pak eh bang"
Aku mengikutinya dan sembari ngobrol panjang lebar dan sampailah di sebuah rumah yang tak begitu besar.
"Saya ngontrak di sini bareng pak Yusuf, sekarang beliau lagi pulang kampung istrinya sakit" jelasnya.
"Silahkan duduk dek"
"Iya bang"
Pak Yanto eh bang Faiz masuk kedalam rumah itu dan aku duduk di teras. Suasana masih sedikit gelap karena masih pukul 05.00 pagi. Ku pandangi sekitar bangunan yang tak begitu mewah sederhana tapi cukup rapi dan bersih.
"Dek Farah? "
"Eh iya... " aku menoleh. Bang Faiz sudah membawa paper bag yang sangat besar sekali.
"Ini ada beberapa jilbab, tolong di pakai yah? ini dagangan istri saya"
"Wuah, kalau di suruh beli semuanya saya belum ada uang pak belum gajian. Satu aja deh pak gak apa" jawabku sedikit kecewa. Ternyata dia sudah beristri. Hatiku kecewa, aku terlalu banyak berharap.
"Eh, bukan dek... bukan. Ini semua jilbab buat kamu gratis kok. Abang kepingin kamu berhijrah " jelasnya.
"Tapi kan ini dagangan istri bapak"
"Kenapa manggil bapak lagi? "
"Eh iya abang, maaf" sedikit kecewa atas kenyataan yang seharusnya itu sudah jelas pasti.
"Kamu nggak usah khawatir. Saya tulus saya mengajak kamu untuk berhijrah. Saya tulus menyayangi kamu dek" bang Faiz mendekatkan wajahnya pada ku hingga tak ada jarak di antara kita.Sangat dekat sekali.
"Saya tulus menyayangi kamu. Kamu mau kan menjadi istri ke dua saya? "
"Hah? "
"Iya serius saya dek" jawab bang Faiz menjaga jarak lagi.
"Saya pikir-pikir lagi ya bang. Karena kita belum begitu saling mengenal"
"Iya nggak masalah dek"
Aku segera pamit karena sudah tidak gelap lagi suasana. Mungkin sekarang sudah setengah 05.30 WIB. Aku takut Risa mencari ku. Dan bang Faiz mengantarkan ku sampai depan gang kostan ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments